Gede Agus Hardiawan

Gede Agus Hardiawan
lahir 27 Mei 1972 di Jembrana, Bali
Ayah: I Wayan Nastra
Ibu: Ni Ketut Susilawati Astuti
Istri: Ni Ketut Rukmini lahir 24 Januari 1974 di Penyaringan
Anak: Hillary Angelina Gardenia Hardy
Lilly Harmony Hardy
Jasmine Lovely Hardy

bersama keluarga

PENDIDIKAN
-SDN 2 Penyaringan (1978-1984)
-SMPN 1 Negara (1984-1987)
-SMAN 3 Denpasar (1987-1990)
-Sarjana Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) (1990-1995)

USAHA
-PT Hardy's Retailindo (Hardy's Retail)
-PT Hardy's Propertindo (Hardy's Land)
-PT Hardy's Hotel Indonesia (Hardy's Hotel) mencakup Hotel Wirapada Negara, Pop! Hotel Hardy's Singaraja Square, Kuta Gate Residence, Kuta Green Residence, Kuta Garden Residence, Kuta Beach Residence, Kuta Sunset Residence, Mataram Green Residence, Jember Plaza Residence, Mataram Garden Residence
-PT Bali Agro Lestari Indah (Hardy's Agro)
-PT Sarana Rekreasi Keluarga Indonesia (Hardy's Fun Zone)
-PT Hardy's Global Investindo (Hardy's Investment)
-PT Sarana Transportasi Indonesia Indah (Hardy's Trans)
-PT Sarana Media Advertindo (Hardy's ADV)

CABANG HARDY'S RETAIL
-Jl. Ngurah Rai 95, Negara (0365) - 44242
dibuka 11 Juli 1997 LB 4703 m² LT 4940 m²

-Jl. Ngurah Rai Seririt, Singaraja (0362) - 94638
dibuka 21 Juli 2000 LB 1603 m² LT 1000 m²

-Jl. Ngurah Rai 85, Gianyar (0361) - 947339
dibuka 5 Mei 2011 LB 4309 m² LT 2200 m²

-Jl. Tukad Pakerisan 100 X, Panjer (0361) - 257950
dibuka 29 Maret 2002 LB 3330 m² LT 3605 m²

-Jl. Ngurah Rai 50, Singaraja (0362) - 21383
dibuka 31 Mei 2002 LB 5827 m² LT 3400 m²

-Jl. Danau Tamblingan 136, Sanur (0361) - 285804
dibuka 29 Agustus 2003 LB 8110 m² LT 4250 m²

-Jl. Diponegoro 14 X, Amlapura (0363) - 22363
dibuka 19 Juli 2004 LB 5286 m² LT 10000 m²

-Jl. Bypass Ir. Soekarno 50 X, Tabanan (0361) - 819840
dibuka 20 Oktober 2005 LB 8020 m² LT 5000 m²

-Jl. Bypass Ngurah Rai 77 X, Nusa Dua (0361) - 770266
dibuka 18 Januari 2008 LB 4907 m² LT 6000 m²

-Jl. Surapati 120, Singaraja (0361) - 31368
dibuka 20 Mei 2008 LB 5797 m² LT 4000 m²

-Jl. Gatot Subroto 22, Ds. Dangin Puri Kaja, Denpasar
dibuka 3 Mei 2015 LB 5429 m² LT 3290 m²

-Jl. Raya Kuta, Banjar Jaba Jero, Kuta
dibuka 9 Juni 2016 LB 5797 m² LT 4935 m²

-Jl. By Pass Ida Bagus Mantra, Banjar Siyut, Desa Tulikup - Gianyar
dibuka 25 Juni 2016 LB 13596 m² LT 9420 m²

GOSIPNYA
Gede Hardy lahir di Desa Penyaringan, Mendoyo, Jembrana dari keluarga sederhana. Bersama lima saudaranya, ia tumbuh di lingkungan pedesaan yang masih alami. Ayahnya petani cengkeh, kopi, vanila, sementara ibunya seorang guru Sekolah Dasar. Ketika ia lahir, ia dianggap reinkarnasi kakeknya sehingga neneknya bersikeras untuk mengasuhnya sejak bayi.

Ketika SD, ia selalu masuk rangking 3 besar. Atas pertimbangan itu ayahnya mencari sekolah lanjutan terbaik sehingga ia masuk SMPN 1 Negara. Awalnya ia terkejut dengan anak-anak di sana karena sangat fasih berbahasa nasional dan Inggris. Hal itu malah membuatnya termotivasi sehingga dari awalnya hanya rangking 28 dari 45 siswa, menjadi rangking 1. Ia lulus dengan Nilai Ebtanas Murni (NEM) 49.

Hal itu membuatnya disekolahkan ke sekolah terbaik di Denpasar yaitu SMAN 3. Ia kembali terkejut ketika mengetahui NEM terendah di kelasnya adalah 51, padahal NEM nya 49 sangat tinggi di Negara. Awalnya ia rangking 29 tapi perlahan selalu berada di 3 besar.

Ketika itu ia mendengar ada perusahaan bernama 'Panamas' di Jalan Diponegoro, Denpasar yang menerima pasokan cengkeh. Ia lalu menawarkan cengkeh dari perkebunan teman-teman ayahnya. Tiap minggu ia meraih laba kurang lebih 200-300 ribu.

Ia menghabiskan uang itu dengan menonton bioskop tiap hari, membeli tape Sony, raket badminton yang mahal, dan yang lainnya. Setelah lulus SMA, tahun 1990 ia kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia lalu membeli rumah seharga 350 juta dengan uang muka 100 juta yang diperoleh dari pinjaman KMK ayahnya di Bank BRI. Ia lalu tersadar ia belum mampu mencicil sehingga ia menjualnya lagi pada seseorang dari Jakarta dengan laba 90 juta. Dengan laba inilah ia meneruskan bisnis properti sambil kuliah.

Menjelang akhir kuliah, pacarnya Ni Ketut Rukmini, kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Karena itu ia sering bolak-balik Bandung-Bogor. Di Bogor ia sering mengunjungi peternakan sapi di Tapos. Ayahnya memiliki tanah seluas 5 hektar di Negara yang ditanami king grass, dan ia mendatangkannya ke Tapos sebagai pakan sapi.

Melalui pinjaman dari orangtuanya dan pinjaman dari PT Sarana Bali Ventura sebesar 100 juta, ia mendirikan kandang sapi senilai 40 juta berdaya tampung 120 ekor. Di Tapos sapi yang digunakan adalah sapi unggul jenis Brahman, sedangkan di Bali peternakan hanya diizinkan memelihara sapi lokal. Hal itu membuat tingkat pertumbuhan sapi jauh lebih rendah.

Ketika itu ia tinggal di Rawamangun, Jakarta, dan kebetulan bertetangga dengan Rusman Maamoer, orang Padang. Orang Padang terkenal jago berdagang. Rusman adalah pemilik supermarket Tip Top. Ia lalu minta diajarkan soal ritel sehingga ia diizinkan bekerja di Tip Top. Sambil kuliah, ia bekerja di Tip Top dan berbisnis sapi.

Setelah mendapat gelar Sarjana Teknik Industri tahun 1995 dengan IPK 2,78, ia magang di Toyota selama 8 bulan. Setelah lulus magang, ia direkomendasikan oleh atasannya untuk ikut management trainee ke Toyota Jepang tapi ia menolak. Ia memilih kembali ke Bali dan berbisnis sapi. Setelah break even point di tahun pertama, usahanya mulai merugi di tahun-tahun berikutnya. Ia mengembalikan modal yang ia dapat kepada PT Sarana Bali Ventura dan mencoba membuka supermarket di atas lahan seluas 430 m² di Negara.

Buku-buku ritel saat itu belum banyak. Tokoh ritel terkenal saat itu adalah Sam Walton, pendiri Wal-Mart. Strategi yang diterapkan Hardy's sama dengan strategi Wal-Mart yakni mulai dari daerah pinggiran sebelum menyasar ke pusat kota.

Ia kembali mendapat pinjaman dari pemodal ventura sebesar 300 juta dan dari BRI 500 juta hasil dari agunan sertifikat tanahnya. Ia lalu membangun supermarket 4 lantai dengan luas bangunan 1400 m² yang merupakan satu-satunya di Negara saat itu.

Setelah bangunan beres, ia tidak punya uang tersisa untuk menjual barang. Selain diberi pinjaman oleh orangtuanya senilai 150 juta hasil menjual toko emas, tiap pagi ia berdiri di depan pintu masuk pasar umum Negara untuk membujuk para supplier memberinya barang dagangan secara kredit.

Pada 11 Juli 1997 UD Hardy's Grosir pun dibuka lengkap dengan arena bermain anak-anak. Supermarketnya saat itu sudah memakai sistem barcode yang diklaim sebagai yang pertama untuk ritel di Bali saat itu. Tempat itu langsung diserbu pengunjung. Setelah tiga tahun membangun sistem manajemen yang terintegrasi, tahun 2000 Hardy's membuka cabang di Seririt, Kabupaten Singaraja. Pada 4 Oktober 2000 ia menikahi Ni Ketut Rukmini.

Tahun 2002 ia kost di Nusa Indah dan mengontrak rumah di Sekar Tunjung hingga tahun 2003. Tahun 2003 ia mulai berbisnis properti dengan membangun gedung di Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur. Ia baru berani membeli rumah tahun 2004 di kawasan Sanur seluas 3600 m² yang ia beli dengan harga murah. Rumah yang ia sebut Hardy's Residence kini bernilai lebih dari 36 milyar Rupiah. GOSIPNYA salah satu kunci suksesnya adalah memberikan kelebihan target penjualan kepada seluruh karyawannya

Tahun 2007 peritel modern dan asing boleh masuk kota dan kabupaten. Karena masih menyicil pada bank, ia menyewakan gedung-gedungnya kepada Carrefour, Ramayana dan Giant. Carrefour menyewa Hardy's Singaraja, Ramayana di Hardy's Sesetan dan Hardy's Adi Sucipto Banyuwangi, Giant di Hardy's Basuki Rahmat Banyuwangi dan Hardy's Probolinggo.

Pada Januari 2008 ia mendirikan PT Grup Hardy's Holdings (GH Holdings) untuk mewadahi bisnisnya. GH Holdings lalu mendirikan hotel pertama mereka, Hotel Hardy's Wirapada, di Negara dengan 50 kamar. Setelah itu ia menggandeng Tauzia Hotel Management sebagai pengelola dan mendirikan Pop! Hotel Hardy's Singaraja Square di Singaraja, Kabupaten Buleleng dengan modal Rp. 50 milyar. Hotel dengan 149 kamar ini berlokasi dekat pantai dan merupakan hotel budget yang memiliki kolam renang.

Kota Singaraja dikenal sebagai kota pendidikan. Saat wisuda, keluarga mereka akan datang ke Singaraja dan mereka membutuhkan tempat menginap. Selama ini wisatawan yang datang ke Singaraja langsung menuju pantai Lovina untuk melihat atraksi lumba-lumba.

Setiap properti yang dimilikinya, entah perumahan atau hotel selalu dipenuhi pepohonan rindang. Di Bali, selain untuk menjaga lingkungan dan menambah keindahan, bunga kamboja digunakan untuk sarana persembahyangan bagi umat Hindu. Keunikan pohon kamboja adalah rantingnya akan tumbuh lagi meski sudah dipotong, sedangkan pohon pule dikenal sebagai bahan baku untuk membuat topeng karena dinilai sakral.

Saat ini pendapatan terbesar berasal dari retail yaitu 70% tapi dimasa depan, bisnis yang akan paling diandalkan adalah Hardy's Land yang memiliki 7 lokasi dengan total luas lahan 180 hektar. GOSIPNYA saat ini nilai properti mereka Rp. 15 trilyun sedangkan ritel belum sebesar itu.

Pada 9 November 2017 Hardy's dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Surabaya dengan utang Rp. 2,3 trilyun. GOSIPNYA penyebabnya adalah ekspansi properti yang terlalu masif yang menyebabkan gagal bayar karena 70% pendanaan propertinya dari bank.

Sebanyak 13 outlet Hardy's kini dimiliki oleh PT Arta Sedana Retailindo atas nama Putu Gede Sedana, sedangkan 5 outlet atas nama PT Hardy's Retailindo yang masih atas namanya. Kemungkinan kelima outlet tersebut akan dijual untuk menutupi utang. Jika masih belum cukup, ada 3 hotel dan beberapa properti yang juga akan dijual untuk menutupi utangnya. Total aset yang dimiliki Hardy's adalah sebanyak Rp. 4,1 trilyun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.