Lucy Wiryono & Afit Dwi Purwanto
CABANG HOLYCOW! STEAKHOUSE BY CHEF AFIT
-Jabodetabek (13)
#CAMPSenopati2: Jalan Wolter Monginsidi, Ruko De Monginsidi No.12E, South Jakarta Reservations : 0838 0787 8973
#CAMPTendean: Jalan Kapten Tendean no.41 South Jakarta
Reservations : 0821 2322 4737#CAMPGading: Raya Boulevard Blok. WB2 No. 16, Kelapa Gading, North Jakarta Reservations : 021-4508413
#CAMPCitos: Jalan TB.Simatupang Cilandak Town Square Reservations : 021-75916367
#CAMPAlamSutera: Jalan Jalur Sutera 25 BC, Kompleks Ruko The Element No.B-18 Reservations : 021-29314952
#CAMPPIK: Jalan Pantai Indah Kapuk, Kamal Muara, Rukan Gold Coast Blok B No. 16 Reservations : 0877 1131 9816
#CAMPBonjer: Jalan Panjang No.18, West Jakarta Reservations : 021-53662815
#CAMPBintaro: Jalan Menteng Raya Blok FG1/6, Bintaro Jaya Sektor 5 Reservations : 021-74867919
#CAMPCibubur: Jalan Raya Alternatif Cibubur, Ruko Ciputra Mall Blok Rcw 6 No. 1 Citra Gran Reservations : 0812 9447 8983
#CAMPBatuTulis: Jalan Batu Tulis Raya, No.22H, Central Jakarta, Reservations : 0813 1896 1721
#CAMPKalimalang: Jalan Raya Kalimalang, Ruko Green Terrace no.8, East Jakarta Reservations : 021-22869087
#CAMPSerpong: Ruko Mendrisio 3 No.B-31, Jl. Boulevard Ilago, Serpong. Tangerang Selatan, Reservations : 0813 8066 8980
#CAMPBekasi: Ruko Bulevard Hijau, Blok B-8 No.33-35, Kota Harapan Indah Bekasi, Reservations : 0821 1077 0128
-Surabaya (2)
#CAMPSurabaya: Jalan Pregolan no.6, Reservations : 031-5343412
#CAMPSurabaya2: Jalan Hayam Wuruk no.6, Surabaya Town Square, Ground Floor, Reservations : 031-5634682
-Bali (2)
#CAMPBali: Jalan Dewi Sri no.70, Legian, Reservations : 0361-766149 / 0878 6021 3978
#CAMPBali2: Pertokoan Bajra Sandi no.1, Jalan Raya Puputan Renon No.286A, Denpasar, Reservations : 0819 9953 1834
-Makassar
#CAMPMakassar: Jalan Pengayoman A5 no.9, Panakukkang, Reservations : 0411-441333
-Malang
#CAMPMalang: Jalan Raya Dieng no.32 (Depan Cyber Mall / Plaza Dieng) Reservations : 0341-573804
-Pekanbaru
#CAMPPekanbaru: Jalan Soekarno Hatta no,45 Labuh Baru Timur, Payung Sekaki
Reservations : 0822 6818 8588-Medan
#CAMPMedan: Jl. Mayjen D.I Panjaitan No.173, Babura, Medan Petisah, Kota Medan
Reservations : 0813 7502 6727CABANG LOBBIE LOBSTER
-Jakarta (2)
*Bonjer: Jalan Panjang No.18 West Jakarta Telp. 0812 8075 9898
*Bintaro: Jalan Menteng Raya Blok FG1/6, Bintaro Jaya Sektor 5 Telp. 0815 8468 1298
-Makassar: Jalan Pengayoman A5 no.9, Panakukkang Telp. 0813 2888 7878
CABANG THE HOLY RIBS
-Jakarta (2)
*Pondok Indah Plaza 6 (Ranch Market Area) Telp. 0813 1881 8112
*LOTTE Shopping Ave 3rd fl. Telp. 0877 8070 8002
-Bandung: Tirtayasa no.30 Telp. 0812 2002 3458
Iswanda Mardio
Wynda Mardio
CABANG STEAK HOTEL BY HOLYCOW!
-Jakarta (8)
*TKP Halim: Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
*TKP Neo Soho: Neo Soho, Podomoro City Lt. 4-4M, Jl. Letjen. S. Parman Kav. 28, Petamburan, Grogol, Jakarta Barat Telp. 021-27893389
*TKP Gandaria City: Gandaria City 2nd Floor, Jl. Sultan Iskandar Muda No 22-23, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Telp. 021-29236310
*TKP Kokas: Kota Casablanca Mall, UG Floor, Jl. Casablanca Raya Kav. 88, Jakarta Selatan Telp. 021-29612732
*TKP Benhil: Lantai 1 Gedung Teras Benhil, Jl. Bendungan Hilir Raya No. 34, Jakarta Pusat Telp. 021-29017373
*TKP Sabang: Lantai 5 Gedung Seremanis Jl. KH. Agus Salim No. 16, Jakarta Pusat Telp. 021-31906420
*TKP Kemang: Jl. Kemang Raya No. 95E, Jakarta Selatan Telp. 021-7181949
*TKP Radal: Jl. Radio Dalam Raya No. 15, Jakarta Selatan Telp. 021-7202776
-Tangerang (4)
*TKP Supermal Karawaci: Supermal Karawaci, UG Floor, Unit 113
Jl. Boulevard Diponegoro 105 Tangerang Telp. 021-29126555
*TKP T3 Ultimate: Soekarno Hatta International Airport T3 Ultimate, Tangerang
*TKP Bintaro Playground: Jl. Cendrawasih No. 71 Ciputat, Tangerang Telp. 021-7432857
*TKP BSD: Ruko Bidex 2B No. 2, Jl. Pahlawan Seribu, BSD City, Tangerang Telp. 021-53164418
-Bandung (2)
*TKP Bandung 2: Jl. Cipaganti No 150-152, Bandung Telp. 022-2035162
*TKP PVJ: Paris Van Java, Concourse Level, Unit CL-12B, Jl. Sukajadi No. 131–139 Telp: 022-82063511
-Surabaya (2)
*TKP Surabaya 2: Jl. Raya Kertajaya Indah 75 Telp. 031-59172057
*TKP Surabaya: Kompleks Ruko Plaza Graha Famili B3 & B5, Jl. Yono Soewoyo, Surabaya Telp. 031-7329526
-Semarang: TKP Semarang: Jl. Sultan Agung No. 142, Semarang Telp. 024-8509889
GOSIPNYA
Sejak kecil keluarga Afit Dwi Purwanto sangat menyukai steak. Ayahnya penggemar berat steak daging sapi asal Amerika sedangkan ibunya pandai memasak steak. Berbagai peralatan memasak steak dimiliki keluarganya. Steak bahkan jadi menu sahur keluarganya.
Sejak kuliah di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Afit bertekad menjadi pengusaha. Afit pernah menjual kaus distro sablonan. Bahkan, kaus yang ia buat itu sempat dipakai oleh salah satu VJ MTV. Afit yang saat itu terpengaruh gaya hidup remaja, membuat bisnisnya hancur. Ia lalu berbisnis keripik dan mendirikan perusahaan trading dan berakhir dalam kegagalan. Bahkan pada tahun 2004, GOSIPNYA Afit tertipu lebih dari Rp 300 juta.
Dari dua kegagalan itu, ia mendapatkan dua pelajaran. Pertama, terpatok pada upaya meraih keuntungan besar dengan cepat. Kedua, tidak memahami seluk beluk bisnis yang ditekuni. Setelah dewasa dan menikah dengan Lucy Wiryono pada awal 2004, Afit yang merupakan sulung dari tiga bersaudara terbawa ibunya gemar memasak steak.
Suatu hari pada tahun 2006, Afit yang bekerja di bagian penjualan di RCTI menyantap steak wagyu di sebuah restoran di mal saat sedang bertemu klien. Harga steak wagyu yang ia santap sangat mahal, sekitar Rp. 900 ribu. Ketika itu, wagyu memang masih langka. Afit lalu mengajak Lucy membuat steak wagyu sendiri dengan resepnya. Sejak itu mereka tak pernah membeli steak wagyu di restoran.
Bertahun-tahun ia melakukan percobaan untuk mendapatkan resep steak wagyu yang enak. Setelah merasa mantap, Afit dan Lucy mengundang orangtua dan teman-teman mereka untuk mencicipi dan semuanya mengatakan enak. Teman-temannya menyarankan Afit membuka restoran. Afit masih ragu karena ia masih bekerja dan tak punya pengalaman berbisnis.
Suatu hari ketika menangani acara Piala Dunia 2006, Afit merasa stres karena beban pekerjaannya sangat berat. Kala itu, ia bekerja sangat keras karena targetnya amat besar. Berada pada titik jenuh, ia kembali teringat pada keinginannya berbisnis. Afit memilih steak wagyu menggunakan resepnya sendiri karena steak dengan harga murah sudah banyak. Orangtuanya tidak setuju karena tidak ada darah bisnis mengalir dalam keluarga mereka.
Apalagi, saat itu Afit dan Lucy sudah dikaruniai anak berusia dua tahun. Afit sendiri saat itu baru saja naik jabatan menjadi sales marketing manager, dengan fasilitas mobil, sopir, dan asuransi. Tapi hasrat yang menggebu membuat Afit pantang mundur. Melihat hal itu, ibunya akhirnya setuju. Agar keuangan keluarga tak goncang, Lucy menjadi tulang punggung keluarga untuk sementara. Sebagai latihan, Afit memasak bagi orang banyak dan Lucy mengundang lebih banyak teman ke rumah.
Iswanda, Wynda, Afit
Bersama Lucy dan pasangan suami-istri Iswanda dan Wynda Mardio, Afit memutuskan membuka tempat makan khusus wagyu dengan harga terjangkau. Afit mengumpulkan uang bonus yang didapatnya selama bekerja sebesar Rp. 70 juta. Wynda mengumpulkan uang 100 juta yang berasal dari tabungan dan “uang penghargaan” setelah dia berhenti bekerja sebagai produser Hard Rock FM Jakarta dan produser acara ANTV. Tidak diketahui berapa sumbangan modal dari Lucy dan Iswanda. Uang yang mereka kumpulkan lalu dipakai untuk membeli peralatan grill, perlengkapan usaha, gaji karyawan, dan lainnya. Karena modal terbatas, mereka tak mampu menyewa tempat.
Mereka lalu berjualan di pinggir jalan menggunakan tenda. Mendapatkan lokasi untuk berjualan merupakan perjuangan tersendiri bagi Afit dan Lucy. “Kami harus mendatangi toko satu per satu untuk menanyakan apakah kami diizinkan berjualan di depan toko tersebut. Pengalaman pahit seperti diusir sudah jadi hal biasa,” kata Afit.
Pada 15 Maret 2010 seorang pemilik toko kaca film mobil di Jalan Radio Dalam mengizinkan mereka menggunakan lahan depan toko untuk berjualan steak, setelah toko tutup sore hari. Peralatan dibawa ke lokasi dengan mobil boks menjelang tenda dibuka dan kembali diangkut setelah tutup. Daging diimpor dari Australia sedangkan bumbu dan sayuran tetap lokal. Meski lokal, sayuran tidak asal pilih tapi bekerja sama dengan komunitas www.indonesiaberkebun.org. Saat itu mereka menjual steak Rp. 90 ribu per porsi, sangat jauh dengan harga steak wagyu di tempat lain yang mencapai Rp. 300 ribu per porsi.
Di hari pertama pembukaan, mereka sempat kelabakan karena proses pembuatan dan penyajian steak cukup rumit dan butuh waktu yang lama. Saat itu hanya ada lima orang staf termasuk Wynda dan Afit yang merangkap jadi koki padahal tamu-tamu undangan dan pelanggan banyak berdatangan sehingga antriannya panjang. Ditambah lagi saat itu hujan dan tendanya bocor.
Marketing dilakukan hanya lewat Twitter dan Facebook yang ternyata sukses besar. Pada bulan ke 3, mereka sudah break even point dan mulai meraih laba pada bulan berikutnya. GOSIPNYA saat itu mereka mampu menjual 40 porsi steak per hari. Melihat penjualan sangat baik, mereka berencana membuka cabang sehingga pada September 2010 mereka meminjam uang ke bank untuk membuka cabang di Jalan Bakti, Senopati, Jakarta Selatan. Seperti halnya gerai di Radio Dalam, gerai di Senopati pun selalu penuh pengunjung.
Tahun 2011 Wynda membuka cabang di Orchard Road, Singapura. Karena masalah regulasi keuangan, bisnis menjadi lebih sulit. Akibatnya ia sempat mengalami banyak masalah termasuk mencari pekerja. Ia pun memutuskan untuk mempekerjakan pelajar dan ibu-ibu rumah tangga yang ada di sana yang ternyata tak berjalan sesuai rencana. Usahanya hanya berjalan sembilan bulan saja dan bangkrut.
Wynda Mardio & Medina Aprilia
Pada Juni 2011 Wynda membuka bisnis cupcake bersama teman dekatnya, Medina Aprilia. Cupcake ini juga dijual di Holycow milik Wanda-Wynda. Bisnis cupcake berkendala dengan pengiriman. Cupcake dihias dengan krim sehingga tak bisa dikirim ke tempat yang terlalu jauh.
Pada Mei 2012 Afit dan Lucy mengajukan untuk berpisah dengan Wanda-Wynda karena muncul masalah kepercayaan. Pemisahan dilakukan secara profesional dengan menggunakan jasa mediator bersertifikat dan notaris agar pembagian kepemilikan saham tercatat sah.
Wanda-Wynda mendapatkan gerai di Radio Dalam, Afit-Lucy mendapatkan gerai di Senopati, sedangkan gerai di Singapura ditutup. Dengan dibubarkannya perusahaan, utang bank untuk modal mendirikan gerai Senopati harus langsung dilunasi. Penutupan gerai di Singapura yang masa sewanya belum mencapai satu tahun menyisakan denda penalti sebesar 85 ribu Dolar Singapura. Tak ingin masalah berlarut-larut, Afit dan Lucy sepakat mengambil risiko dengan membereskan semua utang dan denda penalti itu, meski mereka harus menguras tabungan pribadi. Afit-Lucy dan Wanda-Wynda lalu menjalankan usahanya masing-masing.
Meski sama-sama menggunakan nama Holycow, Afit harus melahirkan sebuah merek baru yang berbeda, termasuk tidak lagi menyebut gerainya sebagai TKP (Tempat Karnivora Pesta), melainkan menggantinya menjadi CAMP (CArnivores Meat-ing Point).
Untuk meningkatkan perhatian pada mereknya, Afit melakukan sayembara logo bertajuk PEMILGO (Pemilihan Logo). Logo itu dibuat dan dipilih secara voting oleh netizen sehingga pada Oktober 2012 lahirlah Holycow! Steakhouse by Chef Afit yang dipakai oleh Lucy-Afit sedangkan Wanda-Wynda memakai nama Steak Hotel by Holycow!. Karena kemiripan nama itu sah di mata hukum, keduanya pun berhak bertarung di pasar.
Perubahan logo yang terjadi tak membuat banyak konsumen mengetahui perbedaan dua jenis Holycow ini. Oleh karena itu, Lucy merasa perlu untuk terus mengomunikasikan hal ini jika diperlukan. “Kami tidak mau jika kami melakukan hal buruk, mereka akan terkena dampak. Sebaliknya, jika kami melakukan hal yang baik, mereka yang dapat kreditnya. Intinya, kami selalu terbuka soal apa yang terjadi pada kami di masa lalu,” kata pembawa acara MotoGP di Trans7 ini.
Saat pemecahan terjadi, Afit merasa kewalahan akibat keputusan 28 pegawainya yang ingin tetap ikut bersamanya. Namun, Afit dan Lucy tak mau memecat karyawan yang ikut mereka apalagi niat awal Afit membuka Holycow adalah membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Beruntung ada investor baru sehingga ia bisa membuka gerai baru di Kelapa Gading yang menampung kelebihan pegawai tersebut. Ia lalu memberikan ekstra libur yang lebih panjang dengan shift yang lebih pendek.
Afit yang sebelumnya hanya fokus di dapur, ikut menangani operasional yang dulu ditangani Wanda-Wynda. Lucy juga harus lebih banyak keluar rumah untuk mengurus pemasaran, yang sebelumnya bisa dilakukan dari rumah. Selain Holycow, Afit-Lucy membuka usaha baru yaitu Lobbie Lobster dan The Holy Ribs.
Sedangkan Wanda-Wynda, setelah berpisah strategi usaha mereka adalah membuka cabang sebanyak mungkin. Mereka merenovasi warung di Radio Dalam. Pada September 2012 mereka membuka cabang baru di Kemang, Jakarta Selatan. Pada Desember 2012 cabang baru dibuka di Sabang, Jakarta Pusat. GOSIPNYA tiap cabang mampu menjual 200-300 porsi steak sehari sedangkan pada akhir pekan mampu menjual 400 porsi steak per hari. GOSIPNYA tiap cabang memiliki omzet sekitar 1 milyar Rupiah per bulan.
Pada 19 Mei 2016 Lala memposting pengalamannya membeli tiramisu yang ternyata ada bangkai cicak di Holycow CAMPKalimalang di akun Path miliknya @Lamia. Holycow by Chef Afit segera merespon dengan memutus kerjasama dengan MISU selaku penyedia produk tiramisu.
Pada 7 Januari 2017, seorang pelanggan bernama Annisa Setyo H menemukan ulat di bayam yang hendak ia makan di Holycow CAMPMalang. Meski diberi kompensasi satu scoop es krim, ia tetap kecewa dan mem-posting hal tersebut di Twitter.
Pada 9 Januari 2017, seorang pelanggan bernama Vyna Girilawu mengaku memakan kecoa ketika memakan bayam di menu steak-nya di Holycow CAMPSerpong. Meski sangat kesal, ia tetap membayar tagihan senilai 300 ribu Rupiah. Vyna mem-posting hal tersebut ke akun Facebooknya yang segera direspon esok harinya oleh Lucy. Lucy menjelaskan bahwa serangga tersebut bukan kecoa melainkan sejenis walang sangit.
"Kalau itu yang di Malang, kalau misalnya ulat, itu sebetulnya bukan kami mengecilkan masalahnya, itu sebetulnya sudah diatasi. Jadi, karena kita ini sekarang menggunakan bayam organik, kemungkinan adanya ulat itu memang agak sulit untuk dihindari," kata Lucy saat berbincang dengan detikcom, 11 Januari 2017.
Lucy tak menampik keluhan soal keberadaan ulat ini beberapa kali muncul. Holycow! Steakhouse by Chef Afit pun mengambil langkah signifikan, yaitu menghilangkan menu bayam.
"Ini kami akan langsung mengumumkan di sini, karena memang beberapa kali terjadi. Jadi memang ulat yang di sayuran organik itu banyak sekali, nggak hanya bayam ya, saya yakin kalau orang yang cukup mengerti, itu pasti risiko yang akan terjadi, karena memang tidak ada pestisida, segala macam. Itu kemungkinan ada ulatnya gitu," papar Lucy.
"Kita sekarang akan menghentikan side dish yang bayam. Untuk ke depannya, setelah semua stok yang kita sudah siapkan habis, kita akan menghentikan penggunaan bayam. Karena kita tahu, sebenarnya sih, kalau menurut saya, saya juga beberapa kali makan di restoran yang bisa dibilang mewah. Itu beberapa kali lihat ada, karena dia pakainya organik, jadi ada ulatnya, ya menurut saya sih itu biasa aja," sambung Lucy.
Lucy mengatakan tak semua orang paham soal risiko dari penggunaan sayuran organik. Namun dia memastikan semua proses di Holycow! Steakhouse by Chef Afit higienis.
"Mungkin ada beberapa orang awam yang belum mengetahui itu dan jadi takut, jadi mikirnya langsung nggak higienis dan segala macam, padahal sebetulnya itu risiko kalau kita menggunakan produk yang organik. Saya pikir dengan menggunakan produk organik, konsumen akan lebih senang, tapi ternyata ya ada risikonya atas pilihan yang kami lakukan, ternyata memang risikonya itu, ada ulat, karena kita tidak pakai pestisida. Kan tadinya kita pikir kenapa kita pilih organik, karena bayam kita kan tidak dimasak dengan lama, jadi lebih sehat, harusnya. Tapi karena ada kemungkinan seperti itu, kita menghentikan menggunakan bayam untuk side dish ke depannya," pungkas Lucy.
Setelah membaca wawancara Lucy dengan detikcom, banyak orang berkomentar bahwa masalahnya bukan terletak di sayuran organik atau non-organik, tapi dicuci bersih atau tidak sebelum dimasak dan higienis atau tidaknya makanan ketika diantar ke konsumen. Dalam industri kuliner hal-hal seperti ini diatur dalam Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang menjadi standar operasional pengolahan makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.