Tokopedia

Victor Fungkong
lahir 16 Oktober 1961

William Tanuwijaya
lahir 11 November 1981 di Pematang Siantar, Sumatera Utara

Leontinus Alpha Edison
lahir 19 Maret 1981 di Pontianak, Kalimantan Barat

GOSIPNYA
Setelah lulus dari SMA Methodist di Pematang Siantar tahun 1999, William Tanuwijaya disuruh kuliah ke Jakarta oleh ayah dan pamannya. Ia mengambil jurusan Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara (BINUS). Tahun 2001 ayahnya sakit sehingga ia harus mencari pekerjaan sampingan sebagai penjaga warung internet (warnet) di dekat kampusnya di Kemanggisan dari pukul 9 malam hingga 9 pagi. GOSIPNYA ia mendapat upah 10 ribu Rupiah sehari. GOSIPNYA untuk mendapat penghasilan tambahan, ia membuat situs sederhana untuk perusahaan dengan tarif 300 ribu Rupiah.

Setelah lulus dari BINUS tahun 2003, ia bekerja sebagai Game Developer di Boleh Net Indonesia. Tidak lama kemudian ia bekerja sebagai Software Developer di Signet Pratama dari tahun 2003 hingga 2004 dan lalu pindah menjadi Software Developer di Sqiva Sistem tahun 2004 hingga 2005.

Tahun 2005 ia pindah ke Indocom Mediatama sebagai Business Development Manager. Tugasnya adalah mengembangkan bisnis perusahaan melalui teknologi informasi. GOSIPNYA karena pekerjaannya inilah ia merintis sebuah software yang kelak menjadi Tokopedia. Ia berdiskusi dengan general manager di perusahaan itu, Leontinus Alpha Edison yang mulai bekerja sejak Juni 2006. GOSIPNYA William sudah mengenalnya sejak bekerja di Signet.

Setelah lulus di fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya di Yogyakarta pada tahun 2003, Leontinus bekerja sebagai website developer di Signet Pratama pada November 2003. Pada pertengahan 2004 ia pindah ke Sqiva Sistem hingga akhir 2005 dan bertugas mengembangkan aplikasi akuntansi berbasis jaringan. Pada awal 2006 ia pindah lagi ke Semesta Tirta Antara Raya mengerjakan beberapa aplikasi seluler dengan teknologi SMS. Pada pertengahan tahun 2006 ia pindah ke Indocom Mediatama dan bertemu kembali dengan William.

Mereka mendiskusikan dan membangun sebuah aplikasi yang memuat berbagai macam toko dalam sebuah situs seperti halnya ensiklopedia. Dari sinilah muncul gagasan nama Tokopedia yang merupakan gabungan toko dan ensiklopedia. Hal ini berdasarkan pengalaman William di Pematang Siantar dan Leontinus di Pontianak yang kesulitan mencari barang yang bervariasi, tidak seperti di Jakarta. Mereka ingin semua daerah di Indonesia bisa memilih barang yang bervariasi seperti di Jakarta cukup melalui sebuah aplikasi.

Saat itu, William merupakan seorang moderator di forum KafeGaul.com (tutup pada April 2011), sebuah forum terkenal di akhir dekade 1990-an dan awal dekade 2000-an sebelum dikalahkan oleh Kaskus. Saat itu ia melihat banyak pembeli mengeluh mengenai transaksi jual-beli online.

Sebenarnya saat itu ada Bhinneka, sebuah toko online terpercaya yang menyediakan kebutuhan komputer, laptop, gadget, dan aksesorisnya. Selain Bhinneka, hanya ada Kaskus sebagai tempat jual-beli barang lainnya, karena Tokobagus (yang akhirnya dilebur bersama Berniaga menjadi OLX) lebih condong pada transaksi cash on delivery (COD) sesama kota. Hal inilah yang menyebabkan perlahan-lahan komunitas berpindah dari KafeGaul ke Kaskus.

Masalah di Kaskus adalah tidak adanya pihak ketiga yang menjamin kelancaran transaksi antara pembeli dan penjual. Banyak penjual yang tidak mengirimkan barang setelah pembeli mengirim uang, sedangkan jika pembeli ingin bertransaksi secara COD, mereka terhalang masalah jarak yang umumnya hanya bisa dilakukan di kota yang sama. Pada tahun 2006 muncullah pihak ketiga yang disebut rekening bersama (RekBer).

Skema sistem Blackpanda

Saat itu RekBer yang paling terkenal adalah Blackpanda karena satu-satunya yang sudah berbadan usaha CV.  Blackpanda dipercaya karena selain sudah CV, pada tahun 2012 ia mengungguli 6 saingan RekBer yang paling dipercaya di Kaskus yaitu: Rekening Bersama™, SanBank, PiggyBank, LazarusBank, IndoBank, dan Q-Bank. Blackpanda memiliki paling banyak testimonial, dan respon yang sangat cepat baik transaksi maupun keluhan.

William lalu mengemukakan idenya pada bosnya, Victor Fungkong yang memang merupakan investor startup. Setelah Victor Fungkong lulus dari Universitas Indonesia dengan gelar sarjana hukum, ia melanjutkan studi ke Columbia Law School di New York, AS dan mendapat gelar master hukum di sana. Ia sempat menjadi kepala keuangan sebuah departemen sebelum menjadi managing partner di Makarim & Taira S., Jakarta pada tahun 1991 hingga 1998. Ia lalu mendirikan Indonusa Dwitama tahun 2003, sebuah perusahaan investasi modal yang bergerak di bidang teknologi informasi, energi dan pertambangan. Ia juga merupakan direktur eksekutif di PT Ajinomoto Indonesia dan PT Summit Niaga.

Pada tahun 2004 Victor berinvestasi pada startup orori yang merupakan pelopor toko perhiasan online di Indonesia. GOSIPNYA Victor sudah berpengalaman di bisnis internet dengan membangun startup sejak tahun 2000 di Amerika Serikat.

Pada mulanya Victor masih ragu karena banyak faktor yang menjadi pertimbangan. Meski begitu, ia aktif memberikan pandangannya kepada William dan Leontinus. Ia juga turut berkontribusi mulai dari model bisnis hingga strateginya. GOSIPNYA Untuk menjawab keraguannya, ia mengenalkan William pada teman-temannya yang juga merupakan pemodal ventura.

Sesuai dugaannya, William dihujani berbagai pertanyaan seperti: siapa yang sudah berhasil karena bisnis teknologi di Indonesia? bagaimana jika pemain besar dunia datang ke Indonesia? bagaimana cara melawan kompetitor serupa di Indonesia? apa yang membuat kamu beda dengan orang lain yang memiliki ide serupa? bagaimana jika kamu gagal? pengalaman bisnis apa yang pernah kamu lakukan? dan sederet pertanyaan lainnya.

Setelah yakin tidak ada pemodal ventura yang mau mendanai, Victor mendaftarkan merek Tokopedia pada Desember 2008. Operasional dipercayakan kepada William dan Leontinus yang secara profesional digaji di Tokopedia (GOSIPNYA 3 juta Rupiah per bulan dan merangkak naik perlahan-lahan seiring kemajuan perusahaan). Pada 6 Februari 2009 akta perusahaan Tokopedia dibuat. Isinya adalah Victor berinvestasi Rp. 2,4 milyar dan memiliki 80% saham di Tokopedia, William dan Leontinus masing-masing memiliki 10% saham. GOSIPNYA meski hanya 10%, William memiliki hak veto dimana ketika ada tawaran akuisisi dari perusahaan lain, hanya dia yang bisa memutuskan meski pemegang saham lain 100% sepakat. Dengan hak ini pula ia mengontrol para pemilik saham.

Pada awalnya Tokopedia juga mendapat bantuan sumber daya manusia yang berasal dari karyawan Indonusa Dwitama yang mengurusi masalah operasional seperti keuangan, akuntansi, pajak, dan hukum. Victor juga membantu Tokopedia hingga East Ventures masuk sebagai investor pertama pada Januari 2010.

Pada 16 Agustus 2009, William dan Leontinus dibantu seorang programmer dan seorang customer service meluncurkan situs Tokopedia pada jam 12 malam. Semua berada di rumah dan kos masing-masing. GOSIPNYA tanggal 17 Agustus sengaja dipilih agar didoakan seluruh masyarakat Indonesia secara tidak langsung.

Sebelum peluncuran Tokopedia sudah bermitra dengan 70 penjual. Saat peluncuran, Tokopedia memanfaatkan momentum. Pada pertengahan 2009, Indonesia mendapat musibah bom di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott di Jakarta Selatan yang memunculkan kampanye dari netizen dengan hashtag #KamiTidakTakut. Penjual kaus di Tokopedia lalu berkreasi sehingga search engine optimization (SEO) di Google bagus.

Seminggu setelah peluncuran, media pertama datang meliput dan Tokopedia mendapat liputan dua halaman. Pembaca Tempo yang memiliki bisnis ikut mendaftar dan terjadi pemasaran mulut ke mulut sehingga cukup banyak menambah jumlah pedagang.

Pada bulan pertama berdiri, Tokopedia berhasil menggaet 509 pedagang dengan 4.560 member. Jumlah transaksi yang dibukukan hanya Rp. 33 juta. Tahun selanjutnya, perkembangan Tokopedia sangat signifikan. Mereka berhasil menggandeng 4.659 pedagang dengan 44.785 member. Transaksi yang ditorehkan mencapai Rp. 5,95 milyar.

William lalu kembali ke bekas kampusnya BINUS dengan mengikuti job fair dan menyewa dua booth agar terkesan prestisius. "Saya berdiri dua hari di pameran itu untuk mencari kandidat. Tidak satu pun yang melamar di pameran itu. Sementara, di depan saya adalah satu stan sebuah bank besar. Di stan bank itu ada ribuan mahasiswa yang mengantre. Di tempat saya cuma ada satu mahasiswi yang menjadi panitia dan dia bertanya ini perusahaan apa?" tutur William.

William lalu mengubah strategi dengan berbicara dari kelas ke kelas sehingga pelan-pelan jumlah pelamar mulai bertambah. Tahun 2014 mereka mendapat 85 orang. Namun, kemudian setelah itu ada perubahan yang sangat menguntungkan Tokopedia.

Perkembangan internet di Indonesia mulai berkembang sejak Telkom memperkenalkan paket Speedy berbasis waktu pada 1 April 2007 yaitu 50 jam dengan kecepatan maksimal 384 Kbps dan biaya Rp. 200.000 per bulan. Saat itu orang masih mengakses situs dari komputer dan laptop, sedangkan ponsel dipakai jika tidak mempunyai komputer dan laptop atau ketika sedang bepergian keluar rumah. Sebagian kecil orang mulai berhenti datang ke warnet ketika itu.

Pada pertengahan tahun 2008 Telkom menawarkan paket internet unlimited yaitu Telkomsel Flash. Ini adalah penawaran unlimited pertama yang terjangkau dari operator seluler. Paket yang sangat menarik minat konsumen adalah paket tanpa modem dan tanpa kontrak minimal waktu yaitu:
-Basic Rp. 125.000, speed up to 256 Kbps
-Advance Rp. 225.000, speed up to 512 Kbps
-Pro Rp. 400.000, speed up to 3,6 Mbps

Setelah mencapai 3 GB sebulan, maka kecepatan diturunkan menjadi 64 Kbps (untuk pelanggan paket Basic dan Advance) dan menjadi 128 Kbps (untuk paket Pro). Kuota itu dianggap cukup saat itu untuk pemakaian normal di luar rumah.

Pemakaian ponsel yang sejak dulu didominasi merek Nokia mulai mendapat persaingan dengan hadirnya BlackBerry Curve 8300 pada Mei 2007, BlackBerry Storm pada November 2008, serta BlackBerry Bold pada Mei 2009. pemakaian BlackBerry yang identik dengan BlackBerry Messenger (BBM) mulai ditinggalkan ketika Xiaomi Redmi S ilegal hadir pada Juli 2013 dan Xiaomi Redmi 1S resmi hadir di Indonesia pada 4 September 2014.

Xiaomi Redmi 1S yang dijual dengan harga 1,5 juta Rupiah memiliki layar besar 4,7 inci, resolusi 720x1280 pixels, Asahi Dragontrail Glass, CPU Quad-core 1,6 GHz yang kencang, RAM 1 GB yang dianggap besar, kamera belakang 8 MP 1/3" f/2.2, kamera depan 1,6 MP, memori internal 8 GB, memori eksternal hingga 32 GB, baterai 2.000 mAh, GPS, dual-SIM, jaringan 3,5G, serta Android Jelly Bean 4.3.

Sebagai perbandingan, Samsung Galaxy S III yang pernah menjadi flagship saat diluncurkan di Indonesia pada 2 Juni 2012 dengan harga 7 juta Rupiah, saat itu harga bekasnya sekitar 2 juta Rupiah. Spesifikasinya sangat mirip: layar 4,8 inci, resolusi 720x1280 pixels, Corning Gorilla Glass 2, CPU Quad-core 1,4 GHz, RAM 1 GB, kamera belakang 8 MP 1/3.2" f/2.6, kamera depan 1,9 MP, memori internal 16 GB, memori eksternal hingga 64 GB, baterai 2.100 mAh, GPS, single-SIM, jaringan 3,5G, serta Android Ice Cream 4.0.4 yang bisa di-upgrade hingga Jelly Bean 4.3.

Saat itu ponsel flagship dari Samsung adalah Galaxy S5 yang diluncurkan di Indonesia 12 April 2014 dengan bundling Telkomsel seharga 8,5 juta Rupiah. Spesifikasinya memang jauh, tapi harganya pun terlalu jauh dari jangkauan masyarakat menengah ke bawah.

Spesifikasi Redmi 1S dianggap luar biasa baik ketika itu mengingat harga barunya hanya 1,5 juta sehingga meskipun merek ponsel China saat itu masih dianggap murahan dan cepat rusak, orang mau membelinya karena respon yang sangat baik di seluruh dunia. Ditambah adanya service center yang banyak dan berkinerja baik (yang menjadi syarat wajib jika ponsel ingin laku di Indonesia), Xiaomi Redmi 1S saat itu laku keras di kalangan menengah ke bawah.

Pada Januari 2015 Telkom menghentikan Speedy yang memakai kabel tembaga dan menggantinya dengan Indihome yang memakai kabel fiber optik yang stabil. Paket fiber 10 Mbps ditawarkan dengan harga terjangkau: Rp. 355.000 per bulan.

Tahun 2015 layanan LTE 4G sudah ada di kota-kota besar di Indonesia dan diharapkan menjangkau seluruh Indonesia tahun 2022. XL menawarkan HotRod 4G mulai dari 100 ribu Rupiah per bulan dengan kuota 2,5GB di 3G dan 1GB di 4G. Indosat menawarkan paket super internet bulanan 4,5GB untuk 3G seharga 50 ribu Rupiah atau 9,5GB seharga 100 ribu Rupiah dan paket bulanan 2GB untuk 4G seharga 100 ribu Rupiah. Telkomsel Flash menawarkan paket bulanan 5GB di 3G seharga 150 ribu Rupiah, 8GB seharga 225 ribu Rupiah, dan 12GB seharga 400 ribu Rupiah. Telkomsel juga mengeluarkan kartu perdana Simpati Loop yang terbagi menjadi 12 zona wilayah dengan paket bulanan 6GB seharga 30-75 ribu Rupiah, 12,2GB seharga 50-110 ribu Rupiah, 16GB seharga 100-210 ribu Rupiah.

Blackpanda alias Roy Widya

Kombinasi internet fiber optik, paket selular yang makin cepat, banyak pilihan dan terjangkau, ponsel Android bagus yang terjangkau, serta layanan chatting Line dan WhatsApp di Android adalah awal dari melesatnya perkembangan internet dan startup di Indonesia. Ditambah dengan kasus Blackpanda yang membawa kabur uang lebih dari 500 juta Rupiah pada September 2015, membuat Tokopedia dan Bukalapak menjadi tujuan utama jual-beli online.

Belum lagi Tokopedia sudah beberapa kali mendapat investor setelah East Ventures pada 2010. Tahun 2011 Cyber Agent Ventures berinvestasi 700 ribu Dolar AS dan mendapatkan 10% saham Tokopedia. Tahun 2012, sebuah perusahaan asal Jepang, Netprice (kini Beenos Partners) melakukan investasi dengan nominal yang tidak diungkap. Tahun 2013 Softbank Ventures Korea, bersama dengan Cyber Agent Ventures dan East Ventures melakukan investasi dengan nominal yang tidak diungkap. Tahun 2014 Softbank Telecom Corp. bersama Sequoia Capital dan Softbank Ventures Korea berinvestasi 100 juta Dolar AS dan membuat Tokopedia meraih status Unicorn, status startup yang valuasinya sudah mencapai 1 milyar Dolar AS.

Berbagai peristiwa tersebut membuat puluhan ribu orang mengantri untuk melamar kerja di Tokopedia. Tahun 2016 Tokopedia kembali menerima investasi 147 juta Dolar AS dari perusahaan yang tidak dapat diungkap sebagai syarat investasi. Tahun 2017 Alibaba Group berinvestasi sebesar 1,1 milyar Dolar AS. Pada November 2018 Tokopedia mendapat 1 milyar Dolar AS dari sejumlah investor lamanya. Dengan investasi ini, Tokopedia sudah mengumpulkan dana 3,4 milyar Dolar AS dan membuat valuasi Tokopedia menjadi 7 milyar Dolar AS.

Pada 15-17 Agustus 2018 Tokopedia melakukan flash sale dimana orang dapat membeli barang dengan harga murah pada pukul 09.00-21.00. GOSIPNYA Seorang programmer melanggar kode etik dengan membuat software agar bisa lebih cepat mendapatkan barang yang diinginkan. Akibatnya 40 orang karyawan dipecat saat itu.

Hingga kuartal 4 tahun 2018 Tokopedia memiliki pengunjung situs bulanan 168 juta, Bukalapak 116 juta, Shopee 67,6 juta, Lazada 58,2 juta, Blibli 43 juta. Jumlah karyawan Tokopedia mencapai 2.215, Bukalapak 2.275, Shopee 2.263, Lazada 2.024, Blibli 1.120.

Shopee yang menggandeng Cristiano Ronaldo untuk menjadi brand ambassador sejak 14 Agustus 2019 berhasil mendongkrak popularitas Shopee. Hingga kuartal 4 tahun 2019 terjadi perubahan besar. Shopee memimpin pengunjung situs bulanan dengan jumlah 72,9 juta, Tokopedia 67,9 juta, Bukalapak 39,2 juta, Lazada 28,3 juta, Blibli 26,8 juta. Jumlah karyawan Shopee mencapai 3.799, Tokopedia 3.865, Bukalapak 2.672, Lazada 2.606, Blibli 1.716.


Pada 3 Mei 2020 akun twitter @underthebreach melaporkan ada kebocoran data 91 juta akun Tokopedia yang dijual 5.000 Dolar AS di Darknet. Tokopedia segera menanggapinya pada 2 Mei, "Berkaitan dengan isu yang beredar, kami menemukan adanya upaya pencurian data terhadap pengguna Tokopedia, namun Tokopedia memastikan, informasi penting pengguna, seperti password, tetap berhasil terlindungi.".

Sebelumnya, hacker asal Pakistan, Gnosticplayers mengklaim telah meretas puluhan situs populer termasuk Bukalapak. Gnosticplayers mengungkapkan ada 13 juta akun Bukalapak yang telah diretas dan dijual di Dream Market, situs jual beli di dark web. Pihak Bukalapak mengakui ada usaha peretasan pada situsnya tapi mengatakan bahwa situs mereka aman.

Pada 16 November 2020 Tokopedia mengumumkan telah mendapat investasi dari Google dan Temasek. Meski tidak ada pemberitahuan nominal, Bloomberg memperkirakan nilai investasi total sebesar 350 juta Dolar AS. Dengan investasi itu Google memegang 1,6% saham Tokopedia, sedangkan Anderson Investments yang berafiliasi dengan Temasek, memiliki 3,3% saham.

Hingga kuartal 3 tahun 2020 Shopee masih memimpin pengunjung situs bulanan dengan jumlah 96,5 juta, Tokopedia 84,9 juta, Bukalapak 31,4 juta, Lazada 22,6 juta, Blibli 18,6 juta. Jumlah karyawan Shopee mencapai 7.000, Tokopedia 4.300, Bukalapak 2.300, Lazada 3.500, Blibli 1.900.

Hingga kini baru ada 6 startup Indonesia dengan status unicorn: Gojek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, OVO, JD.id.

Edward Tirtanata

Edward Tirtanata (kiri), Cynthia Chaerunnisa, James Prananto (kanan)

GOSIPNYA
Setelah lulus dari SMA Pelita Harapan Karawaci, Edward membantu orangtua yang berbisnis di bidang kayu. Setelah lulus dengan gelar Bachelor of Science di bidang Finance and Accounting dari Northeastern University di Boston, Amerika Serikat tahun 2010, ia sempat bekerja di kantor akuntan internasional Ernst & Young Jakarta selama 6 bulan. Selain mencoba berbisnis kain dan pakaian, ia juga sempat menjadi Managing Partner di iHuntington Consulting di Jakarta pada tahun 2013 yang bergerak di pemasaran merek.

Ia lalu berhenti dari pekerjaannya itu pada Agustus 2015 dan mendirikan Lewis & Carroll Tea pada September 2015. Ia mendapatkan inspirasi ketika ibunya berkunjung ke toko teh di Boston, AS. Di sana, konsumen bisa mencium berbagai macam aroma teh yang diinginkan sebelum diracik.

Konsep kafenya adalah memadukan teh dan hidangan penutup. Ada 52 jenis teh pada awal pembukaannya yang berkembang menjadi 80 jenis pada 2018. Varian inti terbagi menjadi 12 kategori yaitu Black, Black Blend, White, White Blend, Herbal, Green, Green Blend, Oolong, Oolong Blend, Spice, Fruit, Flower.

Grace Dharmawan

Ivan Wibowo

Hidangan penutup merupakan hasil kerja sama dengan pasangan yang dikenal dengan hidangan penutup mereka yang cantik, Ivan Wibowo dan Grace Dharmawan.

Sejak film Filosofi Kopi tayang di bioskop pada April 2015, perlahan-lahan kedai kopi mulai bermunculan dan menjadi bagian dari gaya hidup. Saat itu jika ingin menikmatinya di luar rumah hanya ada pilihan kafe yang menjual kopi sachet atau kopi mahal seperti Starbucks, Excelso, atau Coffee Bean.

Saat itu kopi dijual mahal karena kafe menyediakan sofa yang mahal dan wifi gratis. Edward ingin menjual minuman berkualitas dengan harga yang terjangkau yaitu 20 ribu Rupiah setelah pajak sehingga ia tidak menyediakan sofa dan wifi. Ia ingin menjual campuran kopi Arabika dan Robusta karena kopi Robusta rasanya kuat. Untuk membuat minuman berkualitas, ia memakai susu merek Greenfields yang juga dipakai di Starbucks dan gula merah asal Sukabumi. Untuk merek, ia ingin nama yang menjadi bagian dari perjalanan hidup dan menghubungkan semua orang.

Pada Agustus 2017, pria kelahiran Bandung, 13 Desember 1988 ini mendirikan Kopi Kenangan bersama James Prananto di Menara Standard Chartered, Kuningan, Jakarta dengan modal 150 juta dan mempekerjakan lima karyawan. GOSIPNYA hari pertama terjual 700 cangkir kopi.

Kopi Kenangan sudah mencapai break event point (BEP) dalam waktu tiga bulan. 60-70% penjualan Kopi Kenangan saat itu berasal dari aplikasi ojek online. Perlahan-lahan ia mulai membuka beberapa cabang dimana modalnya sekitar Rp. 500 juta per cabang: Rp. 200 juta untuk mesin dari Italia dan sisanya untuk berbagai hal. Syarat mendirikan gerai cabang sudah dicanangkan sejak awal untuk seminimal mungkin dengan peralatan seminimal mungkin agar harga jual kopi bisa ditekan. Tiap gerai maksimal 50 m² dengan harga sewa maksimal 5% dari omzet. Dalam sehari, satu gerai rata-rata bisa menjual lebih dari 1.000 gelas, sedangkan gerai terbaik bisa mencapai 2.000 gelas.

Keberhasilan itu menarik minat investasi dari Alpha JWC Ventures yang memberi 8 juta Dolar AS sebagai modal awal pada tahun 2018. Tahun 2019 Sequoia Capital India memberikan modal 20 juta Dolar AS. Kopi Kenangan lalu mendapat dana lagi 20 juta Dolar AS dari Arrive milik Jay-Z dan Serena Ventures milik petenis Serena Williams. Tahun 2020 ada beberapa investor baru yaitu B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Kunlun dan Sofina.

Pada Agustus 2019 Cynthia Chaerunnisa bergabung sebagai Chief Marketing Officer. Pada akhir 2019 Kopi Kenangan memiliki 230 gerai dan 2.500 karyawan di 18 kota. Rata-rata tiap gerai menjual 500 gelas per hari dengan 30% berasal dari aplikasi ojek online. Berkat Kopi Kenangan, Edward dan James masuk dalam daftar 30 Under Forbes Asia 2019 sebagai pemuda inspiratif yang mampu menggabungkan kopi dan teknologi.

Strategi Kopi Kenangan punya banyak kesamaan dengan Luckin Coffee, startup kopi yang menuai banyak skandal di China. Pada 17 Mei 2019, perusahaan asal Xiamen itu melakukan initial public offering (IPO) di Amerika Serikat dengan 17 Dolar AS per lembar dan berhasil mengumpulkan dana sebesar 571,2 juta Dolar AS dan membuat valuasi perusahaan menjadi 4 milyar Dolar AS. Valuasi Luckin bahkan pernah mencapai puncaknya pada Januari 2020 dengan nilai 12,7 milyar Dolar AS. Hingga Maret 2019 Luckin memiliki 2.370 gerai di 28 kota di China.

Pada Februari 2020 Luckin dicurigai memiliki bisnis yang tidak sehat dan Luckin mengakuinya pada April 2020 sehingga membuat valuasinya turun menjadi 4 milyar Dolar AS. Pengumuman hasil investigasi internal pada 1 Juli 2020 menyatakan bahwa Luckin menggembungkan profit perusahaan sekitar 300 juta Dolar AS yang dilakukan pada kuartal kedua hingga keempat tahun 2019. Manipulasi juga dilakukan untuk biaya pengeluaran sekitar 190 juta Dolar AS.

Pada Mei 2020 valuasi turun drastis menjadi 731,5 juta Dolar AS. Pada 26 Juni 2020 Luckin sahamnya dicabut dari NASDAQ dengan harga terakhir 1,38 Dolar AS per lembar dengan valuasi 348 juta Dolar AS.

Persamaan Luckin dan Kopi Kenangan adalah keduanya menawarkan kopi yang lebih murah dari Starbucks, mengandalkan teknologi untuk menangani pesanan, tokonya lebih kecil, dan telah berkembang pesat dalam tiga tahun terakhir.

Karena mengandalkan pesanan lewat aplikasi, tiap tokonya hanya butuh jumlah staf yang lebih sedikit. Dengan ukuran toko yang kecil dan staf yang lebih sedikit dari Starbucks, biaya operasionalnya pun lebih rendah. Karena itulah, berbeda dengan Luckin, Kopi Kenangan sudah mencatatkan profit. Luckin membakar uang demi memberi diskon besar kepada pelanggan, tapi Kopi Kenangan tak melakukannya. Mereka justru fokus pada pengembangan dan inovasi produk serta strategi pemasaran dari mulut ke mulut lewat media sosial.

Tahun 2020 Kopi Kenangan mempunyai valuasi sekitar 500 juta Dolar AS menurut data VentureCap. Per bulannya, Kopi Kenangan menjual lebih dari 3 juta gelas kopi dan punya lebih dari satu juta pelanggan di aplikasi. Kopi Kenangan berambisi membuka hingga 500 gerai hingga akhir 2020 sedangkan Starbucks Indonesia saat ini punya 440 gerai, berencana menambah 60 gerai untuk menyamai Kopi Kenangan.

Pada Oktober 2020 Kopi Kenangan bekerjasama dengan Pipiltin Cocoa dalam kampanye Cinta Lokal (CinLok) untuk mengangkat kualitas produk lokal. Pipiltin akan menjadi pemasok tunggal semua produk coklat yang digunakan Kopi Kenangan dalam varian minuman Chocolate Series.

Kopi Kenangan menggunakan green bean lokal sekitar 32 ton kopi per bulannya yang secara tidak langsung berkontribusi Rp. 2 milyar per bulan kepada kesejahteraan petani dan pelaku usaha lain dalam rantai pasokan kopi di Indonesia. Kopi yang digunakan bersumber dari berbagai daerah di Indonesia di antaranya kopi arabika dari Aceh, Sumatera Utara dan Jawa Barat; serta kopi robusta dari Jawa Barat dan Flores. Tidak hanya kopi, Kopi Kenangan juga terus mengusung penggunaan bahan baku lokal seperti gula aren untuk es kopi susunya.

Sementara Pipiltin Cocoa senantiasa mengangkat kekayaan ragam coklat Indonesia dari berbagai daerah seperti Aceh, Bali, Flores, Papua Barat, dan Jawa Timur. Menu Kopi Kenangan dalam Chocolate Series program CinLok:
-100% Coklat – single cup dan seliter
-Coklat Hazelnut – single cup dan seliter
-Coklat Pisang – single cup
-Coklat Salted Caramel – single cup
-Mocha Latte (kopi dan coklat) – single cup

Arief S. Wirawangsadita

Arief S. Wirawangsadita
lahir 4 Agustus 1965
meninggal 26 Juli 2020

USAHA
-Bumbu Desa
*Jakarta:
+Jl. Cikini Raya 72 telp. (021) 3904747
+Plaza Kalibata Lt. GF  Blok G41 telp. (021) 7993605
+Cibubur Square Lt. II Blok A7 telp. (021) 29068292
+Mall Pacific Place telp. (021) 57973160
+Jl. Matraman Raya 46-50 telp. 0877-7373-3745
+Jl. Kalianyar Raya 20 telp. 0857-1787-6161

*Bandung: Jl. Dr. Setiabudi 41 (di dalam Rumah Mode)
*Bogor: Desa Cinagara telp. (0251) 7110225
*Depok: Jl. Margonda Raya 539 telp. (021) 7875555
*Tangerang: Komplek Satrudal TNI AU, Jl. Marsekal Surya Darma telp. 0819-1191-7723
*Bekasi:
+Jl. Harapan Indah Raya Blok B No. 2E-2G telp. (021) 88866419
+Jl. Chairil Anwar 27-36 telp. (021) 29085667
+Jl. Cemara I No. 126
*Yogyakarta: Jl. Kartini 8 telp. (0274) 515701

-Le Marly: Jl. Citarum 10 Bandung
-Nasi Bancakan: Jl. Trunojoyo 62 Bandung telp. (022) 4203650
-Alas Daun: Jl. Citarum 34 Bandung telp. (022) 7231101
-Kampung Sampireun: Jl. Raya Samarang Garut telp. (0262) 542393
-Hotel Bumi Bandhawa: Jl. Konstitusi I No. 16 Bandung telp. 0818-0326-2626
-Hotel Mulih Ka Desa: Jl. Raya Samarang Kamojang KM 35 Garut telp. (0262) 542271
-Hotel Tirtagangga: Jl. Raya Cipanas 130 Garut telp. (0262) 232549

GOSIPNYA
Tahun 1990 saat lulus kuliah dari Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, orangtua Arief mendapat warisan hotel peninggalan kakeknya di Garut. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dosen, orangtua Arief menyerahkan pengelolaan Hotel Tirtagangga kepadanya. Dengan pinjaman bank sebesar Rp. 2,5 milyar, ia merombak total bangunan hotel.

Ia lalu mendatangi biro perjalanan dan menawarkan paket perjalanan ke objek wisata di Garut agar banyak tamu menginap di hotelnya. Tahun 1999, bersama saudaranya, ia mendirikan Kampung Sampireun berkonsep di atas danau dengan vila-vila di sekitarnya. Dengan konsep itu, tamu yang menginap harus menyeberang naik perahu untuk menuju vila.

Kampung Sampireun yang memiliki 22 unit vila dibangun dengan modal sekitar Rp. 2 milyar. Jika sebelumnya sering bolak-balik Garut-Bandung, sejak mendirikan Sampireun ia menetap di Garut. Waktu mendirikan Sampireun, ia tidak mengajukan IMB karena bukan tempat untuk wisata. Menurutnya, jika mengurus IMB dulu, ia perlu mengurus izin ke berbagai pihak, dari mulai pemegang saham, alim ulama, hingga ke pemerintah setempat. Ketika pemerintah setempat melihat tindakannya ini bisa mendatangkan turis, izin sudah otomatis ia dapat. Bahkan, pembukaan Kampung Sampireun dilakukan oleh Menteri Pariwisata waktu itu, Marzuki Usman.

Dengan tarif termurah Rp. 1,6 juta semalam, tingkat okupansi Sampireun di akhir pekan bisa mencapai 95%. Hanya dalam waktu 3 tahun Sampireun sudah balik modal. Sewaktu menetap di Garut, ia melihat ada banyak kekayaan kuliner tradisional di sekitar kampung yang belum terangkat. Ia lalu mendirikan Restoran Bumbu Desa pada 18 September 2004 di Jl. Laswi, Bandung dengan modal sekitar Rp. 2,5 milyar.

Hanya dalam waktu 1,5 tahun, investasinya di Bumbu Desa sudah balik. Ia lalu bekerjasama dengan banyak orang untuk membuka cabang. Tahun 2009 ia mulai menawarkan waralaba dengan dua paket investasi yaitu restoran dan mal. Untuk restoran yang berdiri sendiri, mitra harus membayar sekitar 1,8-3 milyar Rupiah yang sudah termasuk lokasi dan bangunan, peralatan masak, peralatan restoran, dan pelatihan. Sedangkan untuk mal, mitra harus membayar sekitar 600 juta hingga 1,5 milyar Rupiah.

Mitra diproyeksikan bisa meraup omzet sekitar Rp 250 juta dalam 3 bulan. Jika target laba bersih 20%-30% tercapai, mitra sudah bisa balik modal dalam 2-3 tahun. Menurut Satria Akbar, Senior Marketing Manager, paling buruk mitra sudah balik modal kurang dari 5 tahun, tapi rata-rata mitra sudah balik modal kurang dari 3 tahun. Franchisor akan mengambil royalti dari mitra sekitar 5-8% dari omzet bulanan. Mitra juga wajib membeli bumbu dasar dari franchisor.

Tahun 2014 Bumbu Desa berkembang hingga memiliki 78 cabang. Cabangnya saat itu sudah merambah ke luar negeri seperti Singapura dan Kuala Lumpur. GOSIPNYA banyak orang merasa harganya terlalu mahal untuk kualitas makanan yang biasa saja sehingga satu-persatu cabangnya mulai tutup. Ia juga sempat mendirikan restoran Raja Melayu tahun 2006 yang kini juga sudah tutup. 

Pada 24 Juli 2020 ia dinyatakan positif COVID-19. Ia memiliki penyakit darah tinggi, diabetes, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sehingga memicu komplikasi dan meninggal dunia pada 26 Juli 2020 pukul 08:00 WIB.

Aice

Apel

Kopi

Kacang Hijau

Kacang Merah

Mangga

Nanas

Pisang

Semangka

Stroberi

Susu Lapis Coklat

Susu

Pisang Batu

GOSIPNYA
Ice Cream Uncle Chieng

Sejak AirAsia hadir di Indonesia tahun 2006 dan menawarkan tiket penerbangan murah, banyak orang mulai berwisata ke luar negeri. GOSIPNYA beberapa orang yang berwisata ke Singapura memiliki ide membuka es krim potong ala Ice Cream Uncle Chieng di Indonesia. Ciri khas es krim yang dijual di Orchard Road itu murah, enak, banyak pilihan rasa, dan juga mengenyangkan karena dimakan bersama roti tawar.

Pada tahun 2011-2012 beberapa kota di Indonesia mulai menjual es krim potong yang mirip. Es krim dengan berbagai varian rasa dihimpit oleh roti tawar dan dijual sekitar 10 ribu Rupiah. GOSIPNYA Indra Koesumadi merasa es krim di Indonesia, baik Wall's, Campina maupun es krim potong itu masih cukup mahal sehingga pada tahun 2012 ia membuat pabrik es krim murah dengan merek Baronet. GOSIPNYA pada 2014 Indra bekerjasama dengan seorang warga China, Hui Tong Guo mendirikan PT Alpen Food Industry untuk menaungi Baronet. Untuk membeli mesin dan peralatan dari luar negeri beserta bahan bakunya, perizinan, juga modal awal, ia menghabiskan 32,5 Milyar Rupiah.

Es krim Baronet mulai dipasarkan tahun 2013 dengan 17 varian yaitu Fruit Ice, Master Bean, Funky, Buahku Semangka, Bingo, Goyang-goyang, Buahku Nanas, Es Segar, Happy Cone, D’Choco Ice Cream, Top Coffee, Yummy Fish, Top Bean Kacang Merah, Top Bean Kacang Hijau, Es Kotak, Sweet Corn, dan Dum-Dum. Baronet dijual sekitar 2-9 ribu Rupiah. GOSIPNYA Baronet memproduksi sekitar 1.700 karton per hari dimana setiap kartonnya berisi 50 buah.

Untuk menjadi distributor Baronet, syaratnya adalah harus memiliki gudang dingin dengan luas minimal 120 m², memiliki 600 freezer, serta melakukan pembelian awal sebanyak 1 truk (3.000 karton). Investasi tersebut berlaku untuk kontrak selamanya, selama distributor masih membeli produk dari Baronet.

Menurut Indra distributor akan mendapatkan hak eksklusif untuk mengembangkan Baronet di satu kota. Selain itu distributor juga diperbolehkan untuk membuka keagenan selama masih berada di kota tersebut. Selanjutnya distributor tinggal melakukan pembelian produk tanpa minimal order dan bebas memilih barang yang diinginkan dan mendapatkan potongan harga yang sangat menggiurkan. GOSIPNYA distributor bisa balik modal dalam waktu 2 tahun.

Indra menyarankan distributor melakukan kerja sama dengan meminjamkan freezer di warung-warung kelontongan di perkampungan padat penduduk atau di sekitar sekolah. Adapun keuntungan bagi pedagang klontong sekitar Rp. 500 per kemasan es krim dengan sistem beli putus. Dengan begitu pemasaran akan lebih tepat sasaran terlebih dengan harga jual yang ditawarkan juga sangat terjangkau.

Pada Mei 2015 perusahaan asal Singapura, Aice Group Holdings Pte. Ltd mengakuisisi Baronet dan membuat merek baru bernama Aice. GOSIPNYA nama Aice berasal dari gabungan kata A (the best) dan ice (ice cream). Pada Agustus 2015 Aice bekerjasama dengan perusahaan outsourcing PT Mandiri Putra Bangsa untuk mempekerjakan pegawai di pabrik mereka di Cibitung, Bekasi yang GOSIPNYA saat itu memproduksi 1,8 juta batang es krim per hari.

Melihat kesuksesan Aice pada 2015 ditambah raihan penghargaan 10 Makanan Paling Viral di Indonesia pada 2016, Wings Group bekerjasama dengan perusahaan asal Jepang, Glico membentuk PT Glico-Wings untuk ikut terjun ke pasar es krim. Es Krim Glico Wings mulai tersebar di Jawa dan Sumatera pada 7 November 2016.

Pada 6 Desember 2017 seorang buruh, Nunu Anugrah, jari tengahnya terpotong mesin es krim pada pukul 22:30. GOSIPNYA kejadian serupa pernah terjadi pada Gugun Gumilar. Gugun bekerja di bagian produksi. Setiap hari ia mengurus pemotongan plastik pembungkus es krim Aice. Dalam sehari, ia harus memotong 12 gulungan plastik. Setiap gulungan panjangnya 1.200 meter. Pada 16 Mei 2017 mesin pemotong bermasalah. Gugun bergegas memanggil pekerja bagian mekanik. Saat diminta petugas mekanik untuk menarik plastik yang tersangkut mesin, Gugun melakukannya dan jarinya terpotong.

GOSIPNYA kecelakaan kerja berupa putusnya jari ini hanya sebagian kecil dari permasalahan lain seperti para buruh yang sering pingsan, lambung perih, mata merah karena paparan soda api, hingga bronkitis karena sering menghisap gas beracun amoniak di tempat kerja.

Tahun 2017 Aice memenangkan preferensi konsumen untuk es krim dengan 76,14% sedangkan Wall's hanya mendapat 20,26% dan Campina 1,91%. Pada 2018 Aice mendirikan pabrik baru yang luasnya dua kali pabrik di Bekasi. Pabrik yang didirikan di Mojokerto itu luasnya 44.125 m² dan GOSIPNYA merupakan pabrik es krim terluas di Asia Tenggara. Aice juga menjadi sponsor resmi Asian Games 2018. Selain di Indonesia, es krim Aice dapat ditemukan di Vietnam dan Filipina. Kini Aice sedang merencanakan membuka pabrik ketiga di Sumatra dan ekspor ke Thailand, Myanmar, dan Kamboja.

Kulina

Andy Fajar Handika
lahir 2 April 1981 di Pekalongan

Andy Hidayat

GOSIPNYA
Setelah lulus dari fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 2004 dan mendapat gelar MBA, Andy membuka toko online yang menawarkan berbagi kerajinan khas Yogyakarta. Lulusan Ilmu Komputer UGM ini mengajak temannya yang jago fotografi untuk jualan kerajinan di Bantul. Pada tahun yang sama ia mencoba membuka kedai kopi tapi gagal. Ia lalu mencoba usaha angkringan yang gagal juga.

Tahun 2007 ia membuka pusat jajanan serba ada (pujasera) bernama FoodFezt di Yogyakarta. Saat itu pujaseranya sudah melakukan proses pemesanan makanan secara digital dengan ponsel personal digital assistant (PDA) yang terhubung ke dapur. Ia menamakannya FoodFezt Integrated Kitchen System (FIKS). Dengan inovasi itu, ia keluar sebagai juara 2 Wirausaha Mandiri 2010 kategori Boga Kelompok Pascasarjana yang digelar Bank Mandiri. Saat itu ia berstatus sebagai mahasiswa Magister Manajemen (MM) UGM.

Bisnis kulinernya pun menggurita. Selain FoodFezt, ia berkongsi dengan Bondan Winarno membuka Kopitiam Oey. "Saya sempat mengelola empat restoran di Jogja pada 2015, termasuk restoran Korea," ujarnya.

Tahun 2014 dibawah bendera PT Fajar Montana Internasional, ia meluncurkan makandiantar.com, sebuah situs pengantaran makanan. Saat itu masalahnya adalah kapasitas dapur karena dapurnya milik sendiri sehingga tidak memadai. Kemudian, ia bertemu dengan mitranya yang operasional bisnisnya di Jakarta, Andy Hidayat. Mitranya itu lalu menjadi co-founder Kulina pada awal 2016. Kulina adalah sebuah situs yang menyediakan layanan katering makan siang. Nama Kulina berasal dari bahasa Jawa yang berarti terbiasa, bahasa Latin yang artinya dapur, dan kata kuliner yang punya arti makanan. "Kulina adalah sebuah layanan tentang makanan yang jadi kebiasaan orang," jelas Andy.

Awalnya, ada 40 dapur yang tergabung dengan Kulina. Untuk merekrut pemilik dapur, pihaknya bergerilya dengan masuk ke grup-grup Facebook yang berisi masakan. Lewat Facebook pihaknya mulai memperkenalkan model bisnisnya.

Banyak yang tidak paham bagaimana cara memotret makanan yang baik dan menarik sehingga pihaknya membantu membuatkan foto dan memajangnya. Walau jadi lebih menarik, tapi ekspektasi konsumen atas makanannya menjadi lebih tinggi. Selain itu, masih banyak penjual yang belum paham tentang kemasan, seperti tidak boleh memakai styrofoam atau staples karena berbahaya. GOSIPNYA saat itu dalam sebulan yang beli hanya 1-2 orang saja.

Masalah Kulina ketika itu adalah tidak spesifik dan bermasalah dalam konsistensi rasa, kualitas kemasan, standardisasi menu dan logistik. Mereka masih menyerahkan menu kepada pemilik dapur. Jadi, mitra bebas menawarkan menu makan siang ke konsumen. Standardisasi menu dan kemasan pun dilakukan. Semua menu per hari sama meski dapur yang mengolah berbeda. Kemasannya juga seragam.

Kulina lalu memakai algoritma khusus yang mampu membantu konsumen memilih dapur terdekat untuk mendapatkan makan siang sehingga menurunkan biaya logistik yang sangat signifikan. Dengan teknologi ini, satu pengantar bisa mendistribusikan hingga 50 kotak sekali jalan. Karena itulah Kulina membuka harga paket makan siang Basic hanya seharga Rp. 20.000-an per boks dan Deluxe Rp. 30.000-an, sudah termasuk ongkos kirim. Harga paket makan siang juga bisa murah lantaran Kulina bekerjasama dengan pemasok bahan baku yang akan menyuplai ke semua dapur. Misalnya, daging ayam, daging sapi, tahu, dan beras. Sehingga ia bisa mendapat harga lebih murah.

Ia lalu merambah pemilik katering sehingga penyuplai makanan di Kulina adalah para profesional katering yang memiliki pengalaman dan pernah berjualan. Selain itu, Kulina juga mulai menggarap pasar yang lebih spesifik, yaitu orang-orang kantoran di Jakarta, khususnya di kawasan bisnis, di gedung-gedung bertingkat. Orang-orang kantoran ini merasa kesulitan untuk menjangkau makanan yang terjangkau dan berkualitas. GOSIPNYA beberapa konsumen yang pernah memesan menilai harga Kulina terjangkau karena porsinya sangat sedikit.

Andy menjelaskan pihaknya memiliki dua jenis produk: marketplace dan private label. "Private label, kami mem-branding-nya dengan merek Kulina. Bisa dibilang kami adalah pionir cloud kitchen di Indonesia. Kami baru akan buka kitchen ketika ada demand di daerah sana. Kemudian, baru kami mencari dapur mana yang cocok. Dapur yang masuk ke aplikasi, kami pastikan demand-nya ada dan stabil," kata Andy.

Sedangkan marketplace menghubungkan katering dengan konsumen, dan Kulina mengambil persentase keuntungan 15% per transaksi. "Komposisi saat ini, masih lebih banyak private label, sekitar 60:40," ujarnya. Dalam sehari ada sekitar 5000 boks makanan yang dikirim ke lebih dari 2000 alamat di Jakarta. Ribuan boks itu berasal dari 12 perusahaan katering yang menjadi mitra Kulina. Untuk pengirimannya, Kulina bekerjasama dengan beberapa perusahaan logistik. Salah satunya, Ninja Express.

Demi menjaga kualitas makanan, Kulina melakukan tiga langkah untuk para katering mitranya. Pertama, melakukan kurasi. Ada ribuan yang mendaftar ke Kulina dan itu setiap hari, maka dipilih makanan yang permintaannya tinggi di suatu wilayah dengan memperhatikan kualitas makanan dan dapur. Kedua, melakukan edukasi dengan merekrut in-house nutritionist dan chef dalam sebuah gathering. Ketiga, memberikan umpan balik untuk setiap makanan yang diproduksi yang diperoleh dari rating dan komentar konsumen.

Seiring bisnis Kulina yang membesar, Andy pun menjual empat restorannya di Yogyakarta pada akhir 2016 karena yakin bisnis online akan lebih maju. Setelah satu tahun mengandalkan modal dari kantong sendiri, Kulina mulai mengantongi pendanaan dari Monk’s Hill Ventures, East Ventures, Coffee Ventures pada awal 2017 mencapai 700.000 Dolar AS.

Awal 2018 Kulina terpilih mengikuti program Google Launchpad Accelerator (GLA), acara yang diadakan Google setiap enam bulan sekali. GLA adalah program yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mendapatkan pengarahan dari tim Google dan ahli dari perusahaan teknologi dan venture capital yang bermarkas di Silicon Valley, Amerika Serikat. Kulina mengajukan proposal untuk GLA Batch 4 tetapi ditolak. Google lalu mengundang Kulina untuk kembali mendaftar untuk Batch 5.

Kulina sebagai wakil satu-satunya dari Indonesia yang maju ke Google Launchpad Accelerator Batch 5. "Kami dikumpulkan dalam satu tempat dengan 23 startup lain dari seluruh dunia di kantor pusat Google di Amerika Serikat," kata Andy.

"Mereka melihat kami ada pertumbuhan users. Tapi yang terutama, mereka melihat Kulina menggunakan teknologi pemecah solusi, enggak cuma teknologi canggih saja. Dan, mereka juga melihat teknologi itu digunakan untuk sektor makanan sebagai sesuatu yang unik," jelas Andy. Hanya, tak seperti program-program sebelumnya, Kulina tidak mendapatkan bantuan pendanaan 50.000 Dolar AS.

Untuk menambah pilihan menu, Kulina berencana menyediakan aneka makanan ringan. Mereka akan menggandeng pembuat kudapan yang tidak mainstream dan belum banyak dikenal tapi punya citarasa yang enak dan khas.

Untuk menjamin makanan tetap segar sampai di tangan pelanggan, Kulina tetap menjanjikan: proses pengantaran dari dapur tidak boleh lebih dari dua jam dan sampai sebelum jam 12 siang. "Lewat jam 12, pelanggan tidak perlu bayar, makan siang gratis," jamin Andy.

Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ikut mempengaruhi bisnis start-up di bidang kuliner, salah satunya Kulina, start-up pemesanan menu katering dan restoran. Andy mengatakan saat ini ada perubahan komposisi produk yang dipesan oleh pelanggan.

Di masa pandemi ini, justru paket makan porsi keluarga paling banyak dipesan masyarakat.  Sebelumnya paket makan per orang mendominasi. Selain itu meskipun penurunan jumlah pemesanan, namun volume makanan yang dipesan justru meningkat.

Kini sudah ada lebih dari 300 pendaftar yang berminat sebagai dapur mitra Kulina. Banyak keuntungan menjadi mitra Kulina yaitu dapat meningkatkan awareness usaha resto atau katering, mitra bisa memperkirakan order harian karena Kulina menerapkan sistem preorder sehingga mitra dapat memperkirakan bahan makanan yang perlu dibeli setiap hari. Keuntungan lain adalah mitra dapat melakukan manajemen order yang mudah serta bebas dari layanan pelanggan, karena berbagai pertanyaan atau keluhan akan ditangani oleh tim Kulina.