Dimas Merdeka
Reza Nurhilman
(GOSIPNYA bisnis ini bermula dari kegemaran Dimas akan keripik pedas). Ia iseng menjualnya di kampus dan ternyata laku. Ia memilih memproduksinya sendiri daripada hanya menjadi agen penjual keripik pedas orang lain karena pembuatannya memang relatif mudah. Maka 3 bersaudara Dimas Ginanjar Merdeka (anak sulung), Arie Kurniadi (anak kedua), dan Reza Nurhilman (anak bungsu) pun mulai mendirikan Maicih sejak tahun 2010 dengan modal 15 juta Rupiah.
Banyak versi cerita pemberian nama Maicih (GOSIPNYA sih nama tersebut digunakan agar terkesan produk mereka bukan produk sembarangan melainkan resep tradisional orang Sunda asli. Efek dari pemberian nama itu membuat banyak orang percaya bahwa yang membuat keripik itu adalah nenek-nenek tua bernama Icih).
Didi Petet
Pandji Pragiwaksono
Ruben Onsu
Tiwi T2
Tukul Arwana
Meski Maicih disukai banyak orang (termasuk beberapa artis), tapi GOSIPNYA banyak yang bilang bahwa tidak ada hal yang istimewa dari produk Maicih selain strategi pemasarannya. Mula-mula mereka memanfaatkan sifat latah orang Indonesia yang obsesif pada hal yang sedang nge-trend. Dengan jenius mereka menciptakan pangsa pasar tersebut melalui twitter yang sedang trendy.
Pemasaran dibuat agar konsumen mencari-cari produk dengan cara mem-follow akun twitter Maicih lebih dulu sebelum dapat membelinya. Mereka juga meningkatkan nilai jual produk dengan mengobsesi orang agar penasaran dengan produk yang jumlahnya terbatas (karena tidak seimbang dengan promosi yang begitu gencar) dan harus mengantri sebelum membeli. Mereka juga memanfaatkan kegemaran orang Indonesia pada makanan pedas dengan cara menantang konsumen dengan bermacam tingkat kepedasan yang mereka sebut level.
Tapi lalu ada kontradiksi dalam perusahaan Maicih, Dimas ingin fokus pada kualitas produk sedangkan Arie dan Reza ingin fokus pada pengembangan jaringan. Maka Maicih pun pecah menjadi 2: Dimas menjalankan Maicih hadap depan, Reza dan Arie menjalankan Maicih hadap samping. Maicih versi Dimas beralamat di www.maicih.com, dengan twitter @maicih dan @bobmerdeka. Maicih versi Reza dan Arie beralamat di www.maicih.co.id, dengan twitter @infomaicih dan @axltwentynine.
Arie dan Reza mencoba mempromosikan Maicih seperti layaknya sebuah permainan. Pemberian nama pun dibuat seperti sebuah Kerajaan Icih: agen disebut jenderal, agen pertama disebut panglima jenderal, distributor untuk luar pulau disebut menteri perhubungan, produsen disebut menteri pangan, bagian pendataan disebut menteri keuangan.
GOSIPNYA pada tahun 2011 Reza dan Arie memproduksi keripik, jeblak, gurilem hingga 75 ribu bungkus per minggu yang dijual pada kisaran harga 11-18 ribu Rupiah dan menghasilkan omzet 4 milyar Rupiah per bulan sedangkan Dimas menjual sekitar 35 ribu bungkus per minggu dengan omzet sekitar 2 milyar Rupiah per bulan.
Perbedaan terbesar antara Maicih hadap depan dan hadap samping selain distribusinya adalah Maicih hadap depan memiliki standar kualitas yang tinggi dengan adanya izin Depkes, BPOM, dan sertifikasi halal MUI.
Pada 11 Oktober 2014 Dimas membuka restoran Baso Maicih di Sawunggaling 2, Bandung yang menyediakan berbagai macam menu nasi goreng, mi, dan baso dengan pilihan level pedas 3, 5, 10. GOSIPNYA Baso Maicih kurang laku sehingga tutup dan menjadi kafe Pohon Durian pindahan dari Jalan Bagus Rangin yang dikelola oleh Andi Miswar dan M. Ridha Avisena (GOSIP lain bilang Andi Mizwar dan M. Ridho Avicena).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.