Wong Hang

Susana & Peter Wongso

Jonathan Wongso & Samuel Wongso

CABANG USAHA
Surabaya
-Jl. Pahlawan 25, telp. (031) 5342878
-Jl. Manyar Kertoarjo V No. 27-29, telp. (031) 5941628
-Darmo Park II blok VI No. 10, Jl. Mayjen Sungkono, telp. (031) 5672614

Jakarta
-Jl. Sultan Iskandar Muda No.99F, Kebayoran Lama, telp. (021) 7227474
-Blok LA1, No. 3, Jl. Boulevard Bar. Raya, Kelapa Gading, telp. (021) 4505123
-Grand Indonesia, West Mall UG-3A, Jl. MH Thamrin No. 1, Menteng, telp. 0812-5288-8853
-Jl. Raya Mangga Besar 63C, telp. (021) 6498489
-Jl. Muara Karang D7 Blok B 73, Pluit, telp. (021) 6602122

Tangerang
-Rukan Crown K-01, Greenlake City, telp. (021) 22520600
-Ruko Diamond 3/69 Gading Serpong, telp. (021) 54218288

Batam
-Kav 1, Jl. Engku Putri, Tlk. Tering, telp. (0627) 78470016
-Hang Nadim International Airport, Jl. Hang Nadim 1, telp. (0778) 761507

Bandung: Jl. Gatot Subroto 91E, telp. (022) 7322772
Semarang: Jl. Imam Bonjol 176, telp. (024) 3566849
Makassar: Grand Clarion Hotel, Jl. AP. Pettarani 3, telp. (0411) 5753536
Singapura: 548 Woodlands Drive 44, telp. +65 6894 8309

GOSIPNYA
Tahun 1933 seorang pria asal Guangdong, China memulai bisnis sebagai penjahit pakaian formal untuk pria di Jalan Pahlawan, Surabaya. GOSIPNYA klien pertama yang dibuatkan jas oleh sang buyut berasal dari Jepang dan Belanda. Jas buatan Wong Hang terkenal halus dan pas di badan pemakainya.

Tahun 1983 Wong Hang meninggal dengan meninggalkan 5 mesin jahit dan beberapa gulung kain dari langganannya yang belum selesai dikerjakan. Usaha tersebut kemudian diteruskan oleh anak sulungnya, Wongso Subroto. Di tangannya, Wong Hang Tailor terus berkembang pesat dan mampu melakukan ekspansi ke berbagai kota besar di Indonesia.

Peter Wongso lalu meneruskan usaha ini sebagai generasi ketiga. Peter mengaku bersyukur telah dididik oleh keluarga yang mempertahankan tradisi. Misalnya, tetap memanfaatkan sistem penjahitan manual dengan tangan meski telah hadir teknologi komputerisasi. Dibutuhkan sentuhan seni untuk menghasilkan jas yang mampu menonjolkan kelebihan tubuh seseorang. Karena itulah, orang-orang yang bergerak didalamnya, dituntut memiliki bakat seni.

Tugas penjahit adalah mewujudkan mimpi konsumen dan menutupi kekurangan dari pelanggan. "Membuat jas itu memiliki keunikan tersendiri. Bagaimana kita bisa menutupi kekurangan tubuh dan menonjolkan kelebihannya. Tubuh manusia itu complicated," kata Peter.

Wong Hang Tailor berusaha membuat konsumen yang berperut besar menjadi terlihat lebih ramping. Ada teknik yang membuat jas jatuh dengan elegan dan pas sesuai anatomi tubuh. Perbandingan antara pundak dengan kaki menjadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan. "Orang sering bilang kalau model itu akan terus berputar pada periode tahun tertentu. Tapi kalau saya bilang, desain itu misterius," ungkap Peter.

Tidak hanya tentang kain, pembuatan jas pun sebenarnya memiliki berbagai aspek yang menjadi pertimbangan seperti bentuk wajah, warna kulit dan postur tubuh. Karena itu, dibutuhkan kejelian dalam penjahitan. "Kami memperlakukan bahan yang sesuai dengan titik lekuk di tempat yang tepat sehingga tidak ada yang namanya bongkar pasang," kata Peter yang lulusan sekolah mode dan desain di salah satu universitas di Inggris itu.

Kini usaha ini dilanjutkan oleh Jonathan dan Samuel Wongso. GOSIPNYA Samuel dan Jonathan dikirim ke Hongkong untuk belajar menjahit. Hingga kini Wong Hang Tailor telah memiliki 16 cabang yang tersebar di berbagai daerah, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Makassar, Batam, hingga Singapura.

Untuk bertahan di industri fashion selama puluhan tahun tentunya tidak mudah. Apalagi, dunia fashion sangat dinamis dengan tren yang terus berubah. Namun demikian, Wong Hang Tailor berhasil menaklukkan tantangan tersebut dan dapat terus bertahan hingga saat ini.

Menurut Samuel, salah satu rahasia di balik eksistensi Wong Hang Tailor adalah memiliki ciri khas yang membedakan jas buatan mereka dengan yang lainnya, "Ciri khas kami adalah jas handmade. Craftsmanship yang dibuat dengan tangan. Masih menonjolkan sisi tradisional, seni membuat jas itu sendiri.".

Meskipun kini jas pria bisa dengan mudah di dapatkan di toko-toko pakaian atau mal, jas karya Wong Hang Tailor tetap diminati karena selain dibuat sesuai dengan bentuk tubuh dan gaya busana pemakainya, memakai jas karya Wong Hang juga meningkatkan kepercayaan diri dan status sosial karena harganya yang cukup mahal untuk ukuran jas.

Wong Hang Tailor pun bukan sekadar membuat jas sesuai permintaan pelanggan, mereka juga membantu memilihkan busana yang cocok dan tepat untuk pelanggan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Menurut Samuel, banyak pria yang ketika datang ke tokonya masih bingung bagaimana berbusana formal dengan setelan yang tepat.

Tidak hanya konsisten menggunakan jas, Samuel juga berusaha untuk mencoba berbagai jenis kain sampel jas sebelum merekomendasikannya ke orang lain. Menurut Samuel, sebelum orang lain mempercayakan busana yang akan dikenakan pada dirinya, ia harus mengetahui terlebih dahulu seluk beluk produk yang dibuatnya.

Tahun 2018 Samuel sempat menjajal dunia perfilman dengan berperan sebagai Basuri Tjahaja Purnama di film A Man Called Ahok.

MJ Sehonanda

Samuel & MJ Sehonanda

Pada 3 Maret 2019 Samuel menikah dengan Maria Jacquelin Sehonanda yang merupakan lulusan bisnis kuliner dari Universitas Ciputra Surabaya. Pernikahan dilangsungkan dengan megah di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel.

Jonathan & Jessica Sutrisno

Tidak lama setelahnya, pada 31 Maret 2019 giliran Jonathan yang menikah dengan Jessica Sutrisno di Sheraton Surabaya Hotel & Towers.

Lianto Wongso

Lianto Wongso bersama keluarga

Pada Juli 2019 paman Samuel, Lianto Wongso meluncurkan aplikasi Stevano Brill yang dirancang untuk generasi milenial yang dinamis dan menyukai kepraktisan. Stevano Brill memakai teknologi Augmented Reality (AR) untuk mengukur tubuh secara virtual. "Memang kalau soal keakuratan lebih baik datang dan mengukur langsung di toko. Namun, kami menjamin selisihnya hanya sedikit. Selain itu, aplikasi ini bisa sangat mempermudah pelanggan," jelas Samuel.

GOSIPNYA jas buatan Wong Hang Tailor sudah pernah dipakai oleh Ahok, Jokowi, Ma'ruf Amin, Ridwan Kamil, hingga Emile Heskey.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.