Orang Tua & ABC Grup





USAHA ORANG TUA
-Wafer, Biskuit & delicacies: Tango, Klop, Oops Wafer, Fullo, Fullo Blasto, Oops, Fugu, Oops 100K, Oops Hotsa
-Candy: Kurang Asem, Kurang Asem Chewy, Kurang Asem Hot, Oops Keju Kunyah, MintZ, Maxx Coffie, Cannon Ball, Blaster, Capilano's, Station Rasa
-Nut: Kaya King
-Minuman Sehat: Balancea, Kiranti
-Fermented Milk: Vita Charm
-Liquid Milk: Vita Milk Prebiotik, Rainbow
-Oral Care: Formula, ABC dent
-Minuman Nutrisi: Fit Active

USAHA ABC
Batu Baterai: ABC, ABC Alkaline
Minuman Energi: Kratingdaeng, Torpedo, Red Bull
Mi Instan: Mi ABC, Gurimi, Mi Selera Rakyat, Happy Mi
Minuman Kesehatan: You C1000
Minuman Kemasan: NĂ¼
Snack: Mi ABC, Mi Remez

USAHA ORANG TUA & ABC
-Investasi
PT Anugerahtama Swadaya Mandiri
PT Artaduta Adipura
PT Djojonegoro Aditunggal
PT Pacific Tunggal Sejati
PT Sinarmutira Halim
PT Trimukti Nusantara Prima
PT Trijaya Fajar Cemerlang
PT Wisesa Halim Mandiri

-Makanan & Minuman
PT ABC President Enterprise Indonesia
PT Asia Health Energy Beverages
PT Asia Sejahtera Perdana Pharmaceutical
PT Asiatic Union Perdana
PT Darmex Oil and Fats
PT Embase Prima Food
PT Heinz ABC Indonesia
PT Indo Evergreen Agro Business
PT Panganmas Inti Persada
PT Perindustrian Bapak Djenggot
PT Sidoarjo Ciptanusa Food Industry
PT Ultra Prima Pangan Makmur
PT Uni Djaja
PT Djojonegoro C-1000

-Kimia
PT Everbright Battery Factory
PT Hari Terang Industrial
PT Indonesia Pet Bottle
PT International Chemical
PT Petindo Jaya Sakti

-Pariwisata
PT Crownprice Jasaboga
PT Ika Surya Fajar
PT Puri Ngayojokarto
PT Happy Day Utama

-Toilet
PT Chandramadya Cemerlang
PT Ultra Prima Abadi
PT Brushindo Cemerlang

-Perdagangan
PT Anugrahtama Binacitra
PT Arta Boga Cemerlang
PT Asti Dama Adhimukti
PT Borfiah Prima Cemerlang
PT Chandrasatya Adiperkasa
PT Chandrasatya Cemerlang
PT Diaharta Adil Makmur
PT Duta Nusa Idaman
PT Dwijaya Fajar Cemerlang

-Logam
PT Ancol Terang Metal Printing Industry
PT Ancol Terang Moderindo
PT Ultra Kemas Langgeng Bersama

-Properti
PT Crownprince Perkasa
PT Gunarajuli Setia
PT Melatitunggal Intiraya

-Keuangan: PT HD Finance
-Kertas: PT Haniwell Murni Company
-Luar Negeri
*Asia Buana Travel & Co. Azo International (Pte) Ltd. (Singapura)
*Sin Tong Travel Services

KELUARGA
Chu Sam Yak (Chandra Djojonegoro)
anak 1: Husain Djojonegoro - Theresjah Irawati Wijardie
anak 2: Chu Jang Lie - Johnlin Yuwono
anak 3: Hamid Djojonegoro - Soe Joeng Hua
anak 4: Pudjiono Djojonegoro - Lie Fie Chen

Chu Sok Sam
anak 1: Chu Pak Hway (Kogan Mandala Chu) - Lee Soei Boan
anak 2: Chu Kok Wai (Sumito Chu) - Ma Chai Ping
anak 3: Chu Kok An (Vincent Kus Chu) - Chen Li Ying

GOSIPNYA
Cikal bakal Grup ABC bermula dari usaha keluarga yang didirikan oleh dua bersaudara: Chandra Djojonegoro alias Chu Sam Yak dan Chu Sok Sam di Medan pada 1948. Awalnya mereka berdagang anggur tradisional yang dikemas dalam botol. Pada 14 Februari 1950, mereka menggandeng Lim Kok Liang, Lim Tong Chai, dan Lim Mia Chuan untuk mendirikan NV Handel Maatschappij May Lian & Co. Perusahaan ini memproduksi minuman anggur tradisional Cap Orang Tua di Semarang, Jawa Tengah.

Perusahaan ini lalu berubah menjadi PT Perindustrian Bapak Djenggot (PBD) yang merupakan cikal bakal Grup Orang Tua dan Grup ABC. Di PBD, kepemilikan saham Chu Sam Yak dan Chu Sok Sam mencapai 42,4%. GOSIPNYA PBD tercatat sebagai produsen terbesar herbal wine tradisional yang menguasai sekitar 70% pangsa pasar.

Tahun 1959 Grup Orang Tua mendirikan PT Everbright Battery Factory yang memproduksi baterai ABC. Keluarga Chu menguasai 31% sahamnya. Tahun 1968 mereka mendirikan International Chemical Ind. CL. Di perusahaan ini dua bersaudara itu memiliki 46,4% saham. Tahun 1973, mereka makin agresif mengembangkan perusahaan dengan mengakuisisi PT Uni Djaja sebesar 31,9% di Medan.

Bisnis consumer goods mulai dirambah dua Chu pada 1975 dengan mengibarkan PT ABC Central Food Industry. Di perusahaan ini mereka menguasai 53% saham. Tahun berikutnya, mereka masuk ke industri toiletries dengan produk perdana sikat gigi Formula lewat PT Ultra Prima Abadi. Di perusahaan ini keluarga Chu tercatat sebagai pemegang saham mayoritas dengan penguasaan 68,5% saham. PT Ancol Terang Printing yang membidangi kemasan kaleng mereka dirikan pada tahun 1978 dengan kepemilikan 40%.

Husain Djojonegoro

Dekade 1980-an, bisnis mereka tambah menggurita di tangan generasi ke-2. Chu Sok Sam meninggal dunia tahun 1986 dan disusul oleh Chandra tahun 1988. Usaha mereka lalu diteruskan oleh tiga putra Chandra: Hamid, Husain, Pudjiono Djojonegoro (anak perempuan Chandra, Chu Jang Lie, tidak ikut serta) dan dibantu oleh anak-anak dari Chu Sok Sam yaitu Kogan Mandala Chu, Sumito Chu, Vincent Kus Chu.

Upaya melanggengkan bisnis keluarga ini memicu mereka membangun perusahaan investasi yang berfungsi mewakili kepemilikan saham di perusahaan. Masing-masing dari mereka membangun kerajaan bisnis sendiri, meski terlihat ada saling silang kepemilikan, misalnya di PT Arta Boga Cemerlang, Hamid memiliki 25% saham pribadi dan sisanya dimiliki anak-anak Chu Sok Sam.

Di antara ketiga generasi kedua keluarga Chu, Hamid terlihat yang paling agresif mengembangkan bisnis pribadi meski kemudian dikembangkan dalam skema kerja sama antar keluarga. Selain Arta Boga Cemerlang, Hamid juga tercatat sukses mengibarkan PT Puri Ngajogjakarta (hotel bintang empat di Yogyakarta berkapasitas 200 kamar), PT Crownprince Jasaboga dan pabrik minyak goreng PT Darmex Oil & Fat di Bekasi.

Tahun 1982 Hamid mendirikan PT Panjang Jiwo Pangan Makmur di Surabaya. Perusahaan ini memproduksi aneka minuman kesehatan seperti Kiranti, Larutan Penyejuk Panjang Jiwo, Larutan Penyejuk Orang Tua dan juga permen Tango. GOSIPNYA saat itu Kiranti tercatat sebagai satu-satunya produk minuman kesehatan bagi wanita yang sedang menstruasi di Indonesia. Sementara itu, permen Tango menempati posisi ke-6 dari 10 pemain di industri permen dalam negeri.

Di tangan Hamid, Husain, dan Kogan, kelompok usaha ABC dan Orang Tua makin menggurita dan merambah berbagai lini bisnis. Ekspansi pun terus dilakukan dengan 3 cara yaitu akuisisi, usaha patungan (joint venture), dan mendirikan perusahaan baru. Tahun 1983 Chandra membangun PT Haniwell Murni Company. Di perusahaan yang menghasilkan pembalut wanita merek Innosense, Honeysoft, dan Modess untuk PT Johnson & Johnson Indonesia itu, keluarga Chandra memiliki saham 50%.

Geliat pasar batu baterai yang menggairahkan membuat mereka kembali mengakuisisi perusahaan lain pada 1982. Separuh saham PT Hari Terang Industrial Co. Ltd. dicaplok. Untuk menguasai pasar batu baterai nasional, pada 1989 PT FDK Indonesia dikibarkan dengan kepemilikan saham 22,5%. Dengan memiliki empat pabrik batu baterai (Everbright, International Chemical, Hari Terang, dan FDK) mereka adalah raja batu baterai Indonesia dengan menguasai 65% pangsa pasar, sisanya diperebutkan oleh pesaing mereka seperti Philips, National dan Eveready. GOSIPNYA skala bisnis baterai Grup ABC saat ini adalah yang terbesar di dunia. Baterai ABC telah diekspor ke lebih dari 50 negara dengan menggunakan merek berbeda-beda. Grup ABC juga melayani permintaan produksi melalui sistem toll manufacturing (memproduksi dengan nama merek sesuai pesanan). GOSIPNYA pasar ekspor ini berkontribusi atas 40% pendapatan baterai ABC.

Sukses sikat gigi Formula membuat mereka lebih agresif lagi menggarap ladang toiletries. Lewat PT Brushindo Cemerlang (yang kemudian lebih dikenal dengan PT Ultra Prima Abadi 2 dan 3) yang didirikan tahun 1984, mereka tampak serius menggarap pasar sikat gigi dan pasta gigi. Selain Formula, mereka juga meluncurkan merek Durodont, ABC Dent, dan Formula Junior. Di perusahaan ini keluarga Chu tercatat mempunyai saham 78,9%. Sikat gigi Formula mencatat rekor sebagai pemimpin pasar (30%), mengalahkan Pepsodent dan Oral B. Merek Formula juga mencatat prestasi dengan produk inovasi terbarunya: pembersih lidah.

Pada tahun 1985 Grup Orang Tua membentuk holding company dengan nama ADA, singkatan dari Attention, Direction and Action. Peningkatan kapasitas produksi dan bertambahnya produk yang dihasilkan membutuhkan tim penjualan yang baik. Untuk menangani jalur distribusinya, ADA menunjuk PT Arta Boga Cemerlang yang telah berpengalaman sejak tahun 1948 sebagai distributor tunggal di Indonesia.

Tahun 1995 ADA kembali berganti nama menjadi Orang Tua. GOSIPNYA merek Orang Tua telah mengakar dalam masyarakat Indonesia dan juga identik dengan minuman kesehatan tradisional di benak konsumen sehingga diperlukan pengubahan nama dan logo.

Divisi penjualan Arta Boga Cemerlang dibedakan atas 3 divisi: divisi Food & Confectionaries (FC) yang menjual produk makanan, divisi Personal Care (PC) yang menjual produk non makanan dan divisi Sweet Water Plus (SW+) yang menjual produk minuman. Pasar tradisional dilayani oleh tim grosir dan tim pengecer. Sedangkan pasar modern dilayani oleh tim supermarket, minimarket dan hypermarket.

Sementara itu, di industri consumer goods, mereka mulai melirik pasar biskuit dengan membangun PT Danone Biskuit Indonesia pada 1994. Di sini keluarga Chu menguasai saham 26%. Setahun berikutnya, mereka juga membangun PT Danone Biskuits Sales & Distribusi. Saham mereka di sini sangat kecil, hanya 5%. Namun pada tahun 1998 dan 1999, kepemilikan saham di kedua perusahaan itu dilepas yang GOSIPNYA sih karena krisis ekonomi. Divestasi saham juga dilakukan tahun 2000 terhadap kepemilikannya di PT FDK Indonesia sebesar 22,5%. Mereka lantas mendirikan FDK Intercallin, perusahaan patungan dengan Alpha Industries Co. Ltd. dan Fuji Electrochemical Co. Ltd. yang memproduksi baterai Alkaline. Perusahaan ini dipercayakan pengelolaannya pada Husain.

Melepas saham di Danone tidak membuat ambisi mereka di bisnis consumer goods surut, mereka malah makin agresif dengan menggandeng perusahaan besar dari AS, H.J. Heinz. Nama perusahaan pun yang semula PT ABC Central Food berubah menjadi PT Heinz ABC Indonesia. Langkah aliansi ini dilakukan untuk memperkuat posisi produk ABC di kawasan Asia. Sejak 1980 produk sirup, sambal, dan saus tomat mereka sudah diekspor ke berbagai negara, seperti AS, Kanada, Australia, Singapura, Malaysia, Brunei, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Denmark, Arab Saudi, Belanda, dan Inggris. Sampai saat ini perusahaan ini memiliki tiga pabrik: di Karawang, Daan Mogot (Jakarta), dan Pasuruan. PT Heinz Indonesia dikendalikan oleh Kogan.

Menggandeng pihak asing juga mereka lakukan dalam memproduksi Kratingdaeng, melalui PT Asiasejahtera Perdana Pharma (1991). Minuman energi ini berasal dari Thailand, dengan merek Red Bull. Di perusahaan ini mereka memiliki saham sampai 65%. Perusahaan ini di bawah komando Husain. Ia juga tercatat mempunyai bisnis pribadi, antara lain PT Indofica Housing yang bergerak di bidang properti di Sunter, Jakarta; restoran Crystal Jade Palace di Jakarta; dan pemilik saham PT Bank Alfa sebesar 20% meski dilikuidasi Pemerintah pada 1997.

Tahun 1990-an, lewat grup, mereka juga agresif mengakuisisi beberapa perusahaan. Tercatat perusahaan yang dibeli, PT Gunarajuli Setia (61,5%), PT Melati Tunggal Intiraya (61,5%), Asti Dama Adhimukti (97,5%), PT Duta Nusa Idaman (100%), Rajuli Reksa (68,5%), Asiatic Union Perdana (75%), dan terakhir tahun 1999 mengakuisi PT Ultra Prima Pangan Makmur (68,5%). PT Rajuli Reksa kemudian berubah menjadi PT Ultra Prima Abadi 4 yang merupakan pabrik shampo di Jakarta dengan merek Atalia. Sementara itu, Ultra Prima Pangan Makmur adalah produsen biskuit wafer Tango dan Milcow. Wafer Tango tercatat sebagai pemicu kebangkitan pasar wafer yang terkesan tidur sehingga dengan cepat Tango mengalahkan kepopuleran biskuit Khong Guan. Tango membuat terobosan dengan mengemas wafernya lebih sederhana dengan kemasan kecil. Didukung komunikasi dan aktivitas pemasaran yang gencar, wafer Tango sukses memimpin pasar biskuit wafer.

Meski begitu, Grup ABC tak selalu menuai sukses. Mie ABC dan Mie President yang dihasilkan oleh PT ABC President Enterprises Indonesia yang didirikan tahun 1992 dengan kepemilikan saham 32,9%, masih jauh tertinggal dari dominasi Indomie keluaran Indofood. Kegagalan Mie President hasil kerjasama dengan President Enterprise Taiwan cukup ironis karena Mie President di Taiwan memimpin pasar. GOSIPNYA kegagalan disebabkan Indofood habis-habisan menyumbat gerak-gerik Mie President. Akibatnya, kerjasama Grup ABC menyuplai kecap dan sambal ke Indofood berantakan. Akibat saling curiga, hubungan keduanya putus dan Kerjasama berakhir tahun 1995. Sementara itu, mi instan Selera Rakyat dan Happy Mie yang diproduksi oleh PT Artha Milenia Pangan Makmur juga tengah digenjot pemasarannya.

ABC juga pernah gagal memasarkan produk minuman bervitamin kemasan botol, Unix. Minuman berkarbonasi orange ini dimatikan karena konsumennya sangat jarang. GOSIPNYA konsumen bingung apakah Unix minuman kesehatan atau pelepas dahaga. Selain itu produk toiletries ABC seperti pasta gigi ABC dent saat ini berada di pangsa pasar yang amat marginal. Produk bedak badan dan shampo merek Atalia juga semakin menghilang. Sementara Haniwell, produk pembalut wanita/bayi, penjualannya tidak begitu menonjol.

Kisah tragis sempat mewarnai produk minuman Galin Bugar. Dalam dua bulan produk baru ini dipasarkan dengan dana milyaran Rupiah di berbagai stasiun TV, termasuk mensponsori acara-acara tinju. Tapi secara tiba-tiba produksi Galin Bugar dihentikan. GOSIPNYA Hamid menganggap adiknya, Husain, mengganggu pasar Kratingdaeng.

Meski begitu, Grup ABC masih tetap kokoh. Ketika krisis moneter tahun 1997 banyak menumbangkan perusahaan-perusahaan besar, tak ada satu pun perusahaan dalam Grup ABC yang dilikuidasi, malahan ada 7 perusahaan baru yang didirikan pasca krismon. GOSIPNYA hal itu dikarenakan pengembangan bisnis mereka tidak pernah terlalu melebar seperti grup lain. Husain memang pernah mempunyai kepemilikan saham di Bank Alfa tapi atas nama pribadi, bukan grup. Sangat sulit mendapatkan berita mengenai para pemilik Grup ABC ini karena Grup ABC tidak go public dan mereka tidak wajib melaporkan kondisi perusahaan kepada publik (GOSIPNYA sih mereka tidak mau dekat dengan pemerintah karena takut dijadikan sapi perahan pemerintah Orde Baru).

Pada tahun 2001 Arta Boga Cemerlang mendirikan pusat distribusi logistik tersendiri yang menyediakan jasa gudang/penyimpanan bagi para produsen dan memiliki jaringan pengiriman yang luas ke seluruh Indonesia. Hal ini menjamin ketepatan waktu pengantaran ke setiap kota dan pulau di Indonesia. GOSIPNYA menurut mereka hal ini dikarenakan aspek distribusi merupakan kekuatan inti pemasaran.

GOSIP HAMID DJOJONEGORO
Hamid Djojonegoro & Soe Joeng Hua

Diantara 4 anak Chandra, Hamid adalah yang paling temperamental. Sesekali Hamid ke kantor untuk mengecek keadaan. Pada Juni 2003 kemarahannya meledak karena bad debt mencapai Rp. 1,2 milyar. Yang paling besar adalah di Jawa Barat, 500 juta Rupiah. Kepala wilayah yang bertanggung jawab harus menemukan alasan tepat yang mengakibatkannya, meski uang macet itu tak sebanding dengan target penjualan satu wilayah yang rata-rata Rp. 30-40 milyar/bulan. Kalau tak ada alasan yang masuk akal dan meyakinkan, kepala wilayah harus bersiap-siap menerima omelan Hamid.

Kepala wilayah yang uangnya macet itu bisa dikatakan beruntung karena ternyata ada uang yang tak tertagih. Yang lebih sial adalah rekannya di bagian keuangan yang kena damprat gara-gara laporan keuangan jeblok meski bagian keuangan hanya bertugas melaporkan. Padahal, seringkali target meleset akibat terlampau kuatnya tekanan Hamid yang selalu mematok pertumbuhan 30% per tahun. Dalam presentasi rencana penjualan, bagian pemasaran dan distribusi tak berani memasang target lebih kecil dari tahun sebelumnya. Meski dinilai baik, target tersebut tidak selamanya bisa direalisasikan karena situasi kadang tidak menentu seperti melesunya pasar membuat tagihan sulit ditarik sehingga mengakibatkan bad debt.

GOSIPNYA terkadang persoalan malah dibuat oleh Hamid sendiri. Suatu waktu Hamid pernah membatalkan iklan komersial yang sudah selesai dibuat dan siap tayang di televisi karena mendadak ia merasa kurang sreg dengan iklan itu. Tapi, seminggu setelahnya mendadak Hamid memutuskan untuk menayangkan iklan itu. Akibatnya, terbuanglah uang Rp. 500 juta lebih secara sia-sia dan di akhir tahun, bagian keuangan mesti siap kena omelan gara-gara ada pembengkakan biaya. Bukan cuma itu karena Grup Orang Tua belum mengonsolidasi sekian banyak anak perusahaannya, maka satu perusahaan bisa mendadak harus mengeluarkan anggaran tidak terduga untuk perusahaan lain. Ini murni keputusan Hamid dan tidak seorang CEO pun berani menolak.

Para kepala wilayah juga beruntung karena Hamid kini tak lagi seperti dulu yang GOSIPNYA bila kemarahannya sudah tak terkontrol LCD seharga Rp. 40 juta bisa 3-4 kali hancur karena dibanting. GOSIPNYA ketika Mie ABC penjualannya dianggap gagal, sekitar 25 manajer dipecat sebagai hukumannya.

GOSIPNYA kini temperamen itu perlahan-lahan mulai menyusut karena pengaruh James Riady yang religius. GOSIPNYA keduanya bertemu di suatu gereja karena merupakan jemaat di gereja yang sama. Perlahan-lahan Hamid juga mulai bisa menghargai proses bukan hanya berorientasi target. Yang mendorong Hamid mudah marah adalah karena ia orang yang perfeksionis dan menjauhi sikap berpuas diri. Ia tidak hanya menjadi orang yang selalu menuntut, tapi juga sangat menghargai prestasi. Uang Rp. 100 juta bisa dihadiahkan pada mereka yang prestasinya bagus.

Hamid dinilai sebagai karakter pemimpin yang inovatif dan visioner. Ketika bepergian ke luar negeri misalnya, ia membeli produk-produk yang ia anggap belum ada di Indonesia. Kiranti dan Kratingdaeng adalah beberapa contohnya. Tapi, karena ia adalah orang yang perfeksionis, ia sering meminta anggota keluarganya mencoba terlebih dulu sebelum dilempar ke pasar. Pada saat Kiranti belum meluncur contohnya, istrinya dipaksa mencicipi selama tiga bulan penuh untuk melihat sejauh mana khasiatnya. Bahkan, karena saking rajinnya ia mencermati produk, ruang rapat di lantai empat kantor PT Arta Boga Cemerlang ia ubah jadi seperti supermarket. Rak-rak penuh dengan barang, bukan hanya dari produk buatan sendiri, tapi juga milik pesaing dan produk dari luar negeri.

Selain produk, ia juga kerap membawa oleh-oleh buku sepulang dari mancanegara. Ia sangat memperhatikan pengetahuan para karyawannya sehingga pada tahun 2001 ia mewajibkan seorang karyawan ikut pelatihan dua kali dalam sebulan. Selain menempel kutipan-kutipan motivasi di dinding kantor, ia mengembangkan I-Care (Intelectual Capital Asset REsources), institut pengembangan sumber daya, meniru Astra Management Development Institute. Ia juga mendorong karyawannya belajar langsung dari lapangan, tidak hanya di ruang kelas atau kantor. Kepada semua karyawan, baik level manajer yunior maupun CEO, bagian pabrik maupun keuangan, diwajibkan mengetahui urusan pasar.

Kegiatan ini dilakukan minimal dua minggu sekali. Bila jadwal kunjungan sudah diatur, hari Minggu pun CEO harus mau merambah pasar becek. Bukan cuma eksekutif yang diperlakukan seperti itu, bahkan anak-anaknya pun diwajibkan melakukan hal serupa. Setiap liburan sekolah tiba, Hamid menyuruh mereka pulang dari Amerika Serikat untuk pergi ke pasar becek. Anak tertuanya, Soeharto sering disuruh kerja lembur, sementara anak perempuannya berjualan keliling Sumatera.

Bila Hamid tergolong orang yang percaya SDM terdidik, Husain sangat mementingkan keahlian, meskipun hanya lulusan SMA. Perbedaan ini sempat menjadi masalah ketika perusahaan milik Husain, PT Hari Terang, merger dengan ABC pada tahun 1997. Karyawan yang tidak tersaring kriteria Hamid, yakni berpendidikan tinggi, sempat mengganggu suasana dengan menyebarkan isu macam-macam.

Berbeda dengan Husain, Hamid masih mengatur hingga ke urusan teknis. Masalah pengangkatan kepala cabang misalnya, ia masih ingin tahu orangnya seperti apa. Bahkan untuk masalah pembelian mobil seharga Rp. 125 juta pun harus mendapat persetujuan darinya. Meski banyak perbedaan, keduanya sama-sama memegang kendali atas empat hal: keuangan, pajak, database dan hal-hal menyangkut investasi. Kesamaan lainnya mereka sering menerapkan elevator test decision making. Artinya, keputusan bisa diambil secepat ketika kita naik lift. Ketika ada yang mengajukan proposal maka waktu yang disediakan hanya dua menit untuk membicarakannya. Menit ketiga, keputusan sudah diambil. Mereka juga sama-sama tidak ingin terlihat kaya. Mereka jarang memakai dasi, pergi ke kantor memakai selop dan naik Toyota Kijang. Hal yang kontras terjadi di Singapura dimana mereka mengendarai Porsche, mengoleksi porselen, barang antik dan lukisan mahal.

Stephanie Riady & Soebroto Djojonegoro

Pernikahan Stephanie & Soebroto dihadiri Susilo Bambang Yudhoyono

Hubungan Hamid dengan James Riady ternyata berbuah pernikahan anak sulung Hamid, Soeharto, dengan putri sulung James, Caroline, pada 18 Juni 2005. Hubungan harmonis Hamid dengan James berlanjut dengan pernikahan anak ketiga Hamid, Soebroto, dengan anak ketiga James, Stephanie pada 22 september 2012 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Keluarga Djojonegoro berada di peringkat ke 34 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes tahun 2013 dengan kekayaan 875 juta Dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.