Ginawan Chondro

Ginawan Chondro

Abrian Natan

Yanki Regan

GOSIPNYA
Kabar dari mana asal mula kekayaan Ginawan tidak banyak diketahui. GOSIPNYA selain menjadi anggota di berbagai yayasan yaitu Sekolah Tinggi Teologi Bandung, GII Hok Im Tong, Wisma Shalom, Sekolah Trimulia, dan Sekolah Bintang Mulia, ia juga memiliki banyak saham di berbagai perusahaan besar seperti PT Royal Oak Development Asia, PT Indo Bara Pratama, Grup Centris, Istana Group, dan yang paling terkenal adalah PT Citra Nusa Insan Cemerlang.

Tahun 1985 Ginawan ditawari temannya yang berasal dari Malaysia, Yanki Regan, untuk menjadi agen produk-produk kesehatan merek Sun Chlorella yang berasal dari Jepang. Ginawan merasa sistem multi level marketing (MLM) yang diperkenalkan padanya saat itu belum ada di Bandung. Lalu ia mulai merekrut adik iparnya, Abrian Natan dan kakak kandungnya, Wirawan Chondro. Pada Oktober 1986, mereka mendirikan PT Nusantara Sun Chlorella Tama (NSCT) di Bandung.

Dengan modal dari Chondro bersaudara, mereka memulai bisnis itu dengan membagi tugas. Yanki bertugas mengurus keuangan dan MLM. Abrian bertugas mengurus operasional sehari-hari, administrasi, gudang, dan membawahi 6 orang karyawan.

Tahun 1987 kantor pindah ke Jakarta Pusat dan nama perusahaan berubah menjadi PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI). CNI memiliki tablet Sun Chlorella dari Jepang, Ester-C dari Amerika, dan kopi ginseng sebagai produk unggulan. Meski begitu, GOSIPNYA untuk memperkenalkan konsep MLM pada masyarakat, Abrian membutuhkan waktu hingga 10 tahun.

Pada 25 Juli 1989 bersama dengan Suherman Ade Yulimar, Ginawan mendirikan Grup Centris dengan bendera PT Centris Multi Persada Pratama. Centris merupakan gabungan nama dealer motor milik Suherman, Central Motor dan dealer motor milik Ginawan, Istana Motor. Grup Centris mendirikan usaha taksi dan bank. Berbeda dengan armada taksi yang mencapai ribuan unit, pada Desember 1996 aset bank Centris hanya mencapai 589 milyar Rupiah dengan laba 6,1 milyar Rupiah. Bank Centris akhirnya dilikuidasi tidak lama setelah krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1997.

Ketika krisis ekonomi terjadi, MLM mulai diterima oleh masyarakat sebagai pekerjaan alternatif. Ketika itu penjualan mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. CNI pun memiliki cabang di Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Cina, Hong Kong, dan India. Seiring dengan menjamurnya MLM, pada tahun 2003 keperkasaan CNI tenggelam oleh gaung saingannya, Tianshi. Meski begitu, Ginawan masih memiliki bisnis lainnya, Istana Group.

Edi Sukamto Josana

Istana Group didirikan di Bandung pada tahun 1988 oleh Ginawan Chondro dan Edi Sukamto Josana. Proyek pertama Istana Group adalah perumahan Setra Duta dan Istana Regency di Bandung. Istana Group juga mendapat beberapa proyek besar di Bali seperti Garuda Wisnu Kencana, Hotel Sofitel Seminyak, dan Quest Hotel Kuta Bali. Sedangkan di Bandung, Istana Group juga mengerjakan perumahan Mekar Wangi, Gateway Apartment, dan beberapa mal besar seperti Bandung Indah Plaza (BIP), Istana Plaza (IP), Bandung Electronic Center (BEC), dan Istana Building Commodities Center (IBCC). GOSIPNYA mal IP, BEC, dan IBCC adalah sepenuhnya milik Istana Group.

Hebatnya, dari 30 mal dan plaza di kota Bandung pada tahun 2011, hanya beberapa saja yang dapat dibilang sukses dan mal-mal milik Istana Group termasuk diantaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.