Edy Ongkowijaya, Alyssa Mia Ong, Adrianna Ong, Morin Ng
CABANG USAHA
Indonesia
-Jakarta
*SUPERMALL KARAWACI, Resto Walk LG Unit WS telp 021 5421-1962
*KELAPA GADING, Jl Boulevard H4, No.4 Kelapa Gading telp 021 2245-7293
*AEON MALL BSD CITY, Lantai 3, Food Carnival telp 0856-7777-627
*MALL AMBASSADOR, Lt. 4 Blok D no. 7 telp 0812-8255-6268
*GRAND DADAP CITY, Jl. Prancis Kosambi (Level 2) telp 0895-2771-7553
*MALL ARTHA GADING, West Food Court Lt. 2 telp 0821-1285-3807
*ITC ROXY MAS, Food District Lt. 4 FC 29-31 telp 0888-1122-881
*PASAR TANAH ABANG, Blok A Lt. 8 Food Court telp 021 2357-2271
*KALIBATA CITY SQUARE, Teras Quliner, FB No. 7 telp 0852-8905-6285
*CIBUBUR JUNCTION, Jl. Jambore telp 0813-4498-8395
*ITC BSD, Lt. 2 Blok B2, No. 12 (Food Court) telp 0812-8000-5388
*EMPORIUM PLUIT MALL, Food Court Lt. 4 No. 16 telp 021 6667-6820
*PGMTA TANAH ABANG, Pusat Grosir Tanah Abang Lt. 6 telp 021 3003-5364 / 0819-3296-3222
*RAWAMANGUN, Jl. Balai Pustaka Timur No. 18 C telp 0858-8300-2157
*CENTRAL PARK MALL, Urban Kitchen Lt. 4 telp 0899-8915-408
*SUNTER, Jl. Sunter Hijau Raya Blok S 4 No. 12 telp 021 651-6031 / 0821-1173-7070
*CEMPAKA PUTIH, Jl. Cempaka Putih Raya No. 20 H telp 021 2242-1813
*SOHO PANCORAN, Lt. LGM No. 02 telp 0812-9373-3007
-Cirebon
*GRAGE CITY MALL, Lt. 1 F1-15A telp 0231 8332-655
*GRAGE MALL, Lt. F1-059-060 telp 0231 223164
-Pontianak
*Jl AW Syahrani No. 23 Kelurahan Air Hitam, Samarinda Ulu (Samping Gg. 52, dekat pool taxi globalindo) telp 0541 2521-087 / 0822-9596-8899
*Jl. Gatot Subroto/Serindit No. 218 telp 0541 6524-746
*Jl. Agus Salim No. 72-76 telp 0561 736-373
-Singkawang: SINGKAWANG GRAND MALL Lt. GF Unit 11-12 telp 0562 6300-040
-Batam
*MEGAMALL BATAM CENTRE, Lt. 2 Unit SF 100, telp 0778 472-020
*BCS MALL, Lt. 3 Blok C7 No. 06 telp 0822-2003-9991
*NAGOYA HILL MALL, Lt. 3 telp 0778 743-0412
*BENGKONG, Ruko Anugerah Mas No 6,7,8 Bengkong Ratu telp 0822-2003-9991
-Jayapura
*KOMPLEKS RUKO JAYAPURA, Jl. Pacific Permai Blok B No. 1 Ruko Dok. 2 telp 0821-9777-0077
*WAENA MEGA, Dept Store Waena, Jl. Raya Waena Sentani No. 5
*SENTANI, Ruko Panjang No. 6-7, Jl. Raya Hawaii (Pertigaan Jalan Stadion Barnabas Youwe) Sentani Kota telp 0967 5161-159
-Medan
*MILLENIUM ICT CENTER, Lt. Dasar No. 11A-12-12A telp 061 8003-0459
*RINGROADS CITYWALKS, Level 1 No. 10 telp 061 8002-6563
*CAMBRIDGE CITY SQUARE, LG No. 09 telp 0811-6062-666
*SUZUYA MARELAN PLAZA, Lt. 1 telp 0811-6172-666
*KUALANAMU AIRPORT, Lt. 02 telp 0853-6202-6061
-Makassar
*Jl. Hertasning No. 88-88A telp 0411 882-882 / 0813-5538-7777
*Jl. Penghibur No. 31, Pantai Losari telp 0851-0001-2889 / 0811-4081-377
-Manado
*MULTIMART, Lt. 2 Kawasan Mega Mas telp 0431 3445-588
*Jl. Sudirman (Depan Hotel Sintes Peninsula) telp 0853-9997-0688
*CAMBRIDGE CITY SQUARE, LG No. 09 telp 0811-6062-666
*MANTOS, Lt. 3 SF-05A/06 telp 0431 8890-358
-Balikpapan: Jl. Mt Haryono No. 95/96 (Depan KFC) telp 0542 8514-425 / 0852-5000-2829
-Banda Aceh: Jl. Tengku Panglima Polem No. 158 & 160 (Peunayong Banda Aceh) telp 0853-5932-2113
-Bandung: Jl. Veteran No. 38 telp 0811-2282-094
-Palembang
*Komplek SPBU Singapore Station 8 Ilir, Jl. Dr. M Isa 16 (Depan Grand Zuri Hotel) telp 0711 5735-133
*Jl. Gatot Subroto No. 4A-5A (Samping Kantor Panasonic)
Singapura
- 176 ORCHARD ROAD, The Centrepoint #01-59/62
- BAGHDAD STREET, Baghdad St No 23
- TIONG BAHRU PLAZA, Level 3
- CITY SQUARE MALL, Serangoon Road
- LOT 1 MALL, Choa Chu Kang Level 4
- NATIONAL UNIVERSITY HOSPITAL, Level 5
- CITY PLAZA PAYA LEBAR ROAD, Ground Floor
Myanmar
-SEIN GAY HAR SUPER CENTRE, No 44 Pyay Road Dagon Township, Yangon City
-CAPITAL HYPERMARKET, Unit 306, Level 3. Min Nandar Road, Daw Bon Township, Yangon
Malaysia
-Kuala Lumpur
*PARKSON MAJU JUNCTION, Lot No. Lg. 14&Lg. 15, Lower Ground Floor Parkson Maju Junction, Jalan Tunku Abdul Rahman
*WANGSA MAJU, No. 8, Jalan Wangsa Delima 10
*CYBERJAYA, No. 3a, Cottage Walk, Persiaran Apec
*MYDIN MALL SEREMBAN 2, Lot Gk-05 Mydin Mall
*IOI CITY MALL, Lot Lg 78a, IOI City Mall, IOI Resort City, 62502 Putrajaya
*PLAZA ALAM SENTRAL, No. G16-G18, Ground Floor, Plaza Alam Sentral, Shah Alam, Selangor
*BANDAR BARU AMPANG, No. 12, Jalan Wawasan 2/12, Bandar Baru Ampang 68000 Ampang
*CHERAS, No. 18 Jalan Damai Raya 2, Alam Damai
*SELAYANG GSW-03, Gr Floor, Kompleks Selayang Mall, Jalan Su 9, Taman Selayang Utama, 68100 Batu Caves, Selangor
*PUTRAJAYA, No. 37, Jalan Diplomatik Presint 15
*AEON SHAH ALAM, Lot S-18, Second Floor, Aeon Mall Shah Alam, Seksyen 13, 40100 Shah Alam, Selangor
*GIANT HYPERMARKET BATU CAVES, Lot A-08, Giant Batu Caves Mall, Jalan Batu Caves Bandar Selayang, 68100 Daerah Gombak, Selangor. Selayang Star City, 68100
*SELAYANG STAR CITY, Lot LG-07,LG-17 & LG-AL-07, LG Floor Selayang Star City, 68100 Batu Caves Selangor
*LOWYAT. G-012A, Lowyat Plaza Jalan Bukit Bintang, 55100 Kuala Lumpur
-Kelantan: AEON KOTA BAHRU, Lot S-30, Second Floor Kg. Sireh, Jl. Jambatan Sultan, Yahya Petra 15050 Kota Bharu, Kelantan.
-Penang
*HYPERMARKET BUKIT MERTAJAM, Lot G-02 GF. 3600 Seberang Perai Tengah, Pulau Pinang
*SUNWAY CARNIVAL MALL, Lot LG-05, LG Floor, Sunway Carnival Mall, 3068, Jalan Todak Pusat Bandar Seberang Jaya, 13700 Seberang Jaya, Pulau Pinang.
Brunei
*DELIMA SQUARE, Unit 9, GF,Delima Square
*SERI QLAP MALL, Unit 20-22, Ground Floor, Food Arena, Seri Qlap Mall
GOSIPNYA
Edy Ongkowijaya lahir tahun 1978 di Medan sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 1993 ia masuk Secondary School (SMP) kelas 3 di Singapura. Setahun kemudian usaha otomotif milik ayahnya bangkrut. Ia diminta pulang ke Indonesia tapi tak ia turuti.
Ia lalu menjadi tukang cuci piring, pelayan restoran, guru les privat anak SD, mengajar badminton, hingga jadi bellboy di hotel untuk bertahan hidup. Ia sempat menumpang di rumah temannya sebentar, lalu menyewa kamar kos 200 Dolar Singapura per bulan. Tiap hari ia makan mi instan dan roti tawar, serta minum air pancuran di jalan.
Ia pernah hampir menyerah, tapi satu pengalaman pahit membuatnya bertahan. Ia pernah pacaran dengan anak orang kaya. Ibunya telepon dan bilang, "Kamu mau kasih makan apa anak saya?". Penghinaan itu melecut semangatnya. Ia menempel foto ibu itu di atas tempat tidurnya agar tiap kali mau menyerah, teringat ia pernah dihina.
Ia lalu memanfaatkan kemampuannya dalam bersosialisasi agar akrab dengan pemilik kantin di sekolahnya. Tiap pulang sekolah, pemilik kantin yang biasa ia sapa 'Pak Cik' suka membungkuskan sisa makanan hari itu untuk makan malamnya.
Hal ini sangat berkebalikan dengan masa kecilnya yang tidak pernah hidup susah. Ketika keluarganya jatuh miskin, banyak teman yang menjauh karena takut dimintai uang. Dari pengalaman itu, ia pun jadi tahu mana teman yang sesungguhnya.
Setelah lulus Junior College (SMA), ia kuliah di Nanyang Polytechnic, mengambil diploma jurusan marketing. Kebetulan, sekolahnya itu mendapat subsidi dari Pemerintah Singapura. Di masa kuliah itu juga, ia masih tetap terus bekerja dan bisa mengirim uang ke Indonesia untuk membantu keluarganya. Lulusan politeknik di Singapura hanya setara Diploma 1 di Indonesia.
Setelah lulus Diploma, siswa dengan subsidi harus menjalani kerja praktek selama 3 tahun di salah satu perusahaan di Singapura. Ia lulus tahun 2000 lalu bekerja di perusahaan Jepang di Singapura. Ia mulai bisa menabung lebih banyak dan mengirim uang lebih banyak juga pada orangtuanya, bahkan bisa membiayai adiknya hingga menikah. Meski saat itu gajinya cukup besar, ia berpikir tidak akan pernah bisa jadi orang kaya jika terus bekerja pada orang lain.
Tahun 2004 ketika sedang makan di restoran Es Teler 77, ia berpikir untuk membuka usaha sejenis tapi ia belum punya modal. Ia lalu bertemu dengan seorang pemodal yang mau membiayainya membeli waralaba Es Teler 77. GOSIPNYA kebiasaannya bergaul tanpa pandang bulu membuat pelanggannya betah datang ke restorannya sehingga laba restorannya semakin besar.
Ia melihat persaingan yang tidak sehat di tempatnya berjualan di Orchard Road. Sepanjang jalan itu ada empat gerai Es Teler 77 berdekatan sehingga ia melepas waralaba Es Teler 77 dan membeli waralaba Ayam Penyet Ria yang pernah dicobanya saat berkunjung ke Batam pada tahun 2006.
Setelah membuka Ayam Penyet Ria, media Singapura meliputnya sehingga restorannya menjadi terkenal. Untuk makan di restorannya harus rela antri. Karena kesuksesannya ini, Nanyang Polytechnic mengundangnya untuk berbagi ilmu mengenai kewirausahaan.
Saat itu banyak artis Indonesia yang singgah ke restorannya. Ia sering meminta sang artis untuk berfoto di restorannya dan memberi testimoni. Foto-foto artis yang makan di tempatnya menjadi promosi gratis yang terbukti cepat mendongkrak popularitas Dapur Penyet. Karena sering bertemu artis, ia menjadi dekat dengan sejumlah artis sehingga pada tahun 2007 ia membangun usaha event organizer. Pada tahun yang sama ia memutuskan kontrak Ayam Penyet Ria karena perbedaan manajerial.
Ia sempat mendatangkan grup band Peter Pan ke Singapura yang ternyata sukses besar. Sejak itu setahun sekali ia mengusahakan menggelar konser di Singapura. Tahun 2008 ia mendatangkan Samson, tahun 2009 Ungu, tahun 2010 mendatangkan Rossa. Tahun 2013 ia menggelar konser mega bintang yang menampilkan delapan artis Indonesia dalam satu panggung di Compass Ballroom, Resort World Convention Centre, Pulau Sentosa, Singapura.
Ayahnya pernah memberi nasihat, "Lebih baik berbuat salah tapi pernah mencoba, daripada tidak pernah salah karena tidak pernah mencoba". Karena itulah tahun 2007 ia mencoba membuka usaha bernama Waroeng Penyet dengan konsep Ayam Penyet Ria bersama beberapa teman sekolahnya.
Setelah hampir 2 tahun tidak ada laporan keuangan, ia hanya mendapat permintaan maaf yang tidak terhitung sehingga bisnis itu bubar. Ia hanya menerima cek senilai 600 Dolar Singapura meski ia bekerja sangat keras.
Setelah berminggu-minggu mengurung diri di kamar, pacarnya yang kini jadi istrinya, Morin Ng, tetap bersabar mengantarkan makanan dan membujuknya agar mencoba berbisnis lagi. Tahun 2009 ia mencoba lagi membuat Dapur Penyet di food court Jurong Point yang ternyata laku keras. GOSIPNYA menteri Singapura dan pejabat Indonesia yang datang ke Singapura pernah memesan katering padanya.
Cobaan datang lagi. Tukang masaknya harus pergi meninggalkan Singapura selama 3 hari karena berurusan dengan Departemen Tenaga Kerja Singapura. Ia dilaporkan mempekerjakan tukang masak ilegal. Padahal, izin kerja tukang masaknya masih dalam proses pengurusan. Ia didenda 18 ribu Dolar Singapura.
Kejadian itu sempat membuatnya bingung karena tukang masaknya harus dideportasi. Jika ia mengganti dengan tukang masak lain, dikhawatirkan akan mengubah rasanya. Ia terpaksa belajar 3 hari penuh untuk mempelajari resep dan cara memasak hidangan untuk restorannya.
Ia berpikir sudah saatnya membuat sistem memasak yang benar. Pada tahun pertama membuka usahanya, ia hampir ikut melakukan semua tugas, walau telah memiliki karyawan. Selain mengurus manajerial, ia juga bertugas di dapur, mencuci piring, menjadi pelayan, dan membuang sampah. Ia selalu katakan kepada karyawannya, "You don’t work for me, but you work with me."
Tahun 2010 seorang temannya menyarankannya untuk mewaralabakan restorannya tapi tidak ada yang mau karena banyak yang menganggap ia sudah gagal berbisnis ayam penyet dengan merek sebelumnya. Tahun 2011 ia diperkenalkan oleh temannya kepada orang Malaka yang ingin membuka Dapur Penyet di Malaysia. Padahal setahun sebelumnya, ia sudah menawarkan pada tiga orang Malaysia untuk membeli waralaba Dapur Penyet tapi ditolak. Gerai pertama di Malaysia pun dibuka di Maju Junction Mall, Kuala Lumpur pada tahun 2011.
Ia lalu mengubah konsep Dapur Penyet menjadi modern layaknya restoran cepat saji. Dalam waktu dua tahun, sudah ada lima cabang di Malaysia. Karena Terkenal lewat Dapur Penyet, namanya pun jadi sering dipanggil Edy Penyet.
Pada Juli 2012 seorang teman mengajaknya membuka cabang di ITC Roxy Mas, Jakarta. Ternyata restorannya langsung ramai. Ia lalu membuka cabang di Plaza Semanggi, ITC Mangga Dua, dan Mal Artha Gading. Di Indonesia nama Dapur Penyet diubahnya menjadi D’Penyetz karena nama Dapur Penyet sudah ada yang punya. Tahun 2014 ia mulai membuka cabang di Brunei. GOSIPNYA untuk membuat satu gerai baru dibutuhkan sekitar 1,2-1,8 milyar Rupiah yang sudah mencakup renovasi, peralatan, dengan berbagai peralatan.
Tawaran membuka cabang lalu berdatangan dari Australia, Hongkong, dan Thailand, tapi ia berpikir panjang sebelum menerimanya karena ia selalu turun tangan langsung jika menemukan masalah. Dengan cabang di lima negara saja ia sudah kewalahan, belum lagi masalah pengiriman bahan-bahannya. Ia berencana menguatkan dulu sistemnya sebelum terjun ke pasar yang lebih luas. Kini ia juga sedang mengembangkan merek lainnya: D'Cendol, D'Bakso, dan D'Minang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.