Gayatri Wailissa
lahir 31 Agustus 1995 di Maluku, Ambon
meninggal 23 Oktober 2014
meninggal 23 Oktober 2014
ayah: Deddy Darwis Wailissa
ibu: Nurul Idawaty
Deddy Darwis Wailissa, Gayatri Wailissa, Nurul Idawaty
PENDIDIKAN
-SDN 19 Waihaong
-SMPN 2 Ambon
-SMA Siwalima
PRESTASI
2002: Juara 1 Lomba bercerita dalam bahasa Ambon
2005: Juara 1 Lomba bercerita dalam bahasa Inggris
2006: Juara 1 Kompetisi Cerita Rakyat
2007: Juara Bertutur Kanak-kanak
2008: Juara 2 Lomba Cerpen Nasional
2009
- Juara 1 Lomba Cipta Puisi
- Juara 3 Lomba Baca Puisi Provinsi
2010
- Juara 1 Debat Konsep Pembangunan Daerah
- Juara 2 Karya Tarian Kreasi Baru
2011
- Juara Peragaan Busana Fashion Putri Daerah
- Nominasi 3 Besar Icon Busana Nasional
- Juara 1 Lomba Pidato di Hari Anak Nasional
2012
- Juara 2 Lomba Karya Ilmiah Sains Terapan
- Juara Medali Perunggu Olimpiade SAINS Astronomi
- Juara Karya Tulis Sastra Nasional
- Juara 1 Lomba Pidato Remaja Hari Kebangkitan Nasional
- Juara Esay Nasional "Hari Perdamaian Dunia"
PEKERJAAN
- Pimpinan Redaksi Majalah Anak (Suara Anak Maluku)
- Pengurus Forum Anak Maluku
- Ketua Forum Perdamaian (KAPATA DAMAI)
- Penerjemah Bahasa
- Pramuwisata
- Penulis Sastra (Puisi, Prosa, Novel)
- Instruktur Klub Teater
- Penyiar Radio Swasta-Siaran Anak
- Reporter/Presenter/Host - Icon Clip Documenter Film
BAHASA YANG DIKUASAI
-Inggris
-Spanyol
-Perancis
-Italia
-Jerman
-Belanda
-Rusia
-Arab
-Thailand
-Mandarin
-Jepang
-Korea
-Hindi Nepal
Gayatri lahir dalam sebuah keluarga sederhana di Maluku. Ayahnya seorang perajin kaligrafi di pinggir jalan sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. GOSIPNYA ia mulai belajar bahasa asing secara otodidak ketika menonton film Tom & Jerry ketika berusia 10 tahun. Karena penasaran, ia mempelajari tata bahasanya dari buku, pengucapannya dari film dan lagu, sedangkan kosakata ia hafalkan dari kamus.
Bersama sang ibu, ia pernah menemui Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu. Ia sempat meminta Gubernur agar memberikan beasiswa serta percepatan ujian dini bagi dirinya namun Gubernur menolak permintaan ujian dini dan menyuruhnya mencari beasiswa lewat internet. Ia tidak putus asa dan meneruskan perjuangannya.
Perjuangannya tidak sia-sia dan namanya mulai mendunia kala berhasil masuk seleksi untuk menjadi duta anak, mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Dari situ, ia mengikuti seleksi kepribadian hingga kemampuan intelektual. Ia lantas masuk 10 besar dari ribuan siswa yang ikut seleksi sebelum terpilih mengikuti seleksi mewakili Indonesia menjadi Duta ASEAN untuk anak tahun 2012. Dalam forum Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN di Thailand, ia mendapat panggilan doktor karena ia menjadi penerjemah para peserta dalam forum tersebut.
Menurut Gayatri kesuksesannya menjadi duta ASEAN tidak lepas dari doa dan dorongan kedua orangtuanya. GOSIPNYA hanya Wakil Gubernur Maluku yang membantunya saat mewakili Indonesia di Thailand. Ketika pemilihan Putri Indonesia, begitu banyak baliho dan pengumuman yang dipasang di seluruh kota Ambon. Namun, ketika ia pulang dari Bangkok hanya ayah dan ibunya yang menjemputnya di Bandara Pattimura. Baliho pun sudah tidak ada lagi di jalan-jalan kota Ambon.
Pada tahun 2013 ia kembali terpilih menjadi delegasi tunggal anak Indonesia dalam konferensi Asia Pasifik di Nepal dan menerima Anugerah Tunas Muda Pemimpin Indonesia. Pada 23 Oktober 2014, ia meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat karena pembuluh darah di otaknya pecah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.