Louis Tendean


Li Jin Yuan (kiri), Louis Tendean (tengah), Ferawaty Hartono (kanan)

GOSIP TIENS GROUP
Li Jin Yuan lahir di kota Cangzhou provinsi Hebei pada Juni 1958. Pada usia 14 tahun ia meninggalkan sekolah karena tidak menarik baginya. Dia lalu bekerja di pertambangan minyak selama dua tahun.

Pada umur 16 tahun ia mulai berbisnis. Ia menyadari bahwa pakaian di daerah selatan lebih murah daripada di daerah utara. Ia mendapat keuntungan besar dari perbedaan harga itu. Ia lalu mendirikan perusahaan percetakan, pabrik tepung, dan pabrik makanan ternak. Semuanya memberikan untung besar baginya. Ketika tahun 1980-an seseorang yang memiliki uang 10 ribu Yuan dianggap kaya, ia memiliki harta lebih dari 10 juta Yuan.

Tahun 1993 ia meninggalkan kampungnya dan pergi ke Tianjin untuk mengadu nasib. Setelah bereksperimen dengan proyek-proyek properti, ia mencoba proyek teknologi yang menghasilkan kalsium berdaya serap tinggi. Tiga bulan masa percobaan itu berakhir dengan kegagalan, dan proyek itu telah menghabiskan dana lebih dari 20 juta Yuan. Hal itu membuatnya menangis.

Ia merasa putus asa dan pada malam hari di bulan April tahun 1994 ia meloncat ke Danau Angsa yang terletak dekat dengan lokasi proyeknya. Air yang dingin membuatnya tersadar dan ia berpikir bahwa selama jantungnya masih berdetak, ia masih punya harapan.

Tahun 1995 ia mendirikan Tiens Group. Dengan bantuan Zheng Pengran, seorang ahli nutrisi, ia mendapatkan 4,8 juta Yuan untuk mengembangkan sebuah produk baru: Bubuk Kalsium Nutrisi Tinggi Tiens. Produk itu lalu diproduksi masal. Setelah itu, mereka meluncurkan 7 produk kalsium nutrisi tinggi lainnya. Tahun 1996, produk-produk itu mulai dipasarkan di seluruh Cina.

Ketika itu, Li harus menjual pabrik tepung, pabrik makanan ternak, dan Mercedes Benz favoritnya untuk membayar bunga pinjaman bank dan membayar upah karyawan. Uangnya hanya tersisa 1.000 Yuan. Permasalahan finansial membuatnya mengubah sistem pemasarannya menjadi penjualan langsung. Dampaknya pada tahun 1997, jumlah penjualan Tiens Group mencapai 2 milyar Yuan.

Ketika itu beberapa orang mencoba mengambil keuntungan dari penjualan langsung untuk mendapat uang ilegal. Pemerintah melarang multi level marketing (MLM) tahun 1998 untuk menjaga stabilitas pasar dalam negeri. Semua perusahaan yang memakai metode penjualan langsung, termasuk Tiens, harus mengubah cara pemasaran mereka. Akibatnya, para distributor mengembalikan produk-produk seharga 100 juta Yuan.

Li pun terpaksa merambah pasar internasional untuk mempertahankan bisnis MLM-nya dan sejak itu produk-produk Tiens merambah hingga 180 negara. Li Jin Yuan pun masuk pada daftar orang-orang terkaya di Cina pada tahun 2004 versi majalah Forbes dengan kekayaan 294 juta dolar AS dan tahun 2011 dengan 1,16 milyar dolar AS.

Meski hidupnya sangat hemat tapi ia sangat royal dalam hal sumbangan. Pada Januari 2005 Tiens Group membuat kagum dunia dengan mengadakan International Annual Convention di Kuala Lumpur, Malaysia untuk memberikan penghargaan kepada para distributor yang berprestasi dengan total hadiah 260 limosin, 54 pesawat terbang, 71 kapal pesiar, dan 21 vila.

Tiens Group mulai masuk di Indonesia sejak pertengahan tahun 2000 dan mempunyai 13 kantor cabang di seluruh Indonesia. Indonesia dipilih menjadi tempat pusat manajemen wilayah Asia Pasifik sejak tahun 2006.

Cabang Tianshi di Indonesia:
-Jakarta
Menara Citicon 2nd Floor
Jl. S. Parman Kavling 72, Slipi.
Tel: 62 21 29308898
-Bandung
Gd Bina Citra Kharisma Lestari Lt. 2
Jl. Soekarno Hatta 152Tel: 62 22 5400 152/552

-Semarang
Beteng Street, No 17-19
Tel: 62 24 352 0681

-Surabaya
Wisma BII 15th Fl, 1508-1509, Pemuda Street
Tel: 62 31 6000 1068

-Bali
Teuku Umar No 43AB, Denpasar
Tel: 62 361 241044

-Medan
Komp. Multatuli Indah Blok E No 30
Tel: 62 61 453 9491

-Pekanbaru
Jend. Sudirman Street No 208 A-E, Pekanbaru
Tel: 62 761 39329

-Pontianak
Ahmad Yani Street, Ruko A.Yani, Mega Mall, Blok G 11-12
Tel: 62 561 747 177

-Balikpapan
Jend. Sudirman Street Blok F23, Komp. Ruko Bandar
Tel: 62 542 739 377

-Makassar
Ruko Metro Square, Gunung Latimajong Street No C20 Makassar
Tel: 62 411 314 257

-Manado
Piere Tendean Street, Blok C1 No 1, Manado 95111
Tel: 62 431 888 0791

-Jayapura
Kelapa Dua Entrop Street, South Jayapura
Tel: 62 967 551001

Louis Tendean
lahir 6 Oktober 1974
istri: Ferawaty Hartono (cerai)
anak: Maria Louisa Felice lahir 29 Januari 2003
Max Ryan Tendean lahir 28 Februari 2006
Michelle Cherisse Tendean lahir 10 Juni 2008
Mike Dylan Tendean lahir 3 Juli 2010

GOSIP LOUIS TENDEAN
Louis Tendean menggeluti bisnis MLM sejak tahun 1993 karena rumahnya kebakaran sehingga ia menekuni MLM yang merupakan bisnis tanpa modal. Berbagai macam MLM telah ia coba, tapi ia gagal. Ia pun mencoba berjualan panci, VCD, dan lainnya yang GOSIPNYA telah membuat Louis menerima pendapatan minimal 10 juta Rupiah per bulan.

Tapi ia tidak menyukai pekerjaan yang menghabiskan waktunya itu sehingga ia mencoba MLM lagi. GOSIPNYA secara kebetulan pada akhir tahun 2000 bisnisnya tumbang karena terlalu banyak pameran yang membuatnya mengeluarkan uang lebih banyak dibanding pendapatan. Saat itu datang Trisulo dan Susanto menawarkan Tianshi. Setelah beberapa kali bertemu, ia pun bergabung dan fokus secara penuh sejak awal 2001 dan berhenti kuliah Teknik Industri di Universitas Maranatha Bandung.

Louis (yang GOSIPNYA bernama lengkap Maria Marselinus Louis Tendean) sukses menjalankan bisnis Tianshi dan mendapat jabatan Diamond Gold Lion 2. Ferawaty Hartono, seorang wanita asal Yogyakarta yang dinikahinya tahun 2002 pun telah mendapat jabatan Silver Lion. GOSIPNYA pendapatan Louis per bulan telah mencapai 500 juta Rupiah per bulan sedangkan istrinya berpenghasilan 100 juta Rupiah per bulan dan membuat mereka mampu membeli sebuah rumah mewah seharga Rp. 12 milyar di Resort Dago Pakar Permai VII no. 58 beserta beberapa mobil mewah seperti BMW seri 3, BMW seri 6, Mercedes Benz SLK 2000, dan Toyota Innova yang totalnya mencapai Rp. 4 milyar.

Tianshi mencapai masa-masa keemasannya di Indonesia pada tahun 2002-2007. Pada masa itu banyak sekali penduduk bukan tenaga kerja seperti anak-anak SMP yang masih berusia 12-14 tahun yang terjaring oleh jaringan Tianshi ini. Bahkan GOSIPNYA pada awal masa kejayaan Tianshi, anak-anak tersebut diharuskan membayar uang keanggotaan yang disertai paket yang bervariasi dengan kisaran harga 80 ribu hingga jutaan Rupiah.

Puncak masa keemasan Tianshi adalah tahun 2005. Selain pemberian penghargaan di Malaysia, pada tahun ini juga Unicore didirikan untuk mendukung perkembangan bisnis Tianshi di Indonesia. GOSIPNYA pada tahun 2007 para anggota berbintang tinggi yang telah menghabiskan banyak waktu dan biaya mulai gelisah karena tidak kunjung mendapat hasil yang memuaskan seperti yang dijanjikan sebelum mereka bergabung Tianshi. GOSIPNYA bintang 8 yang diberitakan memiliki penghasilan 20 juta Rupiah per bulan ternyata hanya mendapat 2 juta Rupiah per bulan yang dianggap sangat tidak sesuai dengan waktu dan biaya yang telah mereka keluarkan untuk mencapai bintang 8. Untuk meyakinkan mereka, Tianshi membuka bisnis baru bernama Banner Store yang didirikan di kota-kota besar yaitu:
-Jakarta : Mall Artha Gading Lt. 2
-Surabaya : Jl. Raya Jemursari 95
-Medan : Jl. Ir H Djuanda 48
-Bandung : Jl. Aceh 61
-Bali : Jl. Teuku Umar 93 Denpasar
-Pekanbaru : Jl. Jend. Sudirman 208 A-E


GOSIPNYA banyak orang yang merasa telah tertipu baik oleh khasiat obatnya maupun janji-janji muluk Tianshi sehingga terbentuklah Tianshi Watch pada tahun 2008. Mungkin karena hal ini Banner Store pun tidak bertahan lama dan pada tahun 2009 dibentuklah Banner Point. Banner Point pun tidak bertahan lama dan pada akhir 2011 seluruh support system Tiens di Indonesia bergabung dalam kelompok OneVISION. Hal ini dapat dilihat dari pengalihan situs www.unicore.net ke www.onevision.web.id.

GOSIPNYA hal ini membuat rumah tangganya diwarnai pertengkaran sehingga Louis menggugat cerai istrinya pada tahun 2011 yang terdaftar pada Pengadilan Negeri Bale Bandung no. 110/PDT.G/2011/PN.BB. GOSIPNYA pengadilan menetapkan Ferawaty menjadi wali dari 4 anak mereka dan Louis bersedia memberikan Rp. 70 juta per bulan yang naik Rp. 10 juta per bulan tiap 2 tahun beserta asuransi kesehatan dan asuransi pendidikan untuk keempat orang anaknya hingga mereka dewasa.

Pada 8 Juni 2013 Ferawaty yang akrab dipanggil Fei mendirikan Ray White Central Bandung (RWCB) yang berlokasi di Jl. Kalipah Apo 30A, Bandung. Tahun 2014 Ray White Pasir Kaliki (Jl. Pasir Kaliki 107A) yang dipimpin oleh Bpk. Jau Liang serta Ray White Pasteur (Jl. Suryasumantri 20) yang dipimpin oleh Bpk. Anton Hayanto dan Ibu Intan dibuka.

Tahun 2016 Ray White Kopo (Jl. Terusan Raya Kopo 24B) yang dipimpin oleh Ibu Yolanda Tanudjaja dan Ibu Fransisca Maria, Ray White Moh Toha (Jl. Moh Toha 187C) yang dipimpin Bpk. Daniel Tan dan Bpk. Randy Tanudjaja, serta Ray White Gatot Subroto, (Jl. Gatot Subroto 59) yang dipimpin Ibu Milka Horeb dibuka. Tahun 2017 Ray White Pajajaran (Jl. Pajajaran 115) yang dipimpin Bpk. Hendra Wijaya dan Ibu Vina Agustina Royana dibuka.

Melemahnya perekonomian pada tahun 2018 membuat semua cabang Ray White dibawah kepemimpinan Fei ditutup dan hanya menyisakan satu cabang saja yaitu RWCB. Lesunya ekonomi tahun 2020 karena COVID-19 membuat RWCB pun ditutup pada Juni 2020 (GOSIPNYA Fei bekerjasama dengan Discovery Property dan berhenti menjadi franchisee Ray White).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.