Andianto Setiabudi

Manajemen Cipaganti Group

Keluarga Besar Andianto

PENCAPAIAN CIPAGANTI GROUP
-1994: Pemindahan Aset Hotel menjadi Perumahan Cipaganti Graha yang menjadi cikal bakal divisi properti, PT. Cipaganti Citra Graha didirikan yang kemudian hari menjadi Holding Cipaganti Group.
-1995: Membuka Rental Forklift yang menjadi cikal bakal unit bisnis Heavy Equipment.
-1998: Krisis III - Krisis Moneter seluruh divisi mengalami penyusutan.
-2000: Membuka Cabang Rental Mobil di Jakarta - Cikini (Cikini Raya No. 8) yang dilanjutkan dengan cabang Pondok Indah, Bekasi.
-2002
*Membuka Travel Door to Door Bandung.
*Membuka Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada menjembatani kemitraan usaha bagi hasil.

-2004: Membuka Cabang Alat Berat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
-2005: Membuka Cabang Alat Berat di Batulicin, Kalimantan Selatan.
-2006
*Membuka Cabang Alat Berat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
*Membuka Shuttle Point to Point seluruh Jabodetabek dan Bandung.

-2007
*Membuka Cabang Alat Berat di Pekanbaru, Riau.
*Penambahan dua layanan usaha baru, yaitu: Tours - Airline Ticketing dan Courier Cargo.
*Cipaganti Otojasa Sebagai Layanan Transportasi Terpadu.

-2008
*Membuka BPR Syariah di Cimahi.
*Ekspansi Rental Alat Berat ke Kalimantan Timur.

-2009
*Dimulainya Implementasi ISO 9000-2008.
*Ekspansi Rental Alat Berat ke Banjar - Ciamis.

-2010
*Akuisisi PT. Grand Transportasi Sejahtera "Taxi Max", serta Launching Taxi Max di Jakarta dan bandung.
*Akuisisi PT. Starline "Stars Shuttle" Low Cost Shuttle.
*Launching Regular Taxi "Taxi Max" di Surabaya.
*Brand Management Cipaganti Group.
*Kick Off Mining Production di Kalimantan Timur.
*Pengembangan Tourism Business di Bali.

-2011
*Launching Buku Andianto Setiabudi, Bisnis Rental menjadi Korporasi Nasional.
*Ekspansi Rental Alat Berat ke Kalimantan Tengah.
*Akuisisi PT. Transportasi Lintas Indonesia "Transline" Luxury Shuttle.

-2012
*Launching Regular Taxi "Taxi Max" di Semarang.
*Ekspansi Target Market Penyewaan Alat Berat ke perkebunan, kehutanan, konstruksi dan infrastruktur.
*Pengembangan Produk Unit Usaha perjalanan wisata "Cipaganti Holiday".
*Restrukturisasi internal dari sebelumnya 3 (tiga) anak perusahaan menjadi 5 (lima) anak perusahaan.
*Memperoleh ISO 9001:2008 untuk sub-unit usaha shuttle dan travel serta sub-unit usaha rental kendaraan.
*Revitalisasi Call Center menjadi Sales Services Point.
*Pengembangan Produk Unit Usaha Cargo ke seluruh Jawa - Bali.
*Program Re-Branding Cipaganti untuk memperkuat Brand Arsitektur.
*Penetapan Segmentasi Layanan Shuttle dan Travel.
*Rencana penawaran umum perdana saham perseroan.

-2013: 5 Juni 2013, PT Cipaganti Citra Graha resmi menjadi perusahaan terbuka (tbk).

 Andianto Setiabudi
lahir 5 Desember 1962 di Banjarmasin
ayah: Rahmat Setiabudi (Lim Tek Tjoen)
ibu: Sri Makmuri Setiabudi (Thio Shio Lie)
istri: Yulinda Tjendrawati Setiawan
anak: Grace Mulyawan Setiabudi, Winston Mulyawan Setiabudi

bersama anak dan istri

GOSIPNYA
Andianto Setiabudi adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Bisnis makanan ringan milik orangtuanya bangkrut sehingga pada tahun 1974 mereka memutuskan pindah ke kota Bandung. Orangtuanya kembali berbisnis makanan ringan sedangkan Andi melanjutkan pendidikannya di SD Agustinus. Ia lalu melanjutkan pendidikan di SMP dan SMA Aloysius. Ia lulus SMA tahun 1981.

Setiap berangkat sekolah ia selalu membawa banyak kue basah untuk dijual. Karena sering tidak laku, makanan yang dibawanya banyak yang basi sehingga orangtuanya merugi. Menyadari hal tersebut, orangtuanya beralih memproduksi berbagai macam makanan kering yakni: kue tambang, kacang sukro, dan kacang Bandung.

Pada 5 Mei 1982 Gunung Galunggung di Tasikmalaya meletus hingga 8 Januari 1983 sehingga membuat mereka kesulitan berbisnis karena bahan bakunya didapatkan dari Tasikmalaya. Pada tahun 1984 PT Indocipta Pangan Makmur meluncurkan produk makanan ringan baru, Chiki, yang menyedot pangsa pasar makanan ringan tradisional. Beruntung makanan ringan yang diproduksi Andi memiliki pangsa pasar tersendiri.

Ia lalu mulai menitipkan mobil-mobilnya di showroom mobil bekas milik temannya. Agar cepat diketahui konsumen, ia memasang iklan di koran. Tak disangka mobil bekasnya itu semuanya laku. Ia pun mulai berbisnis jual beli mobil sambil berjualan makanan ringan merek Cap Panda dan Dua Udang pada tahun 1984.

Pada tahun 1986 ia meninggalkan bisnis makanan ringan dan berfokus pada jual beli mobil. Awalnya, ia hanya menjual sekitar 5 atau 6 unit mobil bekas dengan nama Cipaganti Motor yang merupakan jalan tempat usaha sederhana miliknya yang terletak di jalan Cipaganti nomor 84. Bisnisnya maju pesat dan hingga tahun 1991 ia sudah memiliki 5 showroom mobil bekas di jalan Cipaganti, Cihampelas, Abdul Muis (kini Pungkur) dan menjual sekitar 150 unit per tahun.

Tahun 1991 suku bunga bank rata-rata mencapai 22% sehingga harga mobil bekas turun drastis. Ia lalu menyewakan puluhan unit mobil yang dimilikinya sedangkan beberapa bangunan showroom-nya yang belum selesai didirikan diubah menjadi hotel.

Pada tahun 1994 ia bekerjasama dengan salah satu rekannya untuk mendirikan perumahan. Perumahan tahap pertama di Ciwastra, Bandung yang lebih dikenal dengan Cipaganti Graha I tersebut membuatnya meraup untung besar dan mendirikan PT Cipaganti Citra Graha.

Tahun 1995 ia mendirikan PT Cipaganti Heavy Equipment dan mulai menyewakan alat angkat barang berat bagi perusahaan-perusahaan besar di Bandung. Perusahaannya dipercaya oleh PT United Tractors milik Astra Group sebagai dealer utama untuk suku cadang kendaraan alat berat merek Komatsu.

Pada tahun 1999 ia membangun perumahan kedua di Ujung Berung yang lebih dikenal dengan Cipaganti Graha II. Tahun 2000 ia mulai masuk ke bisnis taksi, rental mobil dan bus travel. Untuk menaungi bisnis travelnya, tahun 2002 Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) didirikan. Pada tahun yang sama ia membangun perumahan kelas menengah ke atas di Jalan A.H. Nasution, Bandung dengan nama Cipaganti Dream Land. Tahun 2005 ia membangun perumahan Cipaganti Rahayu Regency di Cipamokolan Soekarno-Hatta, Bandung.

Ia lalu terjun ke bisnis batu bara. Di bawah bendera Cipaganti Inti Resources, ia mengelola pertambangan batu bara seluas 35.000 hektare. Sementara melalui PT Inti Jaya Prima Coal, ia menguasai Blok Melak di Kalimantan Timur seluas 1.300 hektare. Ia juga memiliki 6.000 hektare lahan tambang di Blok Bentian Besar di Bontang dan 5.600 hektare di Kutai.

Tahun 2006 jalan tol Cipularang selesai dibangun sehingga ia pun membuka layanan Shuttle Point to Point Bandung-Jabodetabek. Begitu pesatnya pelanggan travel shuttle ini membuat KCKGP mengubah sistem bisnis penitipan kendaraan dengan kemitraan dalam bentuk uang pada tahun 2007.

Investor dapat menyetor modal awal minimal Rp. 100 juta dengan persentase keuntungan yang bervariasi antara 1,6% - 1,95% per bulan (GOSIP lain bilang 1,4% - 2%) tergantung besarnya investasi. Semakin lama menyimpan uang, semakin besar pula persentase keuntungan yang diberikan tiap bulan. Kesepakatannya dana itu akan dikelola oleh koperasi untuk kegiatan perumahan, SPBU, transportasi, perhotelan, alat berat dan tambang. GOSIPNYA pada awal bermitra, dana investasi investor tidak semuanya digunakan untuk kegiatan usaha melainkan diberikan kepada marketing yang berhasil menarik investor baru sebesar 1,5% - 2%.

Tahun 2009 ia mulai terjun ke bisnis perbankan dengan mengakusisi BPR Dana Tijarah di Cimahi dan menggantinya menjadi BPR Cipaganti Syariah. Dalam waktu singkat BPR Cipaganti Syariah sudah memiliki 13 kantor cabang di Jabar dengan dana pengelolaan Rp. 260 milyar.

GOSIPNYA begitu agresifnya Andi terjun ke berbagai bisnis baru ternyata untuk menutupi kerugian bisnisnya. Pada awal tahun 2014 PT Cipaganti Global Corporindo (CGC) mulai gencar menjual saham-sahamnya ke publik (GOSIPNYA penjualan ini dilakukan untuk menutupi beban bagi hasil yang harus dibayarkan pada mitra-mitranya).

Hingga Mei 2014 KCKGP menghimpun dana dari 8.700 mitra sebesar Rp. 3,2 trilyun. Investor diberi janji bahwa dana akan dikelola untuk bisnis perumahan, pompa bensin, transportasi, perhotelan, alat berat, dan tambang. Rupanya dana disalurkan ke 3 perusahaan Andianto yakni PT Cipaganti Citra Graha (CCG), PT Cipaganti Global Transportindo (CGT), dan CGP.

Djulia Sri Redjeki Setiabudi (kanan)

Sejak Maret 2014 koperasi gagal membayar persentase yang dijanjikan pada mitra-mitranya sehingga banyak mitranya melaporkan Andi pada polisi sehingga polisi menahan Andianto (direktur utama CCG), kakak Andi, Djulia Sri Redjeki Setiabudi (komisaris utama CCG), dan istri Andi, Yulinda Tjendrawati Setiawan (bendahara CCG) pada Juni 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.