C59

Marius Widyarto Wiwied
lahir 19 Januari 1956

PENDIDIKAN
SD: Banjarmasin tahun 1963-1969
SMP:  Aloysius Bandung tahun 1969-1972
SMA: Aloysius Bandung tahun 1972-1975
Universitas: Parahyangan Bandung jurusan Ekonomi tahun 1975-1980

GOSIPNYA
Ketika kuliah di Fakultas Ekonomi UNPAR, Bandung, Marius Widyarto Wiwied merasa tertantang ketika melihat teman-teman di kampusnya memakai kaus bergambar "luar negeri" yang mereka bilang dibeli di luar negeri. Ia lalu membuat desain tiruan yang hasilnya malah jauh lebih bagus. Akibatnya, ia terkenal di kampus sebagai desainer kaus. Hingga ketika bekerja di perusahaan kontraktor pun, ia masih dikenal sebagai pembuat kaus yang bagus (GOSIPNYA ia bahkan drop out dari universitas karena sibuk mengurus kaus).

Hobinya ini ditanggapi serius setelah menikahi Maria Goreti Murniati. Kado pernikahan ia jual dan Rp. 5 juta yang didapat dipakai untuk membeli satu mesin jahit dan dua mesin obras. Pada 12 Oktober 1980, di rumahnya jalan Caladi 59 yang berukuran 60 meter persegi, Surapati, Bandung mereka mulai memproduksi kaus C59 dari orderan sekolah dan teman-temannya dari komunitas motor, terjun payung, dan off road. Ia mengartikan C59 sebagai 5 citra dan 9 cita-cita. 5 citra itu menggambarkan karakter sumber daya manusia yang dimiliki C59 yakni, cakap, cerdik, cermat, cepat, dan ceria. Sedangkan 9 cita-citanya adalah customer satisfaction, company profit, confident, working atmosphere, control, collaboration, clear mind, creativity, dan consultative.

Desain gambar kaus masih disablon memakai tinta biasa sehingga kualitasnya masih kasar dan akan buram jika digosok ketika dicuci. Tahun 1985 teknologi cetak timbul dengan teknik sablon karet dan pemisahan warna membuat desain C59 tampak bagus dan tidak hilang saat dicuci. Salah satu hal unik dari desainnya adalah tidak adanya bagian sambungan di bagian sisi kiri maupun kanan kaosnya. Tahun 1986 usahanya mulai meningkat ketika mendapat pesanan dari Nichimen, sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pestisida, untuk dibagikan kepada para petani. Usahanya semakin meningkat setelah mengikuti kegiatan Air Show 1986 di Jakarta.

Kausnya laku keras dan dipesan sejumlah distro yang sedang menjamur di Bandung (GOSIPNYA salah satu pemesannya adalah Perry Tristianto, si Raja FO). Ia lalu memindahkan pabriknya dari Gang Caladi ke jalan Tikukur no. 10 yang masih dekat situ dan memborong beberapa rumah di sana untuk dijadikan kantor sekaligus showroom pertama. GOSIPNYA ia membeli rumah nomor 4, 7, 8, 9.

Seorang konsumen mengubah cara pengelolaan C59. Namanya Robbie Djohan, direktur Bank Niaga. Dari kesan puas atas pesanannya, Bank Niaga memberikan kredit untuk memperluas pabrik di atas tanah seluas 4.000 meter persegi di Cigadung Raya Timur 107, Bandung. Tahun 1993 Marius menjadi direktur utama PT Caladi Lima Sembilan yang disahkan tahun 1995 dan membuka cabang di Jakarta, Balikpapan, Bali, Yogyakarta, Ujung Pandang, Medan, Padang, Lampung, Malang. Ia juga memasarkan kausnya di Ramayana dan Matahari Department Store. Ia mematenkan merek C59 agar tidak dibajak. Tapi para pembajak tetap muncul. GOSIPNYA ia pernah bersitegang dengan pembajak dan kehilangan dua gigi ketika berkelahi.

Untuk pasar luar negeri, mulanya pangsa pasar diketahui dari stafnya yang bersekolah di luar negeri dan membawa beberapa koper kaus C59 dan menjualnya perlahan. Karena ada 4 musim, C59 juga membuat sweater dan jaket. Krisis moneter 1997 sempat membuat C59 jatuh dan 1.000 orang karyawan terancam menganggur. Untuk mengatasinya C59 menerima orderan pengusaha lain baik sampai jadi atau hanya sekadar cetak, jahit, atau obras. Untuk menekan biaya produksi, karyawannya bekerja di rumah masing-masing. GOSIPNYA hingga tahun 2011 ia punya sekitar 4.000 orang karyawan.

Tahun 2000 C59 mulai ekspor ke Eropa Tengah. C59 juga memiliki cabang di Singapura, Malaysia, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Kini omzetnya mencapai 50 ribu lembar kaus per bulan. Jika waktu pemilihan pilkada tiba, C59 bisa mendapat pesanan hingga 8 juta lembar kaus. Kini pria beragama Katolik ini sesekali melakukan touring Harley Davidson disamping menjadi ketua Harley Davidson Club wilayah Bandung. Untuk mengembangkan usahanya kini C59 membuka kantor di Jl. Dr. Djunjunan No. 155 B, Bandung dan Jl. Merak No. 2, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.