Niniek Elia Kasigit
lahir 7 Desember 1930
suami: Somadi Kasigit (1922-1983)
anak: Nanik Puspa Dewi Kasigit
Handoyo Kasigit
Meliani Kasigit (almarhum)
Kimilia Kasigit
anak: Nanik Puspa Dewi Kasigit
Handoyo Kasigit
Meliani Kasigit (almarhum)
Kimilia Kasigit
CABANG TOKO (53)
-Solo: Jl. Laksda Adisucipto 101 telp 0271-722937
-Solo: Pasar Klewer Los Baru 4-5 Jl. Dr Rajiman telp 0271-634488
-Solo: Bale Sattwika Jl. RM Said 148 telp 0271-711722
-Solo: Discount Outlet, Pusat Grosir Solo Lt. Dasar B2 no. 1-3, 9 Jl. Mayor Sunaryo telp 0271-7992887
-Balikpapan: Griya Batik, Pertokoan Cemara Rindang Blok. IV no. 41 Jl. Jend. Sudirman telp 0542-731650
-Banjarmasin: Griya Batik, Duta Mall Lt. II Blok C 01-02 JL. Jend A. Yani telp 0511-4365082
-Banjarmasin: UD Kencana Jl. Hasanuddin HM 90 telp 0511-4368738
-Bandung: King's Shopping Centre Lt. II-B Jl. Kepatihan 11-17 telp 022-4232755
-Bandung: Istana Plaza Lt. II SF-B3 Jl. HOS Tjokroaminoto 121-123 telp 022-6046793
-Bandung: Jl. Sukajadi 215 telp 022-2038708 / 2040582
-Batam: Golden Truly Dept. Store Lt. II Batam City Square Mall telp 0778-7273888
-Batu: Plaza Batu Jl. Gajahmada 1 telp 0341-593028, 591901
-Bogor: Jl. Kapten Muslihat 7 telp 0251-8327185
-Bogor: Ekalokasari Plaza Lt. II no. 29-30 Jl. Pajajaran G-H 79 telp 0251-8363140
-Cirebon: Jl. P. Syarif Abdul Rahman 158 telp 0231-205122
-Denpasar: PT Dewata Agung Wibawa Jl. Bypass Nusa Dua 10X telp 0361-753301
-Jakarta: Jl. Tomang Raya 54 telp 021-5673514, 5667568, 56962316
-Jakarta: Bandara Soekarno-Hatta Terminal D Dept Public Area telp 021-5506588
-Jakarta: Sarinah Dept Store Lt. IV Jl. MH. Thamrin telp 021-2306039
-Jakarta: Pasa Raya Grande Lt. III Jl. Iskandarsyah Blok. M Kebayoran Baru telp 021-7246710
-Jakarta: Pasa Raya Sultan Agung Lt. III Jl. Sultan Agung Manggarai telp 021-8303770
-Jakarta: Golden Truly Lt. III Jl. Gunung Sahari 59
-Jakarta: Gedung SCBD Lot 8 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
-Jambi: Tk. Wisma Batik Jl. MH Thamrin 46A telp 0741-25142
-Jombang: Griya Batik Jl. Prof Buya Hamka 65A telp 0321-861851
-Kendari: Griya Batik, Jl. MT. Haryono 3 telp 0401-33831, 395300
-Klaten: Matahari Dept. Store Jl. Pemuda Tangah 75 telp 0272-320727
-Kudus: Ada Swalayan Jl. Raya Kudus Jepara KM 1 depan Pasar Jember telp 0291-430707
-Madiun: Presiden Plaza Jl. Jend. Sudirman 260-262 telp 0351-492024, 452613
-Makassar: International Batik Jl. Sungai Saddang 55B telp 0411-331523
-Malang: Megaria Batik Jl. Jend. Basuki Rachmad 69 telp 0341-366381
-Malang: Sarinah Dept. Store Jl. Jend. Basuki Rachmad 2A telp 0341-326969
-Manado : House of Batik, Megamall SG 03 Kawasan Mega Mas Boulevard Jl. Pierre Tendean telp 0431-879548
-Mataram: Tk. Sekawan Jl. Pejanggik Cakranegara telp 0370-634905
-Medan: Jl. HZ. Arifin 163-165 telp 061-4517190
-Medan: Thamrin Plaza Lt. III no. 38-40 Jl. MH. Thamrin 75R telp 061-7363222
-Medan: Medan Mall Lt. III no. 7-9 Jl. MT Haryono telp 061-4157660
-Medan: Plaza Medan Fair Lt. III no. 99 JL. Gatot Subroto 30 telp 061-4140227
-Padang: Central Batik Jl. Karya 16 telp 0751-811288
-Palembang: PTC Mall Lt. II no. 37-38 Jl. R. Sukamto 8A telp 0711-7084319
-Palu: Tk. Wisma Indah Jl. Danau Lindu 6 telp 0451- 424403
-Pasuruan: Megaria Batik Jl. PB Sudirman 36 telp 0343-424889
-Pekanbaru: Tk. Batik Collection JL. Moh. Yamin 19A telp 0761-32669
-Pontianak: Griya Batik, Ayani Megamall Lt. IA-32 Jl. Jend. A. Yani telp 0561-764195
-Semarang: Ada Swalayan II Jl. Setiabudi 221-225 telp 024-7463641
-Semarang: Carrefour Jl. Pemuda 150 telp 024-86577979
-Semarang: Mirota Craft Center Jl. Sulawesi 24 telp 031-5018110, 5018587
-Surabaya: Griya Batik, Jl. Taman Bintoro 3-5 telp 031-5677809
-Surabaya: Jembatan Merah Plaza THP II Lt. I B 71-72 telp 031-3556424
-Tasikmalaya: Asia Plaza Jl. HZ Mustofa 326 telp 0265-2352241
-Ternate: Griya Batik, Ternate Mall Lt. III Jl. Raya Merdeka 19 telp 0921-328923
-Yogyakarta: Gardena Dept. Store Jl. Urip Sumoharjo telp 0274-514161 / 62
-Yogyakarta: Mirota Kampus Jl. C. Simajuntak 66 telp 0274-561254
GOSIPNYA
Niniek Elia Kasigit mengenal bisnis batik sejak kanak-kanak. Ibu dan neneknya menggeluti usaha batik di Solo, Jawa Tengah yang GOSIPNYA berlangsung sejak abad ke 19. Pabrik batik keluarga Niniek ditutup ketika Jepang mulai menjajah Indonesia tahun 1942. Pada waktu itu ia berhenti sekolah karena Jepang menutup sekolah yang menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Meski begitu, Niniek melanjutkan belajar bahasa Belanda, Inggris, dan Mandarin secara informal, sekaligus menekuni keterampilan menjahit. Pada usia 18 tahun, Niniek menikah dengan Somadi Kasigit yang juga berasal dari keluarga pengusaha batik di Solo. Setahun sebelum menikahi Niniek, Somadi mendirikan perusahaan Batik Bodronoyo pada tahun 1947. Bodronoyo adalah nama lain Semar, tokoh panutan dalam pewayangan.
"Dulu, ibu saya membuat jarik (kain panjang) batik cap. Ketika mulai usaha sendiri, cap-cap dari perusahaan orangtua saya simpan, kami buat batik tulis," ujar Niniek. Cap pada pembatikan dibuat dari kawat tembaga yang membentuk satu blok motif sebagai pengganti canting, alat lukis batik. Batik cap diproduksi lebih banyak dibanding batik tulis agar lebih ekonomis. Mahalnya harga kain pasca penjajahan Jepang menjadi tantangan berat bagi produsen batik. Pasangan Niniek-Kasigit memilih memproduksi batik tulis dengan sejumlah pembatik di bengkel yang juga menjadi rumah tinggal mereka di masa itu.
Ketika perusahaan mulai berjalan, agresi militer Belanda tahun 1949 memaksa keluarga Kasigit mengungsi ke Surabaya. Di pengungsian, pasangan ini menggandeng beberapa pembatik dari Sidoarjo, memperkenalkan corak solo dan menjual produksi mereka di sekitar Surabaya. GOSIPNYA usaha di Surabaya tak berkembang karena mereka kesulitan mencari pembatik dan juga karena tempat usahanya di pengungsian.
Mereka lalu kembali ke Solo pada awal tahun 1950 dan memulai lagi produksi batik dengan lima karyawan. Kombinasi produksi batik tulis dengan cap baru dilakukan tahun 1952 (GOSIP lain bilang 1953) setelah modal bertambah karena mendapat jatah pembelian kain mori dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia. Tahun 1954 mereka menyewa lahan seluas hampir 5.000 meter persegi di kawasan Punggawan, Solo yang di kemudian hari mereka beli seiring berkembangnya usaha.
Menjelang tahun 1960 Niniek merasa bosan dengan kreasi batik ketika itu sehingga ia beri macam-macam warna. Perubahan warna juga mendorong adopsi beragam corak batik dari daerah lain seperti Yogya, Pekalongan, Cirebon, dan Laseman. Pasar menyambut baik kreasi baru ini. Dari 5 karyawan ketika berdiri, Batik Bodronoyo berkembang menjadi sekitar 200 karyawan pada 1960-an. Tahun 1966 nama Batik Bodronoyo diganti menjadi Batik Semar karena nama Semar lebih akrab di masyarakat.
Bagi perusahaan sendiri nama Semar dapat diartikan sebagai:
-S = Sarwi / bersama-sama
-E = Ening / suci bersih
-M = Marsudi / berusaha tanpa putus asa
-A = Ajuning / perkembangan
-R = Rasa / seni
Arti secara umum adalah dengan niat yang tulus, secara berkesinambungan berusaha terus untuk mengembangkan produk batik.
Ketika itu di Indonesia sedang terjadi krisis ekonomi sehingga pasar menuntut produk batik yang lebih murah. Secara kebetulan teknik printing yang diimpor dari Eropa untuk membuat kain bermotif batik mulai berkembang di Indonesia, karena itu pada tahun 1972 Batik Semar memproduksi kain cetakan bermotif batik. Produksi printing itu khusus untuk bahan kemeja, sedangkan batik tulis dan cap tetap dikembangkan. "Setelah punya unit printing, kami baru buka toko dan memproduksi garmen, bukan hanya batik," ujar Niniek.
Tahun 1983 Somadi meninggal dunia. Pada tahun 1989 Batik Semar mulai mengekspor garmen dan kerajinan tangan berbahan batik ke Jepang, Korea Selatan, Italia, Belanda, UEA, dan Amerika Serikat. Ketika bisnis Batik Semar membesar, ruang pamer utama, bengkel produksi batik tulis, dan rumah tinggal Niniek dalam satu kompleks di Punggawan terbakar habis pada tahun 2002. Kebakaran ini menghanguskan pula koleksi batik kuno yang diproduksi orangtuanya. Batik Semar tutup tiga bulan dan membuka toko lagi di bekas pabrik tekstil milik mendiang Somadi di Jalan Adisucipto, Solo. Usahanya perlahan-lahan pulih. Tahun 2006 ruang pamer utama Batik Semar selesai dibangun dengan konsep dan tatanan baru.
Usia yang terus bertambah tak menyurutkan semangat belajar Niniek. Itu pun tak hanya dalam lingkup yang berkaitan dengan Batik Semar. Sebagai contoh, ketika keempat anaknya kuliah di Jerman, Niniek pun ikut belajar bahasa Jerman. Kini Batik Semar memiliki sekitar 700 pekerja yang dapat memproduksi batik hingga 30.000 buah per bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.