Tata Gunawan
GOSIPNYA
Perusahaan roti Cari Rasa didirikan almarhum H. Katmajaya yang biasa dipanggil Haji Ama. GOSIPNYA H. Ama dulu bertugas membuat roti untuk tentara Belanda dan lalu bertugas memasak di dapur untuk tentara Hindia Belanda.
H. Ama mendirikan usaha roti bumbu pada tahun 1960 (GOSIP lain bilang 1950). Pada awal berdirinya, jenis roti yang dibuat hanya satu varian yang disebut rancis dengan rasa sarikaya. H. Ama lalu membuat rasa baru yakni perpaduan meses, selai kacang, selai nanas, dan susu.
Tahun 1975 H. Ama mulai menjual roti bakar. Produk baru ini mendapat respon luar biasa saat itu. H. Ama lalu terlibat dalam pembentukan organisasi legiun veteran. Organisasi tersebut lalu mendapat modal untuk mendirikan CV Cari Rasa.
Ketika itu rekan-rekan H. Ama maupun para saudaranya banyak yang menganggur. Mereka lalu sepakat bekerja sama menjual roti. H. Ama lalu mengadakan gerobak dorong dan becak roti agar mereka dapat berjualan.
Dalam sehari pabrik roti Cari Rasa memproduksi sekitar 5 kuintal adonan roti atau sekitar 10 ribu potong roti ukuran kecil. Roti itu lalu dijual oleh 200 gerobak dorong keliling, 20 becak roti, dan puluhan kios roti bakar di Bandung. H. Ama meninggal dunia tahun 2006.
Sejak tahun 2008, Cari Rasa mendapat kepercayaan bekerja sama dengan perusahaan susu dan terigu ternama. Mereka bersedia memasok susu serta menyediakan gerobak dorong dan becak roti.
Saat ini pengelola Cari Rasa adalah putra-putri pasangan H. Ama dan Hj. Hayati, yakni Tata Gunawan sebagai pemimpin perusahaan, Tuti, Ati, Usep, Nyai. Anak H. Ama ada 8, tapi tiga orang memilih usaha sendiri. Tata adalah anak ketiga. 20 orang cucu H. Ama juga ikut membantu Cari Rasa.
Kini Cari Rasa menyediakan pilihan bentuk (setengah lingkaran, maxim, kasino, kadet), ukuran (besar, sedang, kecil), cara memasak (dibakar atau tidak), dan rasa (biasa - cokelat dan selai kacang, campur keju, keju, kornet).
Setiap hari, pembeli selalu membludak, sayang sistem pembelian tidak mengantri. Bagi pembeli baru yang bingung, cukup menyampaikan pesanan roti secara lisan. Setelah itu pembeli tinggal menunggu dipanggil oleh para karyawan yang bekerja berdasar ingatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.