Andy Fajar Handika
lahir 2 April 1981 di Pekalongan
Andy Hidayat
GOSIPNYA
Setelah lulus dari fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 2004 dan mendapat gelar MBA, Andy membuka toko online yang menawarkan berbagi kerajinan khas Yogyakarta. Lulusan Ilmu Komputer UGM ini mengajak temannya yang jago fotografi untuk jualan kerajinan di Bantul. Pada tahun yang sama ia mencoba membuka kedai kopi tapi gagal. Ia lalu mencoba usaha angkringan yang gagal juga.
Tahun 2007 ia membuka pusat jajanan serba ada (pujasera) bernama FoodFezt di Yogyakarta. Saat itu pujaseranya sudah melakukan proses pemesanan makanan secara digital dengan ponsel personal digital assistant (PDA) yang terhubung ke dapur. Ia menamakannya FoodFezt Integrated Kitchen System (FIKS). Dengan inovasi itu, ia keluar sebagai juara 2 Wirausaha Mandiri 2010 kategori Boga Kelompok Pascasarjana yang digelar Bank Mandiri. Saat itu ia berstatus sebagai mahasiswa Magister Manajemen (MM) UGM.
Bisnis kulinernya pun menggurita. Selain FoodFezt, ia berkongsi dengan Bondan Winarno membuka Kopitiam Oey. "Saya sempat mengelola empat restoran di Jogja pada 2015, termasuk restoran Korea," ujarnya.
Tahun 2014 dibawah bendera PT Fajar Montana Internasional, ia meluncurkan makandiantar.com, sebuah situs pengantaran makanan. Saat itu masalahnya adalah kapasitas dapur karena dapurnya milik sendiri sehingga tidak memadai. Kemudian, ia bertemu dengan mitranya yang operasional bisnisnya di Jakarta, Andy Hidayat. Mitranya itu lalu menjadi co-founder Kulina pada awal 2016. Kulina adalah sebuah situs yang menyediakan layanan katering makan siang. Nama Kulina berasal dari bahasa Jawa yang berarti terbiasa, bahasa Latin yang artinya dapur, dan kata kuliner yang punya arti makanan. "Kulina adalah sebuah layanan tentang makanan yang jadi kebiasaan orang," jelas Andy.
Awalnya, ada 40 dapur yang tergabung dengan Kulina. Untuk merekrut pemilik dapur, pihaknya bergerilya dengan masuk ke grup-grup Facebook yang berisi masakan. Lewat Facebook pihaknya mulai memperkenalkan model bisnisnya.
Banyak yang tidak paham bagaimana cara memotret makanan yang baik dan menarik sehingga pihaknya membantu membuatkan foto dan memajangnya. Walau jadi lebih menarik, tapi ekspektasi konsumen atas makanannya menjadi lebih tinggi. Selain itu, masih banyak penjual yang belum paham tentang kemasan, seperti tidak boleh memakai styrofoam atau staples karena berbahaya. GOSIPNYA saat itu dalam sebulan yang beli hanya 1-2 orang saja.
Masalah Kulina ketika itu adalah tidak spesifik dan bermasalah dalam konsistensi rasa, kualitas kemasan, standardisasi menu dan logistik. Mereka masih menyerahkan menu kepada pemilik dapur. Jadi, mitra bebas menawarkan menu makan siang ke konsumen. Standardisasi menu dan kemasan pun dilakukan. Semua menu per hari sama meski dapur yang mengolah berbeda. Kemasannya juga seragam.
Kulina lalu memakai algoritma khusus yang mampu membantu konsumen memilih dapur terdekat untuk mendapatkan makan siang sehingga menurunkan biaya logistik yang sangat signifikan. Dengan teknologi ini, satu pengantar bisa mendistribusikan hingga 50 kotak sekali jalan. Karena itulah Kulina membuka harga paket makan siang Basic hanya seharga Rp. 20.000-an per boks dan Deluxe Rp. 30.000-an, sudah termasuk ongkos kirim. Harga paket makan siang juga bisa murah lantaran Kulina bekerjasama dengan pemasok bahan baku yang akan menyuplai ke semua dapur. Misalnya, daging ayam, daging sapi, tahu, dan beras. Sehingga ia bisa mendapat harga lebih murah.
Ia lalu merambah pemilik katering sehingga penyuplai makanan di Kulina adalah para profesional katering yang memiliki pengalaman dan pernah berjualan. Selain itu, Kulina juga mulai menggarap pasar yang lebih spesifik, yaitu orang-orang kantoran di Jakarta, khususnya di kawasan bisnis, di gedung-gedung bertingkat. Orang-orang kantoran ini merasa kesulitan untuk menjangkau makanan yang terjangkau dan berkualitas. GOSIPNYA beberapa konsumen yang pernah memesan menilai harga Kulina terjangkau karena porsinya sangat sedikit.
Andy menjelaskan pihaknya memiliki dua jenis produk: marketplace dan private label. "Private label, kami mem-branding-nya dengan merek Kulina. Bisa dibilang kami adalah pionir cloud kitchen di Indonesia. Kami baru akan buka kitchen ketika ada demand di daerah sana. Kemudian, baru kami mencari dapur mana yang cocok. Dapur yang masuk ke aplikasi, kami pastikan demand-nya ada dan stabil," kata Andy.
Sedangkan marketplace menghubungkan katering dengan konsumen, dan Kulina mengambil persentase keuntungan 15% per transaksi. "Komposisi saat ini, masih lebih banyak private label, sekitar 60:40," ujarnya. Dalam sehari ada sekitar 5000 boks makanan yang dikirim ke lebih dari 2000 alamat di Jakarta. Ribuan boks itu berasal dari 12 perusahaan katering yang menjadi mitra Kulina. Untuk pengirimannya, Kulina bekerjasama dengan beberapa perusahaan logistik. Salah satunya, Ninja Express.
Demi menjaga kualitas makanan, Kulina melakukan tiga langkah untuk para katering mitranya. Pertama, melakukan kurasi. Ada ribuan yang mendaftar ke Kulina dan itu setiap hari, maka dipilih makanan yang permintaannya tinggi di suatu wilayah dengan memperhatikan kualitas makanan dan dapur. Kedua, melakukan edukasi dengan merekrut in-house nutritionist dan chef dalam sebuah gathering. Ketiga, memberikan umpan balik untuk setiap makanan yang diproduksi yang diperoleh dari rating dan komentar konsumen.
Seiring bisnis Kulina yang membesar, Andy pun menjual empat restorannya di Yogyakarta pada akhir 2016 karena yakin bisnis online akan lebih maju. Setelah satu tahun mengandalkan modal dari kantong sendiri, Kulina mulai mengantongi pendanaan dari Monk’s Hill Ventures, East Ventures, Coffee Ventures pada awal 2017 mencapai 700.000 Dolar AS.
Awal 2018 Kulina terpilih mengikuti program Google Launchpad Accelerator (GLA), acara yang diadakan Google setiap enam bulan sekali. GLA adalah program yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mendapatkan pengarahan dari tim Google dan ahli dari perusahaan teknologi dan venture capital yang bermarkas di Silicon Valley, Amerika Serikat. Kulina mengajukan proposal untuk GLA Batch 4 tetapi ditolak. Google lalu mengundang Kulina untuk kembali mendaftar untuk Batch 5.
Kulina sebagai wakil satu-satunya dari Indonesia yang maju ke Google Launchpad Accelerator Batch 5. "Kami dikumpulkan dalam satu tempat dengan 23 startup lain dari seluruh dunia di kantor pusat Google di Amerika Serikat," kata Andy.
"Mereka melihat kami ada pertumbuhan users. Tapi yang terutama, mereka melihat Kulina menggunakan teknologi pemecah solusi, enggak cuma teknologi canggih saja. Dan, mereka juga melihat teknologi itu digunakan untuk sektor makanan sebagai sesuatu yang unik," jelas Andy. Hanya, tak seperti program-program sebelumnya, Kulina tidak mendapatkan bantuan pendanaan 50.000 Dolar AS.
Untuk menambah pilihan menu, Kulina berencana menyediakan aneka makanan ringan. Mereka akan menggandeng pembuat kudapan yang tidak mainstream dan belum banyak dikenal tapi punya citarasa yang enak dan khas.
Untuk menjamin makanan tetap segar sampai di tangan pelanggan, Kulina tetap menjanjikan: proses pengantaran dari dapur tidak boleh lebih dari dua jam dan sampai sebelum jam 12 siang. "Lewat jam 12, pelanggan tidak perlu bayar, makan siang gratis," jamin Andy.
Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ikut mempengaruhi bisnis start-up di bidang kuliner, salah satunya Kulina, start-up pemesanan menu katering dan restoran. Andy mengatakan saat ini ada perubahan komposisi produk yang dipesan oleh pelanggan.
Di masa pandemi ini, justru paket makan porsi keluarga paling banyak dipesan masyarakat. Sebelumnya paket makan per orang mendominasi. Selain itu meskipun penurunan jumlah pemesanan, namun volume makanan yang dipesan justru meningkat.
Kini sudah ada lebih dari 300 pendaftar yang berminat sebagai dapur mitra Kulina. Banyak keuntungan menjadi mitra Kulina yaitu dapat meningkatkan awareness usaha resto atau katering, mitra bisa memperkirakan order harian karena Kulina menerapkan sistem preorder sehingga mitra dapat memperkirakan bahan makanan yang perlu dibeli setiap hari. Keuntungan lain adalah mitra dapat melakukan manajemen order yang mudah serta bebas dari layanan pelanggan, karena berbagai pertanyaan atau keluhan akan ditangani oleh tim Kulina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.