Basuki Tjahaja Purnama


Basuki bersama istri dan anak

Basuki bersama keluarga

Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM (鍾萬勰 Zhong Wan Xie)
lahir 29 Juni 1966 di Manggar, Belitung Timur
ayah: Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam)
meninggal 1996
ibu: Buniarti Ningsih (Bun Nen Caw)
istri: Veronica Tan, S.T. lahir 6 September 1977 di Medan (cerai)
istri: Puput Nastiti Devi lahir 1997 di Nganjuk
anak: Nicholas Sean Purnama lahir 1998
Nathania lahir 2001
Daud Albeenner lahir 2006
anak dari Puput: Yosafat Abimanyu Purnama lahir 6 Januari 2020 
adik: Dr. Basuri Tjahaja Purnama
Fify Lety SH LLM
Harry Basuki MBA
Basu Panca Fransetio Tjahaja (almarhum)

E-Mail : btp@ahok.org
No. HP : 0811 944 728
0819 2766 6999
0858 1129 1966

PENDIDIKAN
-1977: SDN No. 3 Gantung, Belitung Timur
-1981: SMP No. 1 Gantung, Belitung Timur
-1984: SMA III PSKD Jakarta
-1990: Sarjana Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta
-1994: Program Pasca Sarjana Manajemen Keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta

KARIR
-1992-2005: Direktur PT. Nurindra Ekapersada, Belitung Timur
-1994-1995: Asisten Presiden Direktur bidang analisa biaya dan keuangan PT. Simaxindo Primadaya, Jakarta
-2005-2006: Anggota DPRD Tingkat II Belitung Timur bidang Komisi Anggaran
-Agustus 2005-Desember 2006: Bupati Belitung Timur
-Juni 2007-September 2007: Sekjen Dewan Pimpinan Nasional PPIB
-2007-kini: Direktur Eksekutif Center for Democracy and Transparency (CDT.3.1)
-2009-2012: Anggota Komisi II DPR RI
-2012-2014: Wakil Gubernur DKI Jakarta
-2014-2017: Gubernur DKI Jakarta

PENGHARGAAN
-2006: Gold Pin, Fordeka (Forum Demokrasi)
-2006: Salah satu dari 10 Tokoh yang Mengubah Indonesia, Majalah Tempo
-2007: Tokoh Anti Korupsi dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan (KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Masyarakat Transparansi Indonesia)
-2013: Tokoh Kontroversial dari Anugerah Seputar Indonesia (ASI)

GOSIP AYAHNYA
Ayah Basuki, Kim Nam, adalah pengusaha sukses di Belitung. Lewat PT Timah yang bergerak di bidang kontraktor, ia mengerjakan pembangunan jalan, bangunan, dan pengadaan barang. GOSIPNYA ia memberikan upeti pada para pejabat sehingga ia mendapat banyak proyek, sedangkan kualitas bahan diturunkan. Salah satu proyek yang ia kerjakan adalah SDN 06 yang dibangun sekitar tahun 1991. Meski digosipkan begitu, bangunannya masih berdiri kokoh hingga kini.

Ia adalah tipe orang yang selalu membantu siapapun yang meminta pertolongan. GOSIPNYA jika ia tidak punya uang, ia akan meminjam lagi pada orang lain, salah satunya dengan cara menggadaikan ceknya dengan bunga besar atau dengan menyuruh supirnya meminjam uang pada orangtua Kim Nam. GOSIPNYA mereka takkan meminjamkan uang padanya karena kesal padanya karena ia sendiri sering kesulitan finansial. GOSIPNYA ia bahkan pernah memberi jatah susu anaknya pada orang lain.

Jika anak-anak pada umumnya menerima nasihat di malam hari sebelum tidur, di keluarganya sangat berbeda. ia selalu menasihati anak-anaknya ketika mereka makan, yang dilakukan tiap hari dengan posisi duduk yang sama. Menurutnya ketika makan akan lebih mudah diserap karena dalam kondisi segar, tidak dalam kondisi hendak tidur.

Ia selalu mengatakan tidak akan mewariskan uang karena akan lenyap seketika jika dirampok, lain halnya dengan pendidikan. Dukungan juga dilakukan oleh istrinya yang selalu menyisihkan uang untuk dibelikan emas 24 karat sebagai tabungan untuk biaya pendidikan anak-anaknya.

Ia tidak mengizinkan anak-anaknya mendengarkan pembicaraan mereka saat tamu datang ke rumah mereka dengan bersembunyi di balik ruang tamu apalagi jika pembahasannya mengenai kehamilan diluar nikah. Tapi ada pengecualian jika pembahasan diluar topik tadi, asal tidak boleh berkomentar.

Para tamu tidak hanya meminta bantuan dan meminjam uang, tiap hari banyak oknum pejabat yang memalak. GOSIPNYA kelak hal ini membuat Basuki merekam seluruh aktivitas kantor dan rapatnya.

Lalu masalah itu dibahas ketika makan. Disaat itulah ia kerap mengungkapkan filsafat Tiongkok kuno bahwa jika hendak berburu harimau harus mengajak saudara kandung karena saudara kandung tidak akan lari seperti teman-teman ketika harimau akan menerkam.

Ia meninggal tahun 1996 dan mewariskan hutang pada anak-istrinya 3 milyar Rupiah karena terus-menerus membantu orang lain.

GOSIPNYA
Masa kecil Basuki lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur. Ia mempunyai paman yang hanya 2 tahun lebih tua darinya karena ketika neneknya melahirkan anak ke-11 tahun 1964, 2 tahun kemudian Basuki lahir.

Kim Nam ingin anak pertamanya itu menjadi seorang yang sukses sehingga Basuki dijuluki Banhok. Kata 'ban' dalam bahasa Tionghoa berarti puluhan ribu, dan kata 'hok' berarti belajar. Ia diharapkan tak pernah berhenti belajar agar menjadi orang sukses. Lama-kelamaan, panggilan Banhok berubah menjadi Bahok, lalu menjadi Ahok.

Ketika pamannya, Aliong, mulai sekolah, Ahok menangis ingin ikut. Karena Ahok selalu ingin bersama-sama, ia tidak hanya disusui oleh ibunya tapi juga neneknya. GOSIPNYA Ahok sering bercanda dengan bernyanyi: Pok ame ame belalang kupu-kupu, siang tetek ibu kalo malam tetek nenek.

Meski Kim Nam memiliki cukup uang, Ahok lebih memilih sekolah negeri dibanding sekolah elit untuk karyawan PT Timah. Menurut teman sebangkunya ketika SD, Ahok pendiam tapi tidak memilih-milih teman, bahkan ketika dirundung ia tidak membalas. Ia selalu masuk kelas dan berjalan sendirian ke sekolah, padahal teman-temannya diantar ibu mereka dan ayahnya memiliki mobil dan supir pribadi.

Ketika pelajaran agama, yang diajarkan hanya Islam dan murid non muslim boleh keluar ruangan tapi Ahok bersikeras mempelajari Islam. GOSIPNYA surat Al-Maidah sudah ia dengar sejak itu beserta tafsirnya dari gurunya.

Ketika SMP, Ahok pernah mencoba menyontek pada salah satu temannya saat ujian matematika tapi dinasihati oleh temannya Sayono yang saat itu menjadi juara 2 membayangi prestasi Ahok. Kehidupan Sayono tidak seberuntung Ahok. Setelah pulang sekolah Sayono harus menjaga adik-adiknya dan berjualan kue.

Kim Nam selalu berkata pada Ahok bahwa Ahok hanya beruntung juara kelas. Ayahnya selalu menasihatinya, "Hok, kamu bisa pintar karena gizi, istirahat, dan waktumu cukup.
Sebenarnya kalo temen-temenmu sama kaya kamu hidupnya, kamu pasti kalah.”

Di Belitung, banyak anak-anak SD dan SMP yang cerdas, namun ketika SMA prestasinya turun karena tidak ada harapan. Anak-anak ini yakin setelah lulus SMA menganggur, makan pun asal kenyang karena harus bekerja. Pikiran-pikiran inilah yang mendasari Ahok membuat program sekolah gratis dan program makan daging untuk para pelajar yang masih sekolah. Ia bersekolah di Belitung hingga lulus SMP.

Ia lalu melanjutkan bersekolah SMA di Jakarta. Jika ada waktu luang, ia selalu berlibur ke kampung halaman. Sebenarnya ia ingin seperti anak lainnya yang liburan ke tempat yang populer seperti Bali tapi ia diwajibkan pulang oleh ayahnya. GOSIPNYA hal ini agar hatinya tetap merakyat dan selalu ingat kampung halaman.

Ayahnya mengancam jika ia tidak mau pulang ke kampung halaman, sebaiknya tidak usah sekolah di Jakarta. Ayahnya beralasan, percuma menjadi sarjana jika tidak peduli dengan penderitaan rakyat.

Sejak kecil anak-anak Kim Nam diharapkan menjadi insinyur, dokter, pengacara, konsultan pariwisata dan pemimpin Belitung. Hal ini kelak menjadi kenyataan. Ahok menjadi bupati Belitung dan insinyur, Basuri menjadi dokter dan bupati Belitung, Fifi menjadi pengacara, Harry menjadi konsultan pariwisata, sedangkan Frans meninggal pada usia 12 tahun karena kecelakaan lalu lintas.

Suatu saat ketika Ahok sedang liburan di Belitung, ibu dan ayahnya sedang bertengkar hebat karena masalah keuangan. Mereka bertengkar karena kondisi usaha ayahnya makin rugi terus sehingga harus meminjam uang dari usaha apotik milik ibunya. Hal ini disebabkan ada sekelompok masyarakat meminta bantuan ayahnya untuk pembiayaan sekolah anak mereka. Ibunya menolak. Ketika Ahok berusaha membujuk ibunya, ibunya berkata padanya, "Kamu mati pun bapakmu tidak akan peduli, apalagi cuma apotik saya ditutup."

Ibunya bercerita pada tahun 1967 ketika beras sulit didapat meski punya uang, saat itu usia Ahok belum genap setahun. Ayahnya baru mendapat 2 kaleng besar beras seukuran kaleng minyak tanah. Ibunya menyembunyikan kedua kaleng itu. Tidak lama setelah itu datang seseorang meminta beras karena simpanan berasnya habis. Ayahnya memberikan 1 kaleng pada orang itu. Ayahnya berprinsip jangan sampai orang dikendalikan uang, karena jika kekayaan bertambah maka hati orang akan melekat pada hartanya dan akan selalu merasa kekurangan harta. Ayahnya tidak mau menunggu kekayaannya berlimpah baru menolong orang.

Setelah tamat SMA, Ahok sempat mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI). Merasa tak cocok, setelah kuliah 1 minggu, ia pindah ke Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti. Ayahnya sempat kecewa, tapi ia membela diri dengan mengatakan pasiennya akan lebih cepat mati karena dokternya koboi seperti Ahok hingga akhirnya ayahnya menyetujuinya. Ia mendapatkan gelar Insinyur pada tahun 1989.

Tahun 1991 ayahnya sakit dan ia diminta menggantikan ayahnya mengurus usaha timah. Ia lalu pulang kampung dan mendirikan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan timah. Setelah dua tahun, ia sadar bahwa ia tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena untuk menjadi pengelola mineral selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang profesional.

Pada tahun 1992 ia mendirikan PT Nurindra Ekapersada di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Pabrik ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada memiliki visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.

Ia lalu kuliah S2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta dan mendapat gelar Magister Manajemen (MM) tahun 1994. Ia lalu bekerja sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. GOSIPNYA karena visinya di Belitung belum tercapai, pada tahun 1995 ia berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.

Saat itu ia didukung oleh tokoh pejuang kemerdekaan, almarhum Wasidewo, untuk memulai pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).

Sebagai pengusaha, di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia melawan kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah yang mengatakan bahwa suatu hari rakyat akan memilih dirinya untuk memperjuangkan nasib mereka.

Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, ayahnya memberikan ilustrasi: Jika seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 ribu Rupiah, hanya akan cukup untuk 2000 orang, tetapi jika uang tersebut digunakan untuk berpolitik agar ia mendapatkan jabatan di pemerintahan, ia dapat memakai APBD untuk kepentingan rakyat.

Bermodal keyakinan ajaran Kong Hu Cu bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang kaya jangan lawan pejabat, keinginan untuk membantu rakyat kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, ia memutuskan terjun ke dunia politik tahun 2003.

Sebelum terjun ke dunia politik tahun 2003, keputusannya ini sempat ditentang banyak pihak termasuk oleh pihak gereja. Saat itu ia menjabat sebagai ketua majelis di Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar Rayon II Pluit, Jakarta. Tidak hanya pendeta, semua teman-temannya menilainya sebagai seorang ambisius yang haus kekuasaan. Di kalangan Tionghoa Kristen, menjadi politikus adalah hal yang tabu dan tidak rohani sejak zaman Belanda.

Bahkan di Belitung Timur ada yang menyebarkan isu bahwa Ahok sedang berusaha menyebarkan Kristen dan dibiayai oleh Vatikan. Penyebar isu tidak tahu bahwa Protestan dan Katolik adalah dua agama yang berbeda.

Ahok sempat bimbang karena menurut pendeta, menjadi politikus bukanlah kehendak Tuhan sedangkan menjadi pendeta adalah kehendak Tuhan. Ahok sempat berpikir jika menjadi pendeta dan diberi uang oleh 1000 jemaat Rp. 1 juta setahun saja, ia sudah memiliki Rp. 1 milyar. Ia berpikir justru itu melawan Tuhan karena ia menikmati hidup berlimpah padahal masih banyak rakyat miskin membutuhkan bantuannya.

Ia rela berkorban membawa seluruh keluarganya pindah ke Belitung yang saat itu tidak ada jaringan telepon, ponsel, serta tidak ada mall dan bioskop seperti di Jakarta. Langkah pertamanya adalah bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Ia lalu menjabat sebagai ketua cabang Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPIB yang saat itu sibuk mengurus verifikasi agar bisa ikut pemilu 2004.

Ketika akan memasuki masa proses verifikasi, ada oknum pengurus partai yang menuntut diberikan perahu motor. Jika tidak dipenuhi, ia mengancam bahwa seluruh anggota partai di daerah kekuasaannya akan mengundurkan diri dari partai sehingga PPIB akan gagal dalam verifikasi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Ahok menolak sehingga para anggota meninggalkan partai. Ia lalu memperbaiki anggota PPIB sehingga partai itu lolos verifikasi. Ketika kampanye, selain membuat lapangan voli dan sepakbola, memperbaiki jalan, membuat tambak ikan, membuat sumur, PPIB juga membuat banyak variasi kaos serta atribut partai.

Meski banyak anggota baru dijaring, ada yang ingin memiliki semua model kaos yang tidak dipenuhi oleh PPIB. Para oknum itu lalu menyatakan keluar dari partai karena tidak mendapat semua model kaos itu.

Meski begitu banyak rintangan, ia tetap mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada pemilu 2004. Ia mendapat banyak rintangan tidak hanya dari lawan politik, tapi juga dari rakyat sendiri.

Beberapa contohnya adalah:
1. Permintaan uang Rp. 20 ribu per orang sebagai syarat agar partai dipilih. PPIB kalah di daerah ini.
2. Permohonan sumbangan rumah ibadah. PPIB kalah telak di daerah ini.
3. Ada yang tinggal di pulau kecil dan menawarkan suara sepulau dengan syarat menyumbang air tangki. Mereka meminta imbalan dulu karena sudah sering dibohongi oleh peserta pemilu. Jika tidak menang, mereka bersedia mengembalikannya dengan menawarkan surat jaminan diatas materai oleh kepala dusun dan tokoh masyarakat. Karena tidak ada pilihan lain yang lebih baik, sebagian besar tetap memilih Ahok.
4. Ada dusun yang sudah memasang semua bendera PPIB dan banyak penduduknya yang sudah menjadi pengurus PPIB. Kepala adat dusun lalu datang meminta Rp. 4 juta yang jika tidak dipenuhi akan menerima uang dari partai lain. Ketika ditolak, semua bendera dan atribut PPIB lalu hilang diganti oleh partai lain yang memberi uang. PPIB kalah total di daerah ini.
5. Di dusun yang sempat dibuatkan lapangan voli dan sepakbola, tambak ikan, sumur air, massa sempat berteriak 'hidup' dan 'merdeka' ketika PPIB kampanye di lapangan sepakbola. Ahok lalu berpidato bahwa mereka 'goblok' karena mereka memberikan suara pada PPIB tanpa tahu ideologi partai. Mereka hendak memilih karena sudah mendapat banyak bantuan. PPIB kalah telak di daerah ini.

Tidak hanya itu, Ahok juga disudutkan oleh ayat Al-Maidah 51 yang melarang rakyat menjadikan kaum Nasrani dan Yahudi menjadi pemimpin mereka dan hanya memilih pemimpin dari kaum yang seiman. Ketika Ahok menanyakan hal ini pada teman-temannya, ayat ini diturunkan saat adanya orang-orang muslim yang ingin membunuh Nabi Muhammad SAW dengan cara membuat koalisi dengan kelompok Nasrani dan Yahudi di tempat itu. Ayat ini dipakai pada rakyat agar tidak memilih Ahok. Menurut Ahok, tidak ada yang disebut minoritas karena minoritas suku Padang/Batak merupakan mayoritas di daerahnya masing-masing.

Meski keuangannya sangat terbatas dan menolak memberikan uang kepada rakyat ketika kampanye, ia terpilih menjadi anggota DPRD Tingkat II Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.

Selama di DPRD ia berhasil menunjukkan integritasnya dengan menolak ikut dalam praktik Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN), menolak mengambil uang Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif, dan juga menjadi dikenal masyarakat karena ia adalah satu-satunya anggota DPRD yang sering bertemu secara langsung dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka sementara anggota DPRD lain menolak bertemu masyarakat.

Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang mendorongnya menjadi Bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengedukasi dan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor utama telepon genggamnya. Dengan cara ini ia mengerti dan merasakan langsung situasi dan kebutuhan rakyat.

Dengan cara kampanye yang unik itu, secara mengejutkan ia berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010 padahal Belitung Timur juga dikenal sebagai basis Masyumi, sebuah partai Islam, dan 93% warganya muslim. Hal itu cukup fenomenal karena ia beragama Kristen dan keturunan Tionghoa.

Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen, dengan demikian ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

Kesuksesan ini tersebar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. Hal ini sering dijadikan isu lawan politiknya bahwa Ahok haus kekuasaan padahal untuk mendapat dana yang lebih besar demi kesejahteraan rakyat, memang diperlukan kekuasaan yang lebih besar. Basuki kemudian mengajukan pengunduran dirinya pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung 2007. Pada 22 Desember 2006, ia resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya, Khairul Effendi.

Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Bangka Belitung ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, ia gagal menjadi Gubernur Bangka Belitung - kalah dari Eko Maulana Ali.

Dalam pemilu legislatif 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di Bangka Belitung hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak.

Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standar baru bagi anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi dan profesionalisme.

Ia sering dianggap sebagai pionir dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui situsnya. Sementara itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan meng-advokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk merebut kepemimpinan di daerah.

Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika berada di dalam pemerintahan berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang dalam politik. Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional.

Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat pencitraan.

Tahun 2012 nama Ahok kian mencuat karena terpilih untuk mendampingi Joko Widodo sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung PDI-P dan Gerindra. Setelah melalui dua tahap Pemilukada, akhirnya pasangan Jokowi-Basuki ditetapkan sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 pada 15 Oktober 2012.

Ahok beruntung terpilih sebagai calon wakil gubernur setelah Megawati memaksa Jokowi. Awalnya Jokowi ingin dipasangkan dengan Deddy Mizwar yang merupakan kader dan salah satu pendiri Partai Demokrat. Selain Jokowi, PDI-P juga punya calon lain yaitu Fauzi Bowo dengan Adang Ruchiyatna. Saat itu Prabowo Subianto bersikeras mengusung Ahok. Jika PDI-P tidak mau Ahok, maka Gerindra tidak mendukung siapapun.

Dalam wawancara khusus dengan Tribun Jakarta pada 20 Maret 2012, Ahok menceritakan ihwal pinangan Prabowo. Dia menerima pesan di BlackBerry Messenger-nya. "Ahok, kamu dicari oleh Prabowo."

Saat itu, Ahok mengaku tidak merespons pesan tersebut. Menurut dia, pesan itu hanya main-main. Dia baru mulai percaya pesan tersebut ketika kerabatnya di Bangka Belitung mencoba menghubunginya. Ahok mendapat cerita bahwa Prabowo sampai mengutus pengurus Partai Gerindra Bangka Belitung untuk menghubungi dirinya.

"Mereka (pengurus Gerindra) mengaku bingung karena SMS yang dikirim enggak pernah saya jawab. Telepon juga tidak diangkat," kata Ahok. Ahok diminta bertemu dengan orang kepercayaan Prabowo di Plaza Indonesia, Jakarta. Bukannya Ahok yang menemui, melainkan seorang stafnya. Utusan Ahok ditolak. Setelah utusan ditolak, Ahok menghubungi orang kepercayaan Prabowo itu. Mereka pun bertemu di Plaza Indonesia pukul 17.00.

Setelah bertemu sang utusan, Ahok diminta untuk bertemu Prabowo di lokasi yang sama pukul 21.00. Ahok hanya menanggapi ajakan itu dengan tawa. "Dia (Prabowo) kan mau mencalonkan kamu sebagai wakil gubernur," ujar Ahok menirukan ucapan orang kepercayaan Prabowo.

Ketika tiba waktu ditentukan, Ahok melihat Hashim Djojohadikusumo (adik Prabowo) yang mengatakan dirinya ditunggu Prabowo di dalam ruangan. Ahok sempat grogi. "Eh, bener nih Pak Prabowo. Dia (Prabowo) menawarkan santap malam, tapi karena saya sudah makan akhirnya hanya memesan air putih," tutur Ahok.

Saat itu, berkumpul pula petinggi Gerindra. Ia hanya mengingat bahwa Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M. Taufik ikut hadir. Selama dua jam Ahok berbincang dengan Prabowo mengenai Jakarta. Ia membeberkan tentang sistem transportasi ideal bagi Jakarta.

Pengalaman selama satu tahun sebagai staf ahli membantu mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menjadi modal. Sampai akhirnya sebuah keputusan dikeluarkan Prabowo. "Saya mau Ahok. Pokoknya Jokowi-Ahok. Ini putusan kita," ujar Prabowo, seperti ditirukan Ahok. Saat itu Prabowo langsung meminta M. Taufik bertemu PDI-P untuk berkonsolidasi.

Minggu pun berganti. Berita di berbagai media mengenai pemilukada diwarnai berbagai spekulasi pasangan kandidat. Tak pelak berbagai pemberitaan itu nyaris membuat kepercayaan Ahok goyah. Ahok menghubungi orang kepercayaan Prabowo.

"Saya bertanya, benar enggak sih saya dipilih. Dia langsung mem-forward SMS dari Pak Prabowo. Isinya keputusan final, Jokowi dan Ahok. Kalau PDI-P tidak mau, Gerindra tak dukung siapa pun," kata Ahok.

Sampai hari pendaftaran terakhir di KPU Jakarta, 19 Maret 2012, Ahok belum juga mendapat kepastian. Padahal, Ahok harus mengikuti rapat tim seleksi komisioner KPU di Komisi II DPR. Akhirnya, Ahok melapor ke Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar.

"Pagi-pagi aku BBM (BlackBerry Messenger) Pak Agun, minta izin tak mengikuti rapat Komisi II DPR karena menunggu pengumuman PDI-P," katanya. Ahok juga minta dipindahkan dari Komisi II. Beberapa saat kemudian, Ahok menerima kabar dari Tjahjo Kumolo. Sekjen PDI-P itu meminta Ahok merapat ke kantor Megawati Institute di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta. "Begitu datang saya disalamin. Katanya Ibu Megawati sudah setuju kamu jadi calon wakil Jokowi," katanya.

Pada 10 September 2014, jelang dua tahun Ahok memimpin Jakarta bersama Jokowi, Ahok menyerahkan surat pengunduran dirinya ke DPP Partai Gerindra. Tak ada kata pamit kepada Prabowo. Dia menegaskan akan mengurus Jakarta, tanpa Gerindra atau partai lainnya.

Sebelum keputusan mundur itu, suasana memang sudah memanas. Ahok menyatakan penolakannya dengan wacana pemilihan kepala daerah oleh DPRD, yang tertuang dalam revisi RUU Pilkada. Buatnya, hal itu merupakan kemunduran. Dia lebih baik menjadi budak rakyat ketimbang menjadi 'sapi perah' DPRD. Sementara Partai Gerindra yang menaunginya mendukung pilkada kembali ke DPRD.

Sempat terjadi lempar argumen antara Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik dan Ahok. Hingga akhirnya Taufik menantang Ahok untuk keluar dari Gerindra, dan hal itu dilakukan oleh mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Hanya kepada Hashim dan putra Hashim, Aryo, Ahok menyampaikan rencana mundurnya tersebut dari Gerindra. Sempat dicegah, tetapi keputusannya sudah bulat.

Setelah Ahok menyerahkan surat pengunduran diri, Prabowo sempat berkomentar. Dia menyesali tidak adanya etika dari Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut. "Kalau tahu tata krama (harusnya pamit). Kalau etika antar-manusia, ada norma-norma ya," kata Prabowo pada hari yang sama mundurnya Ahok dari Gerindra. Meski begitu, dia menghargai hak politik Ahok.

Ahok pun menyadari kesalahannya. Dia meminta maaf karena tidak berkomunikasi dulu dengan Partai Gerindra dan Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto saat menyatakan mengundurkan diri.
"Kalau saya salah (karena tidak pamit terlebih dahulu), saya sampaikan, saya mohon maaf," kata Ahok keesokan harinya.

Dia berniat bertemu dengan Prabowo melalui perantara Hashim. Namun, yang terjadi, pada 15 September 2014, Hashim menggelar jumpa pers untuk membeberkan betapa tidak berterima kasihnya Ahok kepada Prabowo dan Gerindra.

Bagi Ahok, kemundurannya dari Gerindra sudah tidak bisa ditawar. Dia dan Gerindra sudah tidak sejalan. Dia mengingatkan, Gerindra menariknya dari Golkar dan mencalonkannya menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta karena berbagai janji prorakyat dan tidak bermain politik uang.

"Saya bilang dari awal, kalau saya ini tidak pernah loyal kepada partai yang tidak sesuai konstitusi. Saat Pilkada 2012 lalu, Gerindra menarik saya dari Golkar dan mengarahkan perjuangkan pilihan rakyat. Kenapa sekarang malah memiliki pandangan pilkada melalui DPRD?" tanya Ahok.

Pada 27 September 2016, Ahok memberi pernyataan sambutan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok datang untuk meninjau program pemberdayaan budi daya kerapu. Menurutnya, program itu akan tetap dilanjutkan meski dia nanti tak terpilih lagi menjadi gubernur di pilgub Februari 2017, sehingga warga tak harus memilihnya hanya semata-mata hanya ingin program itu terus dilanjutkan.

"Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil Bapak-Ibu nggak bisa pilih saya ya kan? Dibohongi pakai Surat Al-Maidah 51, macam-macam itu. Itu hak Bapak-Ibu ya. Jadi kalau Bapak-Ibu perasaan nggak bisa kepilih nih, karena saya takut masuk neraka karena dibodohin gitu ya, nggak apa-apa,"

"Program ini (pemberian modal bagi budi daya kerapu) jalan saja. Jadi Bapak Ibu nggak usah merasa nggak enak karena nuraninya nggak bisa pilih Ahok," tambahnya.

Pada 6 Oktober 2016 Buni Yani mengunggah video rekaman pidato itu di akun Facebooknya, berjudul 'Penistaan terhadap Agama?' dengan transkripsi pidato Ahok namun memotong kata 'pakai'.

Ia menuliskan 'karena dibohongi Surat Al-Maidah 51' dan bukan "karena dibohongi pakai Surat Al Maidah 51', sebagaimana aslinya. Tak lama kemudian Front Pembela Islam (FPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Selatan melaporkan Ahok kepada polisi. Sejumlah organisasi lain menyusul melakukan laporan kepada polisi.

Suasana makin panas ketika MUI menyatakan dalam fatwanya yang diterbitkan pada 11 Oktober 2016 bahwa "Pernyataan Basuki Tjahaja Purnama dikategorikan: (1) menghina Al-Quran dan atau (2) menghina ulama yang memiliki konsekuensi hukum."

Fatwa itu segera mendorong lebih kuat gelombang protes sebagian kalangan Islam atas pernyataan Ahok. Menyusul kemudian terbentuk sebuah organisasi atau aliansi yang disebut Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Fatwa itu keluar di tengah Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. 

Pada 14 Oktober 2016 ribuan orang dari berbagai ormas Islam berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta. Massa menuntut Ahok segera dihukum. Unjuk rasa sempat berlangsung ricuh. Aksi ini disebut sebagai Aksi Bela Islam I atau Aksi 1410.

Pada 4 November 2016 unjuk rasa anti-Ahok kembali terjadi. Perkiraan kasar sekitar 75.000 hingga 100.000 orang, melibatkan pendiri FPI (Rizieq Shihab) dan sejumlah anggota DPR seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon, turun ke jalan menuntut agar Ahok dipidanakan dan dipenjarakan.

Mereka juga menuntut bertemu Presiden Jokowi yang sedang tak berada di Istana. Perwakilan pengunjuk rasa akhirnya ditemui Wapres Jusuf Kalla yang menjanjikan untuk menuntaskan kasus ini dalam dua pekan.

Unjuk rasa yang semula berlangsung tertib hingga sore, kemudian berubah ricuh saat memasuki malam. Massa di depan Istana Merdeka terlibat bentrokan dengan polisi dan di beberapa sudut kota terjadi kerusuhan, yang segera bisa diatasi. Aksi ini disebut sebagai Aksi Bela Islam II atau Aksi 411.

Pada 16 November 2016 polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Ahok menyatakan menerima keputusan polisi dan akan mengikuti proses hukum dengan keyakinan tak bersalah. Ahok juga menegaskan tidak akan mundur dari pemilihan gubernur Jakarta, Februari 2017.

Pada 2 Desember 2016 sekitar 200 ribu orang dari seluruh penjuru Indonesia berunjuk rasa di Monas, Jakarta. Dalam aksi ini, sejumlah kegiatan yang dilaksanakan adalah berdoa dan melakukan salat Jumat bersama. Presiden Joko Widodo hadir dalam acara ini dan disambut hangat oleh para peserta aksi. Aksi ini disebut sebagai Aksi Bela Islam III atau Aksi 212.

Di pengadilan, Ketua MUI Ma'ruf Amin menjadi salah satu saksi yang memberatkan Ahok. Ma'ruf kala itu bersaksi di persidangan bahwa ucapan Ahok membuat marah warga Pulau Pramuka, lokasi di mana Ahok berbicara soal Al-Maidah ayat 51. Temuan itu, kata Ma'ruf, merupakan hasil investigasi tim MUI. Kesaksian Ma'ruf ditanggapi keras oleh Ahok yang menganggap dirinya disudutkan.

"Saya keberatan saksi menuduh saya menghina ulama. Saya keberatan (warga) di Pulau Seribu takut protes, padahal saat itu mereka ketawa-tawa," ujar Ahok dalam ruang sidang menanggapi kesaksian Ma'ruf Amin di auditorium Kementan, Jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, 31 Januari 2017.

Dalam persidangan, Ahok juga mempersoalkan pernyataan Ma'ruf bahwa MUI mendengarkan keterangan Habib Rizieq Syihab soal Al-Maidah ayat 51. Posisi saksi ahli Rizieq yang dimaksud Ma'ruf adalah rapat empat komisi di MUI untuk menentukan pandangan soal sikap keagamaan MUI.

Soal ucapan saat bertemu dengan warga di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, Ahok menegaskan tidak pernah menafsirkan Surat Al-Maidah ayat 51. Ahok mengatakan tidak ada niat menyinggung agama.

Pada 11 Februari 2017 kembali diadakan Aksi Bela Islam IV atau Aksi 112 masih dengan tema besar untuk mengawal jalannya persidangan Ahok. Aksi ini dikoordinasi oleh Forum Umat Islam (FUI) dan GNPF-MUI. Aksi 112 awalnya akan dilaksanakan di Lapangan Monas. Namun, tempat acara mendapatkan perubahan menjadi di Masjid Istiqlal dengan acara shalat bersama dan tausiyah dari beberapa ulama.

Pada 21 Februari 2017 menjadi tanda berlangsungnya Aksi Bela Islam V atau Aksi 212 jilid II. Peserta aksi berkumpul di kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senayan, Jakarta Pusat. Jika aksi-aksi sebelumnya digaungkan oleh FPI, kali ini aksi yang dilakukan merupakan gagasan FUI. Meski begitu, peserta yang mengikuti tidak kalah ramai dengan aksi-aksi sebelumnya.

Pada 31 Maret 2017 Aksi Bela Islam VI atau Aksi 313 dilaksanakan. Aksi ini diisi dengan kegiatan long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Merdeka. Kegiatan itu untuk meminta Presiden Jokowi memberhentikan Ahok dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun, aksi massa 313 batal dilakukan di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Peserta aksi hanya diperbolehkan berorasi sampai kawasan Patung Kuda dan Wiranto pun kembali menemui perwakilan peserta aksi.

Sebelum persidangan pada 9 Mei 2017 untuk pembacaan vonis kepada Ahok, kembali diadakan aksi lanjutan bertajuk Aksi Bela Islam VII pada 5 Mei 2017 atau disebut Aksi 55. Aksi ini mendukung pengadilan untuk memberikan vonis secara adil atas kasus penistaan agama yang menjerat Ahok.

Pada 9 Mei 2017 Ahok dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana penodaan agama dan dipenjara selama 2 tahun. Ahok seharusnya bebas murni pada 23 April 2019 tapi setelah mendapat remisi dari presiden pada HUT RI ke-73 tahun 2018, ia akan bebas murni pada 24 Januari 2019.

Pada 5 Januari 2018 secara tiba-tiba Ahok menggugat cerai Veronica. Pada 4 April 2018 Majelis Hakim resmi mengabulkan gugatan cerai yang diajukan Ahok pada Veronica Tan.

Pada 9 Agustus 2018 usai Ma'ruf Amin ditunjuk Jokowi sebagai cawapres, berbicara soal aksi 212 dan rencananya merangkul kelompok yang kerap mengkritik capresnya itu. Ma'ruf mengakui dirinya sebagai penggerak Alumni 212.

"Insya Allah mulai saya rangkul, kan mereka alumni, saya juga. 212 dulu kan saya yang gerakkan. Cuma, sesudah Ahok dipenjara, ya selesai. Mereka keterusan," ujar Ma'ruf di kediamannya, Jl. Lorong 27, Koja, Jakarta Utara, 9 Agustus 2018. 

Pada 8 November 2018 sebuah film berjudul 'A Man Called Ahok' tayang di layar bioskop. Film ini dibuat berdasar buku berjudul sama yang ditulis oleh Rudi Valinka. Eric Febrian berperan sebagai Ahok masa kecil dan Daniel Mananta berperan sebagai Ahok dewasa.

Pada 2 Desember 2018 Reuni Akbar 212 dilaksanakan di Monas, Jakarta dengan jumlah peserta sekitar 770 ribu orang menurut media Tirto. Menurut Ketua Panitia Reuni Akbar Mujahid 212, Ustaz Bernard Abdul Jabbar jumlahnya sekitar 8-10 juta jiwa. Jumlah yang sama diungkapkan oleh Wakil ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid. Pada acara ini banyak seruan 'ganti presiden' dikumandangkan.


Setelah cerai dengan Veronica pada 4 April 2018, Ahok menikah dengan Puput Nastiti Devi pada 25 Januari 2019 dan mendapat putra lagi bernama Yosafat Abimanyu Purnama yang lahir pada 6 Januari 2020. Ahok kini sibuk dengan pekerjaannya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina yang dia emban sejak 25 November 2019.

Henry Indraguna

Henry Indraguna
lahir 29 Agustus 1973 di Bandung

CABANG USAHA
-HIP Lawfirm
*The Bellezza Tower Lt. 8 - Jakarta Selatan
*Jl. Surya Sumantri 6B - Bandung

-Auto Bridal Car
*Auto Bridal Prioritas
+Jl. Buah Batu 221 - Bandung
+Jl. Arif Rahman Hakim 18 - Surabaya
+Jl. Raden Patah 97 - Batam
+Jl. KH Abdullah Syafi'i 30 - Jakarta Selatan
+Jl. Ki Mangunsarkoro 20 - Semarang
+Jl. Dr. Wahidin 58 - Semarang
+Jl. Jendral Sudirman 18 Lingkungan Rembiga Barat - Mataram
+Jl. By Pass Ngurah Rai 243 Sanur, Denpasar Selatan - Bali
+Komplek Stevonica, Jl. Tiban III - Batam

*Auto Bridal Plus
+Jl. Ipik Gandamanah 3 - Purwakarta
+Jl. Raya Kudus - Jepara (Kali Wungu)
+Jl. Siwalan Kerto VIII / C1A - Surabaya
+Wisma Kedung Asem Jl. Ir. Dr. Soekarno 390 - Surabaya
+Jl. Ahmad Yani 64 (Air Mancur) - Bogor
+Jl. Karangrejo 72 Banyumanik - Semarang
+Jl. Tukad Bilok 49 Denpasar - Bali
+Jl. KH. Sholeh Iskandar 17 - Bogor
+Jl. Dr. Semeru  35 - Bogor
+Jl. Pulau Kawe 37 A, Denpasar Barat - Bali
+Kav. Virginia Blok L6 No. 8 , Kota Wisata Cibubur - Bogor
+Jl. Palem Raya Blok BJ 29 Depan Shuttle Bus BSD, Serpong - Tangerang
+Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 42 Kebomas - Gresik
+Jl. BSD Blok G5 No. 9 Sektor 12 BSD City, Serpong - Tangerang
+Jl. Raya Sukomanunggal 254 - Surabaya
+Jl. Komodor 32 - Jakarta Timur
+Jl. Boulevard Taman Surya 5 Rukan CBD Palm Blok C 9 Kawasan Palem Paradise - Jakarta Barat
+Jl. RM Hadi Soebeno Sosrowardoyo KM 6 (BSB - SPBU Mijen)
+Jl. Kolonel Sugiono 74/136 Mergosono - Malang
+Jl. Kyai Singkil 35 Bintoro - Demak
+Jl. Kaligawe Raya 93 - Semarang
+Jl. Khatib Sulaiman 83 - Padang
+Harapan Indah - Bekasi
+Jl. Veteran 70 - Tasikmalaya
+Jl. Ahmad Yani KM 8.200 (dalam Foton), Lingkar Basirih - Banjarmasin
+Jl. Arif Rahman Hakim No. 24 Lampung
+Jl. Ciledug 240 - Garut
+Roda Kencana Motor Jl. Jati Makmur 99 Pondok Gede - Bekasi
+Jl. Kapten. P. Tendean 48 - Balikpapan Utara
+Jl. Ahmad Yani KM 37 Martapura Sungai Paring - Banjarbaru
+Jl. Imam Bonjol 2 Karawaci - Tangerang
+Jl. Sudirman 2 - Prabumulih
+Jl. Hadiah Raya 5 Jelambar - Jakarta Barat
+Jl. Perjuangan kavling 7-8 - Cirebon

-Auto Bridal Rent Car: Jl. Gunung Batu 201 - Bandung
-Auto Bridal Energy: The Bellezza Tower Lt. 8 - Jakarta Selatan
-Auto Bridal Property:
The Bellezza Tower Lt. 8 - Jakarta Selatan
-Bakmi Jawa Mbah Mo: Jl. Parangtritis KM 11, Bantul, Yogyakarta
-Oemah Djowo: Jl. Lowanu 105 (depan SPBU Wirosaban) - Yogyakarta
-Ayam Panggang Kwali Mbok Iyem - Karanganyar
-Mie Balungan Kiki Amalia (tutup)
-The Strudels Factory (tutup)
-AB Martabak (tutup)

GOSIPNYA
Bisnis pertama Henry adalah berjualan ayam goreng ketika kuliah di Universitas Maranatha, Bandung. Ia pernah menjadi salesman produk elektronik, mainan dari Cina, hingga kartu seluler internasional tapi tidak ada yang berhasil.

Setelah lulus kuliah, ia menghasilkan cukup banyak uang ketika menjadi distributor Telkomsel. Uangnya tidak pernah terkumpul karena selalu ia habiskan dalam sekejap untuk berfoya-foya. GOSIPNYA kebiasaan itu hilang setelah menikahi Fangky Christina Hartati tahun 2003.

Mertuanya memberi ide membuka usaha cuci mobil. Dengan modal utang Rp. 150 juta, ia mulai membuka Auto Bridal pada akhir tahun 2003. Dari 150 juta, Rp. 75 juta dipakai untuk menyewa tempat di kawasan Setiabudi, Bandung. Ia membayar Rp. 35 juta di muka, sedangkan sisanya dibayar setelah 3 bulan usaha berjalan. Sisa uang Rp. 40 juta dipakai untuk membeli peralatan usaha.

Setelah 3 bulan berjalan, usahanya tetap tidak laku. Ia kembali berutang Rp. 100 juta. Ia lalu mencuci pesawat, membersihkan bangunan Bandung Super Mall yang luasnya 7.500 meter persegi, dan mencuci 470 mobil secara bersamaan dalam tiga jam. Selain masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI), Auto Bridal mulai dikenal orang. GOSIPNYA ia melayani minimal 120.000 mobil per bulan dengan biaya Rp. 35 ribu per mobil.

Pada 10 November 2007 Malaysia melalui Perbadanan Nasional Berhad (PNS) membeli master franchise Auto Bridal. Untuk tahap pertama pengembangan Auto Bridal di Malaysia, PNS akan membangun semi automatic car wash di 200 pompa bensin Petronas milik pemerintah Malaysia.

Pada tahap kedua, akan dibangun outlet Auto Bridal seperti yang ada di Indonesia. Di Indonesia ada empat jenis gerai Auto Bridal, yakni Motor Bridal, Auto Bridal Xpress, Auto Bridal dan Auto Bridal Priority.

Untuk membuka gerai Auto Bridal, calon investor harus menyediakan modal antara Rp. 200 juta sampai Rp. 2 milyar tergantung tipe dari jenis gerai tadi. "Fasilitas yang kita berikan berupa peralatan, support SDM, pemilihan lokasi dan branding. Juga renovasi lokasi, desain interior beserta three D, dan kita akan memberikan manual pengurusan izin. Tapi izin usahanya yang mengurus mereka kita hanya memberi manual izin," jelas Fangky.

Franchise Auto Bridal memiliki kontrak sepanjang 5 tahun yang setelah itu bisa diperpanjang kembali dengan biaya lebih murah. Biaya yang harus disetor setiap pemilik franchise ke kantor pusat yaitu untuk mobil Rp. 150 juta per 5 tahun, motor Rp. 100 juta per 5 tahun dan Xpress Rp. 100 juta per 5 tahun.

Auto Bridal membuat Henry menerima penghargaan Outstanding Entrepreneurship Award dari Asia Pacific Entrepreneurship Award (AFEA) tahun 2008. Penghargaan ini diberikan atas kerja kerasnya membangun bisnis di usia muda.

Ia hobi makan bakso dan meneliti bakso yang paling enak di Indonesia. Ia menganggap bakso yang paling enak ada di Wonosobo. Berkali-kali dia naik pesawat ke Wonosobo hanya untuk mencicipi bakso senilai Rp. 8 ribu. Akhirnya ia memutuskan memberikan uang tunai Rp. 50 juta untuk membeli resep bakso dari Wonosobo. Usaha bakso itu dinamakan Mie Balungan Kiki Amalia.

Ketika membuka Mie Balungan Kiki Amalia tahun 2011, awalnya ia sempat mendapat omzet Rp. 6 juta setelah itu nyaris bangkrut dan malah rugi Rp. 1,8 milyar. GOSIPNYA ia menghabiskan Rp. 1,8 milyar hanya untuk berbagai macam penelitian dan mengurusi kualitas koki di bisnisnya tersebut.

Pada akhir Februari 2013 Mie Balungan Kiki Amalia meluncurkan ulang bisnis itu tapi tetap tidak laku hingga akhirnya tutup total tahun 2014. Selain Mie Balungan, bisnis kuliner lain yang juga tutup tahun itu adalah The Strudels Factory dan AB Martabak yang diluncurkan sejak akhir tahun 2012 di Jl. Surya Sumantri 94, Bandung.

Sebagai pengacara, karirnya pun melambung seiring semakin banyaknya selebritis dan orang-orang terkenal yang menggunakan jasanya.Beberapa jasa hukum yang biasa ia tangani:
-Perceraian: membantu dan mengawal proses hukum perceraian pasangan suami istri.
-Konstruksi: membantu proses hukum sengketa pembangunan perumahan, dll.
-Keuangan: membantu proses hukum masalah keuangan.
-Asuransi: membantu proses hukum permasalahan menyangkut asuransi.

Angela Lee

Pada 8 Maret 2018 ia mengundurkan diri sebagai pengacara selebgram Angela Lee karena mendapat tekanan dari 18 orang. GOSIPNYA Angela Lee dikabarkan tidak sanggup membayar biaya Henry dan lebih memilih bantuan Lembaga Bantuan Hukum (LBH).


Pada 24 April 2018 ia dianugerahi gelar Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (K.R.A.T) dan diberi nama tambahan menjadi Kanjeng Pangeran Pradongo Nagoro.

Pemberian gelar oleh Sinuhun Panembahan Agung Gajah Wulan Pakubuwono XIII di Kraton Surakarta Hadiningrat tersebut karena jasanya melayani masyarakat sebagai seorang advokat.

Ia menyadari gelar Kanjeng Pangeran yang disandangnya punya tanggungjawab kepada Kraton. "Kalau sudah Kanjeng Pangeran harus mengikuti semua kegiatan-kegiatan di Kraton mendampingi Sinuhun," katanya.

Sandiaga Uno

Sandiaga Salahuddin Uno
lahir 28 Juni 1969 di Rumbai, Pekanbaru, Riau
ayah: Razif Halik Uno (Henk) lahir 1 Maret 1936 di Gorontalo
ibu: Rachmini Rachman (Mien) lahir 23 Mei 1941 di Indramayu
kakak: Indra Cahya Uno 
istri: Nur Asia lahir 28 November 1969 di Jakarta
anak: Anneesha Atheera Uno lahir 25 Juli 1997 di Newport, California
Amyra Atheefa Uno lahir 2 Desember 1998 di Jakarta
Sulaiman Saladdin Uno lahir 2 Desember 2011

Razif Halik Uno & Rachmini Rachman

Indra Cahya Uno

Sandiaga, Sulaiman, Nur Asia

Amyra & Anneesha

PENDIDIKAN
-TK Kwitang 6 PSKD (Persatuan Sekolah Kristen Djakarta)
-SD Kwitang 6 PSKD (Persatuan Sekolah Kristen Djakarta)
-SMP Negeri 12 Jakarta
-SMA Katolik Pangudi Luhur 1 Jakarta
-Bachelor of Business Administration, The Wichita State University, Kansas, AS, lulus 1990
-Master of Business Administration, The George Washington University, Washington, AS, lulus 1992

KARIR DAN USAHA
-Pemegang saham PT Adaro Energy sejak 2002
-Pemegang saham PT Tower Bersama Infrastruktur Group sejak 2004
-Pemegang saham PT Nusa Raya Cipta sejak 2006
-Pemegang saham PT Amara Plantation sejak 2010
-Pemegang saham PT Tri Wahana Universal sejak 2011
-Pemegang saham PT Tenaga Listrik Gorontalo sejak 2012
-Pemegang saham PT Provident Agro sejak 2012 
-Pemegang saham Interra Resources Ltd sejak 2012
-Pemegang saham Sihayo Gold Ltd sejak 2012
-Pemegang saham Sumatra Copper & Gold sejak 2012
-Pemegang saham Finder Resources Ltd sejak 2013
-Pemegang saham PT Gilang Agung Persada sejak 2014
-Pemegang saham PT Agra Energi Indonesia sejak 2015
-Pemegang saham PT Merdeka Copper Gold sejak 2014
-Pemegang saham PT Paiton Energy sejak 2015
-Pemegang saham MGM Bosco sejak 2016
-Pemegang saham Awal Bros Hospital Group sejak 2016
-Pemegang saham Deltomed sejak 2017
-Salah satu pendiri PT Alberta Communication
-Salah satu pendiri PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
-Salah satu pendiri PT Mitra Pinasthika Mustika
-Summa Group, Jakarta (Mei 1990-Juni 1993)
-Seapower Asia Investment Limited, Singapura (Juli 1993-April 1994)
-MP Holding Limited Group, Singapura (Mei 1994-Agustus 1995)
-NTI Resources Limited, Calgary, Kanada (September 1995-April 1998)
-Salah satu pendiri PT. Recapital Advisors (1997-2007)
-PT Saratoga Investama Sedaya (April 1998-Juni 2015)

ORGANISASI
-Aktif di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)
-Anggota KEN (Komite Ekonomi Nasional)
-Bendahara ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), Januari 2011-Januari 2016
-Pendiri AKSI (Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia)
-Wakil Ketua Umum Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi, 2004-September 2010
-Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), 2005-2008
-Salah satu anggota organisasi Asia Society's 2008 Asia Fellow
-Manajer untuk Tim Nasional Bola Basket Putri Indonesia, SEA Games 2005 di Manila, Filipina
-Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), April 2013-Oktober 2016
-Wakil Gubernur DKI Jakarta (16 Oktober 2017–18 September 2018)
-Cawapres RI periode 2019-2024

PENGHARGAAN
-Indonesian Entrepreneur of the Year pada ajang Anterprise Asia, 2008

GOSIPNYA
Ia dilahirkan sebagai anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja di perusahaan Caltex di Riau dan ibunya terkenal sebagai pakar pendidikan kepribadian. Setelah lulus dari Wichita State University dengan predikat summa cum laude, pada tahun 1990 ia mendapat kepercayaan dari William Soeryadjaja untuk bergabung sebagai karyawan Bank Summa. Baru setahun bekerja, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat dan lulus dengan IPK 4,00.

Pada tahun 1993 ia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi. Ia lalu pindah bekerja ke MP Holding Limited Group sebagai manajer investasi pada tahun 1994. Tahun 1995 ia pindah lagi ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat sebagai Executive Vice President. Penghasilannya ketika itu 8.000 Dolar AS per bulan. Pada tahun 1997 ia mendirikan perusahaan penasihat keuangan PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Roeslani.

Pada tahun 1998 NTI Resources Ltd bangkrut dan semua tabungan yang ia investasikan ke pasar modal juga turut kandas akibat ambruknya bursa saham global. Ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Setibanya di Indonesia, ia tidak mampu membayar sewa rumah sehingga ia terpaksa menumpang di rumah orang tuanya. Situasi tersebut sempat membuatnya hampir putus asa. GOSIPNYA ia melamar pekerjaan tapi ditolak oleh 25 perusahaan.

Ia lalu menjadi konsultan keuangan di perusahaannya sendiri, PT Recapital Advisors. Awal mula karirnya sebagai konsultan keuangan tidak mulus. Bahkan tidak jarang Sandi dipandang sebelah mata oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasanya.

"Waktu itu sulit. Karena dianggap yang memberikan saran adalah kumpulan anak-anak kepada perusahaan-perusahaan besar, istilahnya kami anak kemarin sore. Satu jam presentasi, 45 menit habis untuk meyakinkan mereka," katanya.

Hingga akhirnya setelah 6 bulan mengalami kesulitan, McDonald's Indonesia menggunakan jasa mereka untuk merestrukturisasi perusahaannya. "Alhamdulillah setelah terseok-seok 6 bulan ada perusahaan yang percaya untuk direstrukturisasi oleh kami," kata Sandi.

Ia lalu mulai mempelajari seluk-beluk bisnis dibawah bimbingan William Soeryadjaya. Tahun 1998 ia mendirikan sebuah perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya bersama dengan salah satu putra William, Edwin Soeryadjaya. Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi dan produk kehutanan.

Saratoga punya saham besar di PT Adaro Energy Tbk, perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia yang mempunyai cadangan 928 juta ton batu bara. Berbekal jejaring relasi dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, ia mulai menjalankan bisnis barunya itu.

Usahanya adalah menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Ia membeli perusahaan-perusahaan yang sudah di ujung tanduk dan berada dalam pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang di kemudian hari berganti nama menjadi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Perusahaan-perusahaan itu lalu dijual kembali dengan nilai tinggi ketika kinerja perusahaan sudah stabil dan menghasilkan keuntungan. Ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih. Beberapa diantaranya adalah Bank Tabungan Pensiunan Negara / Nasional (BTPN), Grand Kemang Hotel, Losari Resort, dan PT Astra Microtronics.

Bisnisnya terus menggurita mulai dari pertambangan, infrastruktur, perkebunan, hingga asuransi. Karena ketertarikan dan performanya yang baik di dunia bisnis, ia sempat ditunjuk menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang beranggotakan bahkan lebih dari 30 ribu pengusaha untuk periode 2005-2008.

Bersama HIPMI ia bekerja sama dengan pesantren pimpinan KH. Abdullah Gymnastiar membentuk Pemuda Pelopor. Organisasi yang dibentuk di Bandung ini menjadi ajang untuk menelurkan pengusaha-pengusaha muda yang berlandaskan Islam. Selain itu, ia juga aktif di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) sehingga sempat menduduki jabatan wakil ketua umum bidang usaha mikro kecil menengah dan koperasi.

Pada tahun 2005 ia sempat menjadi Manajer Timnas Bola Basket Putri Indonesia di ajang SEA Games 2005 di Filipina. Selain basket, ia dikenal sebagai penggemar olahraga lari. Ia pernah keliling dunia dan berpartisipasi di 6 kejuaraan yaitu World Major Marathons New York (2011), Berlin (2012), Tokyo (2014), Chicago (2014), Boston (2015) dan London (2015).

Meski terlahir dari orangtua yang dikenal sebagai pebisnis, ia menyatakan tak pernah disiapkan untuk menjadi pengusaha. "Orang tua lebih suka saya bekerja di perusahaan, tidak terjun langsung menjadi wirausaha," ujarnya. Walau mendapat predikat sebagai pengusaha muda, ia justru mengaku terlambat. "Saya menjadi pengusaha pada usia 28. Itu saya merasa sudah terlambat," ujarnya.

Jam terbangnya dalam dunia bisnis membawanya untuk menerima sebuah anugerah sebagai "Indonesian Entrepreneur of the Year" pada ajang Enterprise Asia tahun 2008. Pada tahun 2008, ia mewakili Indonesia untuk bergabung dengan sebuah program kegiatan bernama Asia 21.

Pada 8 Maret 2010 dalam acara seminar Implementasi UMKM Berbasis Kompetensi Sebagai Pengembangan Ekonomi Lokal di Bandar Lampung, ia mengatakan bahwa pemilik kopi Starbucks - Howard Schultz - sengaja datang ke Bandung dari AS hanya untuk mencicipi Kopi Aroma. Hal ini sempat menghebohkan kaum milenial yang lebih menggemari kopi Starbucks saat itu.

Pada Agustus 2010 ia dilaporkan membobol dana PT Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom) tahun 2003-2004 oleh M Syaiful, Koordinator Presidium Humanika (Himpunan Masyarakat untuk Kemanusiaan dan Keadilan).

Menurut Syaiful kasus ini bermula pada tahun 1995 saat PT Telkom melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) sampai tahun 2010 dengan PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (PT MGTI) pada Divisi Regional (DIVRE) IV Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada 24 September 2003 PT MGTI diambil alih oleh PT Alberta Telecommunication melalui pengalihan bersyarat seluruh kepemilikan saham yang bernilai sebesar 266 juta Dolar AS.

Pada 20 Januari 2004 PT Telkom menandatangani amandemen dan perjanjian kembali surat perjanjian KSO dengan kewajiban pembayaran Fixed Investor Revenue (FIR) PT Telkom kepada PT MGTI sampai dengan akhir masa KSO sebesar 390 juta Dolar AS (yang tercatat dalam laporan keuangan) hal tersebut mengakibatkan terdapat potensi kerugian sebesar 124 juta Dolar AS dalam transaksi penyelesaian unit KSO DIVRE IV. Pemegang saham PT MGTI dan PT Alberta Communication sebenarnya pihak yang sama.

"Dari sini terlihat upaya akal-akalan yang sistematis untuk membobol uang PT. Telkom," kata Syaiful. Menurutnya penyimpangan ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan (audit) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semester II tahun anggaran 2006 berdasarkan surat tugas BPK-RI No. 49/ST/VII- XV.2/8/2006 tertanggal 28 Agustus 2006 yang menyebutkan bahwa pembayaran pendapatan tetap mitra usaha (FIR) PT TELKOM kepada PT MGTI lebih tinggi sebesar 124 juta Dolar AS.

"Jika kita mengamati kasus-kasus ledakan gas dikarenakan selang dan regulator yang tidak memiliki standar SNI serta menelan puluhan korban jiwa, uang tersebut dapat mensubsidi selang dan regulator kepada 31 juta lebih pengguna tabung gas 3 kg. Sungguh fantastis!" kata Syaiful.

Kasus ini sempat mendapat perhatian Komisi I DPR-RI (periode 2004-2009) dengan mendesak KPK/Kejaksaan Agung agar tidak membekukan kasus-kasus terkait KSO PT TELKOM yang menimbulkan kerugian negara. Namun proses selanjutnya tidak terdengar lagi.

Ia juga pernah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh anak William Soeryadjaya, Edward, dengan tuduhan pemalsuan sertifikat lahan Depo Pertamina di Balaraja, Tangerang. Laporan itu berdasarkan pada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung tanggal 15 Desember 2009 yang menyatakan sertifikat yang dimiliki PT Jakarta Depo Satelit sebagai sertifikat palsu.

Melalui PT Siwani Makmur Tbk, Edward melaporkan PT Pandan Wangi Sekartaji yang sempat dipimpin oleh Sandiaga. Pemalsuan diduga dilakukan oleh rekanan PT Pandan Wangi Sekartaji, yakni PT Jakarta Depo Satelit, pada dokumen kepemilikan sertifikat lahan pembangunan Depo Balaraja.

Namun PT Jakarta Depo Satelit mengajukan banding dan dimenangkan oleh PTUN Jakarta karena dalam proses persidangan PT Siwani Makmur Tbk tak pernah menghadirkan sertifikat yang asli, tapi hanya salinan dokumen yang telah dilegalisir oleh Pengadilan Singapura.

Perselisihan terus berlanjut hingga Edward mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA), yang kemudian ditolak. Putusan MA pada 21 Desember 2010 menolak permohonan kasasi Edward atas klaim lahan seluas 199.910 meter persegi yang dipersengketakan.

Putusan MA itu terdaftar dengan nomor 313 K/TUN/2010 dengan Majelis Hakim Supandi, Achmad Sukardja, dan Paulus E Lotulung. Majelis memutuskan sertifikat lahan Depo Pertamina itu sah milik PT Jakarta Depo Satelit.

Pada 8 Mei 2011 Saratoga membeli 51% saham Mandala Airlines yang telah ditutup pada Januari 2010. Mandala Airlines kembali terbang tahun 2012 setelah 35,8% sahamnya dibeli Tiger Air. Karena rugi terus, Mandala ditutup lagi pada 1 Juli 2014.

Pada April 2013 ia diangkat sebagai Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menggantikan Hilmi Panigoro yang ternyata dianggap gagal. Ia digugat oleh para pengurus aktifnya pada awal tahun 2016. Ia dinilai kurang peduli dalam mengurus cabang-cabang aquatik selama 2 tahun 8 bulan kepengurusannya, hingga banyak program yang tidak mendapatkan dukungannya.

"Ada kekurangan dalam kepemimpinan sekarang, urusan kejuaraan dan lainnya tidak terurus. Waktu di Myanmar 2012 masih bisa menyumbang lima emas, tapi terakhir di Singapura tidak ada," kata Wakil Sekjen PRSI Abdurrahim.

Mereka beserta 20 Pengprov PRSI akan mengajukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada saat Rapat Kerja PRSI 28-29 Februari 2016. Lima Ketua Komisi Teknik cabang-cabang aquatik (renang, loncat indah, polo air, renang indah, dan renang perairan terbuka) menyatakan hal tersebut kepada media di Komplek Kolam Renang Gelora Bung Karno (GBK) 24 Februari 2016.

Mereka mengaku telah mengadukan kinerja Sandiaga yang tidak bagus kepada Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI), tapi pihak KONI Pusat kembali menyerahkannya kepada mereka mengingat hal tersebut merupakan permasalahan internal.

"Kinerjanya memimpin PRSI kami nilai tidak maksimal. Kepengurusan di bawah pimpinannya tidak semuanya aktif. SK kepengurusan pun berubah-ubah hingga 4 kali. Misalnya posisi bendahara umum yang dimasukkan Marsekal Mamahit yang merupakan militer aktif. Padahal Ketua Umum belum meminta izin kepada Kasal L, tapi sudah berani menaruh namanya, akhirnya ujung-ujungnya revisi kepengurusan lagi dan hal seperti itu hampir berulang terus," kata Ketua Komisi Teknis Renang Perairan Terbuka, Amir Husein.

Bukan hanya itu, menurut Amir, seluruh Komisi Teknis juga menilai jika banyak program kerja yang tidak jalan karena tidak didukung penuh oleh pendanaan. Tiap cabang olahraga telah menyampaikan program kerja masing-masing, namun para cabang tetap kekurangan dana dan harus menunggu ketidakpastian kapan turunnya dana bantuan dari PRSI. Amir mengaku pihaknya sudah meminta diskusi dengan Sandiaga dan kepada pengurus yang lain, namun tetap tidak ada. Masukan mereka tidak digubris.

"Karena tidak didukung penuh jadi banyak program yang tidak berjalan. Misalnya, kejuaraan open water 2015, yang seharusnya digelar Oktober lalu, namun kemudian dibatalkan dua bulan sebelum pelaksanaan. Padahal kabar tersebut sudah beredar ke FINA, tapi karena tidak ada kejelasan terkait penyelenggaraan (sponsor) dari PB lalu dibatalkan. Harusnya dari awal mempertimbangkan, kalau memang tidak siap harusnya tidak usah ikut bidding segala," katanya.

Amir melanjutkan tentang kegagalan Sandiaga, "Pertama soal kepengurusan yang tidak jelas, organisasi, program kerja, dan kepedulian pimpinan terhadap bawahan khususnya para atlet," ujarnya dengan tegas. Amir mencontohkan, saat ini diperkirakan pengurus PB PRSI terdapat sekitar 100 orang yang sebagian terdiri dari para pengusaha yang merupakan rekan Sandiaga.

"Tapi kalau rapat paling yang hadir cuma 15 orang, karena kebanyakan pengusaha. Termasuk dalam program kerja, Sandiaga sering menyetujui pelaksanaan program kejuaraan tapi paling sulit saat diminta pertanggungjawaban soal pembiayaan," tukasnya. Termasuk soal kejelasan lokasi kolam renang untuk latihan atlet sebelum digusurnya Senayan pun, Sandiaga tidak memberikan solusi kemana lokasi latihan yang baru, ujarnya.

Lewat Munaslub, pada 1 Oktober 2016 Anindya Bakrie terpilih menjadi Ketua Umum PRSI menggantikan Sandiaga. Terpilihnya Anindya secara aklamasi tidak lepas dari mundurnya sang pesaing, Syamsurizal. Ketua PRSI Provinsi Riau itu memutuskan mundur dengan alasan ingin mendukung visi dan misi yang diusung Anindya.

Tahun 2013 ia sempat berada di peringkat 47 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan 460 juta Dolar AS versi majalah Forbes. Tapi sejak itu ia tidak pernah lagi masuk daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes.

Pada 8 April 2015 ia dilantik menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Pada 16 April 2015 ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur PT Adaro Energy karena ingin fokus di Gerindra. Posisinya di Saratoga digantikan oleh anak Edwin Soeryadjaya, Michael.

Tahun 2016 namanya tercatat dalam "Panama Papers" sebagai direktur dan pemegang saham dari Goldwater Company Limited, Attica Finance Ltd, Pinfefields Holdings Limited, Velodrome Worldwide, Sun Global Energy Inc, Finewest Capital Ventures Ltd, Alberta Capital Partners Ltd, Mac-Pacific Capital Inc, Netpoint Investments Ltd, dan Fleur Enterprises Ltd. Perusahaan-perusahaan tersebut beralamat di British Virgin Island dan Seychelles serta terdaftar menjadi klien Mossack Fonseca antara 1 Juli 2002 sampai 28 Mei 2009.

Pada 16 September 2016 ia menantang Ahok untuk pembuktian harta terbalik, "Saya berani buka habis-habisan. Saya sambut dengan positif. Ayo Pak Gubernur, buka-bukaan. Buka yuk uang untuk kampanye, sumber kampanye, termasuk lingkaran keluarga Pak Gubernur, seperti istri dan Sunny, yuk sama-sama buka. Saya berani kok bersih-bersih."

Pada 22 September 2016 Ahok menjawabnya di Balai Kota DKI Jakarta, "Saya sudah diperiksa KPK untuk pembuktian terbalik. Saya diperiksa hartanya saat kasus RS Sumber Waras."

"Kemarin pas saya jadi percontohan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) di Bandung, tiga jam KPK diskusi sama saya. Mereka tanya dari mana saja uang saya sejak tahun 1997," kata Ahok.

Pada 27 September 2016 ia ikut program pengampunan pajak gelombang pertama. Pada 28 September Ahok lalu menjelaskan lagi di Balai Kota DKI Jakarta, "Buat apa aku bikin Tax Amnesty laporan aku sebelum jadi pejabat laporan LHKPN jelas kok. Semua harta saya tuh dilaporkan di LHKPN. Jadi orang yang butuh tax amnesty itu, kalau punya harta tidak pernah melaporkan ke dalam LHKPN."

Pada 3 Oktober 2016 di Lapangan IRTI, Monas, Ahok mengomentari lagi, "Jadi seorang pejabat publik, ketika melaporkan LHKPN itu dilihat aparat dari gaya hidup, biaya hidup sama enggak uang yang dia laporin ini, mendekati betul enggak,"

 "Tax amnesty ini untuk orang biasa yang tidak bisa membuktikan pajak yang dia bayar dengan gaya hidupnya. Dalam hal ini, Pak Sandiaga ikut (tax amnesty), berarti itu juga membuktikan Pak Sandiaga dulu tuh ngemplang pajak, enggak bayar pajak gitu ya, he-he-he," kata Ahok terkekeh.

Tahun 2017 namanya juga pernah masuk dalam Paradise Paper yakni sebuah dokumen yang dirilis oleh International Consortium of Investigative Journalist (IJIC). Dalam dokumen, ia disebut sebagai salah satu petinggi NTI Resources yang terdaftar di negara surga pajak yakni Bermuda. Data-data tersebut terungkap dari data yang dimiliki oleh firma hukum offshore Appleby.

Sandiaga Uno di pasar Sukamelang Subang

Pada 16 Oktober 2017 ia menjadi Wakil Gubernur DKI tapi mengundurkan diri pada 27 Agustus 2018 karena menjadi calon Wakil Presiden 2019 mendampingi Prabowo Subianto. Ia berada di peringkat 85 orang terkaya di Indonesia tahun 2018 dengan kekayaan 300 juta Dolar AS versi Globe Asia.

Krisna

Gusti Ngurah Anom
lahir 5 Maret 1971 di Desa Tangguwisia, Seririt, Bali
ayah: Gusti Putu Raka
ibu: Made Taman
kakek: Gelgel
kakak: Gusti Ayu Erawati
Gusti Ayu Mareni
Gusti Ngurah Darmawan
Gusti Ayu Kusumawati
Gusti Ngurah Triawan
Gusti Ayu Kumudawati

Gusti Putu Raka

Made Taman

Kakak Anom

Anom bersama istri

Anom bersama istri dan anak

istri: Ketut Mastrining
anak: Gusti Ngurah Berlin Bramantara lahir 8 Februari 1992 di Denpasar
Gusti Ayu Diah Candra lahir 12 April 1997 di Denpasar
Gusti Ngurah Anom Krisna Putra lahir 25 Oktober 2000 di Denpasar
Gusti Ngurah Rama Ksatria Putra lahir 1 November 2009 di Denpasar

USAHA SUVENIR
-Krisna Nusa Indah: Jl. Nusa Indah 77 Denpasar telp. (0361) 264-780
-Krisna Nusa Kambangan: Jl. Nusa Kambangan 160 A Denpasar telp. (0361) 474-5641
-Krisna Sunset Road: Jl. Sunset Road 88 Kuta telp. (0361) 750-031
-Rama Krisna Tuban 24 jam: Jl. Raya Tuban 2X telp. (0361) 764-532
-Krisna Samasta: Jl. Wanagiri, Jimbaran, Kuta telp. (0361) 446-8600
-Krisna Ubud: Jl. Monkey Forest 15, Ubud telp. (0366) 976-427
-Krisna Bali Souvenir Center: Jl. Raya Blangsinga, Saba, Blahbatuh telp. 0812-3757-2266
-Krisna 5 Singaraja: Jl. Seririt-Singaraja, Temukus telp. 0812-5270-9959
-Krisna Surabaya: Jl. Darmokali 5-H, Darmo, Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur telp. 0853-3937-4808
-Krisna Kota Tua: Jl. Lada 1, Kota Tua, Jakarta Barat telp. (021) 2269-2746

USAHA RESTORAN
-Krisna Gallery & Resto: Jl. Diponegoro 146, Dauh Puri Klod, Denpasar Barat telp. (0361) 251-273
-Krisna Wisata Kuliner Bali: Jl. Raya Tuban, Kuta telp. (0361) 768-077
-Krisna Resto and Spa: Jl. Batu Belig 77, Kerobokan Kelod, Kuta Utara telp. (0361) 474-1432
-Paon Mektut: Jl. Sunset Road 88 Kuta telp. (0361) 750-031
-Krisna Wisata Kuliner Singaraja: Jl. Raya Seririt, Temukus telp. 0878-6217-4626
-Bebek Tepi Sawah Singaraja: Jl. Raya Seririt, Temukus telp. (0362) 343-7205
-La Costa Beach Lounge: Jl. Raya Seririt, Temukus telp. 0878-6304-8979
-Dungki: Jl. Raya Seririt, Temukus
-Krisna Beach Street Bar & Resto: Jl. Yeh Mumbul, Baktiseraga telp. (0362) 330-1872

USAHA WISATA
-Krisna Osea Park: Jl. Raya Seririt, Temukus
-Krisna Funtasticland: Jl. Raya Seririt, Temukus telp. 0811-3887-709
-Krisna Waterpark: Jl. Raya Seririt, Temukus telp. 0811-3973-311
-Krisna Adventures Aling-Aling Waterfall: Desa Sambangan, Sukasada
-Krisna Eco Edu Village: Desa Tangguwisia, Seririt telp. 0878-6000-6844

USAHA LAINNYA
-Krisna Bali Wisata: Jl. Diponegoro 146, Sesetan, Denpasar Selatan telp. (0361) 251-265
-Krisna Property: Jl. Pidada VII no. 17 Denpasar Barat telp. (0361) 409-2477
-Krisna Moda Boutique: Jl. Hayam Wuruk 60, Sumerta Kauh, Denpasar Timur telp. (0361) 256-146
-Cok Konfeksi: Jl. Nusa Indah 79 Denpasar telp. (0361) 226-597

GOSIPNYA
Gusti Ngurah Anom lahir di rumah bidan Ibu Restu pada 5 Maret 1971 pukul 1 siang. Ia adalah anak bungsu dari 7 bersaudara dan hidup dalam kemiskinan. Sejak bayi hingga kelas 4 SD, ia lebih sering tinggal di rumah kakeknya karena rumah orangtuanya terlalu kecil. Ketika ia kelas 4 SD, orangtuanya mengirim kakak-kakaknya yang lain untuk tinggal di rumah keluarga ayahnya di Gianyar. Hanya kakaknya yang ke-5 dan 6 yang masih tinggal di Desa Tangguwisia.

Di rumah kakeknya terdapat banyak buah-buahan. Kakeknya mempunyai usaha membuat bata merah. Ia sering membantu kakeknya mengangkut kayu bakar dengan upah Rp. 200 per hari. Selain membantu membuat bata merah, ia juga sering membantu kakeknya memetik buah jambu. Jambu yang dipetik lalu dijual ke pasar yang berjarak 3 kilometer dari rumah kakeknya. Upahnya menjual jambu adalah Rp. 500.

Keluarganya adalah yang termiskin di Desa Tangguwisia. Rumahnya berukuran 6 kali 8 meter. Dindingnya tidak disemen dan terbuat dari tanah sedangkan atapnya dari anyaman daun kelapa. Tempat tidur dan dapur menjadi satu ruangan. Makanannya sehari-hari adalah ubi kayu dicampur nasi dan jagung. Biasanya sayurnya adalah plecing (sayur bumbu pedas) daun labu. Ia hanya makan dua kali sehari. Untuk mandi, ia pergi ke sungai berjarak 500 meter dari rumah. Rumahnya pun pernah kebakaran.

Ayahnya seorang petani padi dan anggur. Penghasilan yang diperoleh ayahnya tidak pasti. Ia jarang membantu ayahnya di sawah karena lumpurnya sering membuat kakinya gatal. Ibunya mulai membuat kue pada pukul 6 sore hingga malam hari. Usai membuat kue, ibunya pergi ke pasar untuk menjual kue itu pada pukul 3 subuh. Semuanya dilakukan ibunya sendirian. Ia suka membantu ibunya membuat dan menjual kue sejak kelas 3 SD dengan upah Rp. 100-Rp. 200. Kuenya dijual ke Pasar Tenten di Desa Tangguwisia. Ia dan ibunya pergi ke pasar dengan obor dari danyuh (daun kelapa) yang sudah kering. Pasar Tenten berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

Selain itu ia sering diajak ibunya berjualan buah ke Pasar Kumbasari, Denpasar. Jarak Pasar Kumbasari dari rumahnya sekitar 85 kilometer. Ia mengaku lebih dekat dengan memek (sebutan ibu dalam bahasa Bali) daripada dengan ajik (sebutan ayah dalam bahasa Bali).

Sejak kelas 1 SD ia sudah sering bolos sekolah. Selain karena keasyikan memetik jambu, ia juga hobi memancing ikan dari jam 4 pagi. Tidak seperti kakak-kakaknya, ia sangat aktif, bandel, keras kepala. Ketika SD ia sering mencuri buah mangga di halaman sekolah dan membuat rujak bersama teman-temannya. Ia juga sering mencuri makanan di kantin sekolah.

Saat bersekolah di SDN 1 Tangguwisia ia tidak pernah mengerjakan PR dan tidak pernah belajar. Tidak heran hingga kelas 5 SD ia belum bisa membaca dan menulis. Hal itu diketahui orangtuanya ketika menerima laporan dari sekolah. Ayahnya yang biasanya pendiam tidak sanggup lagi menahan emosi.

Ia dibawa ke sungai dan direndam di sana. Setelah direndam di sungai, ayahnya mengatakan bahwa ia harus segera bisa membaca. Semenjak itu ayah dan ibunya yang sebelumnya kurang perhatian terhadap kegiatan belajar anaknya mulai menyisihkan waktu untuk menemaninya belajar membaca dan menulis.

Meski bodoh, ia selalu naik kelas. Ketika kelas 6, ia seharusnya tidak lulus sekolah tapi karena ia sering menginap di rumah Wakil Kepala Sekolah bernama Ibu kadek dan menemani anak Ibu Kadek bermain, ia diluluskan oleh Ibu Kadek.

Ia lalu mendaftar ke SMPN 1 Seririt dan SMP Saraswati Seririt. Ia diterima di bangku cadangan SMPN 1 Seririt. Ia lalu masuk kelas G, kelas yang menampung siswa baru dengan Nilai Ebtanas Murni (NEM) terkecil di sekolah itu. Pamannya yang saat itu bekerja di Hotel Bali Beach, Nyoman Singarata, membantu membayar uang sekolahnya tiap bulan.

Meski sudah SMP, uang sakunya masih sama seperti saat ia SD yaitu hanya Rp. 100 per hari. Uang itu hanya cukup untuk ongkos naik bemo atau angkot dari rumahnya ke sekolah Rp. 50 untuk sekali jalan.

Ia memutuskan untuk berjalan kaki 3 kilometer ke sekolahnya. Ia berangkat pukul 11.00, tiba di sekolah pukul 12.30, pulang sekolah pukul 17.00, dan tiba di rumah pukul 19.00. Ia berjalan kaki ke sekolah sejak SD. Butuh 1,5 jam untuk pergi ke sekolah sedangkan pulangnya butuh 2 jam karena jalan lebih ramai.

Ia punya teman yang sering diajak jalan kaki ke sekolah yakni Reno, Putu Armini, dan Putu Sukerta. Sementara teman-temannya yang lain lebih banyak naik sepeda ke sekolah. Karena harus berjalan kaki, setiba di sekolah ia merasa lelah dan mengantuk. Akibatnya ia tidak bisa konsentrasi mengikuti pelajaran di kelas dan nilainya selalu jelek. Selain itu karena tidak sanggup membeli sepatu, ia memakai sendal ke sekolah.

Ketika SMP, ia juga tidak bisa membeli buku tulis, alat tulis, maupun buku pelajaran. Pamannya hanya membiayai uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) bulanan. Uang hasil kerja orangtuanya habis untuk biaya makan sehari-hari.

Karena tidak pernah belajar di rumah, ia selalu menyontek saat sedang ujian di kelas tapi ia tidak bisa menyontek jika ujian lisan. Ujian lisan dilakukan guru dengan memanggil para siswa satu per satu ke depan kelas. Karena tidak bisa menjawab, ia dihukum mengangkat satu kaki di depan kelas.

Saat itu ia punya seorang sahabat bernama Tedi. Tedi adalah anak orang kaya di Seririt. Ketika murid lain naik sepeda ke sekolah, Tedi diantar dengan mobil Suzuki Carry Pick Up ke sekolah. Tedi sering memberinya makan di sekolah. Tedi juga sering menjemputnya ke rumah. Ia pun mulai jarang jalan kaki ke sekolah. Jika tidak dijemput Tedi, ia menumpang dibonceng dengan sepeda temannya. Salah satu teman yang sering ia tumpangi sepedanya adalah Putu Sukerta.

Karena tidak bisa membeli buku tulis, ia sering mencuri halaman tengah buku tulis milik temannya. Ia melakukannya 2 kali sehari saat jam istirahat. Hal ini sudah ia lakukan sejak SD. Sedangkan buku pelajaran ia curi dari perpustakaan sekolah.

Ia juga suka mengambil isi pulpen teman sekelasnya. Isi pulpen digulung dengan kertas dan dipakai mencatat pelajaran sekolah. Saat mencuri ia sering tertangkap basah tapi teman-temannya tidak ada yang berani berbuat apa-apa karena ia punya geng yang terdiri dari kumpulan anak-anak bandel di sekolahnya.

Perbuatannya mencuri ketika SMP juga sering diketahui teman-temannya dan membuat beberapa guru sekolahnya sempat melarangnya mengikuti kegiatan belajar di kelas. Guru matematika melarangnya belajar di kelas karena ia tidak mau ikut les. Ia beralasan tidak bisa ikut les karena membantu kakeknya di rumah. Sedangkan guru Bahasa Inggris melarangnya belajar di kelas karena ia sama sekali tidak mengerti pelajaran yang diberikan di kelas. Selain itu, ia juga pernah ketahuan main panco sebelum kelas bahasa Inggris mulai sehingga membuat gaduh.

Guru Sejarahnya sering memarahinya dan melarangnya ikut kelas sejarah karena ia sering pindah-pindah tempat duduk saat pelajaran berlangsung. Ia juga sering duduk di bawah bangku dan sering ketiduran saat pelajaran sedang berlangsung. Selain tiga guru tersebut, hampir semua guru di SMPN 1 Seririt mencapnya sebagai murid yang bandel dan bodoh.

Ketika SMP ia punya geng yang terdiri dari anak-anak nakal dari kelas A hingga G. Geng itu lalu membuat geng sepeda bernama Street Bicycle Club (SBC). Meski tidak punya sepeda, ia tetap bergabung di geng itu. Seorang temannya bernama Putu Agustina meminjaminya sebuah sepeda balap.

Dengan sepeda balap ini ia sering nongkrong dengan teman-teman SBC-nya. Setiap Sabtu dan Minggu mereka berkumpul di desa tempat tinggal Anom dan bersepeda ke Singaraja. Mereka mengelilingi Singaraja lalu pulang ke Seririt. Meski sudah dipinjami sepeda, ia ingin punya sepeda sendiri. Ia sering marah di rumah minta dibelikan sepeda. Ibunya lalu membelikan sebuah sepeda bekas merk Phoenix seharga Rp. 15.000.

Sepeda dibeli dengan kondisi rusak di beberapa bagian dan ban berlubang. Sepeda itu lalu diperbaiki sendiri. Ia lalu ikut lomba sepeda dan menjadi juara satu kategori tercepat dan standing (mengangkat roda depan sepeda terlama). Namanya dan klubnya SBC mulai dikenal di kalangan penggemar sepeda di Seririt.

Karena punya banyak teman, ia lebih sering tinggal di rumah temannya di Seririt dan jarang pulang ke rumah orangtuanya. Hal ini tidak pernah dipermasalahkan oleh orangtuanya karena sudah pasrah dengan kenakalannya.

Setelah lulus SMP ia mendaftar di Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata (SMIP) di Seririt. Untuk bisa mendaftar di sana, ia terpaksa menjual sepeda Phoenix kesayangannya. Sepeda itu dijual Rp. 35.000 lalu dibelikan sepatu serta pakaian sekolah untuk masuk SMIP.

Setiap hari ia harus jalan kaki 3,5 killometer untuk mencapai SMIP. Ia hanya sempat bersekolah di sana 4 bulan. Ayahnya lalu memanggilnya dan berkata bahwa ia sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi. Ayahnya bilang Anom harus membantu di sawah dan tidak bisa membantu biaya sekolahnya lagi. Semua kakaknya meski sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), juga tidak bisa membantu karena kondisi masih pas-pasan.

Ia kecewa dan marah, merasa diperlakukan berbeda dengan kakaknya. Esoknya ia pergi pukul 7 pagi tanpa tujuan maupun bekal. Belum jauh pergi dari rumahnya, ia bertemu dengan pamannya, Nyoman Singarata, yang ketika itu bekerja sebagai supir truk angkutan barang. Pamannya sedang mempersiapkan truk merk Kusdha-nya. Anom ikut pergi menumpang pamannya menuju Denpasar. Pamannya tidak bertanya apa-apa.

Di Denpasar, mereka berhenti di daerah Pupuan Tabanan untuk beristirahat. Ia dibelikan makanan dan minuman oleh pamannya. Sekitar pukul 10 pagi mereka berhenti di terminal Ubung. Ia lalu berjalan tanpa tujuan menelusuri kota itu. Ia menuju Jalan Gatot Subroto. Setibanya di Jembatan Tonja, ia memutuskan berjalan menyusuri sungai karena lebih mudah untuk mencari minum dan air untuk membersihkan badan.

Selama menyusuri sungai, ia minum air dari saluran irigasi sawah. Ketika lapar, ia mencuri buah semangka dan pepaya dari kebun milik orang yang ia lewati. Selama berjalan menyusuri sungai, ia sempat putus asa dan sempat ingin bunuh diri. Setelah menyusuri sungai selama beberapa jam, ia tiba di daerah Waribang Kesiman, Denpasar. Di sana ia mandi untuk menyegarkan badan.

Setelah mandi ia melanjutkan perjalanan hingga Jalan Sedap Malam dan akhirnya tiba di Jalan Danau Buyan, Sanur. Di jalan ini setidaknya ada 5 hotel melati. Salah satunya adalah Hotel Rani. Ia menuju pos satpam dan minta izin untuk istirahat. Ia mengatakan pada satpam bahwa ia mencari pekerjaan. Untuk mengatasi rasa lapar dan haus, ia hanya meminum air keran yang ada di dekat pos satpam.

Ia lalu memungut sampah dan membersihkan halaman di sekitar pos satpam. Ia sangat beruntung kelakuannya itu dilihat oleh pemilik Hotel Rani yang menghampirinya. Ia lalu meminta izin menumpang tidur di pos satpam sambil menceritakan kisahnya kenapa ia ada disitu.

Dengan janji ikut menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar pos satpam, ia pun diizinkan menetap di sana. Pukul 12 malam ketika satpam sudah pulang, ada sebuah mobil minibus parkir. Ia berinisiatif mencuci mobil itu hingga bersih. Setelah beres mencuci pukul 2 subuh, ia tertidur di pos satpam dan terbangun pukul 6 pagi. Ia langsung menyapu halaman parkir hotel.

Pukul 7 pagi pemilik mobil tersebut keluar hotel yang ternyata pemilik hotel. Ia ditawari bekerja di hotel tapi ia menjawab hanya mau bantu-bantu saja dan minta izin menetap di pos satpam serta diberi makan dan minum. Pemilik hotel mengizinkan.

Esoknya ia mencuci 3 buah mobil, 1 milik pemilik hotel, 2 mobil lagi milik tamu hotel. Pekerjaan ini dilakukannya mulai pukul 12 malam sampai pukul 3 pagi. Sekitar pukul 8 pagi, pemilik mobil yang ia cuci keluar hotel. Ia bergegas mengatakan bahwa ia mencuci mobilnya semalam. GOSIPNYA ia lalu diberi uang sebesar Rp. 2.000 (saat itu secangkir kopi Rp. 25 dan sebungkus nasi Rp. 50). Ia lalu menjadi tukang cuci mobil di 4 hotel daerah Sanur. Penghasilannya per hari antara Rp. 2.000 - Rp. 5.000.

Ia lalu menabung dan membeli sepeda Phoenix seharga Rp. 45.000 sehingga ia bisa berkeliling lebih jauh ke hotel-hotel yang ada di Danau Tamblingan dan Bypass Ngurah Rai. Ada sekitar 15 hotel yang menjadi langganannya. Mobil yang sudah selesai dicuci, wiper-nya diangkat sebagai kode sudah bersih dicuci.

Ternyata profesi mencuci mobil tamu hotel juga banyak dilakukan beberapa orang lainnya. Upah hasil cuci mobil tamu hotel yang dikerjakannya sering diambil oleh orang lain. Meski demikian, rezeki yang didapatnya dari mencuci mobil tamu hotel selalu ada. Ia sering diajak sesama tukang cuci mobil untuk bekerjasama mencuci mobil para tamu hotel yang menginap di kawasan Sanur dan sekitarnya.

Setelah 2 tahun, ia membeli sebuah motor bebek bekas Honda 70 warna merah seharga Rp. 150.000. Motor ini lalu diperbaiki lagi di sebuah bengkel di Pedungan, Denpasar dengan ongkos Rp. 250.000. Saat itu ia terpaksa berhenti mencuci mobil karena terkena rematik. Tangan dan kakinya sakit karena kedinginan saat terkena air. Ia memutuskan menumpang di rumah pamannya di Jalan Tukad Balian, Denpasar - Nyoman Singarata (yang kebetulan namanya sama dengan pamannya yang supir truk) - seorang pengusaha konfeksi kecil yang sempat beberapa kali ia singgahi ketika ia tinggal di pos satpam. Ia sering bolak-bali kesana karena jatuh cinta pada teman satu SMP-nya dulu yang bekerja disana. Ia punya keyakinan harus punya istri seorang tukang jahit, karena jika punya keterampilan yang sama, ia yakin bisa sukses.

Ia ikhlas membantu pamannya tanpa upah karena boleh tinggal dan bisa makan. Sebenarnya dekat dengan gadis itu saja sudah membuatnya bahagia. Ia sering meletakkan surat cinta di kamar mandi tapi tidak ada satupun yang dibalas karena gadis itu tahu sifat dan kelakuannya ketika SMP.

Made Sidharta

Ia geram merasa direndahkan. Ia lalu menemui Made Sidharta, pemilik konfeksi yang selalu memberi pekerjaan jahitan di konfeksi pamannya di Jalan Waturenggong 48, Denpasar. Sidharta memberi kesempatan menjadi pegawainya dengan tugas pertama sebagai karyawan lapangan mengambil dan mengantar keperluan jahitan. Ia diperlakukan sangat baik oleh Sidharta dan ia pun bekerja sebaik mungkin. Ia bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore. Setelah selesai bekerja, ia belajar menjahit, memotong kain, menyablon dan dalam 6 bulan menguasai semuanya. Untuk berhemat, ia meminta izin tinggal di rak tempat menyimpan kain atau tidur di meja potong. Ia diizinkan sekaligus mendapat makan gratis.

Dalam waktu setahun ia naik pangkat menjadi karyawan senior sedangkan seniornya malah ada yang turun pangkat. Sebagai karyawan senior, ia mendapat kepercayaan mengurus gaji pegawai, membeli kain, dan juga mendapat ilmu dagang dari Sidharta.

Sidharta sering memberi nasihat sehingga perlahan-lahan pemikirannya menjadi dewasa melebihi umurnya. Selain sering mengirim surat cinta, ia juga sering mengirim coklat. Ketika ada waktu luang, mereka sering janjian bertemu di sekitar bundaran Renon. Mereka akhirnya resmi berpacaran saat lari pagi di Renon. Setelah pacaran, mereka jarang bertemu karena kesibukan di tempat kerja masing-masing. Melihat kepribadiannya yang makin dewasa, gadis bernama Mastrining itu pun menerima lamarannya dan menjadi istrinya. Mereka menikah bulan Maret 1991.

Pamannya merasa keberatan karena ia dinilai terlalu muda untuk menikah. Selain itu, ia malah membawa pergi pegawai andalannya, Ketut Mastrining, sehingga pamannya merasa kekurangan tenaga ahli di perusahaannya dan merasa dikhianati. Untungnya hal ini tidak berlangsung lama dan pamannya memahaminya.

Ia lalu mengontrak rumah di Jalan Tukad Irawadi, Denpasar sambil memulai usaha konfeksi bermodalkan 1 mesin overdeck, 1 mesin obras, serta 2 buah mesin jahit yang semuanya tidak terpakai oleh Sidharta karena sulit mengoperasikannya. Sambil mengembangkan usahanya, ia masih membantu Sidharta hingga tahun 2000. Jika pesanan di Konfeksi Sidharta sedang penuh, ia diminta untuk membantu mengurus. Ia juga sering diminta untuk mencarikan tenaga tukang jahit jika sedang ramai pesanan pakaian jadi.

Tahun 1992 ia membuka toko baju kaos di Jalan Nusa Indah, Denpasar berukuran 6 kali 7 meter dengan nama Cok Konfeksi yang tak jauh dari Gedung Art Centre yang merupakan pusat kegiatan pesta seni dan budaya Bali. Ia menyewanya Rp. 1.250.000 setahun. Ia membuka usahanya tanpa izin Sidharta dan sempat dimarahi karena dianggap belum mampu usaha sendiri, selain itu ia sudah diandalkan untuk Konfeksi Sidharta.

Tahun 1994 ia menyewa tanah seluas 100 m² di Jalan Pakis Aji, Denpasar. Ia mendirikan bangunan untuk usaha sekaligus tempat tinggal untuk keluarganya. Sidharta akhirnya setuju melepas Anom berusaha sendiri dengan syarat semua aset Cok Konfeksi senilai Rp. 60 juta dibagi dua. Ia menyetujuinya sedangkan bagian Sidharta Rp. 30 juta ia pinjam sebagai modal tambahan dan baru ia lunasi tahun 2000. GOSIPNYA sejak itulah ia mendapat panggilan Ajik Cok dari anak buahnya.

Ia tidak pernah bolos bekerja, liburan, atau tidur siang kecuali sedang sakit. Setiap hari istrinya bangun pukul 5 pagi untuk menyiapkan kebutuhan karyawan seperti memotong kain, menyortir, hingga menyetrika baju yang sudah jadi. Pukul 06.30 pagi ia mengantar anak ke sekolah. Pukul 8 pagi hingga 2 subuh ia terus bekerja. Ia dan istrinya hanya tidur 3-4 jam sehari.

Tahun 2000 ia membeli rumah seluas 500 m² di Jalan SMA 3, Denpasar dengan meminjam dari Bank Dagang Bali dan juga dari Sidharta. Tahun 2001 ia membeli lahan 650 m² senilai Rp. 1,2 milyar di Jalan Nusa Indah 79.

Pada tahun 2001 Cok Konfeksi adalah yang terbesar di Bali dan urutan berikutnya adalah Konfeksi Sidharta. Menurut pengalamannya dalam bisnis konfeksi sejak tahun 1990, penjualannya sudah mentok. Ia dan istrinya ingin mengembangkan usaha butik. Istrinya lalu ikut kursus di LPTB Susan Budihardjo. Selama 3 bulan, istrinya menjadi murid terbaik. Meski begitu, mereka akhirnya batal membuka butik setelah mempertimbangkan cukup lama.

Mereka lalu berkeliling ke Denpasar dan Gianyar di waktu senggang untuk mencari ide baru. Setelah melakukan survei selama sebulan di Pasar Sukawati, mereka tahu suvenir paling laku adalah kaos. Pada 16 Mei 2007 ia membuka pusat suvenir Bali seluas 2.000 m² bernama Krisna di Jalan Nusa Indah 77. Ia mengontrak tempat itu seharga Rp. 1 milyar untuk 15 tahun. Omzet penjualan hari pertama mencapai 4 juta Rupiah.

Ia lalu memutuskan kos di Jembrana dan mengedarkan brosur selama 2 bulan di Pelabuhan Gilimanuk. Usahanya berhasil dan baju kaos khas Balinya sangat disukai turis, begitu pula dengan beragam suvenir lainnya. Pada 28 Mei 2008 ia membuka toko cabang seluas 3.500 m² di Jalan Nusa Kambangan, Denpasar.

Dalam waktu singkat, tokonya populer dan mendapat dukungan dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) serta para supir taksi, tur travel, ojek, sehingga tokonya tak pernah sepi pengunjung. Ia lalu membuka toko yang lebih besar pada 16 Mei 2009 di Jalan Sunset Road 88, Kuta. Melihat toko barunya itu sangat laku, ia memperluasnya menjadi 5.000 m² dan hanya dalam setahun berkembang menjadi 1,4 hektare sehingga menjadikannya pusat suvenir terbesar di Bali.

Pada 1 November 2010 ia membuka toko lagi seluas 4.500 m² dengan nama Rama Krisna di Tuban yang buka 24 jam, dekat bandara Ngurah Rai. Pada 18 Juli 2018 pagi ia membuka dengan megah Krisna Bali Souvenir Center yang luasnya mencapai 3 hektare. Undangan mencapai 4 ribu orang yang diakhiri dengan penampilan Syahrini.

Siangnya ia membuka Krisna Eco Edu Village serta Krisna Waterpark yang dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektare di Buleleng. Waterpark ini menjadi wisata air satu-satunya di Bali yang memiliki kolam ombak. Total karyawannya saat ini mencapai sekitar 3.000 orang.

Kerja keras dan inovatif menjadi kunci keberhasilannya. Selain itu, ia sering meditasi yang membuat pikirannya harmonis dan positif sehingga ia selalu optimis dan memiliki banyak solusi. Faktor  sukses lainnya adalah pemasok. Jika ada kendala, ia mengungkapkannya secara terbuka. Total pemasok yang tergabung di Krisna ada 475 dan hanya 10% saja yang berasal dari luar Bali.

Menurutnya, dengan banyaknya pemasok yang bergabung, uang dari mereka saja bisa untuk membuka satu gerai Krisna. Ia mencontohkan, jika satu pemasok menyumbang Rp. 500 juta dan ada 40 pemasok yang mendukung, berarti ada Rp. 20 milyar dana terkumpul, Itu cukup untuk membuka gerai Krisna baru. Ia tidak yakin usahanya bisa sebesar ini jika dengan modal sendiri. Sebaliknya, bagi pemasok juga tidak mudah membuka gerai sendiri karena harus mengontrak toko, mengupah karyawan, belum lagi biaya promosi yang tidak murah.

Untuk membuka gerai di kota lain, ia belum bisa menerapkan strategi yang sama. GOSIPNYA di Bali saja butuh tiga tahun untuk meyakinkan pemasok agar mereka turut mendukung pengembangan bisnisnya. Menurutnya, secara bisnis lebih menguntungkan membuka usaha di luar Bali karena ia tidak keluar modal: mitranya yang menyediakan tempat, sedangkan barang dari pemasok. Seperti gerai Krisna di Surabaya, kontrak tempatnya Rp. 3,5 milyar untuk 10 tahun. Untuk gerai di Kota Tua Jakarta, ia hanya menyiapkan barang dengan nilai Rp. 10 milyar.

Banyaknya pemasok yang bergabung, menurutnya juga tidak gampang dan mulus dalam mengelolanya. "Kami harus telaten mengajarkan dan melatih mereka. Semua butuh proses. Kami ada surat peringatan jika ada yang nakal. Ada SP1, SP2, dan SP3," ungkapnya.

Pemasok yang ikut membangun Krisna sejak awal buka akan lebih diutamakan ketika membuka gerai baru daripada pemasok baru dengan barang sama. Ia akan menyampaikan ke pemasoknya, bahwa ada calon pemasok baru yang menawarkan barang yang sama dengan harga lebih murah. Jika selisih hanya Rp. 100, pemasok lama masih dipertimbangkan untuk lebih diunggulkan, tapi jika selisihnya Rp. 1.000, ia akan menanyakan alasannya, kenapa pemasok baru bisa jauh lebih murah. Pertimbangan kuantitas yang bisa dipenuhi juga menjadi salah satu pertimbangan. Jika pemasok lama tidak bisa memenuhi, ia akan mengambil dari pemasok baru untuk menambah barang.

Istrinya bertugas menyeleksi barang dan mengelola para pengrajin. Istrinya sangat berkebalikan dengannya. Ia bersifat cepat dan mengandalkan intuisi sedangkan istrinya selalu waspada, berpikir jangka panjang, serta menghitung detil untung-ruginya. Contohnya, ia selalu berpikir menambah gerai baru sedangkan istrinya mengingatkan untuk lebih hati-hati. Contoh lainnya, gajinya setiap bulan selalu habis sedangkan istrinya suka menabung.

Sejak pertengahan tahun 2018, anak pertamanya Gusti Ngurah Berlin Bramantara, mulai mengambil alih pengelolaan Krisna. Ia berpesan pada Berlin agar hubungan dengan karyawan harus tetap dijaga baik, tidak jaga jarak, bahkan bisa lebih menyejahterakan karyawan seperti dulu dirinya dengan Made Sidharta.

Ia tidak hanya menjalin hubungan baik dengan karyawan dan pemasok, tapi juga dengan agen biro perjalanan dan para sopir yang biasa membawa wisatawan mampir ke gerai Krisna. Bahkan para pebisnis lainnya di Bali pun ia anggap sebagai teman yang sama-sama ingin mengembangkan pariwisata Bali, meski bisnisnya ada yang serupa. Itu terlihat ketika menyelenggarakan pesta grand opening Krisna Bali Souvenir Center di Gianyar, ia mengundang agen perjalanan wisata, tidak hanya yang ada di Bali, tetapi juga dari daerah lain, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, serta para sopir dan pengusaha di Bali.

Meski sudah sukses ia tetap rendah hati. Jika ada temannya yang sakit, meninggal, atau dilanda musibah, ia adalah orang yang paling pertama berinisiatif menggalang bantuan. Jika datang ke Konfeksi Sidharta, ia tak canggung untuk duduk di lantai bersama karyawan Sidharta yang dulu merupakan teman-teman kerjanya.