ADA Swalayan

KELUARGA
Gunawan Santoso (Tang Khoen Toan)
meninggal 1 Agustus 2008 di Singapura

istri: Goei Ngiek Hwa
meninggal 26 Februari 2003 di Melbourne, Australia

Ricky Sulistyo dan Erika Santoso

Rocha dan Reicher

anak: Luisa Erika Santoso
lahir 8 Oktober 1984 di Solo

menantu: Ricky Sulistyo
lahir 17 April 1985

cucu: Reicher, Rocha

CABANG USAHA
-Jl. Soegijapranata (Siliwangi) 58-60, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Majapahit (Brigjen. Sudiarto) 325, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Setiabudi 221-225, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Fatmawati 15, Semarang, Jawa Tengah
-Jl. Raya Pajajaran 31, Bogor, Jawa Barat
-Jl. Raya Jepara - Kudus KM 1, Kudus, Jawa Tengah
-Jl. Pemuda 302A, Pati, Jawa Tengah
-Jl. Gemeces, Pati, Jawa Tengah

GOSIPNYA
Tahun 1980-an Gunawan Santoso dan istrinya Goei Ngiek Hwa berjualan kain di Peterongan, Semarang. Seiring dengan berjalannya waktu toko kain tersebut berkembang menjadi ritel segala macam perlengkapan busana dengan nama ADA Swalayan. GOSIPNYA ADA adalah singkatan dari Ada di Hati Anda.

ADA Swalayan pertama berdiri tahun 1987 berlokasi di Jalan Siliwangi, Semarang. Tokonya hanya dua lantai yang juga dijadikan tempat tinggal. Tahun 1997 cabang baru dibuka di Jalan Brigjen Sudiarto. Tidak lama setelah itu, terjadi krisis moneter. "Beberapa tahun sebelum krisis, almarhum papa punya prediksi, ekonomi Indonesia bakal susah. Tapi beliau justru melihat peluang. Papa melakukan lobi dengan para supplier untuk order barang hingga 10 kali lipat lebih banyak. Dari over supply itu, masyarakat tak kesulitan mencari barang. Bahkan toko-toko ritel dari luar kota Semarang banyak yang ambil barang di ADA Swalayan," ujarnya.

Tahun 2000 cabang yang lebih besar dibuka di Jalan Setiabudi dengan luas 1,6 hektare. Tahun 2004 cabang baru dibuka di Bogor, Jawa Barat. Tahun 2005 cabang di Jalan Siliwangi direnovasi. Tahun 2006 cabang baru dibuka di Jalan Fatmawati.

Setelah lulus SMA, Erika kuliah Akuntansi di Monash University, Melbourne, Australia. Setelah lulus, ia sekolah bahasa Mandarin di Beijing, Tiongkok. GOSIPNYA ia bercita-cita menjadi model dan punya butik sendiri, tapi karena ia anak tunggal, ia merasa bertanggung jawab meneruskan usaha orangtuanya.

Setelah beres sekolah, tahun 2007 ia diwajibkan magang di bagian pembelian dan pemesanan. Posisi ini mengajarkannya banyak hal mengenai sistem manajemen perusahaan. "Mulai dari hanya duduk saja memperhatikan supplier, belajar tentang manajemen, saya jalani. Benar-benar dari nol, tidak instan langsung memegang perusahaan ini," terangnya.

Tahun 2008 ayahnya meninggal dunia, saat itu ADA Swalayan sedang dalam proses melebarkan sayap ke Kudus. Ia tidak goyah dan malah melebarkan bisnis ke Pati. Sejak kecil ia sering diajak oleh orang tuanya berbelanja barang-barang persediaan untuk dijual di toko. "Saya sejak kecil sudah diajak kulakan untuk toko di Tanah Abang atau langsung ke Tiongkok. Biasanya kalau sedang libur sekolah. Jadi saat menjalani usaha ini sendiri sudah tidak canggung untuk turun langsung belanja kulakan. Untungnya saya juga hobi belanja dan sekalian saja saya menyalurkan hobi tersebut saat kulakan," ujarnya.

Pada hari Valentine 2010 ia berkenalan dengan Ricky Sulistyo, seorang pengusaha lulusan marketing dari salah satu universitas di Australia yang berujung pernikahan pada tahun 2011. "Saya menjadi semakin mantap karena suami ini bukan cuma sanggup menjadi kepala keluarga yang baik tapi juga jadi partner bisnis. Ia banyak membantu saya di bidang pengembangan bisnis," ujarnya.

Pada tahun 2012 sebuah cabang dibuka lagi di Pati. Perusahaan yang bernaung di bawah PT ADA Perkasa Sahitaguna dipercayakan kepada suaminya. "Untuk soal pengembangan bisnis, inovasi, dan strategi marketing, saya percayakan ke suami," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.