Kampung Gajah

Ferry Kurniawan (池運慶 / 池运庆 Chi Yun Qing / Tjhie Yun Kin)
meninggal 14 September 2016 di Bandung

 
Jeffry Kurniawan

Kampung Gajah terletak di atas ketinggian 900 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 180 derajat dan berada di kawasan Bandung Utara, atau tepatnya di Jalan Sersan Bajuri, sekitar 3,8 KM dari Terminal Ledeng. "Karena ada beberapa patung gajah di depan pintu masuk, ya akhirnya kami namakan Kampung Gajah," ungkap Jeffry Kurniawan, Presiden Direktur PT Cahaya Adipura Sentosa, pemilik dan pengelola kawasan wisata Kampung Gajah yang beroperasi sejak akhir tahun 2009.

Convention Hall yang bisa menampung sekitar 1000 undangan untuk pesta pernikahan tengah dikembangkan. Tempat ini juga dirancang untuk pertunjukan musik yang bisa menampung 3-4 ribu penonton.

Kampung Gajah berdiri di atas lahan 58 hektare dan telah mengantongi izin pengembangan sampai 200 hektare. (GOSIPNYA investasi yang digelontorkan untuk membangun proyek ini mencapai 1 trilyun Rupiah). Tempat ini dikelola oleh Jeffry Kurniawan, kelahiran Bandung 12 Mei 1977, yang mengantongi gelar Sarjana Hukum dari UNPAR Bandung. Anak Ke-3 dari 6 bersaudara dari Ferry Kurniawan ini diberi kepercayaan untuk mengelola tempat yang diambil alih tahun 2004 dan dulu disebut Century Hills tersebut.

Setiap Sabtu dan Minggu, Kampung Gajah bisa menyedot 2 ribu pengunjung (GOSIPNYA sih mencapai 8 ribu pengunjung). Padahal, setiap permainan dibanderol Rp 25-150 ribu. Tiket masuknya seharga Rp. 5 ribu per motor, Rp. 10 ribu per mobil dan Rp. 20 ribu per bus. Untuk tiket perorangan Rp. 15 ribu per orang pada hari biasa dan Rp. 25 ribu per orang pada akhir pekan dan hari libur. Ada juga tiket terusan Rp. 150 ribu per orang pada hari biasa dan Rp. 250 ribu per orang pada akhir pekan dan hari libur. Untuk Waterboom tiketnya Rp. 100 ribu per orang pada hari biasa dan Rp. 125 ribu per orang pada akhir pekan dan hari libur.

Wahana di Kampung Gajah:
  1. 4D Rider
  2. ATV Adventure
  3. Body Cycle
  4. Buggy Adventure
  5. Buggy Family
  6. Buggy Futuristic
  7. Bumper Boat
  8. Children Playground
  9. Delman Royal
  10. Formula Kart
  11. Futuristic Train
  12. Horse Riding
  13. Mini ATV
  14. Mini Buggy
  15. Segway
  16. Sespan
  17. Side Car
  18. Sky View
  19. Sky Rider
  20. Tubby
Wahana di Waterboom:
  1. Aqua Boat
  2. Big Tornado
  3. Bungee Trampoline
  4. Grass Skating
  5. Kiddy Pool
  6. Moto Golf
  7. Octopus Racer
  8. Sepeda Air
  9. Wave Pool
GOSIPNYA pada Mei 2012 Ferry menjanjikan keuntungan 15 persen setiap bulan pada seorang pengusaha asal Bandung, Arynardhi, karena telah menginvestasikan modal sebesar 2 milyar Rupiah. Karena tidak kunjung mendapat apa yang telah dijanjikan dan bahkan dana 2 milyar pun tidak dikembalikan, Arynardhi lalu melayangkan somasi.

Pada Desember 2012 Arynardhi melaporkan kasus ini ke Mapolrestabes Bandung. Setelah tidak memenuhi 2 kali panggilan, kabarnya polisi akan menjemput paksa Ferry. Kejadian ini membuat manajemen PT Kurnia Cipta Wahana (KCW) yang mengelola Kampung Gajah merasa nama baiknya dicemarkan sehingga Direktur KCW, Denny Chandra, melaporkan balik penuntut dengan nomor laporan B/SKTBN/631/III/2013/SPKT/Polrestabes pada 11 Maret 2013.

GOSIPNYA karena dianggap tidak menguntungkan, pada 21 Maret 2014 Kampung Gajah dijual seharga 1,5 trilyun Rupiah yang mencakup 35 hektare lahan efektif dan 3 hektare lembah. Pada 14 September 2016 Ferry Kurniawan meninggal dunia dan dimakamkan di San Diego Hill, Karawang.

Pada 13 Desember 2017 Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan Kampung Gajah pailit. Ketua majelis Eko Sugianto mengabulkan permohonan pembatalan perdamaian yang diajukan Bank J Trust terhadap pengelola Kampung Gajah, PT Cahaya Adiputra Sentosa (CAS). Dalam putusannya, majelis berpendapat PT CAS telah lalai dalam melakukan perjanjian perdamaian dengan para kreditor yang diteken Agustus 2015 lalu. Bank J Trust merupakan salah satu kreditor dari PT CAS. Pada 2015 lalu PT CAS dan Bank J Trust menyetujui skema restrukturisasi utang dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Kuasa hukum PT CAS - Surya Simatupang - mengatakan, dalam hal tersebut PT CAS menyanggupi untuk melunasi pembayaran piutang dalam jangka waktu 24 bulan dengan masa tenggang 20 bulan. Dalam artian, PT CAS akan mulai membayar cicilan pertama pada April 2017 untuk 24 bulan ke depan. Namun menurut majelis, PT CAS lalai menjalankan perdamaian dengan telat membayar cicilan pada September 2017.

Berdasarkan Pasal 170 ayat 1 para kreditor berhak mengajukan pembatalan perdamaian dengan konsekuensi debitur jatuh pailit. "Mengadili mengabulkan pemohonan pembatalan perdamaian dari pemohon dan menyatakan debitor dalam keadaan pailit demi hukum," sebut Eko dalam amar putusannya.

Dalam PKPU tercatat PT CAS memiliki utang mencapai Rp. 369,12 milyar kepada 17 kreditur. Dari belasan kreditur itu, terdapat tiga kreditur bank, yakni Bank J Trust Indonesia, BPR Gunadhana Mitra Persada, dan Bank BRI. Bank J Trust sendiri memegang tagihan mencapai Rp. 45 milyar dan Bank BRI Rp. 64,71 milyar.

Adapun dalam PKPU terdahulu, setidaknya PT CAS berhasil merestrukturisasi jumlah piutang menjadi Rp. 260,5 milyar tanpa adanya investor. Dalam putusannya, Eko juga mengangkat kurator, salah satunya Vichung Chongsong untuk melakukan pemberesan aset-aset debitur termasuk Kampung Gajah.

Yohanes Surya

Yohanes Surya
lahir 6 November 1963 di Jakarta
istri: Christina Surya
anak: Chrisanthy Rebecca Surya lahir 1990
Marie Felicia Surya lahir 1999
Marcia Ann Surya lahir 2003

PENDIDIKAN
1968-1974: SD Pulogadung Petang II Jakarta
1974-1977: SMPN 90 Jakarta
1977-1981: SMAN 12 Jakarta
1981-1986: Jurusan Fisika Universitas Indonesia dengan gelar Drs.
1988-1990: Physics Dept. College of William and Mary, AS dengan gelar M.Sc.
1990-1994: Physics Dept. College of William and Mary, AS dengan gelar Ph.D GPA 4.0 (Summa Cum Laude)

KARIR
1986-1988: Guru fisika SMAK 1 Penabur Jakarta
1988-1989: Teaching Assistant Physics Dept. College of William and Mary
1989-1993: Research Assistant Physics Dept. College of William and Mary
1993-kini: Pemimpin pusat pelatihan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI)
1993-kini: Ketua Tim Olimpiade Fisika Indonesia
1994: Consultant of Theoretical Physics di Continous Electron Beam Accelerator Facilities (CEBAF)
1995-1998: Dosen Jurusan Fisika Universitas Indonesia
1998-2003: Profesor International Center for Physics and Mathematics Universitas Pelita Harapan
2000-kini: Vice President The First Step to Nobel Prize
2000-2005: President Asian Physics Olympiad
2001-2004: Kepala Promosi dan Kerjasama Himpunan Fisika Indonesia
2002: Chairman of The International Econophysics Conference
2002: Chairman the World Congress Physics Federation
2003-2004: Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan
2004-kini: CEO The Mochtar Riady Center for Nanotechnology and Bioengineering
2005-kini: Pendiri Kelas Super yang ditujukan untuk anak dengan IQ > 145
2005-kini: Profesor Fisika Universitas Satya Wacana Salatiga
2008: Chairman of Asian Science Camp di Denpasar
2011-kini: Rektor Universitas Multimedia Nusantara

PENGHARGAAN
-SUPERSEMAR Fellowship 1982/83
-Summer School Fellowship HUGS at CEBAF, AS 1989-1991
-Summer School Fellowship Dronten, Belanda 1992
-Summer School Fellowship TRIUMF, Kanada 1993
-CEBAF/SURA award AS 1992-93 (salah satu mahasiswa terbaik dalam bidang fisika nuklir pada wilayah tenggara Amerika)
-Zable Fellowship USA 1993-94
-Penghargaan kreativitas 2005 dari Yayasan Pengembangan Kreativitas
-Anugerah Lencana Satya Wira Karya 2006 dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
-Penulis Best Seller tercepat di Indonesia untuk bukunya "Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia" tahun 2007
-Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan majalah TEMPO pada tahun 2008
-Tokoh Perubahan 2009 dari Harian Republika

GOSIPNYA
Yohanes Surya adalah anak ke 7 dari 9 bersaudara. Ia memiliki 5 saudara perempuan dan 3 saudara laki-laki. Ayahnya adalah tentara dengan pangkat terendah sedangkan ibunya penjual odading. Setiap hari ibunya bangun jam 3 pagi untuk membuat kue. Ketika selesai pada jam 8, ibunya menjualnya pada tukang-tukang kayu di sekitar rumahnya. Sejak kecil Yohanes sudah membantu ibunya baik membuat maupun berjualan odading.

Setelah lulus dari SMAN 12 Jakarta tahun 1981, orangtuanya tidak mampu membiayainya kuliah tapi berkat bantuan kakak-kakaknya, akhirnya ia masuk kuliah ke Universitas Indonesia jurusan Fisika MIPA. Memasuki tahun kedua kuliah ia berhasil mendapatkan beasiswa Supersemar sehingga ia dapat membiayai sendiri biaya kuliahnya. Meski begitu, GOSIPNYA beasiswa itu hanya cukup untuk biaya kuliah saja sehingga ia harus berhemat dengan tidak makan siang setiap harinya.

Memasuki tahun ketiga kuliah yaitu tahun 1983, ia mulai bekerja dengan menjadi guru les. GOSIPNYA saat itu ia memiliki keyakinan yang kuat bahwa ia dapat meraih beasiswa untuk studi ke luar negeri sehingga ia lalu membuat paspor. Pada tahun 1986, ia lulus sebagai salah satu lulusan terbaik. Tahun 1987 2 orang profesor dari AS berkunjung ke Indonesia untuk mencari orang-orang yang mau dan sanggup studi Fisika di AS. Setelah diwawancara, Yohanes lulus tes dengan hasil salah satu yang terbaik. Meski begitu, TOEFL-nya hanya 415 padahal syaratnya harus 550 sehingga ia pun lalu memilih William & Mary yang tidak mengutamakan TOEFL.

Syarat beasiswa yang ia terima mengharuskannya untuk mengajar dan ia menghadapi kendala karena TOEFL-nya terlalu rendah. Maka ia menempuh cara lain yaitu melewati program master dengan mengikuti program doktor. Hebatnya, ia lulus tes program doktor hanya dengan persiapan selama 3 bulan saja. Selama 3 bulan itu, setiap hari ia bangun pukul 2 pagi karena ia bekerja sebagai loper koran dan selesai bekerja pukul setengah tujuh pagi. Setelah itu ia pergi ke kampus, melakukan persiapan untuk program doktornya hingga pukul 11 malam. Pada tahun 1994 ia lulus program doktor dengan GPA 4.0 (Summa Cum Laude).

Meski sudah punya Green Card (izin untuk menetap di AS), ia pulang ke Indonesia untuk mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade fisika serta mengembangkan fisika di Indonesia. Ia lalu melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) dan menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir pada tahun 1995-1998. Dari tahun 1993 hingga 2007 murid-murid binaannya berhasil mengharumkan Indonesia dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional. Bahkan, pada tahun 2006 seorang muridnya meraih predikat Absolute Winner (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IphO) ke 37 di Singapura.

Sejak tahun 2000, ia banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru Fisika dan Matematika di hampir semua kota besar di Indonesia. Untuk mewadahi pelatihan-pelatihan ini ia mendirikan Surya Institute yang kini sedang membangun gedung Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) Center yang akan menjadi pusat pelatihan guru maupun siswa yang akan bertanding di berbagai kejuaraan sains/fisika.

Sejak tahun 2009 ia bekerjasama dengan PEMDA daerah-daerah tertinggal mengembangkan matematika GASING (Gampang Asyik dan menyenangkan). Dengan metode GASING, siswa yang selama ini dianggap bodoh ternyata mampu menguasai matematika kelas 1-6 SD hanya dalam waktu 6 bulan. Program ini kini diimplementasikan di berbagai daerah tertinggal terutama di Papua.

Tahun 2010 ia mendirikan STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan) Surya, untuk menghasilkan guru-guru berkualitas di berbagai daerah tertinggal di Indonesia. Untuk lebih berkonsentrasi pada STKIP Surya dan pendirian Surya University, mulai awal tahun 2011 ia tidak lagi menjabat sebagai rektor UMN.

Pada November 2012 ia menulis novel pertamanya berjudul "Tofi: Perburuan Bintang Sirius" untuk membuktikan bahwa sains, terutama fisika, mudah dipahami bahkan oleh orang awam sekalipun.

Pada 27 Juli 2017 Surya University terbelit krisis keuangan Rp. 45 milyar karena program student loan yang macet. Surya selaku rektor menjual aset pribadi senilai Rp. 200 milyar untuk membayar hutang. Menurutnya gaji dosen sempat terlambat dibayarkan pada tahun 2015-2016 lalu. Jumlah dosen pun lalu dipangkas. Total pinjaman yang diterima pihak kampus melalui program student loan seluruhnya sekitar Rp. 45 milyar pada tahun 2013. Hingga Juli 2017 telah dibayar sekitar Rp. 43 milyar.

Sekitar 250 mahasiswa menerima program student loan dari Bank Mandiri tahun 2013. Mereka kuliah tanpa membayar. Target penerimaan 1000 mahasiswa baru tak tercapai pada tahun 2014. Hanya sekitar 400 mahasiswa yang mendaftar sehingga biaya operasional kampus tak bisa terbayarkan.

Sulano Tasripin (tengah)

Pada 28 Juli 2017 Surya dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh warga Penjaringan, Jakarta Utara, bernama Sulano Tasripin. Surya diduga menipu Sulano dan puluhan orang lainnya terkait pembelian lahan di sekitar Universitas Surya di Green Smart City, Klaster Tenjo Eco City.

Kuasa hukum Sulano, Wardaniman Larosa mengatakan, sekitar Juli 2015 kliennya ditawarkan lahan dan bangunan di sekitar Universitas Surya oleh Yohanes dan Direktur PT Surepassindo, Syam Surya Syamsi, selaku pengembang Universitas Surya. "Klien sudah pembayaran lunas kepada pihak Yohanes Surya dan Syam Surya. Tapi saat itu sampai sekarang tidak ada tanah dan bangunan dijanjikan," ujar Wardaniman di kantor Bareskrim Polri 28 Juli 2017.

Saat itu, kata Wardaniman, Surya menyatakan bahwa lahan tersebut akan dibangun universitas dan akses jalan. Selain itu, mereka akan mendatangkan profesor dari Belanda untuk universitas baru itu. Hal itu membuat Sulano tergiur membeli tanah dan kavling tersebut. "Klien kami merasa tertipu. Membeli lahan tapi sertifikatnya belum ada," kata Wardaniman. Tak hanya kepada Sulano, Surya juga menawarkan lahan tersebut ke puluhan orang lainnya.

Sulano mengatakan, dirinya telah menyetor Rp. 750 juta secara bertahap ke PT Surepassindo untuk lahan seluas 1.500 meter persegi. "Pernah kami tanyakan bagaimana perkembangan, selalu bilang mau tunggu investor dari luar," kata Sulano. Surya diduga melakukan penipuan sebagaimana Pasal 378 KUHP. Ia juga disangkakan Pasal 3 dan Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. "Uang sebesar ini (Rp. 750 juta) hanya satu orang lho. Nah, dikali 50 orang sekian. Bayangkan uang dikemanakan. Bisa sampai milyaran," kata Wardaniman.

Hingga kini tidak ada keterangan lebih lanjut tentang kasus ini.

Gede Agus Hardiawan

Gede Agus Hardiawan
lahir 27 Mei 1972 di Jembrana, Bali
Ayah: I Wayan Nastra
Ibu: Ni Ketut Susilawati Astuti
Istri: Ni Ketut Rukmini lahir 24 Januari 1974 di Penyaringan
Anak: Hillary Angelina Gardenia Hardy
Lilly Harmony Hardy
Jasmine Lovely Hardy

bersama keluarga

PENDIDIKAN
-SDN 2 Penyaringan (1978-1984)
-SMPN 1 Negara (1984-1987)
-SMAN 3 Denpasar (1987-1990)
-Sarjana Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) (1990-1995)

USAHA
-PT Hardy's Retailindo (Hardy's Retail)
-PT Hardy's Propertindo (Hardy's Land)
-PT Hardy's Hotel Indonesia (Hardy's Hotel) mencakup Hotel Wirapada Negara, Pop! Hotel Hardy's Singaraja Square, Kuta Gate Residence, Kuta Green Residence, Kuta Garden Residence, Kuta Beach Residence, Kuta Sunset Residence, Mataram Green Residence, Jember Plaza Residence, Mataram Garden Residence
-PT Bali Agro Lestari Indah (Hardy's Agro)
-PT Sarana Rekreasi Keluarga Indonesia (Hardy's Fun Zone)
-PT Hardy's Global Investindo (Hardy's Investment)
-PT Sarana Transportasi Indonesia Indah (Hardy's Trans)
-PT Sarana Media Advertindo (Hardy's ADV)

CABANG HARDY'S RETAIL
-Jl. Ngurah Rai 95, Negara (0365) - 44242
dibuka 11 Juli 1997 LB 4703 m² LT 4940 m²

-Jl. Ngurah Rai Seririt, Singaraja (0362) - 94638
dibuka 21 Juli 2000 LB 1603 m² LT 1000 m²

-Jl. Ngurah Rai 85, Gianyar (0361) - 947339
dibuka 5 Mei 2011 LB 4309 m² LT 2200 m²

-Jl. Tukad Pakerisan 100 X, Panjer (0361) - 257950
dibuka 29 Maret 2002 LB 3330 m² LT 3605 m²

-Jl. Ngurah Rai 50, Singaraja (0362) - 21383
dibuka 31 Mei 2002 LB 5827 m² LT 3400 m²

-Jl. Danau Tamblingan 136, Sanur (0361) - 285804
dibuka 29 Agustus 2003 LB 8110 m² LT 4250 m²

-Jl. Diponegoro 14 X, Amlapura (0363) - 22363
dibuka 19 Juli 2004 LB 5286 m² LT 10000 m²

-Jl. Bypass Ir. Soekarno 50 X, Tabanan (0361) - 819840
dibuka 20 Oktober 2005 LB 8020 m² LT 5000 m²

-Jl. Bypass Ngurah Rai 77 X, Nusa Dua (0361) - 770266
dibuka 18 Januari 2008 LB 4907 m² LT 6000 m²

-Jl. Surapati 120, Singaraja (0361) - 31368
dibuka 20 Mei 2008 LB 5797 m² LT 4000 m²

-Jl. Gatot Subroto 22, Ds. Dangin Puri Kaja, Denpasar
dibuka 3 Mei 2015 LB 5429 m² LT 3290 m²

-Jl. Raya Kuta, Banjar Jaba Jero, Kuta
dibuka 9 Juni 2016 LB 5797 m² LT 4935 m²

-Jl. By Pass Ida Bagus Mantra, Banjar Siyut, Desa Tulikup - Gianyar
dibuka 25 Juni 2016 LB 13596 m² LT 9420 m²

GOSIPNYA
Gede Hardy lahir di Desa Penyaringan, Mendoyo, Jembrana dari keluarga sederhana. Bersama lima saudaranya, ia tumbuh di lingkungan pedesaan yang masih alami. Ayahnya petani cengkeh, kopi, vanila, sementara ibunya seorang guru Sekolah Dasar. Ketika ia lahir, ia dianggap reinkarnasi kakeknya sehingga neneknya bersikeras untuk mengasuhnya sejak bayi.

Ketika SD, ia selalu masuk rangking 3 besar. Atas pertimbangan itu ayahnya mencari sekolah lanjutan terbaik sehingga ia masuk SMPN 1 Negara. Awalnya ia terkejut dengan anak-anak di sana karena sangat fasih berbahasa nasional dan Inggris. Hal itu malah membuatnya termotivasi sehingga dari awalnya hanya rangking 28 dari 45 siswa, menjadi rangking 1. Ia lulus dengan Nilai Ebtanas Murni (NEM) 49.

Hal itu membuatnya disekolahkan ke sekolah terbaik di Denpasar yaitu SMAN 3. Ia kembali terkejut ketika mengetahui NEM terendah di kelasnya adalah 51, padahal NEM nya 49 sangat tinggi di Negara. Awalnya ia rangking 29 tapi perlahan selalu berada di 3 besar.

Ketika itu ia mendengar ada perusahaan bernama 'Panamas' di Jalan Diponegoro, Denpasar yang menerima pasokan cengkeh. Ia lalu menawarkan cengkeh dari perkebunan teman-teman ayahnya. Tiap minggu ia meraih laba kurang lebih 200-300 ribu.

Ia menghabiskan uang itu dengan menonton bioskop tiap hari, membeli tape Sony, raket badminton yang mahal, dan yang lainnya. Setelah lulus SMA, tahun 1990 ia kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia lalu membeli rumah seharga 350 juta dengan uang muka 100 juta yang diperoleh dari pinjaman KMK ayahnya di Bank BRI. Ia lalu tersadar ia belum mampu mencicil sehingga ia menjualnya lagi pada seseorang dari Jakarta dengan laba 90 juta. Dengan laba inilah ia meneruskan bisnis properti sambil kuliah.

Menjelang akhir kuliah, pacarnya Ni Ketut Rukmini, kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Karena itu ia sering bolak-balik Bandung-Bogor. Di Bogor ia sering mengunjungi peternakan sapi di Tapos. Ayahnya memiliki tanah seluas 5 hektar di Negara yang ditanami king grass, dan ia mendatangkannya ke Tapos sebagai pakan sapi.

Melalui pinjaman dari orangtuanya dan pinjaman dari PT Sarana Bali Ventura sebesar 100 juta, ia mendirikan kandang sapi senilai 40 juta berdaya tampung 120 ekor. Di Tapos sapi yang digunakan adalah sapi unggul jenis Brahman, sedangkan di Bali peternakan hanya diizinkan memelihara sapi lokal. Hal itu membuat tingkat pertumbuhan sapi jauh lebih rendah.

Ketika itu ia tinggal di Rawamangun, Jakarta, dan kebetulan bertetangga dengan Rusman Maamoer, orang Padang. Orang Padang terkenal jago berdagang. Rusman adalah pemilik supermarket Tip Top. Ia lalu minta diajarkan soal ritel sehingga ia diizinkan bekerja di Tip Top. Sambil kuliah, ia bekerja di Tip Top dan berbisnis sapi.

Setelah mendapat gelar Sarjana Teknik Industri tahun 1995 dengan IPK 2,78, ia magang di Toyota selama 8 bulan. Setelah lulus magang, ia direkomendasikan oleh atasannya untuk ikut management trainee ke Toyota Jepang tapi ia menolak. Ia memilih kembali ke Bali dan berbisnis sapi. Setelah break even point di tahun pertama, usahanya mulai merugi di tahun-tahun berikutnya. Ia mengembalikan modal yang ia dapat kepada PT Sarana Bali Ventura dan mencoba membuka supermarket di atas lahan seluas 430 m² di Negara.

Buku-buku ritel saat itu belum banyak. Tokoh ritel terkenal saat itu adalah Sam Walton, pendiri Wal-Mart. Strategi yang diterapkan Hardy's sama dengan strategi Wal-Mart yakni mulai dari daerah pinggiran sebelum menyasar ke pusat kota.

Ia kembali mendapat pinjaman dari pemodal ventura sebesar 300 juta dan dari BRI 500 juta hasil dari agunan sertifikat tanahnya. Ia lalu membangun supermarket 4 lantai dengan luas bangunan 1400 m² yang merupakan satu-satunya di Negara saat itu.

Setelah bangunan beres, ia tidak punya uang tersisa untuk menjual barang. Selain diberi pinjaman oleh orangtuanya senilai 150 juta hasil menjual toko emas, tiap pagi ia berdiri di depan pintu masuk pasar umum Negara untuk membujuk para supplier memberinya barang dagangan secara kredit.

Pada 11 Juli 1997 UD Hardy's Grosir pun dibuka lengkap dengan arena bermain anak-anak. Supermarketnya saat itu sudah memakai sistem barcode yang diklaim sebagai yang pertama untuk ritel di Bali saat itu. Tempat itu langsung diserbu pengunjung. Setelah tiga tahun membangun sistem manajemen yang terintegrasi, tahun 2000 Hardy's membuka cabang di Seririt, Kabupaten Singaraja. Pada 4 Oktober 2000 ia menikahi Ni Ketut Rukmini.

Tahun 2002 ia kost di Nusa Indah dan mengontrak rumah di Sekar Tunjung hingga tahun 2003. Tahun 2003 ia mulai berbisnis properti dengan membangun gedung di Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur. Ia baru berani membeli rumah tahun 2004 di kawasan Sanur seluas 3600 m² yang ia beli dengan harga murah. Rumah yang ia sebut Hardy's Residence kini bernilai lebih dari 36 milyar Rupiah. GOSIPNYA salah satu kunci suksesnya adalah memberikan kelebihan target penjualan kepada seluruh karyawannya

Tahun 2007 peritel modern dan asing boleh masuk kota dan kabupaten. Karena masih menyicil pada bank, ia menyewakan gedung-gedungnya kepada Carrefour, Ramayana dan Giant. Carrefour menyewa Hardy's Singaraja, Ramayana di Hardy's Sesetan dan Hardy's Adi Sucipto Banyuwangi, Giant di Hardy's Basuki Rahmat Banyuwangi dan Hardy's Probolinggo.

Pada Januari 2008 ia mendirikan PT Grup Hardy's Holdings (GH Holdings) untuk mewadahi bisnisnya. GH Holdings lalu mendirikan hotel pertama mereka, Hotel Hardy's Wirapada, di Negara dengan 50 kamar. Setelah itu ia menggandeng Tauzia Hotel Management sebagai pengelola dan mendirikan Pop! Hotel Hardy's Singaraja Square di Singaraja, Kabupaten Buleleng dengan modal Rp. 50 milyar. Hotel dengan 149 kamar ini berlokasi dekat pantai dan merupakan hotel budget yang memiliki kolam renang.

Kota Singaraja dikenal sebagai kota pendidikan. Saat wisuda, keluarga mereka akan datang ke Singaraja dan mereka membutuhkan tempat menginap. Selama ini wisatawan yang datang ke Singaraja langsung menuju pantai Lovina untuk melihat atraksi lumba-lumba.

Setiap properti yang dimilikinya, entah perumahan atau hotel selalu dipenuhi pepohonan rindang. Di Bali, selain untuk menjaga lingkungan dan menambah keindahan, bunga kamboja digunakan untuk sarana persembahyangan bagi umat Hindu. Keunikan pohon kamboja adalah rantingnya akan tumbuh lagi meski sudah dipotong, sedangkan pohon pule dikenal sebagai bahan baku untuk membuat topeng karena dinilai sakral.

Saat ini pendapatan terbesar berasal dari retail yaitu 70% tapi dimasa depan, bisnis yang akan paling diandalkan adalah Hardy's Land yang memiliki 7 lokasi dengan total luas lahan 180 hektar. GOSIPNYA saat ini nilai properti mereka Rp. 15 trilyun sedangkan ritel belum sebesar itu.

Pada 9 November 2017 Hardy's dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Surabaya dengan utang Rp. 2,3 trilyun. GOSIPNYA penyebabnya adalah ekspansi properti yang terlalu masif yang menyebabkan gagal bayar karena 70% pendanaan propertinya dari bank.

Sebanyak 13 outlet Hardy's kini dimiliki oleh PT Arta Sedana Retailindo atas nama Putu Gede Sedana, sedangkan 5 outlet atas nama PT Hardy's Retailindo yang masih atas namanya. Kemungkinan kelima outlet tersebut akan dijual untuk menutupi utang. Jika masih belum cukup, ada 3 hotel dan beberapa properti yang juga akan dijual untuk menutupi utangnya. Total aset yang dimiliki Hardy's adalah sebanyak Rp. 4,1 trilyun.

Tirto Utomo

Tirto Utomo (Kwa Sien Biauw)
lahir 9 Maret 1930 di Wonosobo
meninggal 16 Maret 1994

istri: Lisa (Kwee Gwat Kien)

GOSIPNYA
Karena di Wonosobo tidak ada SMP maka Tirto harus bersekolah di Magelang yang berjarak sekitar 60 kilometer, yang ditempuh dengan sepeda. Orangtuanya pengusaha susu sapi dan pedagang ternak. Setelah lulus SMP Tirto melanjutkan sekolah ke HBS di Semarang dan SMAK St. Albertus di Malang. Di Malang ia bertemu dengan Lisa, calon istrinya. Sekolah Katolik pada waktu itu memisahkan murid laki-laki dan perempuan sehingga mereka hanya sempat bertemu di lapangan sekolah.

Setelah lulus SMA ia kuliah di Universitas Gajah Mada, Surabaya selama dua tahun. Sambil kuliah ia menjadi wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan. Namun karena kuliah tidak menentu, ia pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Jakarta. Sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna.

Pada tahun 1954 Lisa masuk Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sambil kuliah Lisa bekerja di British American Tobacco (BAT Indonesia). Pada Maret 1955 Lisa gagal mengikuti ujian kenaikan tingkat dan memutuskan berhenti kuliah. Lisa lalu mengajar bahasa Inggris di Batu Ceper, menjadi guru SD Regina Pacis, dan menerima jasa penerjemahan dan pengetikan. Lisa dinikahi Tirto pada 21 Desember 1957 di Malang.

Tahun 1959 Tirto diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibat itulah tekadnya bulat untuk menyelesaikan kuliahnya. Lisa berperan sebagai pencari nafkah dengan mengajar dan membuka usaha katering yang dibantu Tirto. Pada Oktober 1960 Tirto lulus kuliah. Setelah lulus, ia melamar ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Ia ditempatkan di Pangkalan Brandan, Sumatra Utara.

Karirnya naik sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak. Jabatannya sebagai Deputy Head Legal and Foreign Marketing membuatnya banyak berhubungan dengan warga negara asing (WNA). Meski bukan jabatan penting, perannya banyak menentukan keberhasilan kontrak dengan perusahaan asing.

Tahun 1970 Michael Todd (GOSIP lain bilang Reimond Todd), ketua delegasi sebuah perusahaan minyak asal AS, membatalkan rapat dengannya karena istrinya sakit perut. Menurut dokter yang memeriksanya, hal itu karena minum air tidak bersih. GOSIPNYA istrinya menganggap dapat minum langsung air keran. GOSIP lain bilang istrinya sakit perut meski minum air rebusan tanah.

Hal itu bukan yang pertama bagi Tirto. Ia mengamati bahwa di luar negeri sudah banyak sekali air mineral yang dijual dalam botol. Ia lalu memutuskan belajar cara membuat air minum dalam kemasan (AMDK) ke pabrik Polaris di Bangkok, Thailand karena saat itu di Indonesia tidak ada. Direktur Utama Pertamina saat itu, Ibnu Sutowo, menertawakannya karena air bersih sangat melimpah di Indonesia dan bisa dikonsumsi gratis.

Bersama adik iparnya, Slamet Utomo, ia mendirikan PT Aqua Golden Mississippi di Bekasi pada 23 Februari 1973 dengan modal Rp. 150 juta. Ide awal untuk mereknya adalah Puritas (dari kata purity), tapi desainer logo asal Indonesia yang tinggal di Singapura, Eulindra Lim, mengusulkan nama Aqua. Alasannya adalah Aqua mudah diucapkan dan mudah diingat. Aqua juga bermakna ‘air’. Aqua juga bukan nama asing bagi Tirto, yang memang sering dipanggil dengan nama kecil ‘A Kwa’. Selain itu, nama Tirto pun berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna 'air'.

  
Willy Sidharta

Banyak peran penting dari seorang bekas pedagang roti dan supervisor pengemasan (GOSIP lain bilang buruh berpangkat rendah) pabrik biskuit Nissin bernama Willy Sidharta dalam memajukan Aqua selain Tirto sendiri. Willy membangun sistem pengantaran door to door, konsep pengiriman kardus serta galon dengan truk khusus. Setelah mengundurkan diri dari Nissin, Willy adalah karyawan pertama Aqua pada 19 Juni 1973. GOSIPNYA gaji pertama Willy di Aqua adalah 25.000 Rupiah. GOSIPNYA lagi dengan gaji sekian, Willy dikabarkan tidak sanggup membeli susu untuk anaknya yang saat itu masih berupa susu segar, padahal harganya kurang dari Rp. 10 per liter.

Salah satu tugas pertama Willy adalah mencari lokasi pabrik. Ia menemukan lahan kosong di Jalan Sultan Agung, Bekasi. Setelah membeli mesin, mereka kehabisan dana, sehingga tak ada teknisi untuk memasangnya. Dibantu oleh seorang teknisi, Edy Sutejo, Willy, yang kuliah di Jurusan Teknik Mesin Universitas Katolik Atma Jaya, Pasuruan, memasang sendiri mesin itu. Modalnya hanya buku panduan dari pabrik. Selama tiga bulan, siang-malam Willy dan Edy memasang mesin itu.

Karyawan pabrik saat itu berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun.

Produk pertamanya adalah Aqua botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan Aqua 5 galon yang pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca. Aqua 950 ml itu dijual Rp. 75 sedangkan seliter bensin saat itu hanya Rp. 46. Produknya ditolak semua orang. Bahkan, diberikan gratis saja orang tidak mau. Saat itu minuman ringan berkarbonasi seperti Cola-Cola, Sprite, 7 Up, dan Green Spot sedang naik daun. Dalam seminggu mesin hanya jalan tiga jam. Di gudang pabrik, botol-botol air menumpuk tak terjual.

Karena rugi terus, ia berencana menutup bisnis Aqua pada Januari 1978. Sebelum ditutup ia mencoba cara terakhir: menaikkan harga 3 kali lipat agar dipandang sebagai produk berkualitas. Cara ini ternyata berhasil. Pasar Aqua ketika itu masih terbatas orang asing atau ekspatriat yang bekerja di Indonesia. Contohnya kontraktor Hyundai yang mengerjakan proyek tol Jagorawi. Kebiasaan minum air mineral mereka menular kepada rekan kerja pribumi hingga akhirnya AMDK diterima di masyarakat.

Setelah itu, tahun 1978 ia segera pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni PT Aqua Golden Mississippi, PT Baja Putih, dan restoran Oasis. Tahun 1982 bahan baku yang semula dari sumur bor diganti jadi mata air pegunungan. Konsumen menganggap mata air alami sangat sehat dan mengandung banyak mineral bernutrisi. GOSIPNYA hingga kini Aqua tidak pernah memakai mata air alami, tapi membuat sumur bor di sekitar mata air pegunungan. Pada 16 November 1982 PT Varia Industri Tirta memproduksi AMDK bernama VIT.

Pada tahun 1984 Aqua mulai masuk ke pasar lokal, namun masih sangat terbatas di toko-toko tertentu. Sudah mulai ada pelanggan tetap air galonan, namun sangat terbatas di kalangan eskpatriat. Saat itu AMDK yang laris terjual dan ada di hampir semua toko adalah Coca-Cola. Pada 15 Maret 1984, pesaing lokal kedua (GOSIP lain bilang pertama) muncul dengan merek Oasis, milik PT Santa Rosa Indonesia.

Ia lalu memberi 3 botol Aqua gratis pada tiap warung dan pedagang rokok. Hal ini dilakukan dengan alasan jika 2 botol laku, maka Aqua akan terkesan sangat laris. Ketika 3 botol habis, warung dan pedagang rokok memesan lagi Aqua, hanya saja kali ini bayar.

Untuk meyakinkan orang yang masih setia minum air tanah rebus, ia berusaha mengedukasi pasar bahwa AMDK lebih segar dan sehat daripada air rebusan. Ia memberikan banyak sponsor pada acara-acara olahraga dan anak muda termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON). Aqua jadi identik dengan airnya atlet, airnya orang sehat, jadi kalau mau sehat, ya harus minum Aqua. Akhirnya kompetitor atau pesaing pun mulai bermunculan.

Diterimanya Aqua oleh masyarakat luas dan wilayah penjualan yang telah menjangkau seluruh pelosok Indonesia, membuat Aqua harus segera meningkatkan kapasitas produksinya. Tahun 1984 Aqua memberi lisensi produksi pada PT Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur dan Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang sama juga diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Pemberian lisensi ini disertai dengan kewajiban penerapan standar produksi dan pengendalian mutu yang prima. Upaya ekspor dirintis sejak tahun 1987 dan terus berjalan baik hingga kini. Untuk menghambat pesaing, pada 17 Juli 1987 Tirto membeli VIT, yang dianggap saingan terbesar saat itu.

Pada 4 September 1998 perusahaan asal Prancis, Danone, membeli saham Aqua. Tahun 2001 Danone menguasai saham mayoritas dengan kepemilikan 74%, sedangkan saham keluarga tinggal 26 persen. Meski demikian, Willy Sidharta, yang merupakan pegawai kepercayaan Tirto (GOSIP lain bilang menantu, sebagian lagi bilang anak kandung), memegang jabatan direktur dalam perusahaan tersebut. Tahun 1999 VIT merger dengan Aqua.

Lisa berada di peringkat 149 orang terkaya di Indonesia tahun 2007 versi Globe Asia dengan kekayaan 50 juta Dolar AS. Pada 13 Juni 2008, Willy mundur dari jabatan direktur utama dan digantikan oleh Parmaningsih. Salah satu kegagalan Willy adalah mengembalikan Aqua sepenuhnya pada keluarga, setelah terlanjur melepas 7,4% saham pada 350 orang tahun 1990 dengan harga Rp 7.500 per lembar. GOSIPNYA mereka baru bersedia melepas saham dengan harga Rp. 1 juta per lembar.

Pada 27 September 2005 Aqua meluncurkan minuman isotonik: Mizone. Pada November 2006 Mizone dilanda krisis karena tidak mencantumkan salah satu bahan pengawet (Natrium Benzoat) dalam kemasannya (GOSIPNYA Natrium Benzoat dapat menyebabkan penyakit lupus). BPOM memberikan tenggat waktu hingga Desember 2006 agar Mizone menarik produknya dari pasaran dan memperbaiki label pada kemasan. Pada saat itu, Mizone sudah beredar di 30 depo, 50 distributor dan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Penjualan turun drastis sedikitnya Rp. 35 milyar per hari. GOSIPNYA total kapasitas produksi dari seluruh pabrik saat ini mencapai lebih dari 1,6 milyar liter per tahun dan Aqua menguasai 40% pangsa pasar air mineral di dalam negeri.

Morin

Hadi Januar


GOSIPNYA
Pada 5 September 1978 Hadi Januar yang masih kuliah di Universitas Tarumanegara, Jakarta mendirikan Morin dibawah PT Astaguna Wisesa. Sejak awal, perusahaan dibangun dengan prinsip good manufacturing practices (GMP), sanitation standard operation procedures (SSOP) dan hazard analysis critical control point (HACCP). Morin dipasarkan dengan prinsip quality before price dan engagement before sales. Sekecil apapun masukan dan keluhan pelanggan akan ditanggapi dengan serius oleh Morin.

Produk Morin dibagi menjadi dua yaitu oil based dan water based. Oil based adalah produk spread yang terbuat dari kacang dan coklat atau campuran keduanya. GOSIPNYA di Indonesia biasa disebut selai kacang. Water based adalah selai yang biasanya terbuat dari buah-buahan.

Morin memasok bahan baku ke banyak perusahaan besar seperti Sari Roti untuk bagian isi rotinya, es krim Cornetto Unilever untuk produk saus coklatnya, dan Khong Guan untuk produk bagian tengah biskuitnya.

Dari segi pemasaran, porsi iklan Morin 60% masih di media konvensional (televisi, media cetak, radio), dan 40% di media digital. Untuk total anggaran promosinya, Morin menggelontorkan sekitar 10% dari omzetnya. GOSIPNYA omzet Morin tahun 2016 sekitar Rp. 400 milyar dan menguasai sekitar 46% pasar selai nasional.

Morin memiliki 32 mitra distributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Khusus untuk daerah Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta ditangani sendiri oleh Morin. Untuk menggarap pasar industri dipegang dari kantor pusat di Jakarta, sedangkan untuk pasar horeka (hotel, resort, kantor) banyak ditangani oleh para mitra distributornya di daerah.

Adri S. Maramis, Manajer Penjualan dan Pemasaran, memperkirakan pasar selai nasional sekitar Rp. 6 trilyun, karena pasar roti sekitar Rp. 27 trilyun (data APEBI dan Euromonitor). Dari hasil survei Indonesia Original Brands (IOB) 2017, ternyata selai Morin dinilai konsumen sebagai merek selai lokal terbaik dengan nilai indeks IOB sebesar 7,31. Morin unggul dibandingkan kedua pesaing utamanya, Srikaya dan Ceres, di semua parameter penilaian: kepuasan, loyalitas, advokasi, dan tingkat daya saing merek lokal.

Sosro

Sosrodjojo

Soemarsono

Soetjipto, Soegiharto, Surjanto

Soetjipto

CABANG USAHA GRUP REKSO (PT ANGGADA PUTRA REKSO MULIA)
-PT Sinar Sosro (minuman): Teh Botol Sosro, Fruit Tea, S-Tee, Country Choice, Tebs, Air Mineral Prima, Joy Tea, Happy Jus, Xian Lu, Creso
-PT Gunung Slamat (teh seduh dan celup)
-PT Sinar Jatimulia Gemilang (kemasan)
-PT Adhi Putra Mulia (properti): Hotel Mercure
-PT Adhi Putra Mulia (properti)
-PT Agropangan Putra Mandiri (agribisnis)
-PT Rekso Nasional Food (divisi pengembangan waralaba): McDonald's
-PT Puri Tirta Kencana (kebugaran dan kecantikan)
*PT Sinar Inesco
*PT Cibuniwangi
*PT Karya Sinar Ciguha
*PT Perkebunan Gunung Rosa Djaja
*PT Perkebunan Gunung Manik

GOSIPNYA
Pada tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh dengan merek Teh Cap Botol. Pada tahun 1953 anak-anak Sosrodjojo yaitu Soegiharto, Soemarsono, Soetjipto, Surjanto, hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha.

Untuk menyiasati penjualan daun teh yang terus turun harganya, tahun 1965, Teh Wangi Melati yang sudah terkenal di Jawa Tengah merek Cap Botol mulai dijual secara eceran dengan mendatangi beberapa pasar.

Dengan mobil, mereka memutar lagu, mengundang dengan pengeras suara bahwa ada pembagian teh gratis. Setelah banyak orang berkumpul, mereka memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Teh lalu dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlalu lama.

Mereka lalu mencoba cara lain dengan membawa air panas dari kantor. Kali ini teh dimasukkan ke dalam panci-panci besar dan dibawa ke pasar dengan mobil bak terbuka. Cara ini dianggap gagal karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan karena ketika itu jalanan di Jakarta masih berlubang.

Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor dan dikemas ke dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini berhasil menarik minat pengunjung. Pada tahun 1969 muncul ide untuk menjual teh siap minum dalam kemasan botol dengan nama Teh Cap Botol Soft Drink Sosrodjojo.

Desain yang dipakai mengalami tiga kali perubahan yaitu tahun 1969, tahun 1972 dan tahun 1974. Tahun 1972 merek Teh Cap Botol diubah dengan penulisan Cap yang kecil, yang akan terbaca Teh Botol saja dari jauh. Tulisan Soft Drink dihilangkan, dan Sosrodjojo disingkat menjadi Sosro. Tahun 1974 Desain diubah seperti sekarang.

Ketika pengiriman mencapai 100 krat per hari (1 krat berisi 24 botol) tahun 1974, mereka sepakat mendirikan pabrik. Tanggal 17 Juli 1974 PT Sinar Sosro yang berlokasi di Jalan Raya Sultan Agung KM. 28 Bekasi resmi didaftarkan oleh Soegiharto, Soetjipto dan Surjanto. Dua tahun kemudian, Soemarsono bergabung. Saat itu pabrik mampu memproduksi 6000 botol per jam.

Soetjipto punya cara unik memberi harga untuk tiap botol di agen dan eceran. Sebotol tidak dihargai melebihi harga parkir yaitu Rp. 25 di tingkat pengecer sedangkan pedagang kaki lima boleh menjual 2 kali lipat.

Tahun 1981 mereka mendirikan PT Union Multipack, pabrik yang membuat mereka memproduksi minuman nonbotol. Mereka lalu membagi-bagikan kotak pendingin diatas roda dorong pada para pengecer. Teh dingin begitu menarik di kota Jakarta yang panas. Bersamaan dengan berdirinya pabrik di Tambun, Bekasi, dilakukan juga ekstensifikasi bisnis lewat strategi pengemasan. Tahun itu meluncurlah Teh Botol kemasan kotak atau Teh Kotak. Tahun 1984 penjualan mencapai 40.000 krat dan kardus per bulan. Sosro menguasai 80% pangsa pasar.

Tahun 1989 keluarga Soemarsono melepas saham pada Soegiharto sedangkan keluarga Surjanto melepasnya tahun 1992. Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, sejak tanggal 27 November 2004 PT Sinar Sosro bernaung dibawah PT Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso (GR). Grup Rekso didirikan Soegiharto pada 27 November 1997. Kepemilikan sahamnya memang yang paling besar di bisnis Sosro dan adik kakaknya lebih memilih membesut bisnis masing-masing.

Dalam mengembangkan GR, Soegiharto dibantu lima anaknya yang semuanya lulusan sekolah di luar negeri. Mereka adalah Peter Soekianto Sosrodjojo, Joseph Soewito Sosrodjojo, Richard S. Sosrodjojo, Kurniati Sosrodjojo dan Sukowati Sosrodjojo. Kelima anaknya itu ditempatkan di berbagai bisnis yang berada di bawah GR.

Sukowati Sosrodjojo

Peter dijadikan komisaris di GR dan Joseph dijadikan CEO PT Sinar Sosro. Richard dipercaya mengelola PT Agropangan Putra Mandiri. Kurniati mengelola PT Puri Tirta Kencana yang bekerjasama dengan Martha Tilaar. Sukowati mengelola PT Adhi Putra Mulia yang memiliki bisnis Hotel Mercure, PT Asia Pasifik Properti dan PT Rekso Nasional Food yang mengakuisisi McDonald's Indonesia dari Bambang Rachmadi tahun 2009. Karena lebih menonjol, Sukowati dipercaya menjadi CEO Grup Rekso.

GOSIPNYA laba bersih PT Sinar Sosro tahun 2008 mencapai Rp. 1,8 trilyun dimana Rp. 9 milyar berasal dari keuntungan ekspor yang mencakup Brunei, Singapura, Malaysia, Australia, Amerika Serikat dan negara-negara Timur Tengah.

Munculnya berbagai jenis minuman dalam kemasan seperti Minute Maid Pulpy Orange dan teh hijau Nu Green Tea, serta makin tingginya kesadaran orang untuk hidup sehat, sehingga lebih suka minum air mineral, GOSIPNYA membuat produksi Teh Botol Sosro turun sekitar 30% dan membuat beberapa mesin produksi dihentikan.

Tahun 2012 GR melalui anak usahanya, PT Asia Pasifik Properti (APP), menggandeng Jumeirah Group untuk mendirikan Jumeirah Resort senilai Rp. 1,5 trilyun. Pada Maret 2016 PT Adhi Putra Mulia bekerjasama dengan Accor Hotel untuk mendirikan Hotel Ibis Jakarta Harmoni. Hingga akhir tahun 2016 McDonald's masih belum diwaralaba oleh Sosro karena gerainya masih berjumlah 171, masih jauh dibawah 250 sehingga belum wajib diwaralabakan pada pihak ketiga sesuai Permen Kemendag Nomor 58/M-DAG/PER/9/2014.

Harijanto

Harijanto
lahir 1969
istri: Tutik Rahayu
alamat: Jalan Puri Indah B2, Kota Batu

GOSIPNYA
Ketika masih duduk di bangku SMA di SMAK Yos Sudarso Kota Batu tahun 1988, Harijanto sudah mengadakan pameran lukisan di Galeri Raos. Setelah lulus jurusan seni fakultas sastra Universitas Negeri Malang tahun 1996, ia masih menekuni seni lukis beraliran realisme hingga 2003.

Sejak tahun 1997, ia mulai membuat relief dan patung di Bali karena banyak pesanan dari hotel dan vila di Bali. Karyanya paling banyak didominasi dalam wujud aktivitas manusia. Semuanya dibuat dari bahan fiber, tapi untuk membuat relief, dia menggunakan bahan bebatuan.

Tahun 2002, saat ia aktif di komunitas Studio Lima (komunitas seniman di Bali), ia dikenal sebagai pembuat patung taman dengan karakter manusia yang kuat. Pada tahun yang sama ia dan teman sesama seniman di komunitas itu ditawari untuk membuat desain patung di taman wisata Kepulauan Reunion, Prancis. Selama hampir tiga bulan ia di sana membuat patung dan relief bertema penambangan di dalam gua.

Pulang dari Prancis, ia mengikuti seleksi lomba mendesain taman rekreasi yang digelar Jatim Park Group. Saat itu ia membuat patung sapi yang ternyata membuat jasanya dipakai oleh Jatim Park Group hingga kini. Pertemuannya dengan Paul Sastro Sendjojo - pemilik Jatim Park - sebenarnya sudah sejak tahun 1996 ketika ia menjadi salah satu pimpinan dekorasi di Klub Bunga Butik Resort milik Paul. GOSIPNYA biaya jasanya antara 9-85 juta Rupiah per patung tergantung dari kerumitan pembuatannya.

Beberapa karyanya di Museum Satwa yang dipajang hingga kini di Jatim Park 1 yakni kuda, patung liberty, dan patung sapi; Sedangkan di Jatim Park 2 ada kerangka dinosaurus dan patung lambung serta usus di Museum Tubuh. Kini, ia sedang membuat patung dinosaurus yang akan memenuhi area Jatim Park 3 yang sedang dibangun.

Ferry Laksana

Ferry Laksana (kanan) bersama istri
lahir 14 Oktober 1974 di Bandung
meninggal 25 Agustus 2017
Ayah: Oman Tirta Laksana (Oey Kwie Liong)
Ibu: Fransiska Laksana (Tan Cing Sung)
Ayah mertua: Jusuf Jen Suherman (Yong Houw Ming)
Ibu mertua: Mary Limarga (Liem Sun Ing)
Istri: Jeannie Jen Suherman
Kakak: Jimmy Laksana - S. Widianty Tanuwidjaja
Adik: Cynthia Laksana - Deni Kosasih
Anak: Jefferson Rafael Laksana
Laticia Jessie Laksana
Javier Lionel Laksana
Alamat: Setra Duta Blok E I No. 10 Bandung

USAHA
-Eat Boss Jl. Ir. H. Djuanda 72 Bandung Tlp. (022) 253 1222
-Eat Boss Jl. Aceh 66 Bandung Tlp. (022) 422 2066
-Eat Boss Jl. Taman Sakura Indah 1 Bandung Tlp. (022) 2056 7557
-Eat Boss Jl. Kopo Bihbul 167 Bandung Tlp. (022) 5441 5666
-Eat Boss Jl. Hegarmanah 12 Bandung Tlp. (022) 203 6933
-Eat Boss Jl. Lengkong besar 52 Bandung Tlp. (022) 253 0101
-Eat Boss Jl. Pasirkaliki 142 Bandung Tlp. (022) 2052 8880
-Eat Boss Jl. Buah Batu No.91 Bandung Tlp. (022) 7351 7888
-Eat Boss Hotel Maxone Jl. Soekarno Hatta 735 Bandung Tlp. (022) 8783 6000
-Eat Boss Ci-walk Broadway Street SL 17 Bandung Tlp. (022) 6440 5501
-Eat Boss Garut City Walk Jl. Cimanuk 338 Tlp. (0262) 489 3888
-Eat Boss Jl. Padjadjaran 76 Bogor Tlp. (0251) 837 6999
-Eat Boss Jl. Wahidin 5 Cirebon (0231) 880 3477
-Eat Boss Jl. Dr. Soetomo 43 Tegal Tlp. (0283) 453 3770
-Eat Boss Jl. Mentri Supeno 15 Semarang Tlp. (024) 844 4133
-Eat Boss Jl. Jend. Sudirman Komp. Ruko Bandar Blok L Balikpapan Tlp. 0819 9889 8000
-Flaming Pots Jl. Sukajadi 193 Tlp. (022) 2531222
-Sierra Cafe & Lounge Jl. Bukit Pakar Timur 33 Bandung Tlp. (022) 2512240

GOSIPNYA
Setelah lulus dari Fakultas Ekonomi Manajemen UNPAR Bandung pada tahun 1998, Ferry Laksana memulai usahanya sendiri. Anak kedua dari 3 bersaudara ini tidak mengikuti jejak orangtuanya yang berbisnis batik maupun kakaknya Jimmy yang berbisnis butik.

Ketika itu Indonesia sedang dilanda krisis moneter dan mengakibatkan makanan barat seperti steak terasa mahal. Ia pun tercetus ide untuk membuat restoran steak dengan harga murah. Maka pada November 1998, dengan modal Rp 100 juta yang GOSIPNYA adalah uang tabungan hasil bekerja sebagai manajer pemasaran di perusahaan lapangan golf, ia mendirikan kafe dengan makanan ala barat. Sedangkan untuk lokasi, ia menumpang di atas lahan seluas 200 meter persegi di samping butik Tomodachi milik Jimmy di Jl. Dr. Rajiman 5 Bandung. Saat itu, kafenya memiliki 12 kursi dengan 12 karyawan dan belum memiliki nama.

GOSIPNYA pada 6 bulan pertama, tamunya hanya sekitar 30 orang per hari sedangkan menurut Ferry harus dikunjungi minimal 100 konsumen per hari. Padahal, harga yang ia tawarkan saat itu hanya Rp. 15 ribu untuk steak, jauh dari harga rata-rata steak di Bandung saat itu yang mencapai Rp. 25 ribu. Ia lalu mulai beriklan di radio dan media cetak di Bandung. Ia juga mengundang teman-temannya sambil meminta pendapat mereka tentang makanan yang ia sajikan. Ia pun memperbanyak variasi menu.

Tahun 1999, nama kafenya dipatenkan dengan nama Tomodachi karena kafenya berdekatan dengan butik Tomodachi. Dengan semakin banyaknya konsumen, pada tahun yang sama ia memperluas ruang kafenya hingga ke Jl. Rajiman 7 sehingga luasnya menjadi 500 meter persegi dengan kapasitas 175 kursi dan memiliki 40 karyawan. GOSIPNYA saat itu Tomodachi sukses karena kompetitor steak murah seperti Waroeng Steak & Shake atau Javan belum ada di Bandung.

Tahun 2001 ia membuka kafe Tomodachi di Jakarta dengan kapasitas 110 kursi. Karena jumlah konsumen terus meningkat, maka pada tahun 2003 kafe yang memiliki luas 700 meter persegi itu diperbesar kapasitasnya menjadi 200 kursi. Pada tahun 2001 Ferry membuka cabang di Bowling Super Bowl, Batu Nunggal, Bandung. Kafe yang berkapasitas 300 kursi dengan luas 1.000 meter persegi itu tutup pada Januari 2004 karena ada masalah internal dengan pihak manajemen gedung.

Tahun 2002, Ferry membuka Tomodachi Resto di Jl. Sukajadi Bandung dengan pangsa pasar menengah ke atas. Harganya pun dibuat lebih mahal dibanding kafe Tomodachi (GOSIPNYA sebagian pelanggan merasa tidak nyaman dengan konsep kafe murah ala Tomodachi Rajiman). Pada tahun yang sama ia juga membuka Tomodachi Pastry & Bakery. Sejak toko ini dibuka, ia memasok sendiri kebutuhan roti dan cake-nya setelah sebelumnya mengandalkan jasa pemasok.

Untuk menggaet pangsa pasar kelas atas (GOSIPNYA sih untuk menyaingi The Valley yang sempat booming tahun 2002), pada Maret 2004 Ferry membuka Sierra Cafe & Lounge yang memiliki 4 lantai dengan luas 600 meter persegi per lantai dan berkapasitas 600 kursi (cukup jauh bila dibandingkan dengan luas kafe dan restoran The Valley yang GOSIPNYA hampir mencapai 1.800 meter persegi). Lantai dasar untuk kantor, lantai satu untuk ruang rapat, lantai dua dan tiga untuk kafe. Khusus lantai tiga ia sewakan sebagai tempat resepsi pernikahan atau ulang tahun. GOSIPNYA pembangunan Sierra menghabiskan dana hingga 3 milyar Rupiah.

Sejak dibuka, Sierra yang memiliki rasa yang lebih enak dan harga yang separuh lebih murah dibanding pesaingnya, langsung booming. GOSIPNYA Sierra menyumbang pendapatan untuk Ferry hingga 35%, Tomodachi Rajiman 25%, Tomodachi Achmad Dahlan 25%, dan Tomodachi Sukajadi 15%. GOSIPNYA Sierra yang begitu booming saat itu membuat Megawati Soekarnoputri menyempatkan diri mengunjungi tempat ini. Pada Juni 2009 Ferry membuka sebuah tempat baru bernama Green Forest Resort yang GOSIPNYA didirikan bersama dengan Ruth Tamzil de Fernandez yang sukses mendirikan Kampung Daun.

Karena penjualan terus menurun, sejak Desember 2014 Tomodachi perlahan-lahan diganti oleh kafe baru bernuansa anak muda: Eat Boss. Eat Boss menawarkan tempat yang mudah dijangkau dan nyaman disertai dengan air conditioner tapi makanannya lezat dan murah sehingga tidak heran kafe ini terkenal dengan cepat dan selalu dipenuhi pelanggan.

Fourspeed Metalwerks

Hilton Kurniawan
lahir 4 September 1977
anak: Aurelia Griselda, Quenela Eleanor

GOSIPNYA
Hilton Kurniawan penggemar berat Harley Davidson. Ia sudah mengoleksi aksesorisnya seperti gesper, gelang, kalung, cincin sejak SMA. Karena pendapatannya belum menentu, ia sering mendapatkan barang-barang itu dari pasar Cihapit dan toko BaBe (Barang Bekas) di Bandung. Setelah lulus SMA, ia tidak mau kuliah. GOSIPNYA sih ia tidak punya uang.

Ia pernah mencoba bisnis piperglass dan rental DVD tapi tidak berhasil. Ia lalu menjadi TKI di Tokyo pada tahun 2000 sebagai pembuat saluran AC. Di Tokyo, ia sering berkunjung ke flea market, sebuah pasar jalanan yang menjual aneka ragam barang-barang murah.

Tiga tahun bekerja di Jepang, ia mengumpulkan uang 100 juta Rupiah. Ia lalu membeli tanah di Margahayu karena ayahnya menyarankan investasi properti yang jumlahnya akan naik berkali-kali lipat. Karena uangnya habis, ia menghabiskan waktunya di warnet untuk mencari tahu peluang bisnis. Hal ini berlangsung hingga ia menikah. Ia selalu meminta 20 ribu Rupiah tiap hari pada istrinya yang bekerja di bank untuk ongkos warnet, bensin, dan makan.

Ketika istrinya hamil 5 bulan, tanah yang ia beli laku terjual 240 juta Rupiah. Ia sempat malas dan hanya ingin usaha yang menghasilkan pendapatan tetap tiap bulan tanpa bekerja.

Hedi Rusdian Gunawan
ayah: Djuardan Tria Gunawan
ibu: Dine Aryani

Tahun 2005 bersama sepupunya yang saat itu masih kelas 3 SMP, Hedi, ia sempat berjualan baju, tapi karena merasa bukan bidangnya dan terlalu banyak saingan, usaha itu berhenti setelah dua bulan. Ia lalu terpikir untuk menjual aksesoris. Bersama teman-teman sekolahnya dulu, mereka segera memproduksi barang. Karena perbedaan pandangan, sebulan kemudian mereka bubar.

Mulanya ia memproduksi aksesoris dengan cara maklun dan printing logam. Karena hasilnya tidak memuaskan, ia mencari literatur di internet, dan survei lapangan dengan mengunjungi pabrik logam. GOSIPNYA ia datang ke pabrik logam pura-pura mendapat pesanan dalam jumlah besar, padahal tujuannya untuk mengetahui cara membuat aksesoris.

Ia mendapat info bahwa logamnya harus jenis clay yang dicampur dengan pewter, timah tanpa timbal. Ia lalu menyewa rumah di Jalan Neptunus, sebagai rumah produksi. Ia lalu mempekerjakan 3 temannya yaitu Yudi, Mul, Nunuk, sebagai karyawan ditambah adik kandungnya, Fajar, dan juga Hedi. Untuk semua itu, ia mengeluarkan uang 200 juta yang sudah termasuk biaya operasional riset dan peralatan seperti alat ukir, cetakan logam, penjepit logam, alat poles, dan bor listrik. Ia lalu menamai perusahaan dengan Fourspeed, yang berarti empat gigi kecepatan motor.

Ia menawarkan barang secara door to door, dan dititipkan ke berbagai distro. Produknya tidak laku karena harganya dianggap terlalu mahal. Saat itu ia menjual kalung 30-60 ribu dan kepala gesper 60-150 ribu.

Tahun 2007 ia diundang pameran Jambore Harley Davidson di Yogyakarta. Dengan mobil pinjaman dan 4 karyawan, Hilton dan Hedi pun berangkat. Dalam pameran yang berlangsung 3 hari itu, produknya tidak terjual satu pun, sehingga ia terpaksa menjual semua barangnya setengah harga agar bisa pulang. GOSIPNYA uangnya habis untuk membuat produk agar bisa dipamerkan di Yogya, hanya cukup untuk bensin pulang dan satu kali makan.

Setelah pulang dari Yogya, ia mendapat pesanan dari distro bernama Gasing berupa 50 buah kalung dan 50 buah kepala gesper. Sedangkan Hedi yang tidak lulus seleksi penerimaan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) mulai membantu Fourspeed secara total. Tahun 2009 Hedi mulai menawarkan produknya pada band rock lokal seperti Naif, PAS, Netral, Superman is Dead, Slank, RIF, hingga Ahmad Albar. Tapi tetap tidak laku

Hedi lalu mengirimkan contoh produk pada 100 manajemen band luar negeri. Harga pun dinaikkan dari 30-150 ribu menjadi 1-3 juta karena harga yang murah cenderung diragukan kualitasnya. Pangsa pasar pun diperluas dari motor ke musik, olahraga ekstrim, hingga komunitas tato. Ada 3 yang merespon yaitu Rita Haney, istri gitaris Pantera & Damage Plan; band trash metal Exodus dan satu band hardcore dari New York.

Rita memesan 100 buah gesper dan kalung bergambar mendiang suaminya, Dimebag Darrel, untuk mengenang hari kelahirannya dan akan diberikan pada para sahabat almarhum seperti Slash (eks gitaris Guns N' Roses), Duff McKagan (Guns N' Roses), Zakk Wylde (Black Label Society), Kerry King (Slayer), Scott Ian (Anthrax), Dave Grohl (Foo Fighters), Ben Harper, Kat Von D, David Draiman (Disturbed), Lemmy (Motorhead), Chuck Billy (Testament), Rex Brown (Pantera), Jerry Cantrell (Alice In Chains), dan lainnya. Beberapa musisi bertanya pada Rita darimana ia memesan barang itu, salah satunya adalah Danny Boy dari House of Pain yang akhirnya memesan aksesoris Fourspeed.

Hilton lalu menyerahkan Fourspeed sepenuhnya pada Hedi pada tahun 2011. Hedi lalu mengajak kakaknya, Abe Aditya. Hedi mulai memasarkan lewat internet. Hedi lalu memperluas usaha dengan mengeluarkan berbagai macam produk dan membagi perusahaan menjadi 5 divisi: Fourspeed Metalwerks, Fourspeed Nomad, Fourspeed Fabrica, Fourspeed Artifex, Fourspeed Hellcustom. Aksesoris yang tadinya hanya berlabel Fourspeed berubah menjadi Fourspeed Metalwerks. Ia juga berencana membuka Fourspeed Academy yang merupakan wadah bagi para mahasiswa yang mau belajar berwirausaha.

Pada November 2012 Sepultura menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Fourspeed Metalwerks untuk memproduksi aksesoris dalam jumlah terbatas berupa gesper dan cincin tengkorak. Hingga kini produk Fourspeed Metalwerks sudah dipakai oleh Blasko Caliban, Danny Diablo, Death Angel, Dimebag Darrell, Exodus, Hatebreed, Hellyeah, House Of Pain, Madball, Napalm Death, Sepultura, Suffocation, Metallica, Ozzy Osbourne, Pantera, Slayer, Madball, Motorhead, Steve Caballero, Natas Kaupas, Aki Akiyama, Coco Zurita, Esteval Oriol.

Pada akhir tahun 2013 Hedi terpilih menjadi salah satu dari 100 seniman dunia yang diundang ke Jepang untuk menggelar pameran karya seni di Yokohama. GOSIPNYA kini Hedi memiliki 40 orang karyawan, menjual 200-500 aksesoris tiap bulan, 80% diekspor ke luar negeri, dengan omzet Rp. 500 juta per tahun. GOSIPNYA produknya kini dilabeli "Made with pride in Bandung, Indonesia".

Honoris

Joe C. Thompson Jr.

Southland Ice Company

GOSIP 7-ELEVEN
Tahun 1927 seorang pegawai Southland Ice Company, Jefferson Green, mulai menjual susu, roti, dan telur di depan pabrik pembuat es itu. Dia menjual banyak barang-barang tersebut pada hari Minggu dan malam hari ketika toko-toko kelontong telah tutup. Mengetahui hal tersebut, Joe C. Thompson Jr., salah satu pendiri Souhtland Corporation, mulai menjual barang kebutuhan sehari-hari di lokasi lain. Ia menyadari bahwa cepat atau lambat lemari es akan menghancurkan bisnis esnya jadi ia membuka jaringan toko kelontong. Saat itu, perusahaan tersebut memiliki 21 toko. Dalam waktu 10 tahun, perusahaan telah berkembang menjadi 60 toko.

Ketika kendaraan menjadi barang umum, Southland mulai menjual bensin pada tahun 1928. Tahun 1936 banyak orang datang dari jauh untuk berbelanja di para penjual di pinggir jalan. Dengan menjual minuman keras dan bir, penjualan meningkat secara dramatis, dan toko mulai tumbuh lagi meski saat itu masih dilanda depresi ekonomi.

Awalnya toko itu lebih dikenal dengan nama Tote'm karena para pembeli membungkus barang belanjaan mereka. Beberapa toko bahkan memakai tiang Tote'm asli di depan toko mereka. Tahun 1946 nama Tote'm diubah jadi 7-Eleven yang menandakan bahwa toko buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam tiap harinya.

Tahun 1963, 7-Eleven di Austin yang berdekatan dengan Universitas Texas, dipenuhi oleh konsumen setelah sebuah pertandingan American Football usai. Toko tersebut mulai buka 24 jam setiap akhir pekan. Minuman semi beku berkarbonasi Icee adalah salah satu alasan konsumen datang ke 7-Eleven. Tahun 1965 Icee diubah namanya menjadi Slurpee.

Slurpee

Pada akhir tahun 1969, 7-Eleven telah mencapai 3.500 gerai di AS dan menjadi internasional dengan membuka gerai di Kanada. Tahun 1974, 7-Eleven mencapai 5.000 gerai dan mulai merambah Jepang. Pada tahun 1980-an perusahaan-perusahaan migas mengubah pom-pom bensin menjadi toko kelontong. 7-Eleven berusaha mengatasi keadaan tersebut dengan mengakuisisi perusahaan penyulingan migas, Citgo.

Pada bulan Oktober 1987  indeks harga saham gabungan di bursa saham AS jatuh hingga melampaui angka 30%. Peristiwa yang lebih dikenal dengan Black Monday itu membuat 7-Eleven memiliki hutang 4,1 milyar Dolar AS. Kondisi tersebut diperparah dengan pasokan barang yang tidak teratur. Setiap minggu lebih dari 80 kali pengiriman dilakukan pada jadwal berbeda dan bahkan sering di waktu orang-orang sedang berbelanja yang menyebabkan terganggunya pelayanan.

7-Eleven terselamatkan setelah Ito Yokado, yang juga merupakan pemegang lisensi 7-Eleven Jepang, membeli saham 7-Eleven senilai 430 juta Dolar AS pada November 2005. Ito Yokado mengubah 7-Eleven dengan menyentralisasi distribusi barang, mengisi toko-toko dengan makanan segar, dan membangun jaringan informasi yang canggih sehingga para manajer bisa mengatur stok barang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Kunci keberhasilan 7-Eleven mengalahkan saingannya Lawson dan FamilyMart adalah karena terus berinovasi. 7-Eleven berhasil membuat orang Jepang membeli onigiri di toko mereka dengan cara memakai kemasan khusus yang memisahkan nasi dari rumput lautnya sehingga tetap kering. Inovasi lain adalah 7-Eleven meminta para kasirnya untuk mengisikan uang tunai yang diterima ke dalam ATM yang ada dalam toko. Manfaatnya, uang tunai tersebut tidak usah diantar ke kantor pusat lagi, uang kas yang diterima menjadi lebih aman berada dalam mesin ATM, serta bank tidak perlu datang mengisi mesin ATM tersebut lagi.

Ito Yokado

Pada 23 April 2007, 7-Eleven meluncurkan kartu Nanaco (dalam bahasa Jepang, nana artinya tujuh). Kartu ini adalah kartu uang elektronik tanpa sentuhan yang bersifat prabayar dan dapat di-charge ulang. Di Indonesia layanan yang mirip seperti ini adalah kartu Flazz BCA. 7-Eleven mendapatkan informasi yang sangat berharga dari kartu ini. Mereka dapat mengetahui apa dan kapan konsumen membeli sesuatu sehingga mereka dapat mengatur logistiknya dengan tepat. Jaringan toko akan mendapat suplai sebanyak 9 kali dari pusat distribusi. Semua makanan yang dikirimkan diatur sesuai dengan suhu dan perkiraan waktu pembelian konsumen sehingga akan selalu segar pada saat konsumen membelinya. Kesegaran ini merupakan perhatian utama jaringan ini. Bahkan kopi hanya akan dipertahankan selama 1 jam, sesudah itu harus dibuang.

Untuk menjaga kesegaran makanannya, mereka membaginya berdasarkan suhu. Makanan beku dikirimkan pada suhu -20°C, makanan dingin dikirimkan pada suhu 5°C, nasi pada suhu 20°C, dan makanan diproses pada suhu ruangan. Untuk mengantisipasi resiko lalu lintas yang tidak pasti, mereka memiliki alternatif transportasi seperti sepeda motor dan helikopter. Tidak mengherankan, pada saat gempa bumi Kobe sebesar 6,8 SR terjadi pada 17 Januari 1995 pukul 05.46 pagi, dengan memanfaatkan kekuatan logistiknya, mereka mampu mengirimkan 64.000 bola nasi sebagai amal ke kota tersebut sebelum pukul 11 siang dengan memakai 7 helikopter dan 125 sepeda motor.

Untuk memaksimalkan efisiensi distribusi dan meminimalkan kompetisi, mereka menjalankan Dominant Opening Strategy. Mereka mengonsentrasikan tokonya di area tertentu untuk menciptakan critical mass. Daerah jangkauan adalah radius 500 meter dan semua daerah dilingkupi dengan overlap yang minimal. Dengan demikian, logistiknya akan teroptimalkan karena satu truk dapat melayani beberapa toko dalam satu daerah.

Tata letak toko juga diatur untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen. Misalnya, diketahui pada pukul 7-8 pagi, susu 350 ml paling banyak dibeli orang yang berangkat bekerja; pukul 11-1 siang, susu 500 ml paling banyak dibeli anak pulang sekolah; dan malam hari susu 1 liter paling banyak dibeli oleh ibu tangga. Manajer toko akan mengatur tata letak toko pada jam-jam tersebut sesuai dengan ukuran susu yang paling banyak dibeli. Semua hal ini terjadi karena dukungan teknologi informasi.

Pada Oktober 2000, mereka meluncurkan 7dream.com. Ide dasarnya adalah konsumen akan memilih barang yang dipesan dan akan mengambil barang tersebut di toko 7-Eleven dua atau tiga hari kemudian. Dengan demikian, 7-Eleven tidak usah memiliki stok barang yang banyak. Karena subway merupakan transportasi yang sangat umum di Jepang, tidak mengherankan ada banyak toko 7-Eleven di dekat stasiun subway sehingga konsumen akan dengan mudah mengambil barangnya ketika keluar dari stasiun.

Mereka juga memiliki MMK (Multi-Media Kiosk). Konsumen yang tidak memiliki Internet dapat datang dan memesan barang yang tidak ada di toko. Sistem ini juga terhubungkan dengan Fuji Film yang memungkinkan konsumen membawa foto digital dan mengembangkannya dengan memakai printer dalam MMK. MMK terkoneksi pula ke Sony Entertainment System dan menawarkan Mini-Disk, seperti CD, di mana konsumen dapat memilih dan mem-burn lagu-lagu yang disukai. Lagu-lagu yang populer biasanya telah tersedia di database toko.

Pada April 2004, mereka pun mulai menawarkan 7-Eleven Speak Out Wireless di mana konsumen dapat membeli ponsel prabayar langsung dari toko 7-Eleven di AS dan Kanada serta mengaktifkannya langsung di tempat. SIM Card-nya tidak dijual terpisah. Dengan demikian, mereka juga menjadi peritel yang pertama menjual kartu telepon prabayar.

Visi dan misi mereka adalah Servant Leadership dan The 7-Eleven Way. Servant Leadership didefinisikan dengan 3C, yakni capacity (apa yang dapat dilakukan untuk memimpin), commitment (apa yang ingin dilakukan untuk memimpin), dan character (apa yang akan dilakukan untuk memimpin). The 7-Eleven Way didefinisikan dengan singkatan I CARE yang merupakan singkatan dari Integrity, Customer Focus, Accountability, Recognition dan Excellent Execution.

Pada awal tahun 2000-an, 7-Eleven telah mencapai 25.000 gerai. Kini 7-eleven telah mencapai 56.400 gerai di seluruh dunia dengan jumlah 8.600 gerai di AS dan Kanada serta 47.800 gerai di luar AS dan Kanada.

SEJARAH DAN PENCAPAIAN 7-ELEVEN
1927 Southland Ice Company didirikan di Oak Cliff, Texas
Toko Tote’m diperkenalkan
1928 Tote’m mulai menjual bensin
1946 Nama 7-Eleven diperkenalkan karena toko buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam
1949 Iklan TV “Owl & Rooster” diperkenalkan: merupakan yang pertama kali untuk toko kelontong
1952 Gerai ke 100 dibuka di Texas
1954 Gerai pertama di luar Texas dibuka di Florida
1958 Gerai pertama di wilayah bercuaca dingin dibuka di Timur Laut (Virginia)
1960 Gerai ke 500 dibuka
1963 Gerai ke 1.000 dibuka di Midland Texas
7-Eleven mengakuisisi Speedee Mart di California dan mulai diwaralabakan
Gerai 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas dan Las Vegas, Nevada
1964 Coffee-to-go diperkenalkan di Long Island, New York
1966 Slurpee, minuman semi-beku berkarbonasi diperkenalkan
1968 Lisensi di wilayah domestik pertama ditandatangani bersama Garb-Ko, Inc. di Saginaw, Michigan
1969 Kampanye “Oh Thank Heaven for 7-Eleven” diperkenalkan
Gerai pertama di Kanada dibuka di Calgary
1971 Penjualan tahunan mencapai 1 milyar Dolar AS untuk pertama kalinya
Gerai pertama di Meksiko dibuka
Gerai pertama di Eropa dibuka di Inggris dan Skotlandia
Swalayan bensin diperkenalkan
1974 Gerai pertama di Jepang dibuka
1979 Penjualan per 3 bulan mencapai 1 milyar Dolar AS untuk pertama kalinya
1980 7-Eleven International membuka gerai ke 1.000
1984 Minuman Super Big Gulp diperkenalkan
ATM diperkenalkan di toko kelontong
7-Eleven International membuka gerai ke 2.500
1988 Hot Dog Big Bite dengan sosis Oscar Mayer diperkenalkan
7-Eleven International membuka gerai ke 5.000
1991 Revitalisasi 7-Eleven dimulai
1993 7-Eleven International membuka gerai ke 7.500
1994 Sandwich Deli Central diperkenalkan
Kue World Ovens diperkenalkan
1995 Gerai ke 15.000 dibuka
1996 7-Eleven Meksiko merayakan ulang tahun ke 25
7-Eleven International membuka gerai ke 10.000
1997 Kopi Café Select diperkenalkan
Retail Information System mulai diluncurkan
1998 Cappuccino beku Café Cooler diperkenalkan
Financial Services Centers bernama Vcom diperkenalkan
1999 The Southland Corporation berganti nama menjadi 7-Eleven, Inc.
Minuman buah-buahan rendah lemak mirip Smoothie, Früt Cooler, diperkenalkan
7-Eleven International membuka gerai ke 12.500
2000 Gerai ke 20.000 dibuka di Tokyo
7-Eleven International membuka gerai ke 15.000
7-Eleven didaftarkan kembali di Bursa Saham New York
2001 Kios Vcom diperkenalkan di Texas dan Florida
7-Eleven menghasilkan lebih dari 2 juta Dolar AS untuk Palang Merah untuk membantu korban serangan teroris 11 September
Gerai Future Lab dibuka di Plano, Texas
2002 7-Eleven mencapai pendapatan 10 milyar Dolar AS
7-Eleven merayakan ulang tahun ke 75
Minuman Slurpee tanpa gula diperkenalkan secara nasional
Slurp & Gulp diperkenalkan
7-Eleven Australia merayakan ulang tahun ke 25
7-Eleven memulai peluncuran kios-kios Vcom di 1.000 gerai 7-Eleven di AS
2003 7-Eleven International membuka gerai ke 20.000
7-Eleven Jepang merayakan ulang tahun ke 30
7-Eleven memperkenalkan bir impor pertamanya, Santiago
7-Eleven menawarkan kartu 7-Eleven Convenience Card di AS
Gerai ke 25.000 dibuka
2004 7-Eleven menawarkan Atkins dan produk karbohidrat terkontrol lainnya
7-Eleven meluncurkan aplikasi online vendor/supplier baru pada Maret
7-Eleven memperkenalkan persetujuan waralaba baru pada Maret
7-Eleven menjual bangunan markas besar Cityplace pada April
7-Eleven membuka gerai di Beijing, China pada April
7-Eleven menjadi ritel pertama yang menawarkan program prabayar wireless milik sendiri bernama 7-Eleven Speak Out
2005 7-Eleven kembali memasuki Manhattan setelah 23 tahun
Stir Crazy, susu siap santap dari freezer pertama, diperkenalkan
7-Eleven meluncurkan makanan segar Pick Smart dan Formula 7
gerai ke 3.000 di Thailand dibuka
Gerai ke 4.000 di Taiwan dibuka
Gerai ke 200 di Guangdong dibuka
Pemegang lisensi 7-Eleven Hong Kong membawa 7-Eleven ke Makau
Seven & I Holdings membeli saham 7-Eleven, Inc.
Joe DePinto menjadi presiden dan CEO 7-Eleven, Inc.
2006 Budaya perusahaan berganti menjadi “I C.A.R.E. About People and Teamwork” and Servant Leadership
Seven & I Holdings menjadi ritel terbesar Jepang setelah membeli Sogo Co. dan Seibu Department stores Ltd.
Gerai-gerai White Hen Pantry di wilayah Chicago dan Boston diakuisisi
10 gerai McKee Oil Co. di wilayah Salt Lake City diakuisisi
Sandwich Ciabatta diperkenalkan
Gerai 7-Eleven paling utara di dunia dibuka di Trosmø, Norwegia – Latitude 69o 39’; Longitude 18o 56’
Cina mengizinkan 7-Eleven di Beijing dan Guangdong menawarkan waralaba pada individu
Gerai ke 30.000 dibuka
7-Eleven Hong Kong merayakan ulang tahun ke 25
7-Eleven International membuka gerai ke 25.000
2007
Kopi herbal Fusion Energy diperkenalkan secara nasional
7-Eleven menawarkan ReVoS, sebuah kartu telepon prabayar internasional yang memungkinkan bicara sepuasnya ke 42 negara dengan biaya 19,99 Dolar AS sebulan
7-Eleven menawarkan waralaba untuk pertama kalinya di Dallas-Fort Worth, Temple-Killeen dan Austin, Texas
Minuman Full Throttle Fury Energy Slurpee dengan guarana, ginseng dan taurine diperkenalkan
7-Eleven memperkenalkan minuman INKED yang ditujukan untuk orang-orang bertato
2008
7-Eleven meluncurkan produknya sendiri, 7-Select, dengan 32 produk baru berupa makanan ringan, keripik, permen dan kue-kue kering
2009
7-Eleven membuka gerai Business Conversion Program ke 100 di Queens Village, New York
Gerai mencapai 36.000 di seluruh dunia pada April
7-Eleven meluncurkan situs www.franchise.7-eleven.com untuk menyediakan informasi mengenai waralaba 7-Eleven
7-Eleven memperkenalkan Iced Coffee dengan rasa French Vanilla dan Mocha dengan meluncurkan dispenser minuman baru dengan teknologi terkini di 4.500 gerai 7-Eleven di AS
7-Eleven menambahkan 15 produk roti termasuk kue cemilan, donat dan kue-kue kering dengan merek 7-Select, membuat jumlah produk yang diperkenalkan tahun 2009 menjadi 225
7-Eleven memperkenalkan Yosemite Road Wines
7-Eleven mengakuisisi 58 gerai New England Pantry di wilayah Boston. Sebagian besar dari gerai-gerai ini akan diubah menjadi 7-Eleven pada akhir tahun 2010
2010
7-Eleven menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi 183 lokasi di Florida dari ExxonMobil dan mengubahnya menjadi 7-Eleven
Aplikasi Slurpee untuk iPhone dan Android diluncurkan
2011
7-Eleven menggantikan outlet ExxonMobil di 7 lokasi Illinois Tollway Oases, termasuk 13 stasiun bensin, toko kelontong, dan tempat cuci mobil
7-Eleven merayakan pembukaan gerai ke 40.000 di Dallas
Slurpee MixMaker membuat konsumen dapat mengkreasikan sendiri minumannya
7-Eleven menawarkan perjalanan ke luar angkasa sebagai bagian dari promosi film Super 8
7-Eleven bekerjasama dengan Cinemark USA, Inc. untuk menjual Slurpee di 32 bioskop terpilih di Dallas, Houston dan Portland
Pada Juli 2011, ada 35.000 gerai 7-Eleven beroperasi di luar AS
7-Eleven memberi 5 juta Slurpee gratis, untuk merayakan ulang tahun ke 84 pada 11 Juli
7-Eleven menandatangani perjanjian dengan ExxonMobil untuk mengakuisisi 51 lokasi Texas Utara dan mengubahnya menjadi 7-Eleven
7-Eleven Australia membuka gerai ke 500
2012
7-Eleven mengakuisisi 55 gerai Sam’s Mart di Carolina
7-Eleven mengakuisisi 23 gerai Strasburger Enterprises di Texas, membuat 7-Eleven memiliki 570 cabang di Texas
7-Eleven mengakuisisi 18 gerai Open Pantry di Wisconsin
7-Eleven membeli perusahaan asal San Fransisco, TETCO, Inc.
7-Eleven mengakuisisi 125 gerai milik EZ Energy USA, Inc. dan Handee Marts, Inc. di Ohio, Pennsylvania, Maryland dan West Virginia
2013
7-Eleven mengakuisisi 143 gerai Speedy Stop dan Tigermarket di San Fransisco
7-Eleven meluncurkan kopi berkualitas tinggi, Brazilian Dark Roast
7-Eleven mencapai rekor baru dengan memiliki lebih dari 50.000 gerai pada kuartal pertama tahun 2013
7-Eleven mengakuisisi 46 gerai CB Mart, Inc di South Carolina
Majalah Entrepreneur menempatkan 7-Eleven pada posisi pertama dalam daftar Top 200 Global Franchise Companies tahun 2013
Pada 11 Oktober, aplikasi 7-Eleven telah diunduh sejuta kali
2014
50 tahun waralaba 7-Eleven di AS
7-Eleven menandatangani kesepakatan waralaba dengan Seven Emirates Investment LLC untuk mengembangkan dan mengoperasikan toko-toko 7-Eleven di UEA. Ekspansi ini menandakan pertama kalinya perusahaan memasuki wilayah Timur Tengah
7-Eleven merayakan ulah tahun ke 87
7-Eleven yang dikenal sebagai perusahaan sahabat-militer oleh para organisasi veteran, menaikkan insentif mengadopsi waralaba dengan diskon biaya waralaba hingga 20 persen dengan batas 50.000 Dolar AS untuk para veteran yang sudah pensiun dalam 5 tahun terakhir
Jumlah gerai 7-Eleven melebihi 54.000 di seluruh dunia
2015
Perusahaan mengumumkan waralaba tanpa bayar untuk lebih dari 200 gerai terpilih di AS hingga 30 Juni 2015, menghemat hingga 80.000 Dolar AS bagi franchisee yang memenuhi syarat
7-Eleven mengakuisisi perusahaan asal Massachusetts, Tedeschi Food Shops. 182 gerai Tedeschi berada di Boston dan New Hampshire
Merek baru diperkenalkan, 7-Select GO!Yum™ dan 7-Select GO!Smart™ untuk memenuhi permintaan konsumen
7-Eleven menandatangani kesepakatan waralaba dengan Seven System Vietnam Co. Ltd. Ekspansi ini menandai saham pertama di wilayah Pasifik sejak Indonesia tahun 2009 dan merupakan negara ke 18 di wilayah tersebut
7-Eleven bekerjasama dengan PayNearMe untuk menawarkan konsumen AS membayar banyak tagihan dengan uang tunai menggunakan scan barcode dan aplikasi PayNearMe Bill Pay di gerai 7-Eleven tertentu

Otje Honoris (Ho Tjek / He Chunlin)
lahir 1922 di Singapura

Samadikun Hartono (He Xiao Kun / Ho Sioe Koen)
lahir 4 Februari 1948 di Bone 

 Luntungan Honoris

Sungkono Honoris
lahir 1951 di Makassar

Siwie Honoris (2 dari kanan)

David Honoris (2 dari kiri)

Henri Honoris
lahir 27 Mei 1975 di Jakarta

SEJARAH DAN PENCAPAIAN HONORIS INDUSTRY
1982: Pabrik pertama Honoris Industry didirikan di Cakung, Jakarta
1982: Mulai memproduksi kamera
1982: Mendirikan fasilitas Plastic Injection
1990: Mendirikan fasilitas Electronic Chip Mounting
1992: Produksi kamera zoom untuk pertama kalinya
1992: Pabrik kedua didirikan di Ciawi, Bogor
1992: Mendirikan fasilitas Glass Lens
1994: Mulai memproduksi audio mobil merek Pioneer
1995: Mendesain kamera untuk pertama kalinya
1995: Mulai memproduksi piano, organ, keyboard merek Kawai
1995: Mulai memproduksi Covac Casio Wristband
1996: Mendesain Photo Booth untuk pertama kalinya
1998: Mendesain kamera AF pertama: AC-180
2000: Mulai memproduksi Showa Honeycomb Filter
2000: Mulai memproduksi Fuji Zoom Lens
2001: Mulai memproduksi CCD Zoom Lens Assy (Camcorder)
2001: Mendesain kamera digital pertama: MP-35 (VGA)
2002: Mulai memproduksi Yagi Antenna Booster
2004: Mulai memproduksi televisi dan kompor Hitachi
2005: Mendesain kamera 3Mp pertama: MP-3MF
2005: Mulai memproduksi televisi merek Konka
2005: Mendirikan Print Station Design and Production pertama
2006: Mendesain kamera 5Mp pertama: MP-5MF
2006: Mendirikan Photo Printer Design and Production pertama
2006: Mendesain televisi CRT pertama
2006: Mendesain televisi LCD pertama

SEJARAH DAN PENCAPAIAN PT MODERN INTERNATIONAL
1971: PT Modern Photo Film didirikan
1988: Fuji Image Plaza didirikan
1991: Penawaran umum perdana (IPO)
1997: Nama perusahaan berubah jadi PT Modern Photo
1997: Ditunjuk sebagai distributor RICOH
2006: Ditunjuk sebagai distributor Shimadzu (alat kesehatan)
2007: Nama perusahaan berubah jadi PT Modern International
2008: Mendapat izin dari 7-Eleven AS untuk jadi pemegang waralaba tunggal
2009: Toko 7-Eleven pertama dibuka di Jl. Bulungan, Jakarta
2010: Toko 7-Eleven ke 21 dibuka di Jl. Radio Dalam, Jakarta
2011: Toko 7-Eleven di Jakarta telah mencapai 57 buah pada akhir tahun 2011
2013: Toko 7-Eleven di Jakarta telah mencapai 136 buah pada akhir tahun 2013
2014: Toko 7-Eleven di Jakarta telah mencapai 190 buah pada akhir tahun 2014

GOSIP HONORIS
Otje lahir tahun 1922 di Singapura dan dibawa ke Sulawesi tahun 1923. Ia lalu belajar fotografi dan membuka sebuah studio foto di Makassar. Tahun 1965 Otje pindah ke Jakarta dan membuka sebuah kios kecil di Pasar Baru. Ketika itu kamera masih merupakan barang mewah dan langka. Meski bermodalkan barang titipan, Otje tidak cuma menunggu. Ia mengerahkan anak dan istrinya untuk mencari calon pembeli. Pada saat itu anaknya yang ketiga, Samadikun Hartono baru tamat SMP di Makassar.

Tanggal 12 Mei 1971 Otje mendirikan Modern Group bersama Luntungan Honoris dengan modal dasar Rp. 100 juta dan pembagian saham 80:20. Pada 28 Oktober 1971 modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 200 juta. Mereka lalu berhasil mendapat izin untuk menjadi distributor Fuji Film. Mereka cuma membayar royalti kepada Fuji dan bebas menjual ke seluruh dunia. Pada 6 September 1980, 40% saham dimiliki Otje Honoris dan 60% sisanya dibagi rata pada Luntungan Honoris, Sungkono Honoris, Siwie Honoris, dan Samadikun Hartono. Pada 7 Mei 1981 Otje menjual sebagian sahamnya sehingga kelima orang itu memiliki saham masing-masing sebesar 20%. Setelah Otje meninggal, pada 17 April 1982 saham Otje sebesar 20% menjadi milik Linda Sihaja.

Pada tahun 1982 PT Honoris Industry didirikan (GOSIPNYA lebih dari 50% kamera Fuji di seluruh dunia diproduksi oleh PT Honoris Industry). Kamera pertama yang diproduksi adalah Fujica M1 yang di pasar internasional lebih dikenal sebagai Fujica MA-1. Pada awalnya kamera ini dijual dengan harga Rp. 15.000 dan hanya diproduksi warna hitam saja. Namun setelah Maya Rumantir menjadi bintang iklan kamera ini, harganya naik menjadi Rp. 25.000 dan ada warna merah, biru, dan hijau. 




Tahun 1984 ekspor kamera Fuji mencapai 140 ribu unit dimana 58% nya diekspor ke Prancis. Tahun 1985 kamera Fuji DL-10 diluncurkan.


Tahun 1985 Samadikun menjadi direktur Modern Group dan dibantu oleh Luntungan Honoris, Sungkono Honoris, Siwie Honoris. Keempat bersaudara itu lalu mendirikan PT Inti Putra Modern yang membawahi Modern Group. Modern Group lalu dibagi menjadi 3: Modern Photo Film yang bergerak di bidang foto, Modern Land yang bergerak di bidang properti, dan Modern Bank yang bergerak di bidang keuangan. PT Modern Photo Film sempat berubah menjadi PT Modern Photo pada Mei 1997 dan menjadi PT Modern International sejak Juni 2007.

Tahun 1995 Luntungan Honoris mendirikan Sekolah Harapan Bangsa di Tangerang untuk memfasilitasi perumahan Modern Land. Pada tahun 1997 Bank Modern yang dikelola Samadikun menerima kucuran dana BLBI sebesar Rp. 2,55 trilyun. Samadikun dinyatakan bersalah melakukan penyelewengan dana BLBI yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. 169,4 milyar.

Setelah kasusnya disidangkan, majelis hakim PN Jakarta Pusat pada 5 Agustus 2002 membebaskan Samadikun dari dakwaan penyalahgunaan BLBI. Pada 6 Juni 2003 kejaksaan mengajukan kasasi dan dikabulkan oleh Mahkamah Agung. Majelis mahkamah menyatakan Samadikun bersalah dan dijatuhi hukuman penjara 4 tahun. Melalui pengacaranya, Samadikun mengajukan Peninjauan Kembali (PK) pada mahkamah yang sama. Tapi majelis PK menguatkan keputusan kasasi dan tetap menghukum Samadikun 4 tahun penjara. Sebelum dieksekusi, Samadikun mendapat izin dari Kejaksaan Agung untuk berobat ke Jepang selama 14 hari. Samadikun tidak pernah melapor kembali ke kejaksaan dan menjadi buronan koruptor.

Tahun 2000 perusahaan mencapai puncak kejayaan dengan pendapatan Rp. 3 trilyun tapi ketika era digital tiba dan menyebabkan orang jarang membeli rol film, anak Sungkono - Henri Honoris - mulai berpikir keras mencari cara untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Tahun 2006 Henri Honoris berusaha mendapatkan izin waralaba 7-Eleven agar dapat membuka gerai di Indonesia.

Meski tidak ada jawaban selama 2 tahun, ia tetap mengirim email. Ia akhirnya diundang untuk interview. Ia ditanya mengapa 7-Eleven harus ada di Indonesia dan ia menjawab bahwa ia memiliki dasar ritel. Setelah lama menunggu, PT Modern Putra Indonesia terpilih menjadi pemegang waralaba tunggal 7-Eleven di Indonesia (GOSIPNYA ketika menemani untuk survei pasar, 7-Eleven terkesan dengan Henri yang menemani langsung dibanding 2 pesaingnya yang hanya mengirimkan direktur).

Pada 7 November 2009 gerai pertama dibuka di Bulungan, Jakarta dengan konsep nongkrong. GOSIPNYA konsep nongkrong yang hanya ditemukan di 7-Eleven Indonesia ini menjadi fenomena dunia dan bahkan dibahas di New York Times. Tak hanya itu, 7-Eleven juga satu-satunya tempat nongkrong murah dimana kaum muda bisa menikmati bir, suatu hal yang selama ini sulit didapatkan di toko biasa dan hanya tersedia di tempat nongkrong yang lebih mahal.

Tahun 2010 7-Eleven telah mencapai 21 gerai dan menghasilkan omzet Rp. 72 milyar. Tahun 2011 7-Eleven telah mencapai 57 gerai dan menghasilkan omzet Rp. 319 milyar dengan laba bersih Rp. 57 milyar. Tahun 2012 7-Eleven meningkat jadi 117 gerai, dan 150 gerai tahun 2013. Pada tahun 2014, jumlah cabang 7-Eleven telah mencapai 190 gerai dan menghasilkan laba bersih Rp. 971 milyar. Tahun 2014 adalah puncak kejayaan 7-Eleven Indonesia.

 7-Eleven di Jepang

7-Eleven di Jakarta

Larangan menjual alkohol lewat Permendag No. 06/M-DAG/PER/1/2015 berlaku efektif mulai 17 April 2015. GOSIPNYA hal ini membuat penjualan menurun sehingga meski menambah 18 gerai baru, ada 20 gerai yang tutup tahun 2015. Laba bersih tahun 2015 pun menurun jadi Rp. 886 milyar. GOSIP lain sih 7-Eleven yang awalnya hanya bersaing dengan Circle-K, mulai mendapat persaingan ketat dari Lawson sejak 2011 dan Family Mart tahun 2013.

Permendag itu sempat ditentang keras oleh Ahok yang menjabat Gubernur DKI Jakarta saat itu. Menurut Ahok, orang banyak yang mati karena minuman oplosan, bukan bir beralkohol 5% yang dijual di minimarket. GOSIPNYA orang yang tidak sanggup membeli bir di minimarket mengoplos alkohol 70% yang dibeli di apotek.

Menurut Ahok daripada dilarang, seharusnya dibatasi dengan cara memperketat penjualan seperti menunjukkan KTP dengan umur minimal 21 tahun. Menurutnya, jika penjualan miras dilarang, akan lebih banyak kasus penyelundupan maupun penjualan secara ilegal seperti zaman Al-Capone. Tanggal 2 April 2015 pada rapat klarifikasi RAPBD 2015, di Gedung Blok F Kemendagri, Jakarta, Direktur Jenderal (Dirjen) Kemendagri Reydonnyzar Moenek mengatakan, DKI seharusnya sudah tidak mencantumkan proyeksi pendapatan dari miras senilai Rp. 1,3 trilyun karena Menteri Perdagangan Rachmat Gobel sudah melarang penjualan minuman beralkohol. GOSIPNYA hal ini membuat Rachmat Gobel diberhentikan pada Agustus 2015 dan digantikan oleh Thomas Lembong yang terkenal di masyarakat sebagai pemilik bioskop Blitz Megaplex (kini menjadi CGV Cinemas).

Pemprov DKI memiliki saham 26,25% di BUMD PT Delta Djakarta. Perusahaan daerah ini merupakan pemegang lisensi produksi dan distribusi beberapa merek bir internasional seperti Anker Bir, Carlsberg, San Miguel, dan Stout. PT Delta Djakarta termasuk BUMD yang sehat karena memberi laba bagi kas daerah DKI Jakarta. Bahkan, berulang kali BUMD tersebut menyumbang lebih banyak pemasukan dibanding BUMD besar lain, seperti PD Pasar Jaya dan PT Jakarta Propertindo. Contohnya pada tahun 2014, PT Delta Djakarta menyumbang sebanyak 50 milyar Rupiah kepada kas daerah sedangkan PT Jakarta Propertindo yang 99% sahamnya dimiliki Pemprov DKI hanya menyumbang 25 milyar Rupiah.

Menyusutnya jumlah gerai membuat Modern Group segera berbenah tahun 2016. 7-Eleven menyumbang 75% penghasilan PT Modern Internasional dan untuk memperkuat bisnisnya, PT Modern Internasional bekerjasama dengan perusahaan Jepang Warabeya Nichiyo Co. Ltd. untuk mendirikan PT Fresh Food Warabeya Indonesia dengan pembagian saham 65% Fresh Food dan 35% Warabeya Nichiyo. Fresh Food Warabeya mengantongi modal awal Rp. 45 milyar. Meski begitu, akhir tahun 2016 7-Eleven menyusut lagi menjadi 175 gerai.

Pada 14 April 2016 Badan Intelijen Negara (BIN) memberikan informasi keberadaan Samadikun Hartono yang tengah mengunjungi rumah anaknya dan langsung ditangkap aparat penegak hukum China di Shanghai ketika akan menonton balapan F1. Pada 21 April 2016 pukul 16.00 waktu setempat, ia dibawa ke Indonesia dan diserahkan ke Jaksa Agung. Ia dihukum penjara 4 tahun, denda 20 juta Rupiah, dan wajib mengganti kerugian negara Rp. 169,4 milyar. GOSIPNYA hal ini cukup berdampak pada Modern Group.

Tahun 2016 7-Eleven rugi Rp. 162 milyar. Awal 2017 30 gerai kembali tutup. Rencana akuisisi senilai Rp. 1 trilyun oleh PT Charoen Pokphand yang merupakan induk 7-Eleven Thailand batal sehingga seluruh gerai ditutup pada 30 Juni 2017. Salah satu hal yang menyebabkan tidak tercapainya kesepakatan antara PT Charoen Pokphand dengan Master Franchisor Seven Eleven Inc (SEI) di Amerika Serikat adalah SEI hanya memberikan waktu masa berlaku franchise selama 1 tahun bagi investor dalam menyelesaikan berbagai masalah. GOSIPNYA ekspansi gerai 7-Eleven dilakukan terlalu cepat pada awal berdiri di Jakarta, dimana sebagian besar kebutuhan ekspansi dibiayai oleh pinjaman. Kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman mengganggu modal kerja yang dapat digunakan untuk operasi bisnis 7-Eleven.