Bebek Kaleyo

Hendri Prabowo

Fenty Puspitasari

Paulus Maria Bagus Setiantoko (paling kiri), Rini Cahyanti (kedua dari kiri)

CABANG USAHA
-Jakarta Pusat
*Jl. Cempaka Putih 108, Cempaka Putih
*Jl. Besuki 1A, Menteng

-Jakarta Utara
*Jl. Danau Sunter Utara 27-28, Sunter
*Ruko Royal Sunter D-16 Jl. Danau Sunter Selatan
*Rukan Emerald Boulevard 22-23, PIK, Penjaringan

-Jakarta Barat
*Jl. Kintamani Raya 2, Daan Mogot, Kalideres
*Jl. Pesanggrahan Raya 2B, Kembangan
*Jl. Kemanggisan Raya 39, Palmerah
*Jl. Tomang Raya 42, Palmerah
*Jl. Dr. Susilo Raya 342, Petamburan

-Jakarta Timur
*Jl. Pemuda 290, Rawamangun, Pulo Gadung
*Jl. Balai Pustaka Baru B2-45, Pulo Gadung
*Car Wash Gue, Jl. Raden Inten II, Duren Sawit

-Jakarta Selatan
*Jl. Lapangan Roos 49, Tebet
*Jl. Lenteng Agung Raya 5, Jagakarsa
*Jl. Raya Cilandak Kko, Pasar Minggu
*Jl. Lebak Bulus Raya 30, Cilandak
*Rasuna Garden Food Street, Jl. Epicentrum Tengah 3, Setiabudi

Tangerang
*Jl. Raya Rawa Buntu 17, Rawa Buntu, Serpong
*Jl. Pondok Jaya 10 Bintaro Sektor 9 (Seberang Pasar Modern)
*Ruko B1 Jl. Boulevard Raya BA4 No.27-28, Gading Serpong

-Bekasi
*Jl. Harapan Indah Boulevard 9E, Medan Satria
*Jl. Raya Jatiwaringin 24
*Kawasan Kuliner Cafewalk, Jl. Grand Wisata Tambun
*Jl. Majapahit 18, Cibatu, Cikarang
*Jl. Tarum Barat Raya R No.1-2, Cikarang
*Ruko Duta Permai, Jl. Kyai Haji Noer Ali, Sukadanau, Cikarang Barat

-Karawang
*Jl. Akses Tol Karawang Barat
*Jl. Arteri Galuhmas, Teluk Jambe Timur

-Purwakarta: Jl. Rest Area KM 72
-Bogor: Jl. Alternatif Cibubur 100
-Bandung: Jl. Pasir Kaliki No.185-189, Bandung

GOSIPNYA
Berawal dari keinginan memiliki usaha sampingan yang bisa bertahan lama dan bukan bisnis musiman, Hendri lalu memiliki ide untuk membuka usaha kuliner. Ia memilih hidangan utama bebek yang saat itu belum banyak dilakoni banyak orang.

Setelah itu ia mencari "resep masak bebek" di Google tapi hanya menemukan 1-2 resep. Ketika ia mencoba "resep ayam goreng" keluar ribuan resep. Setiap hari ia mengumpulkan resep ayam goreng terkenal seperti resep ayam goreng Mbok Berek, Suharti, dan lain-lain. Resep-resep itu ia bukukan menjadi kurang lebih 300 halaman.

Resep tersebut lalu dicoba satu-persatu. Resep demi resep dicoba tapi tidak ada yang enak, hingga ketika mencoba resep ke-70 ia merasa rasanya dapat diterima lidah. Untuk mengetahui resep tersebut benar-benar sudah enak atau belum, ia membagikan tester kepada orang-orang terdekat seperti tetangga dan beberapa teman.

Ia merasa harus ada masakan bebek lain yang dapat menjadi pembanding. Ia mencari "bebek terenak di Indonesia" di Google dan hasilnya muncul Bebek Goreng H. Slamet. Ia lalu terbang ke Yogyakarta dan naik travel ke Solo karena saat itu Bebek Slamet hanya ada di Solo.

Ia membeli 30 potong bebek yang belum digoreng tapi sudah dibumbui dan dibawa pulang ke Jakarta. Istrinya, Fenty, sudah menyiapkan 30 potong bebek yang dimasak dengan resep pribadi milik mereka. Mereka lalu menyiapkan satu kardus berisi 2 potong bebek, yaitu bebek hasil olahannya dan Bebek Slamet. Setelah dibagikan pada banyak orang, hasilnya 100% responden menjawab Bebek Slamet lebih enak.

Mereka mencoba lagi resep-resep lainnya dan memodifikasi resepnya. Pada resep ke-110, resep dirasa enak sehingga mereka mencoba lagi melakukan percobaan yang sama. Hasilnya 30% responden bilang bebek miliknya enak, 70% lainnya merasa Bebek Slamet lebih enak.

Hendri belum puas, ia ingin hasil minimal 80% mengatakan bebeknya lebih enak. Ia memodifikasi lagi resepnya hingga resep ke-120 dan ia mengulang lagi percobaan yang sama. Hasilnya mengejutkan, 100% responden bilang bebek miliknya lebih enak dibandingkan Bebek Slamet.

Ia lalu mencari nama dan muncullah Kaleyo yang tidak punya arti. "Pertama saya mencari gampangnya saja huruf A, E, O lalu saya kombinasikan dengan beberapa huruf sehingga ketemu kata Kaleyo." ujarnya. GOSIPNYA karena banyak pertanyaan akan makna mereknya, ia lalu mencari makna kata-katanya di kamus bahasa Jawa dan menemukan kata 'kalih' yang artinya dua, dan 'ayo' yang artinya ajakan. Maksud 'Kaleyo' berarti ayo dua kali, bertujuan agar para pengunjung rumah makan bebek tersebut tidak hanya datang sekali namun dua kali dan seterusnya.

Ia lalu mencoba berbisnis dengan mengajak kakaknya, Paulus. Paulus dan istrinya, Rini, berkontribusi modal 5 juta, sedangkan ia dan istrinya menyiapkan 10 juta. Mereka lalu menyewa tempat di emperan bengkel mobil di Cempaka Putih, Jakarta karena cukup strategis menurut mereka. Biaya sewanya 4,5 juta sebulan, karena cukup mahal, mereka mencoba dulu sebulan. Mereka membuka usaha dengan konsep kaki lima dari jam 6 sore hingga 11 malam.

Bebek Kaleyo punya tiga menu unggulan: Bebek Goreng Kalasan, Bebek Bakar Kalasan, dan Bebek Cabe Ijo. Ketika pertama dibuka pada 15 Januari 2007, ada 5 orang yang makan, esok harinya bertambah dan ada yang datang kembali. Pelanggan terus bertambah tiap hari dan perlahan Kaleyo membuka cabang di berbagai kota. Salah satu rahasia bertambahnya cabang adalah sistem manajemen yang baik.

Resep Bebek Kaleyo pun masih dijaga kerahasiaannya, yang mengetahui hanya keluarga Hendri dan Paulus. Bebek Kaleyo memiliki pabrik khusus pengolahan bebek di Bekasi. Bebek diolah dengan bumbu rahasia, lalu diungkep tiga jam memakai mesin khusus. Setelah itu bebek dipisahkan dalam kotak-kotak yang dimasukkan ke mesin pendingin. Esoknya ada mobil dari setiap cabang yang akan menjemput bebek serta bahan pelengkap lainnya seperti sambal dan kremesan.

Hendri juga menyiapkan tim khusus sekitar 10 orang untuk menyortir bebek-bebek tersebut agar tingkat kematangan dan keempukannya sesuai standar. Ia juga menjaga kesehatan pelanggannya dengan cara rutin mengganti minyak goreng setelah 15-20 potong bebek digoreng. Rahasia lain yang dibagikan olehnya adalah penggunaan minyak kelapa, yang membuat bebek terasa nikmat dan renyah.

Bebek Kaleyo terus mempertahankan misinya yaitu menyajikan makanan yang murah terjangkau oleh semua kalangan. Hal tersebut diukurnya berdasarkan banyaknya pengunjung yang datang dengan menggunakan motor, bukan mobil.

ADA Swalayan

KELUARGA
Gunawan Santoso (Tang Khoen Toan)
meninggal 1 Agustus 2008 di Singapura

istri: Goei Ngiek Hwa
meninggal 26 Februari 2003 di Melbourne, Australia

Ricky Sulistyo dan Erika Santoso

Rocha dan Reicher

anak: Luisa Erika Santoso
lahir 8 Oktober 1984 di Solo

menantu: Ricky Sulistyo
lahir 17 April 1985

cucu: Reicher, Rocha

CABANG USAHA
-Jl. Soegijapranata (Siliwangi) 58-60, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Majapahit (Brigjen. Sudiarto) 325, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Setiabudi 221-225, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Fatmawati 15, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Raya Pajajaran 31, Bogor, Jawa Barat
-Jl. Raya Jepara - Kudus KM 1, Kudus, Jawa Tengah
-Jl. Pemuda 302A, Pati, Jawa Tengah
-Jl. Gemeces, Pati, Jawa Tengah

GOSIPNYA
Tahun 1980-an Gunawan Santoso dan istrinya Goei Ngiek Hwa berjualan kain di Peterongan, Semarang. Seiring dengan berjalannya waktu toko kain tersebut berkembang menjadi ritel segala macam perlengkapan busana dengan nama ADA Swalayan. GOSIPNYA ADA adalah singkatan dari Ada di Hati Anda.

ADA Swalayan pertama berdiri tahun 1987 berlokasi di Jalan Siliwangi, Semarang. Tokonya hanya dua lantai yang juga dijadikan tempat tinggal. Tahun 1997 cabang baru dibuka di Jalan Brigjen Sudiarto. Tidak lama setelah itu, terjadi krisis moneter. "Beberapa tahun sebelum krisis, almarhum papa punya prediksi, ekonomi Indonesia bakal susah. Tapi beliau justru melihat peluang. Papa melakukan lobi dengan para supplier untuk order barang hingga 10 kali lipat lebih banyak. Dari over supply itu, masyarakat tak kesulitan mencari barang. Bahkan toko-toko ritel dari luar kota Semarang banyak yang ambil barang di ADA Swalayan," ujarnya.

Tahun 2000 cabang yang lebih besar dibuka di Jalan Setiabudi dengan luas 1,6 hektare. Tahun 2004 cabang baru dibuka di Bogor, Jawa Barat. Tahun 2005 cabang di Jalan Siliwangi direnovasi. Tahun 2006 cabang baru dibuka di Jalan Fatmawati.

Setelah lulus SMA, Erika kuliah Akuntansi di Monash University, Melbourne, Australia. Setelah lulus, ia sekolah bahasa Mandarin di Beijing, Tiongkok. GOSIPNYA ia bercita-cita menjadi model dan punya butik sendiri, tapi karena ia anak tunggal, ia merasa bertanggung jawab meneruskan usaha orangtuanya.

Setelah beres sekolah, tahun 2007 ia diwajibkan magang di bagian pembelian dan pemesanan. Posisi ini mengajarkannya banyak hal mengenai sistem manajemen perusahaan. "Mulai dari hanya duduk saja memperhatikan supplier, belajar tentang manajemen, saya jalani. Benar-benar dari nol, tidak instan langsung memegang perusahaan ini," terangnya.

Tahun 2008 ayahnya meninggal dunia, saat itu ADA Swalayan sedang dalam proses melebarkan sayap ke Kudus. Ia tidak goyah dan malah melebarkan bisnis ke Pati. Sejak kecil ia sering diajak oleh orang tuanya berbelanja barang-barang persediaan untuk dijual di toko. "Saya sejak kecil sudah diajak kulakan untuk toko di Tanah Abang atau langsung ke Tiongkok. Biasanya kalau sedang libur sekolah. Jadi saat menjalani usaha ini sendiri sudah tidak canggung untuk turun langsung belanja kulakan. Untungnya saya juga hobi belanja dan sekalian saja saya menyalurkan hobi tersebut saat kulakan," ujarnya.

Pada hari Valentine 2010 ia berkenalan dengan Ricky Sulistyo, seorang pengusaha lulusan marketing dari salah satu universitas di Australia yang berujung pernikahan pada tahun 2011. "Saya menjadi semakin mantap karena suami ini bukan cuma sanggup menjadi kepala keluarga yang baik tapi juga jadi partner bisnis. Ia banyak membantu saya di bidang pengembangan bisnis," ujarnya.

Pada tahun 2012 sebuah cabang dibuka lagi di Pati. Perusahaan yang bernaung di bawah PT ADA Perkasa Sahitaguna dipercayakan kepada suaminya. "Untuk soal pengembangan bisnis, inovasi, dan strategi marketing, saya percayakan ke suami," ucapnya.

Pollux Group


Struktur Pollux Properties

Struktur Saham Perseroan

FAMILI

Po Sun Kok
lahir 23 September 1948 di Sambas, Kalimantan Barat
pendidikan: SMA Kesatrian (1967)

Luciana Fulia
lahir 19 September 1954 di Sambas, Kalimantan Barat
pendidikan: S1 Akuntansi (1977)  dari Universitas Trisakti, Jakarta

Po Wiwiek Purnomo
lahir 14 Oktober 1976 di Semarang, Jawa Tengah 
pendidikan: Bachelor of Science (2000) dari University of Boston, Amerika Serikat

Dewi Susanti
lahir 30 Maret 1978 di Semarang, Jawa Tengah
pendidikan: Bachelor of Science and Accounting (2000) dari University of Southern California, Amerika Serikat

Nico Purnomo Po
lahir 14 Oktober 1981 di Semarang, Jawa Tengah
pendidikan:
The Honorary Doctorate of Business Administration (2011) dari Inter American University in Puerto Rico
Bachelor of Computer Science (2003) dari National University of Singapore

istri Nico: Diana Joyo Rachmatien
lahir 8 Juni 1995 di Jakarta

USAHA PROPERTI
Singapura:
-Park Residences Kovan
-Metro Loft
-Pavilion Square
-Garden Park Residences
-Berkeley Residences
-Mayfair Residences
-Louis Kienne Serviced Residences Havelock

Indonesia:
-Paragon Mall, Semarang
-Paragon II, Semarang
-Po Hotel, Semarang
-Merbabu Hotel, Semarang
-The Pinnacle, Semarang
-W/R Simpang Lima, Semarang
-Louis Kienne Hotel Simpang Lima, Semarang
-Louis Kienne Hotel Pandanaran, Semarang
-Louis Kienne Hotel Pemuda, Semarang
-Central City Mall, Semarang
-Marquis de Lafayette, Semarang
-Boulevard Vue, Semarang
-World Capital Tower, Jakarta
-Amarsvati, Bali
-Chadstone, Cikarang
-Meisterstadt, Batam
-Pollux Skysuites, Jakarta
-Pollux Technopolis, Karawang

GOSIPNYA
GOSIPNYA Bisnis keluarga Po dimulai tahun 1958 oleh nenek Nico Purnomo Po yang merantau ke Semarang dari Sambas, Kalimantan Barat dan menjual baju yang ia rajut sendiri pada teman-temannya. 

Bisnisnya mulai berkembang ketika Po Sun Kok mengambil alih bisnis dan mengembangkan perusahaan dengan memperluas skala produksi dengan modal 90 unit mesin garmen dalam satu fasilitas produksi dan mulai mengekspor garmen ke Eropa tahun 1980. Tahun 1984 perusahaan mulai mengekspor ke Amerika Serikat. 

Tahun 1989 perusahaan menjadi badan hukum Perseroan Terbatas (PT) dengan nama Golden Flower pada 7 Maret 1989 dan menambah 7 fasilitas produksi serta 4.080 unit mesin garmen. Dengan penambahan itu kapasitas produksi perusahaan mencapai 700 ribu lembar pakaian per bulan. Hingga kini perusahaan masih mengekspor pada banyak perusahaan terkenal dunia seperti: Zara, Muji, Calvin Klein, Tommy Hilfiger, Karl Lagerfeld, DKNY, Perry Ellis, Ann Taylor, Talbots, J.Crew, Esprit, Ralph Lauren, dan masih banyak lainnya.

Po Sun Kok juga merambah bisnis properti di Singapura lewat Pollux Properties Ltd yang didirikan tahun 1999. Di sana Po Sun Kok mendirikan perumahan untuk kalangan menengah ke atas seperti Park Residences Kovan, Metro Loft, Pavilion Square, Garden Park Residences, Berkeley Residences, Mayfair Residences, dan Louis Kienne Serviced Residences Havelock.

Setelah lama di Singapura, Pollux mulai membangun di Semarang, Jawa Tengah. Properti yang dibangun adalah Paragon Mall, Po Hotel, Merbabu Hotel, apartemen dan kondotel The Pinnacle, apartemen W/R Simpang Lima, Louis Kienne Hotel (Simpang Lima, Pandanaran, Pemuda), Central City Mall, Marquis de Lafayette, Paragon II, serta Boulevard Vue. 

Di luar Semarang, Pollux juga membangun World Capital Tower di Jakarta, kondotel mewah Amarsvati di Bali, mega superblok Pollux Chadstone di Cikarang yang semuanya telah selesai tahun 2019. Setelah itu real estate Meisterstadt juga dibangun tahun 2020 di Batam, bekerjasama dengan mantan presiden B.J. Habibie sehingga sering dinamakan Pollux Habibie. Kini proyek Pollux Skysuites sedang dikerjakan di Jakarta Selatan, dan proyek Pollux Technopolis sedang dikerjakan di Karawang, Jawa Barat.

Perlahan-lahan tongkat estafet mulai diberikan Po Sun Kok pada anaknya, Nico Purnomo Po. Perkenalan Nico dengan dunia bisnis dimulai saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ayahnya mengajak Nico ke pabrik garmen untuk belajar ketika libur sekolah. Ia dididik bagaimana menghadapi karyawan, belajar teknik menjahit, juga cara menghadapi pembeli dari luar negeri. Ia sering diajak ke luar negeri untuk bertemu buyersupplier, maupun karyawan.

Tahun 2005, setelah lulus kuliah dari Jurusan Ilmu Komputer National University of Singapore, ia diberi tugas menangani properti yang dibeli Pollux di Singapura. Nico lalu mengembangkan PT Pollux Investasi Internasional yang fokus investasinya untuk pendapatan jangka panjang, seperti membangun pusat belanja, hotel, dan resor. Setelah itu Nico mendirikan PT Pollux Properti Indonesia yang berfokus mengembangkan properti di Indonesia.

Nico adalah anak bungsu. Kakak pertamanya bernama Po Wiwiek Purnomo alias William Po, bertugas mengurus properti khusus investasi di bawah Noble Property Group. Kakak keduanya bernama Dewi Susanti, bertugas mengurus garmen di bawah Golden Flower Group. Nico bertugas mengembangkan Pollux Group.

Menurut Po Sun Kok ada 8 prinsip yang harus dipegang teguh keluarganya (GOSIPNYA dianut dari ajaran Konfusius). Pertama, Xiào (孝), yang artinya berbakti. Ia menerangkan, berbakti itu memang tugas anak-anak kepada orang tua. Bila seseorang berbakti pada orang tua, berarti dia memiliki moral yang baik. "Jadi, dalam bisnis, jika kita bertemu dengan orang yang lebih tua dari kita atau lebih muda, kita harus selalu hormat," katanya.

Kedua, Tì (悌), menghormati antarsaudara. Dalam suatu keluarga, jika akur, akan bisa berdiri kokoh dan kuat. Alangkah baiknya dalam suatu keluarga besar semua bisa kerjasama, bisa kumpul. Meskipun pekerjaannya berbeda, bisa sama-sama mendukung. "Itu yang saya ajarkan kepada anak-anak bahwa kami harus selalu mendukung, selalu mengalah, selalu memberi. Itu yang kami utamakan karena yang pertama membantu kami pasti saudara, baru teman-teman yang lain," Po menuturkan.

Ketiga, Zhōng (忠), setia. "Kesetiaan dalam segala segi," ujar Po menandaskan. Berteman juga yang setia, apalagi berkeluarga, setia pada istri, suami, dan keluarga. "Keluarga itu buat saya adalah beban yang harus saya bawa dengan sempurna dan baik. Ketika kita setia pada semua orang, pasti orang lain juga akan setia pada kita. Setia itu dengan tulus, tidak dengan pura-pura."

Keempat, Xìn (信), kepercayaan. Baginya, orang hidup yang diutamakan adalah kepercayaan. Jika sudah dipercaya orang, itu modalnya 50% sudah ada. "Jadi, sejak kecil saya selalu menanamkan tanggung jawab. Misalnya, mereka saya beri uang saku, selalu saya minta suatu tanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan kepada mereka itu. Sampai sekarang pun kalau anak-anak punya utang, dia harus tanggung jawab atas utangnya. Sejak kecil yang saya tanamkan adalah masalah keuangan."

Kelima, Lǐ (禮), sopan santun. Po menjelaskan, sopan santun untuk kita atau mungkin untuk orang lain adalah suatu ajaran apa yang boleh dan tidak boleh. Jika bertemu dengan yang lebih besar, harus panggilnya apa, yang kecil apa. Orang tua harus dibantu. Kepada yang lebih muda pun, harus sopan santun, dengan teman pun harus lebih sopan santun. Karena, jika di sekolah ada guru, di kuliah ada dosen, di masyarakat ada siapa? "Jadi, teman itu adalah guru kita ketika di masyarakat. Jika kita sopan santun pada teman, tentu teman itu tidak akan berani sembarangan dengan kita."

Keenam, Yì (義), kebenaran. Semua upacara rohani dan upacara kemanusiaan. Po mengaku selalu pergi ke Masjid Sultan di Sambas. Kalau sore, ia ke sana untuk meditasi satu jam sampai tertidur. Ia pun tak segan-segan ikut upacara keagamaan orang muslim. Ia juga selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menghadiri semua upacara, upacara ketuhanan, rohani, apalagi kemanusiaan. Ketika ada yang ulang tahun, ia selalu mengingatkan keluarganya untuk hadir. "Kalau tidak bisa hadir, kami kirim ucapan selamat. Hidup itu selalu berubah-ubah, macam-macam posisi, nasib. Saya selalu mengajarkan untuk menghargai semua dan menghadiri segala upacara," kata Po.

Ketujuh, Lián (廉), integritas, jadi orang harus bersih. "Ketika mempunyai utang, saya harus bayar. Setelah bayar, tentu saya bersih. Tidak ada cacat di hati, apa pun bersih. Orang mengirim kelebihan, kita harus kembalikan, jangan memanipulasi. Orang dagang pasti cari untung, tapi untungnya itu harus untung yang bersih, untung yang benar," katanya menegaskan.

Kedelapan, Chǐ (恥), tahu malu. "Supaya kita tidak dipermalukan orang, perilaku kita harus bagaimana supaya tidak merasa malu. Misalnya, istri teman jangan kamu gauli, tahu malu," Po menegaskan lagi.

Menurutnya delapan prinsip tersebut sangat baik untuk keluarga, perdagangan, dan sosial. "Ini wajib diterapkan," tandas Po. Apalagi yang nomor dua, yakni menghargai saudara dan keluarga. "Kamu bisa mendapatkan dunia, kamu mendapatkan Roma yang begitu mewah tapi kehilangan keluarga, apa gunanya. Hidup di dunia itu yang penting relasi, kamu bisa mendapatkan dunia seluruhnya, Roma di tanganmu, tapi kamu kehilangan keluarga yang memberimu kehangatan, perlindungan batin, tidak akan berarti apa-apa."

Nico menegaskan, nilai-nilai tersebut harus dijalankan supaya menjadi pondasi yang kuat untuk bergerak di dunia usaha. "Ini nilai-nilai yang sangat penting dan menjadi prinsip dasar, dan kami selalu mencoba menerapkannya di level direksi, manajer, dan staf," katanya.

Dalam menjalankan bisnis, ayah dan kakak-kakaknya menjadi teman dalam mendiskusikan segala persoalan. "Dari kecil kami dididik untuk selalu bersama-sama mendiskusikan segala hal tentang dunia usaha. Karena itu, selesai sekolah dan masuk ke dunia usaha, hal itu tidaklah asing bagi kami, dan kami sering bersinergi," ungkapnya.

Sampai saat ini, menurut Nico, sinergi yang kuat menjadi salah satu fondasi dalam bisnisnya. Artinya, harus saling bertukar pikiran, bersinergi dalam manajemen dengan baik supaya mendapatkan suatu strategi yang akurat. "“Kami cukup aktif komunikasi dan diskusi, baik informal dan formal bisa dilakukan, tidak perlu rapat direksi. Untuk sehari-hari, tukar pikiran itu penting. Bapak memastikan arahan keseluruhan dan kami mengeksekusi dengan baik," katanya.

Selain itu, ibunya yang menjabat Wakil Presiden Komisaris Pollux Properties Group, juga menjadi salah satu mentornya. Nico bercerita, ibunya adalah seorang yang kuat dalam management skill dan eksekusi dalam operasional perusahaan. "Beliau mempunyai banyak sekali pengalaman dalam mengelola sebuah perusahaan yang sukses. Ilmu manajemen beliau sangat baik untuk diterapkan di dalam perusahaan. Jadi, Bapak di dalam komite yang strategis dan risk, Ibu masuk dalam komite audit, operasional risk, dan manajemen," Nico menjelaskan.

Sebagai pebisnis, Nico menyadari perlu adanya terobosan baru agar bisa meraih sukses. Melihat pasar Indonesia sekarang, yang 60 persennya adalah kelompok milenial, maka terobosan yang dilakukannya adalah membuat produk yang sesuai dengan keinginan mereka: harganya terjangkau tetapi memiliki kualitas yang baik dan memberikan kenyamanan di dalam gaya hidup kaum muda saat ini. Maka, dikembangkanlah proyek Meisterstadt di Batam, Chadstone di Cikarang, dan dibangun proyek sejenis di Karawang.

Istana Mie & Es

Aris Suliatono
lahir 13 April 1954 di Semarang, Jawa Tengah
istri: Sulistyowati
anak: Nico Rahadiyan, Nezsa Rahadiyanti

Handojo Poernomo
istri: Lina Titi Sajekti
anak: Novie Poernomo

CABANG USAHA
-Semarang
*Jl. Depok 24 C
*Plaza Simpang Lima Lantai 4
*Supermarket ADA Soegijapranata Lantai 3
*Supermarket ADA Majapahit Lantai 1
*Supermarket ADA Setiabudi Lantai 3
*Paragon City Mall LG No. 9
*Central City Mall
*DP Mall Lantai 2 - 02 C
*DP Mall Lantai 2 - FC 15-16
*Java Supermall Lantai 2 No. 211
*Mall Ciputra Lantai 2
*Mall Ciputra Jembatan No.1

-Solo
*Solo Square Lantai 2 - 0A dan 0B
*Transmart Solo Pabelan GF. 12
*Solo Grand Mall Lantai 3 FC 10 - 001
*Solo Paragon Mall RF-15

-Cirebon
*Grage City Mall Lantai 1-06
*Grage Mall Lantai 2
*Cirebon Junction Lantai 3
*Cirebon Super Blok Lantai 2-21

-Surabaya
*Cito Mall Lantai 1 FB-06
*Royal Plaza Lantai 3 N1-17
*Plaza Surabaya Lantai 1

-Pekalongan
*Ramayana Mall Lantai 1
*Plaza Pekalongan Lantai Dasar
*Jalan Gajah Mada No. 40

-Kudus
*Extention Mall GF 23
*Supermarket ADA Lantai 1

-Jakarta: Supermal Karawaci Lantai LG # 107
-Yogyakarta: Hartono Mall LG 10
-Purwokerto: Rita Supermall Lantai 3 No.30
-Jatibarang: Toserba Yogya FC Lantai 3
-Magelang: Artos Mall GF 35
-Pati: Supermarket ADA
-Tegal: Rita Supermall Lt. Dasar
-Madiun: Suncity Festival Mall Lantai Dasar BT. 3B
-Malang: MOG Lantai 3 ITF 1A

GOSIPNYA
Usaha berbahan dasar mi sebenarnya sudah ditekuni sejak lama oleh keluarga Aris. Melihat pangsa pasar mie dan es begitu besar, ia mengembangkannya bersama adiknya (GOSIP lain bilang ayah istrinya), Handojo, dengan mendirikan Istana Mie & Es pada 23 Februari 2006 di Mall Ciputra Semarang.

Nama Istana Mie & Es dipilih untuk menggambarkan tempatnya sebagai pusat mie dan es yang merupakan makanan yang disukai orang pada umumnya. GOSIPNYA karena tampilan makanan dan minuman yang ditawarkan sangat menarik, pelayanan dan penyajian cepat, harga tidak mahal dan rasa yang enak, membuat restoran ini diminati konsumen sejak awal dibuka.

Mall sengaja dipilih karena jumlah pengunjung yang didapat lebih cepat dan banyak. Selain itu, fasilitas penunjang seperti tempat parkir, AC, hingga jam operasional juga sangat memadai. Jika diluar Mall, pengunjung hanya datang di jam-jam tertentu, seperti jam makan siang atau jam makan malam. Sedangkan di mall, pengunjung yang datang sepanjang waktu mungkin awalnya hanya jalan-jalan tapi diluar jam makan mereka bisa mampir. Entah sambil menunggu anak bermain, lapar setelah jalan-jalan, atau sekedar penasaran ingin mencoba.

GOSIPNYA Awalnya yang bertugas memasak berasal dari keluarga. Setelah pengunjung terus bertambah, tenaga memasak pun ditambah. Sebelum ditempatkan di cabang, koki terpilih dilatih dulu agar rasa yang disuguhkan sesuai standar. Semua bahan diproduksi secara mandiri di depo, selanjutnya dikirim ke cabang agar kualitasnya sama.

Tahun 2006 cabang pertama di luar mall didirikan di Jalan Depok, Semarang. Cabang ini didirikan untuk kemudahan pengantaran makanan seperti dari tamu hotel, agar lebih cepat diantar karena tidak perlu masuk keluar mall.

Di Semarang semua pengelolaan dilakukan secara mandiri. Sementara di luar kota, dikelola oleh mitra bisnis, baik itu teman, kerabat atau saudara. GOSIPNYA hingga kini, Istana Mie & Es belum membuka franchise.

Daniel Nugroho Setiabudhi

Daniel Nugroho Setiabudhi
lahir 16 Februari 1934 di Purworejo, Jawa Tengah
meninggal 9 September 2020 di Ambarawa, Jawa Tengah

istri: Ida Nursanty, Dra, Apth (almarhum)
lahir 12 Desember 1935 di Juwana, Jawa Tengah

ayah: Goei Ging Giem (almarhum)
ibu: Yap Ien Nio (almarhum)

anak:
1. Elisabeth Mady Kristiwijani Setiabudhi
lahir 5 Desember 1968
menantu: Arief Honggowijoyo Kusmadi
cucu: Jason Nathaniel Kusmadi, Emily Giovanna Kusmadi

2. Maria Ratnawati Setiabudhi
lahir 11 Maret 1970
menantu: Ariawan Koeswanto (Harry Timothy Kho)
cucu: Daven Harrison Kho, Benjamin Elliot Kho

3. Johana Juniarti Setiabudhi
lahir 24 Juni 1971
menantu: Sandy Purwo
cucu: Jeremy Purwo, Natalie Purwo

CABANG USAHA
-Bandeng Juwana Elrina (berdiri 3 Januari 1981)
Jl. Pandanaran 57, Semarang

-Dyriana Bakery (berdiri 21 April 1986)
Jl. Pandanaran 61, Semarang

-Elrina Restaurant (berdiri 10 Desember 1994)
Jl. Pandanaran 83, Semarang

-Dyriana Bakery & Cafe (berdiri 5 Desember 2001)
Jl. Pandanaran 51A, Semarang

-Waroeng Bandeng Juwana Elrina (berdiri 17 Desember 2007)
Jl. Pandanaran 57, Semarang

-Dyriana Bakery Ngaliyan (berdiri 5 Maret 2009)
Jl. Raya Ngaliyan, Ruko Wahyu Utama 164A, Semarang

-Bandeng Juwana Elrina Pamularsih (berdiri 1 Oktober 2013)
Jl. Pamularsih 70, Semarang

-Bandeng Juwana Elrina Ngaliyan (berdiri 21 April 2017)
Jl. Prof. Dr. Hamka 41, Semarang

GOSIPNYA
Daniel lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta tahun 1969. Sejak 1970 hingga 1990 ia menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Kusta Keled dan Tugurejo di Semarang. Tahun 1978 ia berkunjung ke Jakarta dan melihat sebuah toko roti bernama Holland Bakery yang begitu ramai oleh pembeli sehingga ia bercita-cita mendirikan toko roti di Semarang. Karena terkendala modal, ia mengurungkan niatnya. 

Tahun 1980 ia mengamati sekeliling rumahnya di Jalan Pandanaran 57, Semarang dan melihat tujuh toko yang menjual bandeng di kawasan itu cukup ramai pembeli. GOSIPNYA dengan modal awal 400 ribu ia mulai membuka usaha bandeng presto.

Ia dan istrinya bereksperimen selama tiga bulan untuk menemukan resep bandeng duri lunak yang pas. Setiap hari ia memasak 1-1,5 KG bandeng yang hanya diberikan gratis kepada teman-temannya agar mendapat saran atau kritikan. GOSIPNYA istri dan anaknya makan ikan bandeng setiap hari selama tiga bulan.

Setelah merasa yakin, pada 3 Januari 1981 ia membuka usaha bandeng di teras rumahnya. Warung kecil itu dibuat di depan ruang praktek dokternya. Nama Juwana dipakai karena istrinya berasal dari Juwana yang terkenal dengan kualitas bandeng yang bagus. Ketika ia akan mematenkan mereknya, ia ditolak karena namanya dianggap nama kota sehingga ia menambahkan nama Elrina yang merupakan singkatan ketiga putrinya: ELisabeth maRIa johaNA.

Hari pertama berjualan, hanya laku tiga ekor. Meski banyak yang pesimis, ia dan istrinya yakin bandeng mereka akan laku. Instingnya benar. Perlahan pelanggan mulai berdatangan. Pasien-pasiennya pun ikut membeli bandeng. Warung kecil itu perlahan tidak mampu menampung barang dagangan. Ruang tunggu pasien makin terdesak oleh barang dagangan sehingga praktek dokternya pindah di belakang. Ia lalu meminjam uang dari teman kontraktornya untuk membangun toko kecil seluas enam meter persegi.

Selain itu karena Semarang bukan kota wisata tetapi kota transit, ia membuka tokonya lebih awal dibanding toko lain dan menutup tokonya lebih akhir. Perlahan Semarang tidak hanya dikenal sebagai kota lumpia, tapi juga kota bandeng.

Setelah bisnis bandengnya dianggap stabil, ia meminjam modal dari Bank Bapindo untuk mewujudkan mimpinya membuka toko roti. Ia memberi nama tokonya Dyriana yang juga diambil dari nama ketiga putrinya: maDY maRIa johANA.

Tahun 1994 ia mendirikan Elrina Restaurant di Jl. Pandanaran nomor 83 untuk mengatasi masalah kesulitan parkir di toko utamanya. Seiring bertambahnya cabang, inovasi pun terus dilakukan sehingga saat ini ada sekitar 60 varian makanan yang berbahan dasar ikan bandeng.

Michelle Sulistyo

Angeline Michelle Caroline Sulistyo
lahir tahun 1994 di Surabaya, Jawa Timur

kakek: Wilhelmus Sunardi Sulistyo
meninggal 24 Oktober 2012
nenek: Maria Angela Dien Wibisono
ayah: Antonius Rachmat Sulistyo
ibu: Ira Budisusetyo
kakak pertama: Christopher Joseph Sulistyo
kakak kedua: Alvin Samuel Sulistyo

USAHA
-Kopi Kulo didirikan 2 Desember 2017
-Pochajjang Korean BBQ didirikan 21 Maret 2019
-Kitamura Shabu-Shabu didirikan 1 Oktober 2019
-Bu Eva Spesial Sambal didirikan 20 Februari 2020
-Oseng Mie Jontor didirikan 21 Februari 2020
-Mazeru didirikan 11 Maret 2020

USAHA BERSAMA MBV
-Xi Bo Ba Bubble Tea didirikan 26 September 2019
-Xiji Street Snack didirikan 20 Maret 2020
-Mo Tahu Aja didirikan 30 September 2020
-Ela! Greek Doughnuts didirikan 20 Mei 2021

GOSIPNYA
Bermula dari minuman favorit Michelle, avocatto, yang merupakan perpaduan jus alpukat dengan satu shot espresso, ditambah es krim, ia lalu mencoba membuatnya sendiri dan ternyata teman-temannya banyak yang menyukainya.

Mereka melihat kedai kopi merupakan peluang yang menjanjikan saat itu. Konsep mereka yaitu menciptakan kopi yang mudah didapatkan pembeli dan dibawa sambil jalan-jalan. Oleh karena itu, kedai yang dibuat pun kecil dan sederhana.

Andreas Tony (kacamata)

Clement Mathias

Elsheca Herrera

Liviana Lesmana

Michael Bunyamin (paling kiri)

Ia bersama Andreas Tony, Clement Mathias, Elsheca Herrera, Michael Bunyamin, dan Liviana Lesmana lalu membuka Kedai Kopi Kulo di jalan Cikajang no. 43, Jakarta Selatan pada 2 Desember 2017. GOSIPNYA modal mereka kurang dari 100 juta Rupiah.

Kulo berasal dari bahasa Jawa artinya 'saya' sehingga Kopi Kulo berarti Kopi Saya. Pada awal-awal berjualan mereka hanya menjual 10-20 gelas per hari. Mereka lalu gencar promosi ke berbagai pihak, mulai dari teman-teman, keluarga, perkantoran, hingga merambah online. Setelah berjalan 4 bulan, mereka mulai menawarkan franchise.

Pada 5-13 Mei 2018 Pasar Malam Hari Kuliner Nasional Go-Food digelar serentak di 5 kota di Indonesia yaitu GBK Go-Food Festival Jakarta, Go Food Festival Bale Binarum di Bogor, Go-Food Festival Palembang Indah Mall di Palembang, Go-Food Festival Grand City di Surabaya, dan Go-Food Festival EatOut Karebosi Link di Makassar.

Dalam acara ini penghargaan diberikan kepada para mitra berprestasi seperti mitra yang paling banyak mengoptimalkan akses ke layanan keuangan, mitra yang mengalami perubahan hidup dan mitra yang tetap semangat bersama Go-Jek sejak 2010. Kopi Kulo menyabet penghargaan pendatang baru yang paling banyak dipesan via aplikasi Go-Food.

Menurut Clement, sebanyak 70-80% pesanan berasal dari Go-Food. Untuk pemasaran, Kulo memakai media sosial. Belum setengah tahun berdiri, cabang Kulo sudah mencapai belasan di Jakarta, Lombok, Bandung, hingga Bali.

Michelle menjelaskan, "Meski masih baru, tetapi kami tetap menjaga kualitas dan mengurus satu-satu (para mitra). Semakin banyak mitra, kami membuat tim yang memang muter-muter ke semua gerai di seluruh Indonesia agar rasa menu makanan dan minumannya sesuai dengan standar yang kami buat," tutur wanita yang lulus tahun 2015 dari Raffles College Singapore jurusan Fashion Marketing itu.

Melihat kesuksesan Kulo, mereka lalu memperluas cakupan usaha kuliner dengan membuka Pochajjang Korean BBQ, Kitamura Shabu-Shabu, Bu Eva Spesial Sambal, Oseng Mie Jontor, dan Mazeru. Bersama Mitra Boga Venture (MBV), Kulo membuka usaha Xi Bo Ba Bubble Tea, Xiji Street Snack, dan Mo Tahu Aja.

Pemilihan nama semua ada maknanya. Pochajjang diambil dari bahasa Korea, pocha yang artinya tenda, jjang yang artinya terbaik. Nama Eva diambil karena terinspirasi dari rekan kerja dan namanya dianggap Indonesia banget. Jontor diambil karena menunya pedas. Mazeru artinya masak seru, namanya dipilih karena menyajikan konsep masak sendiri. GOSIPNYA Kitamura berasal dari kata kita dan murah, karna mengandalkan menu All You Can Eat shabu-shabu murah, dengan harga mulai dari 99 ribu Rupiah.

Sedangkan usaha bersama MBV, nama Xi Bo Ba terinspirasi dari bahasa mandarin 'xi yue' (喜悦), yang artinya 'kebahagiaan'. Xi Bo Ba ingin memberikan kebahagiaan pada setiap orang yang meminumnya.

Belakangan marak sekali kolaborasi minuman dengan berbagai merek snack terkenal seperti Kopi Kenangan bekerjasama dengan Nyonya Meneer, Xing Fu Tang dengan Khong Guan, Kopi Soe dan Street Boba dengan Teh Pucuk Harum, Heycha dengan Regal, Kopi Kangen dengan Sjora Nestle dan Serena Troy, Teguk dengan KitKat dan Milo serta Buavita, Kopi Kalyan dengan Pejoy, Kopi Yor dengan Indomilk, Kopi Lain Hati dengan Frisian Flag, hingga yang nyeleneh antara Kopi Ali dengan Kecap Bango.

Kulo pun tidak mau ketinggalan bekerjasama dengan Hydro Coco menghasilkan empat varian rasa minuman Cocolapa, Pink Paradise, Coco Latte, dan Pinacoco. Kulo juga bekerjasama dengan Tango Drink menghasilkan varian Kulo Teng-Go Rose Don Pedro Latte, Hojicha Don Pedro Latte, dan Soy Don Pedro Latte.


Pada 7 September 2020 seorang pelanggan menemukan kecoa ketika makan di Pochajjang. Video yang viral di TikTok itu langsung ditanggapi manajemen dengan permintaan maaf.


Pada 17 Maret 2021 Kulo Group meluncurkan aplikasi khusus yang dapat dipakai untuk semua merek yang berada di bawah naungan Kulo.

Keluarga Karjono

Martinus Sunu Susatyo (paling kiri), Retno Pratiknyo Siwi (ketiga dari kiri), Antonius Karjono (tengah), Theresia Alit Widyasari (ketiga dari kanan), Bertolomeus Saksono Jati (paling kanan)

KELUARGA
Antonius Karjono lahir 10 Mei 1949 di Yogyakarta
istri: Retno Pratiknyo Siwi

Anak:
1. Martinus Sunu Susatyo
lahir 8 Maret 1979 di Jakarta

2. Bertolomeus Saksono Jati
lahir 29 September 1980 di Jakarta
istri: Tiara Rantiny
anak: Gavin Milano dan Chelsea London

3. Theresia Alit Widyasari
lahir 19 Desember 1982 di Jakarta
meninggal 8 November 2018 di Jakarta

USAHA
-DeJons Cafe (Maret 2003-Februari 2006)
-DeJons Burger (Februari 2006-Mei 2015)
-Eat Happens (Mei 2015-2020)
-Bebek Ginyo (Mei 2007-2020)

USAHA MBV
-Bakso Kemon didirikan Agustus 2017
-Co Choc didirikan 28 Maret 2018
-Absolutea didirikan 2021

USAHA MBV BERSAMA KULO GROUP
-Xi Bo Ba Bubble Tea didirikan 26 September 2019
-Xiji Street Snack didirikan 20 Maret 2020
-Mo Tahu Aja didirikan 30 September 2020
-Ela! Greek Doughnuts didirikan 20 Mei 2021

GOSIPNYA
Sejak pensiun dari sebuah perusahaan penerbitan, Antonius Karjono lebih pasif dan hanya menjadi penasihat bisnis serta investor bagi ketiga anaknya. Martin sering sekali gagal dalam bisnis. Setelah bekerja sebagai General Purpose Attendant di kapal pesiar milik Holland America Line, pernah menjajal bisnis sapi potong yang didatangkan dari Solo. Akan tetapi, gagal karena ditipu relasi dagangnya. Setelah itu ia mencoba usaha menjadi distributor rokok dan lagi-lagi kena tipu. Ia lalu berbisnis tambak udang dan bandeng di Rengasdengklok. Usaha ini pun tekor karena tambaknya dipanen duluan oleh orang di sekitar tambak.

Berto belajar bisnis dari kakaknya. Ketika SMP, Martin berjualan stiker dengan banderol tulisan Rp. 2.000 di meja kelas, padahal modalnya hanya 200. Sejak itu Berto ketagihan karena merasa mendapat uang sangat mudah.

Berto sering mengikuti seminar bisnis, salah satunya Purdi E. Chandra yang mengatakan bisnis itu seperti masuk ke kamar mandi. Kalau kita mau mandi biasanya langsung masuk saja kemudian secara otomatis di dalam kamar mandi tersebut mulai gosok gigi, sabunan, keramas semua berjalan tanpa di pikir.

Hal itu membuatnya sering berbisnis tanpa rencana apalagi sistem. Salah satunya adalah martabak yang ia mulai karena ayahnya sering membeli martabak di Bekasi yang begitu ramai oleh pembeli. Ia lalu berjualan di depan Superindo Pulomas. Beruntung ada yang menawarkan teman tukang martabak langganannya dan teman kuliahnya menawarkan diri menjadi pengantar.

Usahanya begitu ramai, tapi sisa uangnya tiap hari hanya sekitar 15-20 ribu, itupun belum dipotong biaya sewa lokasi. Setelah 6 bulan, karena tidak mendapat cukup profit, ia berpikir biaya sewa terlalu mahal sehingga memutuskan pindah berdagang kaki lima di Jatibening, Bekasi. Ia harus berhadapan dengan preman dan diperas karena ia berjualan sebagai kaki lima. Meski usahanya kembali ramai tapi tetap saja uang yang diterima hanya sedikit. Ia lalu mencoba belanja bahan sendiri dan baru sadar ia ditipu oleh juru masaknya.

Setelah juru masaknya mendadak minta pulang kampung dan menghilang 2 bulan, juru masaknya mendadak muncul berjualan martabak di lokasi yang tak jauh dengannya di Jatibening. Ketika Berto menemuinya, ia dipukuli oleh preman setempat karena ternyata juru masaknya bekerjasama dengan preman tersebut.

Suatu saat tetangganya menawari MLM Amway dan kedua orangtuanya bergabung. Mulanya ia menolak tapi dijebak oleh orangtuanya hingga ikut ke sebuah seminar Amway dan langsung bergabung dengan Amway. GOSIPNYA Berto kebablasan dan berpindah-pindah MLM hingga 26 perusahaan, termasuk Tianshi.

Pada Maret 2003 Martin mengontrak sebuah tempat bekas sebuah warung steak yang sudah tutup di Tebet untuk dibuat kafe kecil bernama DeJons Cafe. Pengelolaan diserahkan pada sang ibu. Ternyata bisnis sangat sepi.

Setelah bosan dengan MLM, Berto menjadi agen asuransi Prudential hingga suatu waktu temannya mengajaknya membuka distribution store (distro). Mereka patungan masing-masing 7 juta Rupiah untuk mendirikan Bloop di Pondok Kelapa, Jakarta. Lokasi itu dipilih karena ada 2 sekolah besar. Ternyata anak-anak sekolah itu hanya lewat dan nongkrong.

Ia lalu menceritakan hal ini pada ayahnya dan sebuah tempat kecil di sebelah DeJons Cafe pun disewa. Dengan biaya sewa 21 juta dan renovasi toko 30 juta, distro Bloop baru pun dibuka. Masalah kekurangan produk sejak di Pondok Kelapa masih belum beres sehingga diundanglah teman-teman yang memiliki bisnis baju kecil-kecilan.

Terkumpul lebih dari 30 orang yang datang tapi esok harinya mereka hanya membawa tidak lebih dari 6 produk, bahkan ada yang tidak membawa produk karena sistemnya preorder. Tokonya langsung ia tutup karena tidak punya barang. Martin dan Widya mengusulkan membeli dari Bandung. Dengan bekal 2,5 juta mereka lalu membeli baju Ouval Research, Airplane dan Cosmic.

Meski hanya mendapat sedikit barang, toko kembali dibuka dan area display diperkecil dengan ditutup triplek agar toko terlihat penuh. Untuk meningkatkan penjualan, sejumlah teman artis sinetron sering diajak Martin untuk nongkrong di distro, seperti Natalie Sarah, Nirina Zubir, hingga Peggy Melati Sukma. Alhasil, orang-orang yang berkunjung ke distronya sering menjumpai para artis tersebut.

Ternyata respons pembeli sangat baik dan bisnis berkembang pesat. Kabar dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut dan dengan cepat membuat bisnis berkembang cepat sehingga pada September 2003 PT Endorsindo Makmur Selaras didirikan untuk menaungi distro.

Setelah itu mereka meminjam uang ke Bank untuk beli rumah di sebrang Bloop. Rumah itu lalu dirombak dan dibuat distro baru bernama Endorse karena toko Bloop yang kecil sudah tidak dapat menampung konsumen. Tahun 2004 distro Endorse dibuka. Setelah itu Bloop dipindahkan ke Tebet Utara Dalam yang lebih luas tapi sepi sekali meski perlahan-lahan meningkat.

Pada 2005 di sepanjang jalan Tebet Utara Dalam yang panjangnya sekitar satu kilometer, tampak kemacetan tiap akhir pekan. Masyarakat berbondong-bondong ke sana untuk belanja dan makan siang. Sebagian juga kongkow karena banyak artis di sana.

Saat itu harga sebuah kaus baju dibanderol Rp. 75-200 ribu. Satu gerai bisa menjual sekitar 500 potong kaus/hari, belum termasuk omset distributor dari luar daerah yang membeli putus baju-baju mereka. GOSIPNYA mencapai 5.000 potong per bulan. Menjelang Lebaran omzet naik 3-4 kali lipat.

Popularitas Bloop dan Endorse pun mulai tercium di lingkungan rumah produksi, seperti MD Entertainment, Avant Garde, Sinemart, hingga Extravaganza Trans TV yang bekerja sama dengan Bloop dan Endorse.

Martin menggandeng para penyanyi juga secara pribadi. Beberapa artis Indonesian Idol, seperti Ichsan dan Dirly disponsorinya. Grup band seperti Ada Band, Peterpan, Naif dan Nidji, memakai juga produk distronya. Ada sekitar 150 potong pakaian setiap bulan dialokasikan untuk promosi.

Setiap bulan ada sekitar 300-500 potong kaus yang disalurkan lewat agen tunggal Bloop dan Endorse di Malaysia dan Singapura. Pembeli asing ini diduga mengenal produk dari TV yang menampilkan acara musik sejumlah band yang mereka sponsori. Setelah itu muncul 9 distro pesaing yang awalnya dikira akan mengambil pangsa pasar, tapi justru malah meningkatkan omzet 2 kali lipat.

Ketiga anak Anton memiliki kepiawaian masing-masing. Martinus piawai perihal pengadaan barang dan pemasaran, Bertolomeus piawai perihal produksi, dan Theresia piawai perihal pemilihan desain pakaian.

Melihat rekan-rekan supplier mendapatkan hasil yang besar dari toko Bloop (30-100 juta) membuat Berto ingin membuat merek Babo untuk menuangkan ide pribadinya. Idenya ditolak Martin dan Widya karena desainnya dianggap kurang bagus.

Ia tetap mencobanya dan benar saja tidak laku. Ia lalu memakai jurus Purdi E. Chandra yaitu BOTOL (Berani Optimis Tenaga Orang Lain)  dan BODOL (Berani Optimis Duit Orang Lain). Ia memakai tenaga orang lain untuk mendesain Babo dan memakai uang investor untuk menyokong Babo lebih besar lagi.

Pada Februari 2006 DeJons Cafe yang sepi lalu diganti menjadi Dejons Burger dengan modal 150 juta Rupiah karena saat itu burger sedang tren. Dalam sehari, sekitar 500 burger terjual, bahkan akhir pekan bisa lebih dari 1.000 burger laku terjual.

Dulu cita-cita Anton adalah membuka rumah makan soto tapi pikirannya berubah saat ia bersama dua anaknya berkunjung ke Surabaya. Di sana ia menanyakan ke beberapa orang menu apa yang paling favorit di kota itu. Ternyata nasi bebek. Ia juga menanyakan restoran mana yang paling enak. Ia lalu dibawa ke salah satu restoran nasi bebek di kawasan Perak Surabaya. GOSIPNYA ia dibawa ke Nasi Bebek Cak Yudi yang berdiri sejak 1983.

Ia lalu melontarkan ide membuka nasi bebek di Jakarta. Butuh waktu setahun bagi Anton dan anak istrinya untuk menemukan resep yang pas. Ketiga anaknya juga ditugaskan untuk menemukan tukang masak bebek paling mahir yang dapat dipekerjakan. Anton lalu mendapat 3 juru masak dimana 2 diantaranya sudah ahli masak bebek. Menu yang dipilih untuk jadi hidangan utama adalah bebek bakar, bebek goreng, sambal balado, sambal ijo, dan kremes. 

Bebek Ginyo dibuka di Tebet pada Mei 2007. Teman artis Martin dimanfaatkan untuk promosi, seperti Indra Birowo, Vira Yuniar, Teuku Ryan, Kerispatih dan lainnya, yang diundang saat pembukaan gerai. Sejak dibuka, resto tidak cukup menampung tamu saking ramainya. Area lalu diperluas dari kapasitas 60 menjadi 100 orang. Harga satu porsi bebek dijual Rp. 14 ribu. Satu bebek dipotong menjadi empat bagian untuk menjadi 4 porsi. GOSIPNYA dalam sehari pengunjung mencapai sekitar 800-1.000 orang.

Pada tahun 2009 usaha mengalami penurunan omzet karena orang sudah sering datang langsung ke Bandung sejak tol Cipularang dibuka pada akhir April 2005. Saat itu mereka berutang sekitar 11 milyar Rupiah untuk modal pengembangan usaha. Beberapa aset terpaksa dijual untuk menutupi utang ke bank. Mereka juga harus meyakinkan investor bahwa bisnis mereka masih bisa tetap bertahan.

Untuk meyakinkan investor, tahun 2010 distro Urbie di Jatiwaringin, Bekasi, dibuka sehingga ada lima merek utama: Bloop, Endorse, Major, Babo, dan Urbie.

Pada tahun 2013, Widya yang terlalu keras bekerja menderita autoimun. GOSIPNYA ia bahkan bisa tidur jam 6 pagi dan bangun lagi jam 7 pagi untuk bekerja. Widya meninggal dunia pada 8 November 2018.

Tahun 2013 Berto mendirikan sekolah bisnis bernama SB1M yang merupakan singkatan dari Sekolah Bisnis 1 Milyar. Selain membantu biaya pengobatan Widya, Bloop dan Endorse pun digabung agar biaya lebih efisien menjadi Bloopendorse.

Pada Mei 2015 DeJons Burger tutup permanen dan diganti jadi Eat Happens, tempat nongkrong anak muda bernuansa industri. Ketika pandemi melanda dan memukul perekonomian, Eat Happens dan Bebek Ginyo terkena dampak dan tutup permanen pada pertengahan tahun 2020.

Martinus Sunu Susatyo (kiri) dan Michael Marvy Jonathan (kanan)

Martin memilih membuka usaha kuliner baru pada Agustus 2017. Bekerjasama dengan Michael Marvy Jonathan, ia mendirikan Mitra Boga Ventura (MBV) untuk menaungi merek: Bakso Kemon, Co Choc, dan Absolutea. MBV juga bekerjasama dengan Kulo Group mendirikan Xi Bo Ba, Xiji, Mo Tahu Aja, dan Ela! Greek Doughnuts.