Eka Tjipta Widjaja


Eka Tjipta Widjaja (黃亦聰 Oei Ek Tjong)
lahir 3 Oktober 1923 (GOSIP lain bilang 27 Februari 1921) di Quanzhou, Fujian, RRC
meninggal 26 Januari 2019 di Jakarta
istri: Trini Dewi Lasuki, Mellie Pirieh
anak Trini: Teguh, Oei Hong Leong, Indra, Muktar, Frankie, Franky, Sukmawati, Ingrid
anak Mellie: Nanny, Lanny, Jimmy, Fenny, Inneke, Chenny, Meilay, Jetty
cucu:
-Eric Oei Kang
-Timothy Young
-Michael Young
-Claudia Samaoen
-Jesslyne Widjaja
-Fuganto Widjaja
-Darrell B. Lie
-Megain Widjaja
-Gigain Widjaja
-Christina Natalia Untono
-Arnold Untono
-Lionel Caesar Untono
-Miriam abigael Untono
-Celine Widjaja
-Angelica Widjaja
-Raisa Widjaja
-Gerry Widjaja
-Grace Makimian
-Davy Makimian
-Kenneth Makimian
-Regiana Widjaja
-Joeni Tjipta Widjaja
-Adrian Eka Widjaja
-Gibson Pratama Widjaja
-Jennifer Cipta Widjaja
-Jackson Wijaya
-Linda Wijaya

Trini Dewi Lasuki

Teguh Ganda Widjaja (Oei Tjie Goan) paling kanan
lahir 1944 di Makassar

Indra Widjaja (Oei Beng Nien)
lahir 1952 di Makassar

Muktar Widjaja (Oei Siong Lian)
lahir 1955 di Makassar

Frankie (Djafar) Widjaja
lahir 1957

 Franky Oesman Widjaja (Oei Cong Lian)
lahir 1958 di Makassar

Sukmawati Widjaja (Oei Siu Hoa)

USAHA
-Sinar Mas Financial Services: PT Sinar Mas Multiartha berdiri tahun 1982 (dulu PT. Internas Artha Leasing)

-Sinar Mas Pulp and Paper Products:
*PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (Sinarline, Paperline, Sinar Dunia, Sinar Copy, Sinar Laser) berdiri tahun 1972
*PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills (Bola Dunia, Golden Coin, Golden Star, Specta Colour, Lucky Boss, Mirage, Buffalo Hide, Nice, Livi, Jolly, Paseo) berdiri tahun 1975, gabung grup tahun 1992
*PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry berdiri tahun 1976 di Aceh dan 1994 di Jambi
*PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (Paperline, Britex, Copy Paper, PPC Paper, Paperon, IK-Plus, and e-Paper) berdiri tahun 1976
*PT. Ekamas Fortuna
*PT. Purinusa Ekapersada berdiri tahun 1995
*PT. The Univenus (Toply, Four Roses, Livi, Nice) berdiri tahun 2003

-Sinar Mas Developer and Real Estate: Duta Pertiwi berdiri tahun 1988
*City & Township
+BSD City
+Grand Wisata
+Kota Deltamas
+Kota Wisata

*Residential
+Balikpapan Baru
+Banjar Wijaya
+Grand City - Balikpapan
+Legenda Wisata
+Taman Duta Mas Batam
+Taman Permata Buana
+Telaga Golf - Sawangan
+Wisata Bukit Mas Surabaya

*Commercial and Industrial
+BSD Techno Park
+Greenland International Industrial City (GIIC) Deltamas
+Karawang International Industrial City (KIIC)
+Plaza BII
+Wisma BCA - BSD City
+Wisma BII Medan
+Wisma BII Surabaya
+Wisma Eka Jiwa

*Retail & Trade Centre
+Harco Mas Mangga Dua
+Mal Mangga Dua
+ITC Mangga Dua
+ITC BSD
+ITC Cempaka Mas
+ITC Depok
+ITC Fatmawati
+ITC Kuningan
+ITC Permata Hijau
+ITC Roxy Mas
+ITC Surabaya Mega Wholesale
+Mal Ambassador
+DP Mall Semarang

*Hotel, Resort & Golf Course
+Damai Indah Golf - BSD
+Damai Indah Golf - PIK
+Grand Hyatt
+Kota Bunga
+Le Grandeur Balikpapan
+Le Grandeur Jakarta
+Palm Spring Golf - Batam
+Sedana Golf - Karawang

-Sinar Mas Agribusiness and food: PT SMART Tbk. (Filma, Kunci Mas, Mitra, Palmboom, Menara Eifel, Palmvita, Delicio, Delicoa 38, Good Fry, I-Soc) berdiri tahun 1962
-Sinar Mas Energy and Mining: Borneo Indo Bara (BIB), Kuansing Inti Makmur (KIM), Trisula Kencana Sakti (TKM)
-Sinar Mas Trading: PT. Sinarmas Futures berdiri tahun 2004
-Sinar Mas Telecommunication: PT Smartfren Telecom (dulu PT Mobile-8 Telecom) berdiri tahun 2002

GOSIPNYA
Tahun 1932 ia berlayar ke Makassar bersama ibunya untuk menyusul ayahnya. Mereka berhutang 150 Dolar AS kepada rentenir yang dipakai untuk biaya berlayar. Setelah tiba di Makassar, ia berkeliling berjualan barang eceran dari toko ayahnya dengan sepeda. Meski hanya bisa memakai bahasa tubuh, ia tetap bisa berjualan.

Tahun 1934 ia masuk sekolah dasar. Tahun 1938 ia tamat SD dan tidak melanjutkan sekolah karena tidak mampu. Ia pun mulai berdagang biskuit dan gula-gula. Karena tidak ada modal, ia hendak mengambil barang dulu dan membayarnya setelah laku dijual. Karena tidak ada yang mempercayainya, ia menjadikan ijazah SD-nya sebagai jaminan. Meski begitu ia hanya mendapat 4 kaleng biskuit dan gula-gula kembang senilai 21,5 Gulden. Ia lalu bersepeda menawarkan dagangannya.

Dalam 2 bulan ia mendapat untung 20 Gulden (harga beras saat itu 4 sen per kg). Ia lalu membeli becak untuk membawa barangnya. Ketika usahanya mulai lancar, Jepang datang untuk menjajah Indonesia. Usahanya hancur dan tak ada barang yang tersisa. Total laba 2.000 Gulden yang ia kumpulkan selama beberapa tahun habis untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia lalu berkeliling Makassar dengan sepedanya. Ketika tiba di Paotere ia melihat ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda yang bekerja membuang terigu, semen, dan besi bekas. GOSIPNYA sih ia lalu mengangkut barang-barang itu ke rumah, dipilah, dibungkus ulang, lalu dijual.

GOSIP lainnya menceritakan bahwa ia segera pulang ke rumah dan menyiapkan makanan dan minuman yang akan ia jual kepada tentara Jepang yang ada di sana. Pukul empat subuh esok harinya, ia sudah di Paotere. Ia membawa kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang untuk membuat air panas, dan berbagai alat lainnya. Semua alat itu ia pinjam dari ibunya. Ia juga meminjam 6 ekor ayam milik ayahnya, sebotol wiski, sebotol brandy dan sebotol anggur dari teman-temannya. Ia memasak ayam putih gosok garam. Jam 7 pagi ia sudah berjualan. Tidak lama kemudian 30 orang Jepang dan tawanan Belanda datang bekerja.

Karena hingga pukul 9 tidak ada pengunjung, ia mendekati bos pasukan Jepang. Ia mentraktirnya makan dan minum di tendanya. Setelah mencicipi, bos itu menyuruh seluruh pasukan Jepang dan tawanan Belanda makan dan minum di tenda Eka. Sebagai balasannya, Eka meminta izin untuk mengambil semua barang yang sudah dibuang.

Ia lalu mengerahkan anak-anak sekitar untuk mengangkut barang-barang itu dan membayar mereka 5-10 sen. Semua barang diangkut ke rumah dengan becak. Rumah berikut halaman Eka dan setengah halaman tetangga penuh dengan barang-barang tersebut. Ia lalu memilih yang masih dapat dipakai dan mana yang akan dijual. Ia juga belajar menjahit karung sebagai wadah untuk barang-barangnya.

Situasi perang ketika itu membuat bahan bangunan dan keperluan sehari-hari sangat dibutuhkan. Karena itu semen, terigu, arak dan barang lainnya yang ia dapatkan sangatlah berharga. Ia mulai berjualan. Ia juga menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya. Ia membayar tukang Rp. 15 per hari ditambah 20 persen saham kosong untuk mengadakan kontrak pembuatan enam kuburan mewah. Ia menawarkan jasa Rp. 3.500 per kuburan yang lalu ia naikkan menjadi Rp. 6.000 ketika bahan-bahannya akan habis. Setelah semen dan besi beton habis ia berhenti dan lalu berdagang kopra. Ia berlayar berhari-hari ke Selayar, Sulawesi Selatan dan ke sentra-sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah.

Dengan menjual kopra ia mendapat laba besar tapi mendadak ia nyaris bangkrut karena Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai oleh Mitsubishi yang memberi harga Rp. 1,80 per kaleng padahal di pasaran harga per kaleng mencapai 6 Rupiah. GOSIPNYA selain ditekan oleh Jepang, kopranya juga dijarah oleh anggota Permesta (Perdjuangan Rakjat Semesta).

Ia lalu berdagang gula, teng-teng, wijen, dan kembang gula. Ketika bisnisnya mulai maju, harga gula jatuh dan membuatnya rugi besar. Modalnya habis dan ia harus berhutang. Ia menjual satu mobil jip, dua sedan serta perhiasan keluarga termasuk cincin kawinnya untuk membayar hutang.

Tahun 1960 ia pindah ke Surabaya. Usahanya sempat maju sehingga ia membeli kebun kopi dan kebun karet di Jember serta pabrik minyak kelapa dan penggilingan padi di Serang. Tapi perusahaannya merugi sehingga harus dijual separuh harga.

Tahun 1962 ia mendirikan CV Sinar Mas yang mengekspor hasil bumi dan mengimpor tekstil. Sejak periode orde baru, Eka tidak pernah jatuh lagi dan perusahaannya terus membesar hingga kini. Pada Maret 2006 Eka mendirikan Eka Tjipta Foundation sebagai bentuk kepedulian sosialnya.

Pada Desember 2009 Sinarmas menghadapi masalah baru yaitu produknya diboikot oleh beberapa perusahaan besar seperti Unilever, Carrefour, Burger King, Nestle, Kraft karena Greenpeace mengumumkan bahwa produk-produk yang dibuat Sinar Mas telah menghancurkan alam Indonesia.

Oei Hong Leong
lahir 1948

Meski begitu, pada tahun 2013 ia masih berada di peringkat ke 2 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan 7 milyar Dolar AS. Selain itu, ia juga menjalankan praktek poligami yang GOSIPNYA mencapai 12 istri. Bahkan, salah satu anaknya dari istri yang lain, Oei Hong Leong, tercatat sebagai orang terkaya ke 32 di Singapura versi Forbes 2013 dengan kekayaan 745 juta Dolar AS.

Tahun 2018 ia berada di peringkat ke 3 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan 8,6 milyar Dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.