Sandiaga Uno

Sandiaga Salahuddin Uno
lahir 28 Juni 1969 di Rumbai, Pekanbaru, Riau
ayah: Razif Halik Uno (Henk) lahir 1 Maret 1936 di Gorontalo
ibu: Rachmini Rachman (Mien) lahir 23 Mei 1941 di Indramayu
kakak: Indra Cahya Uno 
istri: Nur Asia lahir 28 November 1969 di Jakarta
anak: Anneesha Atheera Uno lahir 25 Juli 1997 di Newport, California
Amyra Atheefa Uno lahir 2 Desember 1998 di Jakarta
Sulaiman Saladdin Uno lahir 2 Desember 2011

Razif Halik Uno & Rachmini Rachman

Indra Cahya Uno

Sandiaga, Sulaiman, Nur Asia

Amyra & Anneesha

PENDIDIKAN
-TK Kwitang 6 PSKD (Persatuan Sekolah Kristen Djakarta)
-SD Kwitang 6 PSKD (Persatuan Sekolah Kristen Djakarta)
-SMP Negeri 12 Jakarta
-SMA Katolik Pangudi Luhur 1 Jakarta
-Bachelor of Business Administration, The Wichita State University, Kansas, AS, lulus 1990
-Master of Business Administration, The George Washington University, Washington, AS, lulus 1992

KARIR DAN USAHA
-Pemegang saham PT Adaro Energy sejak 2002
-Pemegang saham PT Tower Bersama Infrastruktur Group sejak 2004
-Pemegang saham PT Nusa Raya Cipta sejak 2006
-Pemegang saham PT Amara Plantation sejak 2010
-Pemegang saham PT Tri Wahana Universal sejak 2011
-Pemegang saham PT Tenaga Listrik Gorontalo sejak 2012
-Pemegang saham PT Provident Agro sejak 2012 
-Pemegang saham Interra Resources Ltd sejak 2012
-Pemegang saham Sihayo Gold Ltd sejak 2012
-Pemegang saham Sumatra Copper & Gold sejak 2012
-Pemegang saham Finder Resources Ltd sejak 2013
-Pemegang saham PT Gilang Agung Persada sejak 2014
-Pemegang saham PT Agra Energi Indonesia sejak 2015
-Pemegang saham PT Merdeka Copper Gold sejak 2014
-Pemegang saham PT Paiton Energy sejak 2015
-Pemegang saham MGM Bosco sejak 2016
-Pemegang saham Awal Bros Hospital Group sejak 2016
-Pemegang saham Deltomed sejak 2017
-Salah satu pendiri PT Alberta Communication
-Salah satu pendiri PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
-Salah satu pendiri PT Mitra Pinasthika Mustika
-Summa Group, Jakarta (Mei 1990-Juni 1993)
-Seapower Asia Investment Limited, Singapura (Juli 1993-April 1994)
-MP Holding Limited Group, Singapura (Mei 1994-Agustus 1995)
-NTI Resources Limited, Calgary, Kanada (September 1995-April 1998)
-Salah satu pendiri PT. Recapital Advisors (1997-2007)
-PT Saratoga Investama Sedaya (April 1998-Juni 2015)

ORGANISASI
-Aktif di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)
-Anggota KEN (Komite Ekonomi Nasional)
-Bendahara ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), Januari 2011-Januari 2016
-Pendiri AKSI (Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia)
-Wakil Ketua Umum Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi, 2004-September 2010
-Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), 2005-2008
-Salah satu anggota organisasi Asia Society's 2008 Asia Fellow
-Manajer untuk Tim Nasional Bola Basket Putri Indonesia, SEA Games 2005 di Manila, Filipina
-Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), April 2013-Oktober 2016
-Wakil Gubernur DKI Jakarta (16 Oktober 2017–18 September 2018)
-Cawapres RI periode 2019-2024

PENGHARGAAN
-Indonesian Entrepreneur of the Year pada ajang Anterprise Asia, 2008

GOSIPNYA
Ia dilahirkan sebagai anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja di perusahaan Caltex di Riau dan ibunya terkenal sebagai pakar pendidikan kepribadian. Setelah lulus dari Wichita State University dengan predikat summa cum laude, pada tahun 1990 ia mendapat kepercayaan dari William Soeryadjaja untuk bergabung sebagai karyawan Bank Summa. Baru setahun bekerja, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat dan lulus dengan IPK 4,00.

Pada tahun 1993 ia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi. Ia lalu pindah bekerja ke MP Holding Limited Group sebagai manajer investasi pada tahun 1994. Tahun 1995 ia pindah lagi ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat sebagai Executive Vice President. Penghasilannya ketika itu 8.000 Dolar AS per bulan. Pada tahun 1997 ia mendirikan perusahaan penasihat keuangan PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Roeslani.

Pada tahun 1998 NTI Resources Ltd bangkrut dan semua tabungan yang ia investasikan ke pasar modal juga turut kandas akibat ambruknya bursa saham global. Ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Setibanya di Indonesia, ia tidak mampu membayar sewa rumah sehingga ia terpaksa menumpang di rumah orang tuanya. Situasi tersebut sempat membuatnya hampir putus asa. GOSIPNYA ia melamar pekerjaan tapi ditolak oleh 25 perusahaan.

Ia lalu menjadi konsultan keuangan di perusahaannya sendiri, PT Recapital Advisors. Awal mula karirnya sebagai konsultan keuangan tidak mulus. Bahkan tidak jarang Sandi dipandang sebelah mata oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasanya.

"Waktu itu sulit. Karena dianggap yang memberikan saran adalah kumpulan anak-anak kepada perusahaan-perusahaan besar, istilahnya kami anak kemarin sore. Satu jam presentasi, 45 menit habis untuk meyakinkan mereka," katanya.

Hingga akhirnya setelah 6 bulan mengalami kesulitan, McDonald's Indonesia menggunakan jasa mereka untuk merestrukturisasi perusahaannya. "Alhamdulillah setelah terseok-seok 6 bulan ada perusahaan yang percaya untuk direstrukturisasi oleh kami," kata Sandi.

Ia lalu mulai mempelajari seluk-beluk bisnis dibawah bimbingan William Soeryadjaya. Tahun 1998 ia mendirikan sebuah perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya bersama dengan salah satu putra William, Edwin Soeryadjaya. Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi dan produk kehutanan.

Saratoga punya saham besar di PT Adaro Energy Tbk, perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia yang mempunyai cadangan 928 juta ton batu bara. Berbekal jejaring relasi dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, ia mulai menjalankan bisnis barunya itu.

Usahanya adalah menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Ia membeli perusahaan-perusahaan yang sudah di ujung tanduk dan berada dalam pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang di kemudian hari berganti nama menjadi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Perusahaan-perusahaan itu lalu dijual kembali dengan nilai tinggi ketika kinerja perusahaan sudah stabil dan menghasilkan keuntungan. Ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih. Beberapa diantaranya adalah Bank Tabungan Pensiunan Negara / Nasional (BTPN), Grand Kemang Hotel, Losari Resort, dan PT Astra Microtronics.

Bisnisnya terus menggurita mulai dari pertambangan, infrastruktur, perkebunan, hingga asuransi. Karena ketertarikan dan performanya yang baik di dunia bisnis, ia sempat ditunjuk menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang beranggotakan bahkan lebih dari 30 ribu pengusaha untuk periode 2005-2008.

Bersama HIPMI ia bekerja sama dengan pesantren pimpinan KH. Abdullah Gymnastiar membentuk Pemuda Pelopor. Organisasi yang dibentuk di Bandung ini menjadi ajang untuk menelurkan pengusaha-pengusaha muda yang berlandaskan Islam. Selain itu, ia juga aktif di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) sehingga sempat menduduki jabatan wakil ketua umum bidang usaha mikro kecil menengah dan koperasi.

Pada tahun 2005 ia sempat menjadi Manajer Timnas Bola Basket Putri Indonesia di ajang SEA Games 2005 di Filipina. Selain basket, ia dikenal sebagai penggemar olahraga lari. Ia pernah keliling dunia dan berpartisipasi di 6 kejuaraan yaitu World Major Marathons New York (2011), Berlin (2012), Tokyo (2014), Chicago (2014), Boston (2015) dan London (2015).

Meski terlahir dari orangtua yang dikenal sebagai pebisnis, ia menyatakan tak pernah disiapkan untuk menjadi pengusaha. "Orang tua lebih suka saya bekerja di perusahaan, tidak terjun langsung menjadi wirausaha," ujarnya. Walau mendapat predikat sebagai pengusaha muda, ia justru mengaku terlambat. "Saya menjadi pengusaha pada usia 28. Itu saya merasa sudah terlambat," ujarnya.

Jam terbangnya dalam dunia bisnis membawanya untuk menerima sebuah anugerah sebagai "Indonesian Entrepreneur of the Year" pada ajang Enterprise Asia tahun 2008. Pada tahun 2008, ia mewakili Indonesia untuk bergabung dengan sebuah program kegiatan bernama Asia 21.

Pada 8 Maret 2010 dalam acara seminar Implementasi UMKM Berbasis Kompetensi Sebagai Pengembangan Ekonomi Lokal di Bandar Lampung, ia mengatakan bahwa pemilik kopi Starbucks - Howard Schultz - sengaja datang ke Bandung dari AS hanya untuk mencicipi Kopi Aroma. Hal ini sempat menghebohkan kaum milenial yang lebih menggemari kopi Starbucks saat itu.

Pada Agustus 2010 ia dilaporkan membobol dana PT Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom) tahun 2003-2004 oleh M Syaiful, Koordinator Presidium Humanika (Himpunan Masyarakat untuk Kemanusiaan dan Keadilan).

Menurut Syaiful kasus ini bermula pada tahun 1995 saat PT Telkom melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) sampai tahun 2010 dengan PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (PT MGTI) pada Divisi Regional (DIVRE) IV Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada 24 September 2003 PT MGTI diambil alih oleh PT Alberta Telecommunication melalui pengalihan bersyarat seluruh kepemilikan saham yang bernilai sebesar 266 juta Dolar AS.

Pada 20 Januari 2004 PT Telkom menandatangani amandemen dan perjanjian kembali surat perjanjian KSO dengan kewajiban pembayaran Fixed Investor Revenue (FIR) PT Telkom kepada PT MGTI sampai dengan akhir masa KSO sebesar 390 juta Dolar AS (yang tercatat dalam laporan keuangan) hal tersebut mengakibatkan terdapat potensi kerugian sebesar 124 juta Dolar AS dalam transaksi penyelesaian unit KSO DIVRE IV. Pemegang saham PT MGTI dan PT Alberta Communication sebenarnya pihak yang sama.

"Dari sini terlihat upaya akal-akalan yang sistematis untuk membobol uang PT. Telkom," kata Syaiful. Menurutnya penyimpangan ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan (audit) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semester II tahun anggaran 2006 berdasarkan surat tugas BPK-RI No. 49/ST/VII- XV.2/8/2006 tertanggal 28 Agustus 2006 yang menyebutkan bahwa pembayaran pendapatan tetap mitra usaha (FIR) PT TELKOM kepada PT MGTI lebih tinggi sebesar 124 juta Dolar AS.

"Jika kita mengamati kasus-kasus ledakan gas dikarenakan selang dan regulator yang tidak memiliki standar SNI serta menelan puluhan korban jiwa, uang tersebut dapat mensubsidi selang dan regulator kepada 31 juta lebih pengguna tabung gas 3 kg. Sungguh fantastis!" kata Syaiful.

Kasus ini sempat mendapat perhatian Komisi I DPR-RI (periode 2004-2009) dengan mendesak KPK/Kejaksaan Agung agar tidak membekukan kasus-kasus terkait KSO PT TELKOM yang menimbulkan kerugian negara. Namun proses selanjutnya tidak terdengar lagi.

Ia juga pernah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh anak William Soeryadjaya, Edward, dengan tuduhan pemalsuan sertifikat lahan Depo Pertamina di Balaraja, Tangerang. Laporan itu berdasarkan pada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung tanggal 15 Desember 2009 yang menyatakan sertifikat yang dimiliki PT Jakarta Depo Satelit sebagai sertifikat palsu.

Melalui PT Siwani Makmur Tbk, Edward melaporkan PT Pandan Wangi Sekartaji yang sempat dipimpin oleh Sandiaga. Pemalsuan diduga dilakukan oleh rekanan PT Pandan Wangi Sekartaji, yakni PT Jakarta Depo Satelit, pada dokumen kepemilikan sertifikat lahan pembangunan Depo Balaraja.

Namun PT Jakarta Depo Satelit mengajukan banding dan dimenangkan oleh PTUN Jakarta karena dalam proses persidangan PT Siwani Makmur Tbk tak pernah menghadirkan sertifikat yang asli, tapi hanya salinan dokumen yang telah dilegalisir oleh Pengadilan Singapura.

Perselisihan terus berlanjut hingga Edward mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA), yang kemudian ditolak. Putusan MA pada 21 Desember 2010 menolak permohonan kasasi Edward atas klaim lahan seluas 199.910 meter persegi yang dipersengketakan.

Putusan MA itu terdaftar dengan nomor 313 K/TUN/2010 dengan Majelis Hakim Supandi, Achmad Sukardja, dan Paulus E Lotulung. Majelis memutuskan sertifikat lahan Depo Pertamina itu sah milik PT Jakarta Depo Satelit.

Pada 8 Mei 2011 Saratoga membeli 51% saham Mandala Airlines yang telah ditutup pada Januari 2010. Mandala Airlines kembali terbang tahun 2012 setelah 35,8% sahamnya dibeli Tiger Air. Karena rugi terus, Mandala ditutup lagi pada 1 Juli 2014.

Pada April 2013 ia diangkat sebagai Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menggantikan Hilmi Panigoro yang ternyata dianggap gagal. Ia digugat oleh para pengurus aktifnya pada awal tahun 2016. Ia dinilai kurang peduli dalam mengurus cabang-cabang aquatik selama 2 tahun 8 bulan kepengurusannya, hingga banyak program yang tidak mendapatkan dukungannya.

"Ada kekurangan dalam kepemimpinan sekarang, urusan kejuaraan dan lainnya tidak terurus. Waktu di Myanmar 2012 masih bisa menyumbang lima emas, tapi terakhir di Singapura tidak ada," kata Wakil Sekjen PRSI Abdurrahim.

Mereka beserta 20 Pengprov PRSI akan mengajukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada saat Rapat Kerja PRSI 28-29 Februari 2016. Lima Ketua Komisi Teknik cabang-cabang aquatik (renang, loncat indah, polo air, renang indah, dan renang perairan terbuka) menyatakan hal tersebut kepada media di Komplek Kolam Renang Gelora Bung Karno (GBK) 24 Februari 2016.

Mereka mengaku telah mengadukan kinerja Sandiaga yang tidak bagus kepada Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI), tapi pihak KONI Pusat kembali menyerahkannya kepada mereka mengingat hal tersebut merupakan permasalahan internal.

"Kinerjanya memimpin PRSI kami nilai tidak maksimal. Kepengurusan di bawah pimpinannya tidak semuanya aktif. SK kepengurusan pun berubah-ubah hingga 4 kali. Misalnya posisi bendahara umum yang dimasukkan Marsekal Mamahit yang merupakan militer aktif. Padahal Ketua Umum belum meminta izin kepada Kasal L, tapi sudah berani menaruh namanya, akhirnya ujung-ujungnya revisi kepengurusan lagi dan hal seperti itu hampir berulang terus," kata Ketua Komisi Teknis Renang Perairan Terbuka, Amir Husein.

Bukan hanya itu, menurut Amir, seluruh Komisi Teknis juga menilai jika banyak program kerja yang tidak jalan karena tidak didukung penuh oleh pendanaan. Tiap cabang olahraga telah menyampaikan program kerja masing-masing, namun para cabang tetap kekurangan dana dan harus menunggu ketidakpastian kapan turunnya dana bantuan dari PRSI. Amir mengaku pihaknya sudah meminta diskusi dengan Sandiaga dan kepada pengurus yang lain, namun tetap tidak ada. Masukan mereka tidak digubris.

"Karena tidak didukung penuh jadi banyak program yang tidak berjalan. Misalnya, kejuaraan open water 2015, yang seharusnya digelar Oktober lalu, namun kemudian dibatalkan dua bulan sebelum pelaksanaan. Padahal kabar tersebut sudah beredar ke FINA, tapi karena tidak ada kejelasan terkait penyelenggaraan (sponsor) dari PB lalu dibatalkan. Harusnya dari awal mempertimbangkan, kalau memang tidak siap harusnya tidak usah ikut bidding segala," katanya.

Amir melanjutkan tentang kegagalan Sandiaga, "Pertama soal kepengurusan yang tidak jelas, organisasi, program kerja, dan kepedulian pimpinan terhadap bawahan khususnya para atlet," ujarnya dengan tegas. Amir mencontohkan, saat ini diperkirakan pengurus PB PRSI terdapat sekitar 100 orang yang sebagian terdiri dari para pengusaha yang merupakan rekan Sandiaga.

"Tapi kalau rapat paling yang hadir cuma 15 orang, karena kebanyakan pengusaha. Termasuk dalam program kerja, Sandiaga sering menyetujui pelaksanaan program kejuaraan tapi paling sulit saat diminta pertanggungjawaban soal pembiayaan," tukasnya. Termasuk soal kejelasan lokasi kolam renang untuk latihan atlet sebelum digusurnya Senayan pun, Sandiaga tidak memberikan solusi kemana lokasi latihan yang baru, ujarnya.

Lewat Munaslub, pada 1 Oktober 2016 Anindya Bakrie terpilih menjadi Ketua Umum PRSI menggantikan Sandiaga. Terpilihnya Anindya secara aklamasi tidak lepas dari mundurnya sang pesaing, Syamsurizal. Ketua PRSI Provinsi Riau itu memutuskan mundur dengan alasan ingin mendukung visi dan misi yang diusung Anindya.

Tahun 2013 ia sempat berada di peringkat 47 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan 460 juta Dolar AS versi majalah Forbes. Tapi sejak itu ia tidak pernah lagi masuk daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes.

Pada 8 April 2015 ia dilantik menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Pada 16 April 2015 ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur PT Adaro Energy karena ingin fokus di Gerindra. Posisinya di Saratoga digantikan oleh anak Edwin Soeryadjaya, Michael.

Tahun 2016 namanya tercatat dalam "Panama Papers" sebagai direktur dan pemegang saham dari Goldwater Company Limited, Attica Finance Ltd, Pinfefields Holdings Limited, Velodrome Worldwide, Sun Global Energy Inc, Finewest Capital Ventures Ltd, Alberta Capital Partners Ltd, Mac-Pacific Capital Inc, Netpoint Investments Ltd, dan Fleur Enterprises Ltd. Perusahaan-perusahaan tersebut beralamat di British Virgin Island dan Seychelles serta terdaftar menjadi klien Mossack Fonseca antara 1 Juli 2002 sampai 28 Mei 2009.

Pada 16 September 2016 ia menantang Ahok untuk pembuktian harta terbalik, "Saya berani buka habis-habisan. Saya sambut dengan positif. Ayo Pak Gubernur, buka-bukaan. Buka yuk uang untuk kampanye, sumber kampanye, termasuk lingkaran keluarga Pak Gubernur, seperti istri dan Sunny, yuk sama-sama buka. Saya berani kok bersih-bersih."

Pada 22 September 2016 Ahok menjawabnya di Balai Kota DKI Jakarta, "Saya sudah diperiksa KPK untuk pembuktian terbalik. Saya diperiksa hartanya saat kasus RS Sumber Waras."

"Kemarin pas saya jadi percontohan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) di Bandung, tiga jam KPK diskusi sama saya. Mereka tanya dari mana saja uang saya sejak tahun 1997," kata Ahok.

Pada 27 September 2016 ia ikut program pengampunan pajak gelombang pertama. Pada 28 September Ahok lalu menjelaskan lagi di Balai Kota DKI Jakarta, "Buat apa aku bikin Tax Amnesty laporan aku sebelum jadi pejabat laporan LHKPN jelas kok. Semua harta saya tuh dilaporkan di LHKPN. Jadi orang yang butuh tax amnesty itu, kalau punya harta tidak pernah melaporkan ke dalam LHKPN."

Pada 3 Oktober 2016 di Lapangan IRTI, Monas, Ahok mengomentari lagi, "Jadi seorang pejabat publik, ketika melaporkan LHKPN itu dilihat aparat dari gaya hidup, biaya hidup sama enggak uang yang dia laporin ini, mendekati betul enggak,"

 "Tax amnesty ini untuk orang biasa yang tidak bisa membuktikan pajak yang dia bayar dengan gaya hidupnya. Dalam hal ini, Pak Sandiaga ikut (tax amnesty), berarti itu juga membuktikan Pak Sandiaga dulu tuh ngemplang pajak, enggak bayar pajak gitu ya, he-he-he," kata Ahok terkekeh.

Tahun 2017 namanya juga pernah masuk dalam Paradise Paper yakni sebuah dokumen yang dirilis oleh International Consortium of Investigative Journalist (IJIC). Dalam dokumen, ia disebut sebagai salah satu petinggi NTI Resources yang terdaftar di negara surga pajak yakni Bermuda. Data-data tersebut terungkap dari data yang dimiliki oleh firma hukum offshore Appleby.

Sandiaga Uno di pasar Sukamelang Subang

Pada 16 Oktober 2017 ia menjadi Wakil Gubernur DKI tapi mengundurkan diri pada 27 Agustus 2018 karena menjadi calon Wakil Presiden 2019 mendampingi Prabowo Subianto. Ia berada di peringkat 85 orang terkaya di Indonesia tahun 2018 dengan kekayaan 300 juta Dolar AS versi Globe Asia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.