Rusdi Kirana

Rusdi Kirana
lahir 17 Agustus 1963 di Cirebon

GOSIPNYA
Rusdi dilahirkan dari keluarga sederhana. Ia sering mengkhayal sebelum tidur. Salah satu khayalannya adalah mempunyai sebuah maskapai bertarif kereta api. Maskapai bertarif rendah pertama adalah Pacific Southwest Airlines yang didirikan tahun 1949. Herb Kelleher mempelajarinya dan mendirikan Southwest Airlines tahun 1967 yang kelak menjadi salah satu maskapai bertarif rendah terbesar di dunia. Entah apa yang membuat Rusdi bermimpi tentang hal itu.

Ketika remaja ia sempat berjualan mesin ketik Brother. GOSIPNYA cintanya juga sempat ditolak oleh seorang perempuan yang bekerja di tempat biliar hanya karena ia tidak sanggup membeli sepatu Puma. GOSIPNYA hingga sekarang ia masih mencari perempuan itu dan menceritakan kisah ini agar perempuan itu tahu dan menghubunginya karena akan dikirim satu truk sepatu Puma.

Rusdi sudah bekerja di biro perjalanan ketika kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila. Setelah lulus ia membuka biro-nya sendiri, Lion Tour.  Tahun 1999 pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Tahun 1999 pemerintah mengumumkan kebijakan deregulasi penerbangan yang memudahkan perizinan untuk mendirikan maskapai penerbangan baru.

GOSIPNYA Rusdi mengajak sejumlah pedagang di pasar Glodok, Jakarta, untuk ikut menanam modal pada perusahaan yang akan ia buat: Lion Air. Sepuluh juta Dolar AS terkumpul sebagai investasi awal mendirikan PT Lion Mentari pada 2 September 1999. Kantor Lion Air saat itu adalah sebuah ruko sewaan seluas 100 meter di daerah Harmoni. Perusahaan dikuasai oleh Rusdi dan kakaknya, Kusnan, yang lebih banyak bekerja di belakang layar. Rusdi mengerjakan banyak hal, dari desain baju pramugari, promosi, hingga pemilihan logo. GOSIPNYA nama Lion dan logo singa dipilih karena mereka berzodiak Leo.

Lion Air mulai beroperasi pertama kali pada tanggal 30 Juni 2000 dengan melayani rute penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak menggunakan pesawat Boeing 737-200 yang pada saat itu berjumlah 2 unit. Aura pesimis membayangi mereka, apalagi pengalaman Rusdi di bisnis maskapai hanyalah seorang calo tiket di bandara Soekarno Hatta. Setelah setahun, mereka dianggap takkan punya dana untuk peremajaan pesawat. Tapi semuanya sudah dihitung secara detil oleh Rusdi. Pemilihan rute ditentukan dengan mencari data rekap SLJJ yang sibuk. Sedangkan promosi dilakukan dengan memberi tiket berhadiah mobil mewah hingga menjadi sponsor Miss Universe dan Putri Indonesia tahun 2004. Lion juga memberi harga yang lebih murah dibanding pesaing.

Dalam waktu lima tahun, Lion menjadi maskapai terlaris kedua di Indonesia setelah Garuda. Tahun 2013 Lion menjadi maskapai penerbangan nomor satu nasional dalam segi jumlah penumpang yang diangkut.

Tahun 2013 Lion mencicil 234 pesawat Airbus dari Prancis seharga 24 milyar Dolar AS dan 230 pesawat Boeing dari Amerika seharga 21,7 milyar Dolar AS. Dana diperoleh dari kredit yang dikucurkan konsorsium yang dipimpin BNP Paribas untuk pesawat Airbus dan konsorsium yang dipimpin US Exim Bank untuk pesawat Boeing. Penandatanganan kontrak Lion ini dilakukan pada 18 Maret 2013 di Istana Kepresidenan Champs Elysees, Paris, disaksikan langsung oleh Presiden Prancis, Francois Hollande dan Presiden AS, Barack Obama.

Dalam aturan pembelian pesawat, Rusdi harus menyediakan modal minimal 30% dari total biaya pembelian (sekitar Rp. 120 trilyun). Menurut majalah Forbes, kekayaan Rusdi tahun 2012 hanya sekitar Rp. 8,5 trilyun. Isu miring tentang asal mula dana dari Singapura kembali muncul.

Lalu lintas udara Indonesia bagian barat baik sipil maupun komersil dikendalikan oleh Singapura melalui perjanjian Flight Information Region (FIR). Indonesia meratifikasi perjanjian tersebut dengan Keppres No. 7/1996 yang diperpanjang tahun 2013.

Di luar bisnis penerbangan, sejumlah perusahaan Singapura sudah banyak menguasai berbagai usaha strategis di Indonesia. Yang paling menggurita adalah Temasek Holdings milik pemerintah Singapura yang didirikan tahun 1975. Temasek mulai jadi pembicaraan tahun 1996 ketika membentuk PT Bukaka SingTel. Perusahaan ini, waktu itu memenangkan tender pembangunan 403 ribu sambungan baru selama tiga tahun senilai Rp. 1,1 trilyun.

Tahun 2001 SingTel membeli 22,28% saham Telkomsel dari KPN Royal Dutch Telecom Belanda dan menambahnya 12,72% tahun 2002 dari PT Telekomunikasi Indonesia sehingga total kepemilikan SingTel atas Telkomsel menjadi 35%.

Pada 15 Desember 2002 Temasek membeli 41,49% saham pemerintah Indonesia di PT Indosat senilai Rp. 5,62 trilyun (Rp. 12.950 per saham). Saham ini dibeli oleh Asia Mobile Holding Pte Ltd, anak usaha Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) yang 67,65% sahamnya dimiliki Temasek.

Sebelumnya, pada Juli 2002 STT bersama Hutchison Whampoa membeli Global Crossing (yang saat itu sedang mengajukan kebangkrutan) sebesar 750 juta Dolar AS. Saat itu, Global Crossing adalah perusahaan raksasa yang menguasai jaringan serat optik sepanjang 16 ribu kilometer yang menjangkau lebih dari 27 negara dan 200 kota utama di dunia. Pada Oktober 2002 STT juga membeli Equinix dan Pihana Pacific yang bergerak di bidang internet business exchange dan neutral internet exchange data center yang berarti menguasai hampir separuh jaringan dunia.

Indosat terus meraih laba paling sedikit 25% dari nilai investasi awal Temasek sebesar Rp. 5,62 trilyun. Hingga akhir tahun 2006 Temasek meraup pendapatan usaha Rp. 12,3 trilyun yang 75,4% dari pendapatan itu disumbangkan oleh Indosat.

Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sempat memvonis Temasek melakukan praktek monopoli di sektor telekomunikasi karena memiliki saham PT Telkomsel dan PT Indosat. GOSIPNYA karena hal inilah pada Juni 2008, Temasek menjual 40,8% sahamnya di Indosat kepada Qatar Telecom (Qtel) senilai 1,8 milyar Dolar AS dan meraih laba hampir tiga lipat. Ketika Indosat dibeli Temasek, jumlah pelanggannya sekitar 3,5 juta, tapi ketika dijual kepada Qtel, pelanggan Indosat sudah 16,7 juta.

Temasek juga membeli Bank Danamon (melalui Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd sebesar 67%), Bank Internasional Indonesia (kini Maybank), Bank Permata, Bank NISP, dan Bank Buana dengan nilai aset saat itu sekitar 200 trilyun atau 12% dari seluruh aset bank yang ada di Indonesia. Meski begitu, satu per satu Bank tersebut dijual kembali hingga tersisa Bank Danamon dan Bank Permata yang dikuasai Temasek.

Temasek juga ikut ambil bagian dalam Cargill Golden Agri Resources yang menggarap pengelolaan dan pengembangan perkebunan minyak kelapa sawit. Cargill adalah salah satu perusahaan pengolah minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunannya lebih dari dari 258 ribu hektar dengan 16 fasilitas penambangan minyak kelapa sawit mentah.

Temasek juga memiliki saham di PT Astra International. 50,11% saham Astra dikuasai oleh Jardine Cycle & Carriage (JCC), sebuah perusahaan dealer mobil asal Singapura. JCC adalah anak usaha Jardine Holdings Limited (57%) dan Employees Provident Fund Malaysia (8%). Jardine Holdings Limited dimiliki oleh empat pemegang saham utama: DBS Trustee Limited (50,21%), DBS Nominees Pte Ltd (9,09%), Employees Provident Fund Board (8,72%), dan Citibank Nominees Singapore Pte Ltd (4,78%).

Sebagai pemilik mayoritas Jardine Holdings Limited, DBS Trustee Limited dimiliki oleh anak-anak perusahaan DBS Group, yakni DBS Bank, DBS Vickers Securities Nominees Singapore Pte Ltd, DBS Nominees Pte Ltd, DBS Vickers Securities Holding Pte Ltd, dan DBS Group Holdings Ltd, masing-masing sebesar 20%. DBS Group Holdings adalah sebuah BUMN Singapura dibawah naungan Temasek. Perlu dicatat bahwa Astra menguasai 40% pasar otomotif Indonesia. Tidak hanya itu, melalui Anderson Investments, tahun 2013 Temasek membeli 26,1% saham Matahari senilai 300 juta Dolar AS.

Temasek adalah pemilik Singapore Airlines. Di Indonesia, Singapore Airlines memiliki Silk Air sehingga GOSIP Singapura adalah pemilik Lion Air pun mencuat. GOSIPNYA Said Didu, mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),  pernah mengatakan bahwa bisnis penerbangan adalah  salah satu sektor yang paling aman untuk pencucian uang karena harga satu pesawat terbang sekitar Rp. 700 milyar.

Tahun 2013 Lion Air menerbangkan sekitar 36 juta penumpang dan menguasai 45% pasar nasional. Rusdi mundur dari posisinya sebagai direktur utama Lion Air sejak Maret 2014. Ia digantikan Rudy Lumingkewas yang sebelumnya menjabat sebagai General Manager Lion Air bidang sales dan marketing. GOSIPNYA sih agar Rusdi bisa membagi waktunya secara merata untuk mengawasi maskapai penerbangan lain yang berada di bawah Lion Group yaitu Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air yang berbasis di Malaysia, dan Thai Lion Air yang berbasis di Thailand.

Pada 12 Januari 2014, Rusdi menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa. Pada 19 Januari 2015, Rusdi dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Untuk terus memperluas jaringan usahanya, Lion Air Group membuka bisnis dalam pengiriman paket maupun dokumen yaitu Lion Parcel dan perhotelan yaitu Lion Hotel & Plaza di Manado.

Lion Air memiliki sertifikasi ISO 9001:2015 mengenai delay management. Pada Januari 2016 Lion Air juga mendapat sertifikasi ISSA yaitu sebuah standar keselamatan dan keamanan berskala internasional yang diberikan oleh IATA. Meski begitu, sejak tahun 2015 hingga sekarang Lion Air adalah maskapai nasional yang paling sering diberitakan delay.

Lion terus membeli unit pesawat baru yang hingga tahun 2016 jumlahnya mencapai 108 unit terdiri dari:
-71 unit Boeing 737-900ER (215 kursi/unit)
-32 unit Boeing 737-800NG (189 kursi/unit)
-2 unit Boeing 747-400 (506 kursi/unit)
-3 unit Airbus A330-300 (440 kursi/unit)

Rusdi dan Kusnan berada di peringkat 33 orang terkaya di Indonesia tahun 2017 versi majalah Forbes dengan kekayaan 970 juta Dolar AS.

Pada 29 Oktober 2018 pesawat Lion Air JT-610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh setelah lepas landas sekitar 13 menit dari Jakarta. Pesawat jatuh dari ketinggian 1112,5 meter dengan kecepatan 638,94 km/jam dan membuat 189 orang meninggal dunia. Kecelakaan itu menjadi yang terburuk kedua di Indonesia setelah kecelakaan pesawat Airbus A300-B4 Garuda Indonesia dengan penerbangan GA152 tahun 1997, yang menewaskan 222 penumpang di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada 26 September 1997.

Lion Air menjadi salah satu maskapai dengan jumlah kecelakaan terbanyak di Indonesia. Daftar insiden Lion Air sejak 2002:
-14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-Pekanbaru-Batam gagal lepas landas dan terjerembab setelah lebih dari lima meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang.

-31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.

-3 Juli 2004, Lion Air Penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta-Palembang mendarat tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.

-30 November 2004, Lion Air Penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 25 orang penumpang tewas.

-10 Januari 2005, Lion Air Penerbangan 789, MD-82 gagal lepas landas di Bandara Wolter Monginsidi, Kendari akibat salah satu bannya kempes.

-3 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.

-12 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 1641, MD-82 rute Mataram-Surabaya ketika akan lepas landas di Bandara Selaparang, Mataram. Roda bagian depan tergelincir keluar landasan, sekitar setengah meter di sebelah utara dari pinggir landasan pacu.

-6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Akibatnya, pilot terpaksa menghentikan pesawat di landasan pacu sebelum mencapai lapangan parkir.

-24 Desember 2005, Lion Air Penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.

-18 Januari 2006, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.

-4 Maret 2006, Lion Air penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar-Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk.

-7 April 2006, Lion Air Penerbangan 391, MD-82 rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas landas karena gangguan pada roda kiri di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Pesawat itu tak jadi lepas landas karena roda kirinya tiba-tiba tak bergerak walaupun sudah bergerak dari apron menuju ujung landasan dan siap terbang.

-24 Desember 2006, Lion Air Penerbangan 792, PK-LIJ Boeing 737-400 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.

-19 Maret 2007, Lion Air Penerbangan 311, MD-82 rute Banjarmasin-Surabaya batal lepas landas walaupun sempat meluncur di landasan pacu Bandara Sjamsudin Noor, Banjarmasin.

-23 Februari 2009, Lion Air Penerbangan 972 PK-LIO, MD-90 rute Medan-Batam-Surabaya mendarat darurat di Bandara Hang Nadim, Batam akibat macetnya roda depan. Semua penumpang selamat.

-9 Maret 2009, Pesawat Lion Air yang datang dari Makassar, Sulawesi tergelincir keluar landasan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, karena hujan deras. Pesawat bernomor penerbangan JT 793 mengangkut 166 penumpang dan enam awak pesawat. Semua penumpang dan awak pesawat selamat.

-9 Mei 2009, MD-90 Lion Air PK-LIL tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta.

-27 Juni 2009, Lion Air Boeing GT 652 jenis MD-82 tujuan Jakarta-Mataram tergelincir saat mendarat di Bandara Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Insiden ini disebabkan pilot yang seharusnya mendaratkan pesawat di runway 09, lupa arah. Akibat insiden ini, bandara ditutup 3,5 jam, dan keberangkatan dua penerbangan ditunda. Total 162 penumpang selamat dan dievakuasi.

-13 Desember 2009, Pesawat Lion Air jenis Boeing 737-400 tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Roda depan pesawat sempat keluar landasan dan mesin mendadak mati, sehingga keberadaan pesawat mengganggu jalur pendaratan dan penerbangan dari dan menuju Pekanbaru. Meski penumpang sempat shock, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

-3 November 2010, Lion Air Penerbangan 712, PK-LIQ Boeing 737-400 rute Jakarta-Pontianak tergelincir di Bandara Supadio, Pontianak. Insiden ini disebabkan pendaratan pesawat melebihi runway (landas pacu) atau over shoot. Seluruh penumpang dan kru selamat.

-14 Februari 2011, Lion Air Penerbangan 598, Boeing 737-900ER rute Jakarta-Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Semua penumpang selamat, namun hal itu ditanggapi oleh Dirjen Perhubungan Darat dengan menyatakan bahwa semua pesawat jenis Boeing 737-900ER dilarang mendarat di Kota Pekanbaru apabila landasan basah. Lion Air memutuskan menggunakan pesawat Boeing 737-400 untuk melayani rute tersebut (Hal ini kemungkinan akan menunda niat Lion Air untuk memensiunkan Boeing 737-400).

-15 Februari 2011, Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru-Jakarta dengan nomor penerbangan JT 0295 berjenis Boeing 737-900 ER tergelincir di Pekanbaru pukul 17.00 WIB. Seluruh roda pesawat keluar dari lintasan bandara. Seluruh penumpang tidak mengalami luka-luka.

-17 Februari 2011 sebuah Lion Air Boeing 737-900 ER (pesawat yang sama yang tergelincir di Pekanbaru 2 hari sebelumnya) sedang didorong oleh traktor di bandara Jakarta dan tanpa sengaja mengarah ke pesawat Lion lainnya. Pesawat mengalami kerusakan pada stabilizer bagian belakang. Tidak ada laporan korban luka.

-23 Oktober 2011, Lion Air JT 673 tergelincir sejauh 15 meter hingga menyentuh area ujung landasan di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur sekitar pukul 07.24 WITA. Diduga pesawat tergelincir karena hujan deras yang mengguyur bandara. Kedua roda pesawat terperosok. Seluruh penumpang dan kru selamat.

-30 Desember 2012
Lion Air tergelincir di Bandara Supadio, Pontianak, pukul 22.00 WIB. Roda sebelah kanan pesawat amblas dalam kejadian itu. Hujan yang mengguyur Kota Pontianak sejak pukul 15.00 WIB menyebabkan landasan menjadi licin. Tidak ada korban dalam peristiwa ini dan seluruh penumpang dan kru selamat.

-13 April 2013, Pesawat Lion Air JT 904 rute Bandung-Bali gagal mendarat sehingga keluar dari landasan pacu dan terperosok ke laut di Bandara Ngurah Rai, Denpasar tanpa sempat menyentuh landasan pacu. Pesawat membawa 101 penumpang dan tujuh kru. Sebanyak 50 orang mengalami luka ringan akibat kecelakaan ini.

-19 April 2013, Lion Air tujuan Denpasar-Jakarta batal terbang karena mengalami masalah dengan mesin.

-21 April 2013, Lion Air dengan nomor penerbangan 0689 dari Bandara Supadio, Pontianak tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah 20 menit terbang secara tiba-tiba masker oksigen keluar di kabin pesawat.

-6 Agustus 2013, Lion Air Penerbangan 892, Boeing 737-800 rute Makassar-Gorontalo menabrak sapi saat mendarat di Bandara Jalaluddin, Gorontalo sekitar pukul 21.11 WITA.

-2 Februari 2014, Lion Air penerbangan 461, Boeing 737-900ER, dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya, dengan 222 penumpang dan kru pesawat, mengalami pendaratan keras di Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Akibatnya, 2 penumpang mengalami luka serius dan 3 penumpang mengalami luka ringan.

-5 Januari 2015, Pesawat Lion Air Boeing 737-900ER dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta tujuan Pekanbaru mendarat di Bandara Internasional Hang Nadim Batam karena mengalami kerusakan pada sayap. Total 210 orang yang berada dalam pesawat itu dalam kondisi selamat.

-18 Februari 2015, Lion Air mengalami delay yang berkepanjangan selama 3 hari. Akibatnya, sebanyak kurang lebih 2000 calon penumpang Lion Air di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta telantar. Penyebabnya karena pesawat menabrak burung saat take off dari Jakarta menuju Semarang dan juga terdapat gangguan dan kerusakan teknis.

-24 April 2015, Lion Air penerbangan 303, Boeing 737-900ER, dengan rute penerbangan Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten mengalami ledakan di bagian belakang pesawat ketika akan lepas landas menuju Jakarta. 207 penumpang dan 7 kru pesawat selamat. Namun, 3 penumpang pesawat harus dirawat di rumah sakit di Kabupaten Deli Serdang karena mengalami luka serius.

-9 Oktober 2015, Pesawat Lion Air rute Makassar-Jakarta dengan nomor penerbangan JT 773, gagal memberangkatkan penumpang. Setelah sempat take off pukul 06.30 WITA, pesawat ini akhirnya kembali ke Bandara Sultan Hasanuddin sekitar pukul 08.00 WITA. Pesawat yang mengangkut 218 penumpang yang terdiri dari 212 dewasa dan 6 anak kecil tersebut disebut mengalami permasalahan mesin. Para penumpang diberangkatkan ke Jakarta dengan menggunakan pesawat lain.

-20 Desember 2015, Pesawat Lion Air JT 772 tujuan Jakarta-Makassar, terpaksa mendarat di Bandara Surabaya lantaran temperatur udara di kabin terlalu dingin hingga membuat air membeku. Pesawat tersebut lepas landas sekitar pukul 21.00 WIB dari Jakarta menuju Makassar. Namun saat mengudara, udara di kabin pesawat tiba-tiba menjadi sangat dingin, bahkan beberapa tempat di kabin, seperti di lantai pesawat muncul bunga-bunga es.

-20 Februari 2016, Lion Air JT 263 tergelincir di Bandara Juanda. Pesawat dengan registrasi PK-LFG itu mengangkut penumpang sebanyak 205 orang dewasa, enam anak dan empat bayi. Lion Air dalam keterangan resminya menjelaskan pesawat mendarat di Surabaya saat hujan mengguyur. 

-3 Agustus 2017, terjadi kecelakaan senggolan sayap di Bandara Internasional Kuala Namu antara pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT 197 dengan kode registrasi PK-LJZ dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh dengan pesawat Wings Air ATR 72-500 dengan nomor penerbangan IW 1252 dengan kode registrasi PK-WFF menuju Bandara Cut Nyak Dhien, Kabupaten Meulaboh, Aceh. Pesawat Lion Air berusaha menghindar ke kanan runway, tetapi karena jarak terlalu dekat dan terbatasnya ruang di runway akhirnya terjadilah tabrakan antar sayap tersebut. Akibatnya, bagian sayap kedua pesawat ini mengalami kerusakan.

-29 April 2018, Lion Air penerbangan 892, Boeing 737-800, dengan rute penerbangan Makassar ke Gorontalo tergelincir saat mendarat di Bandara Jalaluddin, Gorontalo. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

-29 Oktober 2018, Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang dengan nomor penerbangan JT 610 dikabarkan mengalami hilang kontak. Pesawat ini diketahui melakukan take off pada pukul 06.20 WIB dan pada pukul 06.33 WIB pesawat mengalami hilang kontak. Pesawat jatuh dari ketinggian 1112,5 meter dengan kecepatan 638,94 km/jam. 181 penumpang dan 8 awak kapal tewas. Penunjuk kecepatan (air speed indicator) dan sensor angle of attack (AOA) dinyatakan rusak. AOA adalah indikator penunjuk sikap pesawat terhadap arah aliran udara. AOA pesawat yang sama sudah rusak sejak penerbangan dari Denpasar-Jakarta sehari sebelumnya.

-7 November 2018, Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 633 rute Bengkulu-Jakarta yang dijadwalkan berangkat pukul 18.20 WIB ditunda karena ujung sayap kiri pesawat menyenggol tiang lampu di Bandara Fatmawati, Bengkulu. Sayap kiri robek. Akibat insiden itu, penerbangan Batik Air tertunda sekitar 20 menit dan penerbangan Lion Air tertunda 4,5 jam.

-15 November 2018, Lion Air penerbangan JT 556 rute Jakarta-Yogyakarta dengan kode registrasi PK-LHI mengalami masalah pada Auxiliary Power Unit (APU) sehingga Air Conditioner (AC) dan lampu mati sekitar pukul 21.00 WIB. 201 penumpang dewasa dan 1 anak kembali ke ruang tunggu dan berangkat pukul 22.50 WIB.

-16 November 2018, Lion Air penerbangan JT 561 rute Solo-Jakarta gagal take-off karena adanya kerusakan indikator. Penerbangan tersebut dijadwalkan berangkat pada pukul 07.50 pagi. 100 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, dan 1 bayi diturunkan dan dialihkan ke penerbangan selanjutnya dengan pesawat Lion Air JT 537. Namun, hanya 94 penumpang yang melanjutkan penerbangan pada pukul 10.55 pagi. Sedangkan delapan penumpang lainnya membatalkan penerbangan.

-18 November 2018, Lion Air penerbangan JT 309 rute Medan-Jakarta dengan kode registrasi PK-LHH mengalami delay karena Ground Power Unit (GPU) mati sekitar pukul 20.07 WIB sehingga menyebabkan sistem listrik pada kabin pesawat terganggu. Dari 209 penumpang dewasa, 3 anak-anak, 5 balita, 24 penumpang melakukan pengembalian dana, pindah penerbangan lain dan perubahan jadwal berangkat. Pesawat akhirnya berangkat pukul 21.27 WIB dan mendarat di Jakarta pukul 23.23 WIB dengan selamat.

-12 Februari 2019, Lion Air penerbangan JT 780 rute Surabaya-Palu dengan kode registrasi PK-LGY mengalami kerusakan mesin dan turbulensi saat terbang di atas perairan Selat Makassar. Pesawat sempat transit di bandara Makassar. Pesawat berangkat dari Makassar pukul 21.28 WITA membawa 7 kru dan 149 penumpang. Setelah 30 menit terbang pilot memutuskan kembali ke Makassar dan mendarat kembali dengan selamat pukul 22.24 WITA. Tidak ada korban jiwa.

-15 Februari 2019, Lion Air penerbangan JT 714 rute Jakarta-Pontianak dengan kode registrasi PK-LPS tergelincir saat mendarat pukul 15.10 WIB di bandara Pontianak akibat hujan deras.


Pada 22 Januari 2019 Lion Air dan Wings Air mulai menerapkan bagasi berbayar. Dengan adanya kebijakan baru tersebut, para penumpang harus merogoh kocek lebih dalam jika membawa barang lebih dari 7 kg. Sebelum adanya kebijakan tersebut penumpang digratiskan membawa bagasi maksimal 20 kg. Lion Air mengenakan tarif bagasi tambahan Rp. 31.000 per/kg. GOSIPNYA bahkan tarif bagasi Lion sempat mencapai Rp. 37.000/kg. GOSIPNYA setelah okupansi maskapai menurun karena harga tiket juga naik, pada 7 Februari 2019 tarif bagasi Lion diturunkan menjadi Rp. 21.000/kg.




Pada 10 Februari 2019 beredar video anak bernama Luvia Ceyrens menangisi uang angpau nya yang hilang di dalam koper yang disimpan di bagasi pesawat Lion Air rute Surabaya-Bali dengan pesawat JT 0990.

Pemilik akun yang meng-upload video (bernama David), menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa anaknya. Sejak awal, dia memang tidak membeli bagasi karena berat koper yang dibawa tidak lebih dari 7 kilogram. Ia pun sempat membawa koper untuk masuk ke dalam kabin pesawat. Namun menurut David, karena alasan kabin penuh, koper Ceyrens dipindahkan ke bagasi. Padahal, di dalam koper terdapat angpau yang diselipkan oleh sang nenek. Sementara dalam perjalanan itu, Ceyrens pergi bersama saudaranya yang lain. Menurut keterangan David, nenek Ceyrens tidak mengetahui jumlah uang secara pasti karena ada di dalam amplop. Namun, diperkirakan jumlahnya sekitar Rp. 3-4 juta.


Davin Putra Kirana
lahir 22 April 1996 di Jakarta

Penebangan billboard Davin di Jalan MT Haryono, Jakarta

Pada tahun 2018 anak Rusdi, Davin, menjadi caleg DPR RI dari partai Nasdem. Hal ini sedikit mengejutkan karena Rusdi pernah menjadi wakil ketua umum partai PKB. Pada 14 Januari 2019 sejumlah billboard Davin di Jakarta disegel dan ditebang karena tidak membayar pajak.


Pada 14 Februari 2019 seorang penumpang menemukan seekor kalajengking di kabin pesawat rute Pekanbaru-Jakarta nomor penerbangan JT 239 yang berangkat pukul 17.00 WIB dan mendarat di Jakarta pukul 19.00 WIB. Kalajengking ditemukan di atas tempat duduk nomor C-19. 

Menanggapi hal itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, "Dari hasil pengamatan menurut video ataupun gambar yang berkembang, binatang dimaksud menyerupai seekor laba-laba," ujar Danang dalam keterangan tertulisnya, Jumat 15 Februari 2019.

Danang mengaku, setelah mendapatkan laporan mengenai kejadian itu petugas layanan darat dan teknisi segera menjalankan penanganan mendalam serta menyeluruh pada pesawat setelah penumpang maupun kargo selesai diturunkan. Namun, tidak ditemukan binatang tersebut.
Berdasarkan data catatan perawatan terjadwal pesawat registrasi PK-LPK, Lion Air sudah melaksanakan pengendalian hama dan binatang berupa fumigasi pada 19 Oktober 2018 dan pest control pada 6 Februari 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.